Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KEGIATAN PEMBINAAN KEARSIPAN DI KANTOR

ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA


TENGAH
Nimas Kirana Ratri*), Ika Krismayani
Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian yang berjudul “Analisis Kegiatan Pembinaaan Kearsipan di Badan Arsip dan Perpustakaan
Daerah Provinsi Jawa Tengah” ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan desain penelitian
studi kasus. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi partisipatif,
tinjauan literatur, dan wawancara kepada informan yang ditentukan dengan metode purposive
sampling. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Tujuan
penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui bagaimana kegiatan pembinaan kearsipan di Barpusda Provinsi
Jawa Tengah, 2. Mengetahui bagaimana standar kegiatan pembinaan kearsipan yang dilaksanakan
oleh Barpusda Provinsi Jawa Tengah berdasarkan peraturan pembinaan kearsipan, 3. Mengetahui apa
saja kendala yang dialami dalam kegiatan pembinaan kearsipan yang dilaksanakan oleh Barpusda
Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Kegiatan pembinaaan kearsipan berawal
dari tahap perencanaan yang bertujuan untuk mempersiapkan beberapa arspek seperti anggaran,
sarana prasarana dan arsiparis sebagai pelaksana kegiatan pembinaan kearsipan. Adapun lembaga
yang dibina yaitu SKPD, UPTD, LKD, BUMD. Dalam kegiatan pembinaan ini tim dibagi minimal 3-
4 orang arsiparis. Adapun pedoman yang digunakan dalam kegiatan pembinaan kearsipan adalah UU
No. 43 Tahun 2009, PP No. 28 tahun 2012 tentang Kearsipan, dan SOP kegiatan pembinaan Barpusda
Provinsi Jawa Tengah. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembinaan yaitu: 1. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terbatas. 2. Pengalokasian dana kegiatan kearsipan belum sesuai dengan
kebutuhan. 3. Sarana dan prasarana kegiatan pembinaan kearsipan masih kurang.

Kata Kunci: pembinaan kearsipan, kegiatan kearsipan, barpusda jateng.

Abstract
The study entitled "Archives Coaching Activity Analysis at Library and Archive Agency of
Central Java" is a descriptive qualitative research with case study research design. Methods of data
collection in this research was conducted through participant observation, literature review and
interviews with informants were determined by purposive sampling method. Analysis of the data in
this study using triangulation techniques. The purpose of this study are: 1. Knowing how archival
development activities in Barpusda Central Java Province province, 2. Knowing how archival
standards development activities carried out by the Barpusda Central Java Province based on the
regulation of archives, 3. Knowing what Any constraints experienced in archival development
activities carried out by the Barpusda Central Java Province. The results of the study explained that
the activity in the archival coaching starting from the planning stage aimed at preparing some arspek
such as the budget, infrastructure and archivists as executive coaching archival activities. The
institutions that fostered that SKPD, UPTD, LKD. In this coaching activity at least 3-4 people teams
divided archivists. The guidelines are used in the development of archives is Law No. 43 In 2009, PP
28 of 2012 on Archives, and SOP development activities Barpusda Central Java Province. The
constraints faced in development activities namely: 1. Human Resources (HR) is limited. 2. Allocation
of funds within the archival activities are not accordance with the needs. 3. Facilities and
infrastructure in archival are lacking.

Keywords: coaching archives, archives activity, barpusda jateng.

\
*)

Korespondensi
Penulis
E-mail:
klaudianimas@yahoo.
com
1. Pendahuluan Kegiatan Pembinaan di Badan Arsip dan
Kegiatan pembinaan kearsipan merupakan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
salah satu faktor pendukung yang sangat penting
untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam 2. Landasan Teori
kegiatan kearsipan bagi para pengelola arsip, baik 2.1 Pembinaan Kearsipan
yang berada di lembaga kearsipan daerah maupun Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan
para pengelola arsip yang berada di sebuah kantor kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil
ataupun instansi. Dengan adanya kegiatan pembinaan guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dalam bidang kearsipan ini diharapkan para pengelola (Badudu, 2002: 316).
arsip dapat lebih memahami cara dan metode dalam Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau
kegiatan pengelolaan arsip yang baik dan benar. pernyataan menjadi lebih baik. Pembinaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem
dasarnya dilakukan oleh arsiparis lembaga kearsipan pembaharuan dan perubahan (change). Pembinaan
di setiap lingkup masing-masing daerah. Undang- merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni
Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan
menjelaskan bahwa Arsip Nasional Republik yang berencana serta pelaksanaannya. Pembinaan
Indonesia (ANRI) bertugas untuk memberikan berusaha untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam
pembinaan kearsipan kepada instansi pusat dan suatu perubahan dan pembaharuan yang dilakukan
lembaga arsip di daerah, lembaga arsip daerah tanpa mengenal berhenti (Miftah, 1997: 16-17).
provinsi bertugas untuk melaksanakan kegiatan Dari penjelasan tersebut di atas, maka
pembinaan kearsipan kepada instansi provinsi dan pembinaan yang dimaksud adalah pembinaan
lembaga arsip di daerah kabupaten atau kota, dan kepribadian secara keseluruhan. Secara efektif
lembaga arsip di daerah kabupaten atau kota dilakukan dengan memperhatikan sasaran yang akan
memiliki tugas untuk melaksanakan kegiatan dibina. Pembinaan dilakukan meliputi pembinaan
pembinaan kearsipan kepada instansi ataupun SKPD moral, pembentukan sikap dan mental. Pembinaan
yang berada di lingkup masing-masing daerahnya mental merupakan salah satu cara untuk membentuk
(UU No. 43, 2009: 7-8). akhlak manusia agar memilik pribadi yang bermoral,
Kegiatan pembinaan kearsipan yang berbudi pekerti luhur dan bersusila, sehingga
dilaksanakan oleh lembaga kearsipan daerah dapat seseorang dapat terhindar dari sifat tercela sebagai
berupa seperti pemberian pedoman dalam langkah penanggulangan terhadap timbulnya
penelitian, pengembangan, perencanaan dan kenakalan remaja.
pengawasan. Di samping itu diberikan pula standar, Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun
arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, 2009 tentang Kearsipan BAB I Pasal 1 Kearsipan
pengendalian, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi. adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip. Menurut
Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Odgers (2005: 364), kearsipan adalah manajemen
Jawa Tengah merupakan salah satu lembaga arsip dan arsip sebagai proses pengawasan, penyimpanan, dan
perpustakaan daerah provinsi yang memiliki tugas pengamanan dokumen serta arsip baik dalam bentuk
untuk melaksanakan kegiatan pembinaan kearsipan kertas maupun media. Menurut Charman (1998: 16-
kepada kantor arsip daerah kabupaten atau kota dan 20), kearsipan yaitu sebagai proses yang menitik
instansi yang berada di lingkup provinsi jawa tengah. beratkan pada efisiensi administrasi perkantoran,
Kegiatan pembinaan kearsipan di antaranya pengelolaan dan pemusnahan dokumen apabila tidak
dilaksanakan juga kepada Satuan Kerja Perangkat diperlukan.
Daerah (SKPD) yang berada di Jawa Tengah. Dari penjelasan tersebut, maka kearsipan
Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi dapat disimpulkan sebagai hal-hal yang berhubungan
Jawa Tengah mempunyai kekurangan tenaga kerja dengan arsip atau suatu proses mulai dari penciptaan,
arsiparis, bantuan dana dari pusat yang terbatas, dan penerimaan, pengumpulan, pengaturan,
pengadaan program yang kurang sehingga memiliki pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta
keterbatasan dalam memenuhi standar yang penyimpanan warkat menurut sistem tertentu. Saat
dikeluarkan oleh ANRI dalam kegiatan kearsipan. dibutuhkan dapat dengan mudah, cepat dan tepat
Kegiatan pembinaan kearsipan di provinsi Jawa ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut tidak bernilai
Tengah, tentunya tidak serta merta berjalan dengan guna lagi, maka harus dimusnahkan.
baik. Adanya beberapa permasalahan kearsipan yang Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
dihadapi dalam pembinaan kearsipan adalah hal yang tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
menyangkut kebijakan pembinaan kearsipan di Pemerintah, Pemerintahan daerah provinsi, dan
daerah. Sebenarnya permasalahan yang timbul bukan pemerintahan kabupaten/kota, menyebutkan bahwa
sekedar masalah bagi arsiparis atau petugas arsip, urusan kearsipan merupakan salah satu dari 31 urusan
akan tetapi permasalahan instansi secara menyeluruh yang dibagi bersama antara pemerintah,
yang berada di daerah terkait. pemerintahan daerah provinsi, dan kabupetan/kota.
Hal tersebut akhirnya mendorong peneliti Distribusi pembagian urusan kearsipan ini dapat
untuk mengkaji tema melalui judul “Analisis dipaparkan sebagai berikut: pemerintah (pusat)
bertugas pada 5 (lima) ranah, yang meliputi (a) b. Optimalisasi fungsi dilakukan dengan
kebijakan (b) pembinaan, (c) penyelamatan, perumusan fungsi dan tugas standar agar dapat
pelestarian, dan pengamanan, (d) akreditasi dan memenuhi cakupan fungsi dan tugas yang
sertifikasi, dan (e) pengawasan/ supervisi. Pada diamanatkan oleh Undang-Undang Kearsipan.
urusan pembinaan, yang dimaksud adalah pembinaan c. Optimalisasi program-program kearsipan
kearsipan terhadap lembaga negara dan badan sesuai dengan amanat peraturan perundang-
pemerintahan tingkat pusat, lembaga vertikal, undangan dibidang penyelenggaraan
provinsi dan kabupaten/ kota (PP No. 38, 2007: 8-9). kearsipan.
Perka ANRI Nomor 22 Tahun 2012 tentang d. Optimalisasi kegiatan kearsipan yang dapat
Desain Pembinaan Kearsipan pada Pemerintahan memenuhi kebutuhan dan dirasakan
Daerah pada Pasal 2 menjelaskan bahwa ruang manfaatnya oleh pemerintah dan masyarakat
lingkup pembinaan kearsipan pada pemerintahan (Perka ANRI No. 22, 2012: 10).
daerah meliputi: 2. Sumber Daya Manusia
a. Peran dan Tanggung Jawab Pembinaan; Pembinaan SDM kearsipan diarahkan pada:
b. Mekanisme Pembinaan; dan a. Pemenuhan kecukupan kebutuhan arsiparis
c. Program Pembinaan. secara kuantitatif dan kualitatif. Koordinasi
Selanjutnya dalam Perka ANRI Nomor 22 untuk pengembangan arsiparis dilaksanakan
Tahun 2012 tentang Desain Pembinaan Kearsipan lebih intensif dengan lembaga-lembaga
pada Pemerintahan Daerah pada Bab 2 menjelaskan terkait.
bahwa Lembaga Kearsipan Daerah dapat b. Penyebaran dan pemberdayaan arsiparis di
melaksanakan perannya sebagai pembina kearsipan suatu kementerian, lembaga, daerah, lembaga
di wilayahnya apabila telah memenuhi syarat sebagai pendidikan, badan usaha, dan organisasi
berikut: kemasyarakatan agar arsiparis tidak hanya
1. Memiliki arsiparis, dengan komposisi: bekerja untuk lingkungan unit kerja/satuan
a. Arsiparis terampil sesuai dengan kebutuhan. kerja dimana ia ditempatkan, melainkan dapat
b. Arsiparis ahli sesuai dengan kebutuhan. diberdayakan lebih dinamis dengan
2. Arsiparis sebagaimana dimaksud yaitu, telah memberinya tugas untuk menangani penataan
mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun arsip di unit/ satuan kerja lain sesuai dengan
bimbingan teknis sesuai dengan materi binaan dan kebutuhan. Untuk hal ini, pimpinan Unit
telah memperoleh sertifikat berdasarkan sertifikasi Kearsipan/ Lembaga Kearsipan perlu
dari ANRI. menempuh langkah koordinasi secara
Penetapan kebijakan kearsipan nasional persuasif dan lebih intensif.
meliputi: pembinaan, pengelolaan arsip, c. Dalam hal lembaga yang dibina belum
pembangunan SKN, pembangunan SIKN, dan memiliki kecukupan arsiparis, pengangkatan
pembentukan JIKN, organisasi, pengembangan pengelola arsip harus diarahkan agar
sumber daya manusia, prasarana dan sarana, kemampuan teknis dari pegawai yang ditugasi
pelindungan dan penyelamatan arsip, sosialisasi sebagai pengelola kearsipan menjadi
kearsipan, kerja sama, dan pendanaan. Dapat kita perhatian. Untuk hal ini, koordinasi dan
cermati bahwa pembinaan kearsipan berada pada sinkronisasi program kediklatan atau
tingkat kabupaten sampai nasional, artinya bimbingan teknis perlu ditingkatkan.
pembinaan kearsipan merupakan urusan yang cukup d. Pola karier dan kesejahteraan dengan
penting dan patut mendapatkan perhatian dalam memperhatikan rasio pekerjaan yang dapat
kegiatan kearsipan baik itu di pusat maupun di menghasilkan angka kredit dengan keberadaan
daerah. arsiparis maupun penerapan reward and
punishment untuk arsiparis maupun pengelola
2.2 Aspek-Aspek dalam Kegiatan Pembinaan arsip, agar dapat memacu semangat kerja
Kearsipan penataan arsip secara berkesinambungan
Guna mewujudkan sasaran di atas, pembinaan (Perka ANRI No. 22, 2012: 11).
dilakukan terhadap beberapa aspek. Perka ANRI 3. Sarana - prasarana
Nomor 22 Tahun 2012 tentang Desain Pembinaan Pembinaan terhadap pemilihan dan
Kearsipan pada Pemerintahan Daerah, menjelaskan penggunaan sarana dan prasarana diarahkan pada
bahwa aspek dari kegiatan pembinaan meliputi: terpenuhinya standar kualitas sarana dan prasarana
1. Kelembagaan kearsipan yang dibutuhkan untuk tujuan keselamatan
Pembinaan kelembagaan dilakukan guna arsip, tanpa menimbulkan efek pemborosan. Tujuan
menuju peningkatan optimalisasi lembaga beserta adanya standar sarana dan prasarana arsip adalah
tugas-fungsi dan program yang dibuat, melalui: demi terpenuhinya hal-hal sebagai berikut:
a. Optimalisasi lembaga sesuai dengan a. Standar prasarana arsip:
kebutuhan baik dalam hal bentuk, 1) Gedung/ ruang perkantoran;
perumpunan, maupun tingkat eselonering. 2) Ruang pusat arsip inaktif (record center);
3) Gedung depo, dengan kelengkapan fungsinya);
4) Ruang visualisasi dan ruang pelayanan sudah dimiliki oleh sebuah lembaga
informasi. berdasarkan prinsip aturan asli (principle of
b. Standar sarana arsip: original order) serta karakteristik organisasi
1) Sarana penataan dan penyimpanan arsip aktif (Perka ANRI No. 22, 2012: 12-13).
pengolah/ unit kerja; 5. Anggaran
2) Sarana penataan, penyimpanan, dan perawatan Anggaran kearsipan akan lebih diperjuangkan,
arsip inaktif di record center; dengan mendasarkan pada landasan-landasan formal
3) Sarana penataan, penyimpanan, dan perawatan yang dapat memperkuat ditetapkannya
arsip statis di depo. programprogram kearsipan. Perlu dikemas dengan
c. Sarana penataan, penyimpanan, dan perawatan lebih rapi catatan prestasi di bidang kearsipan yang
arsip vital dan arsip terjaga dengan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Alokasi
pengelolaan secara khusus (Perka ANRI No. dan penggunaan anggaran dilakukan lebih sinergis,
22, 2012: 11-12). baik antar fungsi di setiap Lembaga Kearsipan
4. Sistem maupun antara ANRI dengan Lembaga Negara dan
Pembinaan terhadap sistem pengelolaan arsip, Daerah (Perka ANRI No. 22, 2012: 13).
terutama diarahkan pada terbangunnya:
a. Cara menata dan mengelola arsip yang dapat 2.3 Pembagian Kewajiban Pembinaan Kearsipan
menjamin: Sebagaimana diatur dalam pasal 8 Undang-
1) Keutuhan, keautentikan, dan keterpercayaan Undang Nomor 43 Tahun 2009, mengingat kondisi
arsip yang tercipta. saat ini dan setelah hampir 4 dasarwasa terhitung
2) Keutuhan diwujudkan dengan orientasi sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971
kelengkapan berkas. Sistem dibangun agar digulirkan, peran dan tanggungjawab pembinaan
tidak sampai menimbulkan akibat terpisah- kearsipan masih dirumuskan secara bersusun dan
pisahnya informasi dari suatu kesatuan berkas. berlapis. Pelapisan peran dan tanggungjkawab ini
3) Otentisitas diwujudkan dengan pemberian diharapkan tidak dipahami sebagai tumpang tindih
bukti/tanda otentikasi pada setiap item arsip peran melainkan sebagai sebuah upaya untuk saling
guna menunjukkan adanya pihak yang membantu dalam mewujudkan hasil binaan yang
bertanggungjawab atas terciptanya arsip. hendak dicapai.
4) Keterpercayaan (reliabilitas) diwujudkan Mengikuti ketentuan sebagaimana disebut di
dengan menjaga catatan perjalanan dan atas, pembagian peran dan tanggung jawab
landasan hukum agar dapat ditelusuri bahwa pembinaan kearsipan dipetakan sebagai berikut.
arsip dan/atau berkas tertentu memang dibuat 1. ANRI bertanggungjawab atas Pembinaan kearsipan
dalam ruang lingkup tugas dan fungsi nasional. Berkaitan dengan tanggungjawab
organisasi serta pejabat yang tersebut, ANRI memiliki peran untuk melakukan
bertanggungjawab untuk itu. pembinaan terhadap:
5) Legalitas, diwujudkan dengan mendorong a. lembaga pencipta arsip tingkat pusat dan
kejelasan orang/pejabat yang memiliki daerah,
kewenangan untuk memberikan pengesahan b. lembaga kearsipan daerah provinsi,
atas arsip hasil penggandaan/hasil alih media. c. lembaga kearsipan daerah kabupaten/ kota, dan
b. Tersedianya berkas arsip yang dapat diakses d. lembaga kearsipan perguruan tinggi.
dengan aman, mudah, dan murah dengan 2. Pembinaan Kearsipan Daerah (LKD) Provinsi,
informasi yang benar, akurat, dan tidak bertanggungjawab atas pembinaan kearsipan
menyesatkan, untuk kepentingan: untuk wilayah propinsi. Berkaitan dengan
1) Internal organisasi, antara perencanaan dan tanggungjawab tersebut, LKD Prov. memiliki
pengambilan keputusan, pendataan dan peran untuk melakukan pembinaan terhadap:
perlindungan aset, memperkuat neraca a. Lembaga pencipta arsip di lingkungan daerah
kekayaan BMN, meningkatkan pelayanan. provinsi, meliputi:
2) Kepentingan akuntabilitas, antara lain: 1) SKPD Prop.
penilaian dan evaluasi kinerja internal, 2) Penyelenggara pemerintahan daerah propinsi
menghadapi pemeriksaan internal pemerintah, yang lain.
pemeriksaan oleh BPK, dan untuk 3) BUMD Propinsi.
pertanggungjawaban publik. b. Lembaga kearsipan daerah kabupaten/ kota.
3) Penyelamatan memori unit kerja, memori c. Masyarakat.
lembaga, maupun memori bangsa. Sesuai 3. Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) Kabupaten/
dengan karakteristik struktur organisasi Kota, bertanggungjawab atas pembinaan
masing-masing lembaga yang dibina, kearsipan untuk wilayah Kabupaten/ Kota.
pembuatan system secara manual maupun Berkaitan dengan tanggungjawab tersebut, LKD
aplikasi system secara elektronik tidak harus Kabupaten memiliki peran untuk melakukan
dilakukan penyeragaman. Hal ini ditempuh pembinaan terhadap:
guna menghormati system pengelolaan yang
a. Lembaga pencipta arsip di lingkungan daerah 2.4 Tujuan Pembinaan
kabupaten/ kota meliputi: Pembinaan kearsipan memiliki tujuan yang
1) SKPD Kabupaten/ Kota. ingin dicapai. Tujuan pembinaan kearsipan yang
2) Penyelenggara pemerintahan daerah propinsi dijelaskan dalam Perka ANRI Nomor 22 Tahun 2012
yang lain. tentang Desain Pembinaan Kearsipan pada
3) BUMD Kabupaten/Kota. Pemerintahan Daerah, Tujuan pembinaan kearsipan
b. Desa/ Kelurahan. adalah:
c. Masyarakat. 1. Meningkatnya pemahaman dan kesadaran
4. Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) perguruan masyarakat tentang arti pentingnya arsip bagi
tinggi, bertanggungjawab atas pembinaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
kearsipan untuk lingkungan perguruan tinggi. bernegara.
Berkaitan dengan tanggungjawab tersebut, LKD 2. Meningkatnya kemampuan melakukan
PT memiliki peran untuk melakukan pembinaan pengelolaan arsip bagi kementerian, lembaga,
terhadap satuan kerja dan civitas akademika di pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan
lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan. organisasi kemasyarakatan.
Pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas 3. Tersedianya kebijakan yang mendukung
antar Lembaga Kearsipoan diharapkan dapat pengelolaan arsip di setiap di setiap kementerian,
menghindarkan kegiatan yang tumpang tindih dan lembaga, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,
mengakibatkan pemborosan/ inefisiensi. dan organisasi kemasyarakatan.
Kesamaan obyek pembinaan dalam 4. Tersedianya sumber daya pendukung yang
rumusan pada pasal 5 Undang-Undang Nomor 43 memenuhi standar dan kualitas dalam mendukung
Tahun 2009 harus dipahami sebagai perumusan pengelolaan arsip di setiap pencipta arsip maupun
tanggung jawab secara berlapis guna lembaga kearsipan (Perka ANRI No. 22, 2012: 9).
mengantisipasi kekurangsiapan Lembaga
Kearsipan yang seharusnya memiliki tanggung 2.5 Pengertian Arsiparis
jawab pembinaan (Perka ANRI No. 22, 2012: 14- Arsiparis sebagai sebuah profesi mengandung
15). pengertian baik pengertian secara terminologi
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 maupun secara fungsional aplikatif yang
tentang Kearsipan menjelaskan pembagian tugas dikemukakan oleh para pakar di bidang kearsipan.
dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kearsipan Adapun yang dimaksud dengan arsiparis berdasarkan
di lingkup masing-masing daerah. Pembagian Pasal 1 angka 10 UU No. 43 tahun 2009 tentang
tugas pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut Kearsipan adalah seseorang yang memiliki
sebagai berikut: kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh
Tabel 1: Pembagian Kewenangan Lembaga melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan
Kearsipan (UU No 43 Thn 2009) pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas,
dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan
Lembaga kearsipan. Sedangkan arsiparis menurut pasal 1
Lembaga
Arsip angka 1 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
ANRI Arsip
Kabupaten/ Negara Nomor: PER/3/M.PAN/2009 tentang Jabatan
Provinsi
Kota Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya adalah
ANRI Arsip daerah Arsip jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
memiliki tugas provinsi daerah tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
melaksanakan memiliki kabupaten/ kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan
pembinaan tugas kota yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak
kearsipan melaksanakan memiliki dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh
secara : pembinaan tugas: pejabat yang berwenang. Namun menurut
nasional kearsipan pembinaan Burhanuddin (2013: 2), profesi arsiparis adalah orang
terhadap terhadap kearsipan yang memiliki latar belakang teori dan minat
pencipta arsip pencipta arsip terhadap kearsipan. Sehingga perlu digarisbawahi bahwa
tingkat pusat di lingkungan pencipta seorang arsiparis tidak harus melulu berstatus
dan daerah, daerah arsip di Pegawai Negeri Sipil, melainkan seorang yang
arsip daerah provinsi dan lingkungan memiliki latar belakang teori kearsipan dan
provinsi, arsip terhadap arsip daerah bertanggung jawab mengelola arsip sebuah instansi
daerah daerah kabupaten/ tertentu.
kabupaten/ kabupaten/ kota.
kota. kota. 2.6 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Arsiparis
Tugas, fungsi, dan wewenang arsiparis diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan, yang menjelaskan bahwa penelitian. Dalam penelitian jenis penelitian yang
tugas dan fungsi arsiparis meliputi: digunakan peneliti yaitu penelitian kualitatif
1. Menjaga terciptanya arsip dari kegiatan yang deskriptif. Leedy dan Ormrod dalam Saroso
dilakukan oleh lembaga negara, pemerintahan menjelaskan penelitian kualitatif merupakan
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam
organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan; seting dan konteks naturalnya dimana peneliti
2. Menjaga ketersediaan arsip yang autentik dan berusaha untuk tidak memanipulasi fenomena yang
terpercaya sebagai alat bukti yang sah; diamati (2012: 7). Sedangkan penelitian kualitatif
3. Menjaga terwujudnya pengelolaan arsip yang deskriptif menurut Mukhtar adalah sebuah penelitian
andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan yang dimaksudkan untuk mengungkap sebuah fakta
ketentuan perundang-undangan; empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan
4. Menjaga keamanan dan keselamatan arsip yang pada logika keilmuan, prosedur dan didukung oleh
berfungsi untuk menjamin arsip-arsip yang metodologi dan teoritis yang kuat sesuai disiplin
berkaitan dengan hak-hak keperdataan rakyat keilmuan yang ditekuni, sehingga penelitian dapat
melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang dideskripsikan secara jelas (Mukhtar, 2013: 29).
autentik dan terpercaya; Dengan demikian penulis dapat mengambil
5. Menjaga keselamatan dan kelestarian arsip kesimpulan bahwa penelitian kualitatif deskriptif
sebagai bukti pertanggungjawaban dalam adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan fenomena mengenai suatu hal yang berlandaskan
bernegara. pada prosedur yang didukung kuat sesuai dengan
6. Menjaga keselamatan aset nasional dalam bidang keilmuan yang ditekuni tanpa tidak memanipulasi hal
ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan, serta informasi yang didapatkan selama melakukan
keamanan sebagai identitas dan jati diri bangsa; penelitian. Adapun tujuannya yaitu ingin
dan mendiskripsikan hasil penelitian secara lebih jelas.
7. Menyediakan informasi guna meningkatkan Adapun pendekatan penelitian yang peneliti
kualitas pelayanan public dalam pengelolaan dan gunakan yaitu menggunakan desain studi kasus.
pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya. Ghony berpendapat bahwa desain penelitian studi
Sedangkan tugas pokok arsiparis yang kasus merupakan penelitian tentang suatu keatuan
tertuang dalam Keputusan Menteri PAN Nomor sistem. Maksud dari kesatuan ini adalah sesuatu yang
09/KEP/M.PAN/2002 tentang Jabatan Fungsional dapat berupa program, kegiatan, peristiwa atau
Arsiparis dan Angka Kreditnya adalah melaksanakan sekelompok individu, waktu atau ikatan tertentu
kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan (2012: 61-62). Atas dasar tersebut, setelah
yang meliputi ketatalaksanaan kearsipan, pembuatan mendapatkan hasil penelitian, peneliti berharap dapat
petunjuk kearsipan, pengolahan arsip, penyimpanan menggambarkannya data yang diperoleh secara detail
arsip, konservasi arsip, layanan kearsipan, publikasi dan rinci.
kearsipan, pengkajian dan pengembangan kearsipan,
pembinaan dan pengawasan kearsipan. 3.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Jenis dan sumber data yang digunakan dalam sebuah
arsiparis mempunyai wewenang yang diatur dalam penelitian, dapat menunjukkan jenis penelitian yang
Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2012 tentang digunakan dan cara pencarian data yang dibutuhkan.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 a. Jenis Data
tentang Kearsipan meliputi: Dalam kegiatan penelitian ada dua jenis data
1. Menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggung yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam
jawabnya oleh pengguna arsip apabila dipandang penelitian ini data yang digunakan yaitu data
penggunaan arsip dapat merusak keamanan kualitatif. Menurut Moleong dalam Arikunto (2010:
informasi dan/ atau fisik arsip; 170), menyatakan bahwa sumber data kualitatif
2. Menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggung merupakan tampilan yang berupa kata-kata lisan atau
jawabnya oleh pengguna arsip yang tidak berhak tertulis yang dicermati oleh peneliti dan benda-benda
sesuai dengan ketentuan pertundang-undangan; yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap
dan maksna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.
3. Melakukan penelusuran arsip pada pencipta arsip b. Sumber Data
berdasarkan penugasan oleh pimpinan pencipta Sedangkan sumber data adalah subjek dari
arsip atau kepala lembaga kearsipan sesuai mana data tersebut dapat diperoleh (Arikunto, 2010:
dengan kewenangannya dalam rangka 171). Dalam penelitian, terdapat dua jenis sumber
penyelamatan arsip. data, yaitu sumber data primer dan data sekunder.
Pada saat peneliti menggunakan kuesioner atau
3. Metode Penelitian wawancara dalam pengumpulan data, maka sumber
3.1 Desain dan Jenis Penelitian data dari informan langsung, yaitu data primer. Jika
Menentukan desain dan jenis penelitian peneliti menggunakan literatur sebagai bahan
merupakan suatu hal yang penting dalam kegiatan
informasi, maka data adalah data sekunder (Arikunto, melalui pengamatan dan pengindraan (Satori, 2007:
2010: 176). 115).
a. Data Primer Dalam pelaksanaan observasi peneliti
Data primer adalah data yang diperoleh menggunakan cara dengan observasi nonpartisipan,
secara langsung dari informan ketika ada di lapangan, yang mana untuk pengumpulan data penelitihanya
misalnya seperti hasil wawancara, pengisian perlu mengamati dari luar dan tidak harus melibatkan
kuesioner atau bukti transaksi. Data ini merupakan diri untuk terjun langsung dalam situasi dan kondisi
data mentah yang selanjutnya akan diperoses untuk sosial yang diteliti (Psikologi Pendidikan oleh Prof.
tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan Dr. Sofyan S. Willis, 2012: 36)
(Umar, 2002: 36). Dalam penelitian ini data primer 2. Wawancara
diperoleh langsung dari Badan Arsip dan Wawancara adalah teknik pengumpulan data
Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Jl. Dr. Setiabudi yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
201c, Srondol Semarang, Jawa Tengah melalui keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap
metode observasi dan wawancara mendalam. dan berhadapan muka dengan orang yang dapat
b. Data Sekunder memberikan keterangan pada peneliti. Wawancara
Selain data primer juga terdapat juga data ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh diperoleh melalui observasi (Mardalis, 2008: 64).
dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen Keuntungan lain teknik pengumpulan data dengan
rapat, SMS), Foto-foto, film, rekaman video, yang menggunakan wawancara tidak hanya menangkap
dapat memperkaya data primer. Idrus menjelaskan pemahaman atau ide tetapi juga dapat menangkap
bahwa data rpimer merupakan data yang diperoleh perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki
dari sumber kedua (bukan sumber pertama dan bukan responden yang bersangkutan (Gulo, 2003: 42).
sumber asli) yang mengalami langsung kejadian yang Adapun jenis wawancara yang peneliti gunakan yaitu
mengandung informasi (Idrus, 2009: 86). Data wawancara mendalam (in-depth interview).
sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Undang- Wawancara mendalam merupakan proses menggali
Undang Nomor 43 Tahun 2009 tantang Kearsipan, informasi secara mendalam, tebuka, bebas dengan
SOP pembinaan di Barpusda Jateng dan literatur masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada
mengenai kegiatan pembinanaan. pusat penelitian. Dalam hal ini metode wawancara
mendalam dilakukan dengan adanya daftar
3.3 Subjek dan Objek Penelitian pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya
Objek pada penelitian ini adalah Kegiatan (Moleong, 2010: 186).
Pembinaan Kearsipan di bagian Pembinaan dan 3. Studi Pustaka dan Studi Dokumen
Pengawasan di Badan Arsip dan Perpustakaan Dalam studi kepustakaan peneliti berusaha
Provinsi Jawa Tengah Jl. Dr. Setiabudi 201c, Srondol untuk mempelajari dan menelaah berbagai literatur
Semarang, Jawa Tengah. untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengetahuan
Sedangkan untuk subjek penelitian ini ialah sesuai dengan pertanyaan penelitian, sehingga dapat
informan yang mengetahui situasi dan kondisi latar mendukung analisa peneliti. Selain studi pustaka
penelitian. Sasaran informan dalam penelitian ini penulis menggunakan studi dokumen, tujuan dari
adalah pejabat baik itu struktural maupun fungsional studi dokumen yaitu sebagai sumber informasi
(arsiparis) pada Badan Arsip dan Perpustakaan sumber informasi untuk menggambarkan peristiwa
Provinsi Jawa Tengah Jl. Dr. Setiabudi 201c, Srondol yang terjadi. Metode dokumen yaitu metode
Semarang, Jawa Tengah. pengumpulan data yang dilakukan melalui pencarian
informasi dari foto ataupun data-data literer
3.4 Teknik Pengumpulan Data (Afifuddin, 2009: 140-141).
Dalam sebuah penelitian teknik pengumpulan Studi dokumen yang peneliti lakukan dalam
data juga berperan penting dalam menghasilkan dan kegiatan penelitian ini yaitu peneliti mencari
memperoleh data yang akurat sesuai dengan informasi dari hasil dokumentasi foto, Undang-
kebutuhan peneliti, untuk menjawab pertanyaan Undang Nomor 43 Tahun 2009 tantang Kearsipan,
penelitin. Berdasarkan hal tersebut, teknik SOP pembinaan di Barpusda Provinsi Jawa Tengah
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan literatur mengenai kegiatan pembinanaan.
ini adalah:
1. Observasi 3.5 Informan Penelitian
Observasi menurut Rahardjo dan Gudnanto Informan merupakan salah satu sumber yang
(2011: 47) merupakan sebuah teknik pengumpulan akan memberikan informasi yang akan menjadi data
data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan dalam penelitian kita. Oleh karena itu pemilihan
untuk mengamati secara langsung. Selain itu Bungin informan merupakan hal yang sangat penting, agar
dalam Satori menjelaskan bahwa observasi kita mendapatkan data yang tepat. Pada penelitian ini
merupakan metode pengumpulan data yang informan dipilih menggunakan metode purposive.
digunakan untuk menghimpun data penelitian Metode purposive merupakan teknik
penentuan informan dengan pertimbangan tertentu.
Selain itu kita juga dapat menentukan orang sebagai data, dalam penelitian ini menggunakan teknik
informan dengan memilih orang yang benar-benar triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
mengetahui atau memiliki kompetensi sesuai tema keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
penelitian kita (Martono, 2012: 79). Dengan adanya (Moleong, 2010: 130). Menurut Saebani, terdapat
beberap kriteria informan yang dipilih oleh peneliti empat macam teknik triangulasi yang dapat
sebagai informan, diharapkan akan didapatkan digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik-teknik
informan yang tepat, sehingga data hasil penelitian tersebut yaitu (2009: 45):
akan lebih akurat. 1. Triangulasi Data: Menambah, mencari atau
Kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti menggunakan data dari beberapa sumber.
dalam kegiatan penelitian ini adalah: 2. Triangulasi Penelitian: Mengadakan pengecekan
1. Informan merupakan pegawai di di Badan Arsip dengan penelitian lainnya.
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. 3. Triangulasi Teori: Mencocokan dengan teori
2. Informan adalah orang yang mengetahui terdahulu.
bagaimana kegiatan pembinaan di Badan Arsip 4. Triangulasi Metodologi: Mengumpulkan data
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. dengan metode lain atau menggantungkan diri
3. Dan informan merupakan seseorang yang pada teknik dasar studi lapangan.
berpengaruh dalam menentukan kebijakan Adapun teknik triangulasi yang digunakan
kegiatan pembinaan di Badan Arsip dan dalam penelitian ini yaitu triangulasi data. Triangulasi
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. data yang dapat dilakukan dengan cara di antaranya
sebagai berikut:
3.6 Analisis Data 1. Membandingkan hasil wawancara dan
Analisis data dalam sebuah penelitian dapat pengamatan dengan data hasil wawancara
dilakukan melalui beberapa macam cara. Menurut 2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
Idrus analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan dokumen yang berkaitan
cara reduksi data, display data, dan verification 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang secara
(2009: 150-152). umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
1. Reduksi Data Yang ingin diketahui dari perbandingan ini adalah
Data yang diperoleh dalam sebuah penelitian mengetahui alasan-alasan apa yang
tidak semuanya akan digunakan. Data tersebut akan melatarbelakangi adanya perbedaan tersebut (jika
dipilih mana yang sesuai dengan pertanyaan ada perbedaan) (Moleong, 2010: 135).
penelitian. Oleh karena itu reduksi data merupakan Proses triangulasi data yang dilakukan dalam
sesuatu hal yang penting dalam proses pemilihan, kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara:
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, data yang membandingkan dan mengecek data wawancara dari
masih kasar atau apa adanya yang muncul dari beberapa informan, peneliti juga melakukan
catatan tertulis lapangan. Kegiatan reduksi data pengecekan langsung ke lapangan dengan observasi,
berlangsung secara berkelanjutan selama proses dan mencari sumber dokumentasi yang berkaitan
penelitian berlangsung. Dalam reduksi ini peneliti dengan kegiatan penelitian.
akan membuang data yang tidak perlu sehingga
kesimpulan kesimpulan yang diperoleh dapat diambil 4. Analisis Hasil Penelitian
dan diverifikasi. 4.1 Hasil Penelitian
2. Display Data Kegiatan pembinaan yang dilakukan lembaga
Setelah proses reduksi data yang sudah terpilih kearsipan mencakup kegiatan pembinaan
tersebut akan dikembangkan dalam sebuah deskripsi. kelembagaan, pembinaan SDM (Sumber Daya
Display data ini digunakan untuk mengembangkan Manusia), pembinaan sarana prasarana, pembinaan
dan mendeskripsikan data yang diperoleh secara sistem pengelolaan arsip dan pembinaan anggaran.
tersusun. Sehingga data-data tersebut dapat disajikan Kegiatan pembinaan kelembagaan yang
dalam bentuk narasi atau deskripsi. diberikan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah
3. Verification Provinsi Jawa Tengah berupa pengarahan kegiatan
Tahap selanjutnya yaitu verifikasi yaitu, kearsipan, agar kegiatan kearsipan dapat berjalan
peneliti akan mencoba menarik kesimpulan dari data- lebih efektif dan efisien. Selain itu Badan Arsip dan
data yang telah dideskripsikan tersebut dan mencoba Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah juga
untuk mencari makna yang ada. Dalam tahap memberi pembinaan kelembagaan seperti bagaimana
verifikasi peneliti juga akan mencocokkan dan penyusunan rencana kegiatan kearsipan yang dapat
melakukan pengecekan pada data yang diperoleh kita lakukan setiap tahunnya. Hal tersebut sejalan
pada saat kegiatan penelitian berlangsung. dengan apa yang disampaikan dalam Perka ANRI No.
22 Tahun 2012 yang menjelaskan bahwa pembinaan
3.7 Metode Analisis Keabsahan Data kelembagaan secara teknis dilakukan guna menuju
Analisis keabsahan data diperlukan dalam peningkatan optimalisasi suatu lembaga beserta
sebuah penelitian untuk mendapatkan hasil penelitian tugas-fungsi dan program yang dibuat. Yang mana
yang benar. Untuk memperoleh tingkat keabsahan tujuan dari pembinaan kelembagaan tersebut agar
optimalisasi kegiatan yang dilakukan dapat sesuai berdasarkan prinsip aturan asli (principle of original
dengan yang diamanatkan undang-undang dan order), hal tersebut seperti kegiatan pembinaan yang
bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat. dilaksanakan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan
Kegiatan pembinaan SDM yang dilakukan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Mengenai pembinaan anggaran yang diberikan
Jawa Tengah yaitu dengan adanya pelatihan arsiparis oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi
yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Apriyani juga Jawa Tengah berupa pengarahan mengenai
menambahkan bahwa kegiatan pembinaan dan bagaimana anggaran yang diberikan untuk kegiatan
pelatihan ini sama-sama penting untuk menambah kearsipan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
pengetahuan dan wawasan arsiparis. Selain dari pihak Dengan adanya pemanfaatan anggaran yang baik,
arsiparis, petugas bagian TU juga mengikuti kegiatan diharapkan kegiatan kearsipan yang dilaksanakan
pelatihan kearsipan, hal ini bertujuan untuk dapat berjalan secara maksimal. Hal tersebut seperti
menambah jumlah pegawai yang memahami kegiatan yang dijelaskan dalam Perka ANRI No. 22 Tahun
pengelolaan arsip. Hal ini seperti tujuan pembinaan 2012 yang menjelaskan bahwa pembinaan anggaran
SDM yang dijelaskan oleh Perka ANRI No. 22 Tahun secara teknis dilakukan agar anggaran yang diberikan
2012, yaitu pembinaan SDM kearsipan diarahkan pada kegiatan kearsipan dapat dimanfaatkan secara
untuk pemenuhan kebutuhan arsiparis secara lebih baih, sehingga kegiatan-kegiatan yang
kuantitatif dan kualitatif. Setelah adanya kegiatan dilakukan dapat lebih sinergis, baik antar fungsi
pembinaan dan pelatihan diharapkan pengetahuan lembaga sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam
arsiparis akan bertambah dan dapat membantu unit pembinaan anggaran juga dilakukan pengarahan
arsip lain pada kantornya. Pelatihan dan pembinaan mengenai bagaimana anggaran untuk kegiatan
ini juga meningkatkan pegawai lain bagian TU, kearsipan harus diperjuangkan mendasarkan pada
sehingga jumlah pegawai yang memahami landasan-landasan formal yang dapat memperkuat
pengelolaan arsip dapat meningkat. program-program kearsipan.
Pembinaan sarana prasarana yang dilakukan
oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi 4.2 Kegiatan Pembinaan Kearsipan yang
Jawa Tengah yaitu dengan melakukan pengecekan Dilakukan oleh Badan Arsip dan
tempat penyimpanan arsip yang kita gunakan. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Mereka juga memberikan masukan mengenai Pembinaan kearsipan merupakan kegiatan
bagaimana sebaiknya, sesuai dengan kondisi instansi. yang bertujuan untuk memberikan arahan dan
Pihak pembina juga memberikan arahan bagaimana keahlian kepada lembaga, agar dapat melaksanakan
atau apa saja sarana yang digunakan, seperti kegiatan kearsipan dengan tertib dan sesuai dengan
pemberitahuan penggunaan box arsip harus terbuat standar yang telah ditetapkan oleh lembaga
dari bahan bebas asam, agar arsip yang disimpan kearsipan pusat. Badan Arsip dan Perpustakaan
dapat lebih awet. Hal tersebut seperti yang Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu
disampaikan dalam Perka ANRI No. 22 Tahun 2012 lembaga arsip tingkat provinsi yang berkewajiban
bahwa tujuan pembinaan sarana dan prasarana yaitu melakukan pembinaan kearsipan. Alur kegiatan
untuk mengarahkan penggunaan standar kualitas pembinaan kearsipan di Badan Arsip dan
sarana dan prasarana kearsipan, untuk tujuan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah berawal
keselamatan arsip. dari tahap perencanaan. Tahap perencanan untuk
Kegiatan pembinaan sistem yang dilakukan merencanakan dan mempersiapkan beberapa arspek
oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi seperti anggaran, sarana prasarana dan arsiparis
Jawa Tengah yaitu petugas pembina melakukan sebagai pelaksana kegiatan pembinaan kearsipan.
pengarahan dengan praktek langsung mengenai Setelah melalui tahap perencanaan, kemudian
sistem pengelolaan arsip yang baik. Kegiatan dilaksanakan kegiatan pembinaan kearsipan.
pembinaan sistem ini mencakup pelatihan Kegiatan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap
pengelolaan arsip seperti klasifikasi, hingga pertama adalah pembinaan mengenai arsip aktif dan
penyimpanan secara elektronik. Dalam pembinaan tahap kedua adalah pembinaan mengenai arsip
sistem juga melakukan pengarahan mengenai hal-hal inaktif. Setelah kegiatan pembinaan kearsipan selesai
dasar, seperti arsip yang harus dideskripsi dan dilaksanakan maka Badan Arsip dan Perpustakaan
penyimpanan suatu arsip yang harus berada dalam Daerah Provinsi Jawa Tengah melakukan
satu tempat. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam pengawasan untuk melihat pelaksanaan kegiatan
Perka ANRI No. 22 Tahun 2012 yang menyatakan kearsipan setelah dilakukannya pembinaan.
bahwa pembinaan terhadap sistem pengelolaan arsip Kemudian tahap terakhir adalah evaluasi yang
dalam kegiatan pembinaan dilakukan meliputi dilakukan untuk mengetahui permasalahan-
pembinaan cara penataan dan pengelolaan arsip yang permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi
baik, sehingga arsip yang tersimpan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
ditemukan. Hal lain yang penting dalam pembinaan Berikut hasil dokumentasi kegiatan
sistem ini yaitu lembaga yang dibina menjadi tahu monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam
bagaimana klasifikasi yang harus diterapkan kegiatan pembinaan.
Jenis kegiatan pembinaan kearsipan oleh
Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa
Tengah meliputi, pengenalan, pemberkasan arsip
aktif dan pemberkasan aktif inaktif serta evaluasi
kegiatan pembinaan kearsipan dilakukan dalam
bentuk pendidikan maupun pelatihan. Kegiatan
pendidikan dan pelatihan tersebut dilakukan baik
Gambar 1: Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam bentuk pemberian materi maupun praktik
(Dokumentasi Peneliti, 2016) langsung dilapangan. Selain itu juga dilakukan
pengenalan terhadap pemanfaatan teknologi dalam
Mengenai lembaga yang dibina, Badan Arsip kegiatan kearsipan, seperti pembinaan sistem jaringan
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah informasi kearsipan. Hal lain yang penting yaitu
bertugas melakukan pembinaan kearsipan di lembaga pembinaan kelembagaan yang dilakukan Badan Arsip
atau instansi pencipta yang ada di wilayah provinsi dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Jawa Tengah. Lembaga-lembaga tersebut meliputi untuk membantu lembaga yang dibina dalam
SKPD, UPTD, LKD, BUMD, Rumah Sakit, Parpol merencanakan kegiatan kearsipan yang dapat
dan Ormas. Sebagai contoh, Badan Perencanaan dan dilaksanakan.
Pembangunan Daerah merupakan salah satu SKPD Pedoman yang digunakan dalam kegiatan
yang mendapatkan pembinaan kearsipan dari Badan pembinaan kearsipan oleh Badan Arsip dan
Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah adalah
Tengah. Lembaga yang memperoleh pembinaan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009, PP nomor 28
kearsipan dari Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah tahun 2012 tentang Kearsipan. Selain itu, Badan
Provinsi Jawa Tengah tidak memiliki kriteria khusus. Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa
Lembaga tersebut merupakan lembaga pencipta arsip Tengah juga berpeoman pada Peratiran Kepala ANRI
yang berada di lingkungan wilayah Provinsi Jawa yang merupakan ketetapan dari lembaga arsip pusat
Tengah seperti SKPD, Rumah sakit, LKD maupun yang menjelaskan standar nasional dalam
lembaga swasta yang membutuhkan. Badan Arsip pelaksanaan kegiatan pembinaan kearsipan. Pedoman
dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah lain yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan
berkewajiban memberikan pembinaan kearsiipan bagi kegiatan pembinan kearsipan adalah adanya prosedur
lembaga pencipta arsip tanpa mempertimbangkan kegiatan pembinaan kearsipan yang telak disusun
kriterian khusus yang harus dimiliki oleh lembaga oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi
pencipata arsip. Jawa Tengah. Prosedur tersebut menjelaksan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dilakukan langkah-langkah dalam kegiatan pembinaan
oleh arsiparis dibantu oleh staff kearsipan di Badan kearsipan meliputi tahap-tahap yang harus dilakukan
Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa dalam kegiatan pembinaan kearsipan. Berikut
Tengah, pelaksanaan kegiatan kearsipan dibagi atas pedoman yang dibuat Badan Arsip dan Perpustakaan
beberapa tim. Dalam satu tim terdapat 3-4 orang Daerah Provinsi Jawa Tengah.
arsiparis beserta staff yang bertanggungjawab atas
satu lembaga. Praktik pembinaan kearsipan di
lapangan membutuhkan bantuan staff lain terkait
keperluan teknis, perizinan dan pembuatan surat
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.
Pembuatan tim bertujuan untuk menyebarkan
arsiparis sebagai orang yang berkompeten dalam
pembinaan kearsipan secara menyeluruh dan merata.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kearsipan
oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi
Jawa Tengah setiap tahunnya berbeda. Hal tersebut
dikarenakan jumlah lembaga atau SKPD yang akan
dibina. Tahun 2016 ada 57 SKPD dan 25 UPTD yang
menjadi bidaan Badan Arsip dan Perpustakaan
Daerah Provinsi Jawa Tengah. Satu lembaga atau
SKPD dilakukan pembinaan kearsipan dalam dua Gambar 2: Pedoman Pembinaan
tahap. Tahap pertama adalah pembinaan kearsipan (Dokumentasi Peneliti, 2016)
mengenai arsip statis. Adapun tahap selanjutnya
adalah pembinaan arsip inaktif. Tahapan tersebut Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan dalam Tengah juga mempunyai program tambahan berupa
kegiatan pembinaan kearsipan. Setelah dua tahap program tertib arsip yang bertujuan untuk mendorong
dalam kegiatan pembinaan dilakukan maka tahap lembaga binaan agar mempunyai motivasi untuk
selanjutnya adalah melakukan evaluasi. meningkatkan kualitas dalam pengolahan arsip sesuai
peraturan yang ada. Program ini berupa lomba dibawa oleh Barpuda hanya sebagai contoh seperti,
pengolahan arsip yang diadakan setahun sekali. Tolak kertas pemungkus arsip statis, box arsip, card cabinet
ukur penilaian lomba merupakan dasar penilaian maupun filling cabinet. Adapun tujuan pembinaan
BARPUSDA dalam melakukan evaluasi terhadap adalah mencapai standar sarana prasarana arsip.
lembaga binaan, antara lain adalah organisasi dan tata Kendala yang berkaitan dengan sarana prasarana
laksana, pengurusan surat, penataan berkas, tidak hanya dari pihak Barpusda tapi juga dari
pengelolaan arsip, penyusutan arsip, pengelolaan lembaga yang belum menggunakan sarana prasarana
arsip vital, kelengkapan sarana dan prasarana, sumber dengan semestinya sehingga masih kesulitan dalam
daya manusia kearsipan, pembinaan kearsipan temu balik arsip
(khusus untuk SKPD). Kendala lain yang dihadapi dalam kegiatan
Ada beberapa aspek penting dalam kegiatan pembinaan kearsipan oleh Badan Arsip dan
pembinaan kearsipan seperti Sumber Daya Manusia Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah yaitu
(SDM), sarana dan prasarana maupun anggaran. adanya permasalahan mendasar dari lembaga yang
Berkenaan dengan kegiatan pembinaan kearsipan, dibina itu sendiri, karena mereka juga memiliki
Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa keterbatasan dalam SDM, anggaran dan sarana-
Tengah juga menemui beberapa kendala yang prasarana. Adapun kendala dari pihak Badan Arsip
dihadapi. dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Kendala yang dihadapi oleh Badan Arsip dan adalah terjadinya perubahan jadwal yang mendadak
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah berkaitan karena adanya bentrok agenda antara Badan Arsip
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah dan
kurangnya jumlah SDM arsiparis dalam kegiatan lembaga yang dibina. Selain itu, dalam pelaksanaan
pembinaan kearsipan. Adapan seharusnya keberadaan kegiatan pembinaan kearsipan seringkali ada
arsiparis dapat tersebar secara menyeluruh. Arsiparis beberapa anggota tim yang izin tidak dapat
sendiri memiliki jadwal kegiatan yang padat sehingga melakukan kegiatan pembinaan karena memiliki
kadang belum bisa melakukan kegiatan pembinaan kepentikan mendadak atau sakit, sehinggan Badan
kearsipan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa
sehingga mengarahkan adanya staff umum untuk Tengah memita bantuan dari anggota tim lain untuk
membantu kegiatan tersebut. Berkaitan dengan hal mengatasi masalah tersebut, agar kegiatan pembinaan
tersebut, Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah kearsipan tetap dapat dilaksanakan.
Provinsi Jawa Tengah juga belum menerapkan sangsi
tegas. Adapun staff umum yang diperbantukan dalam 5. Simpulan
kegiatan pembinaan kearsipan juga belum mumpuni Berdasarkan hasil penelitian mengenai
baik secara materi maupun praktik langsung di kegiatan pembinaaan kearsipan di Badan Arsip dan
lapangan. Selain itu, petugas yang dibina kadang Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah, dapat
masih menganggap bahwa kegiatan kearsipan kurang disimpulkan bahwa alur kegiatan pembinaan
penting dan belum melaksanakan kegiatan kearsipan kearsipan berawal dari tahap perencanaan yang
berdasarkan pembinaan yang telah dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan beberapa arspek
sehingga tujuan pembinaan kearsipan belum tercapai seperti anggaran, sarana prasarana dan arsiparis
secara maksimal. sebagai pelaksana kegiatan pembinaan kearsipan.
Dalam kegiatan pembinaan kearsipan, Pembinaan kearsipan yang dilakukan meliputi:
anggaran yang tersedia juga masih belum sesuai pembinaan kelembagaan, pembinaan Sumber Daya
dengan kebutuhan masing-masing lembaga binaan. Manusia (SDM), pembinaan sarana prasarana,
Adapun anggaran kegiatan pembinaan kearsipan pembinaan sistem, dan pembiaan anggaran. Kegiatan
selalu meningkat setiap tahunnya sehingga pembinaan yang diberikan tersebut mencakup
pelaksanaan kegiatan pembinaan kearsipan di Badan kegiatan pembinaan dan pemantauan, bimbingan dan
Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa konsultasi dan kegiatan evaluasi kearsipan. Adapun
Tengah masih kurang maksimal. Selain itu, adanya lembaga yang dibina yaitu SKPD, UPTD, LKD,
pengalihan angaran juga mempengaruhi ketersedian BUMD, seperti Badan Perencanaan dan
sarana dan prasaranan dalam kegiatan pembinaan Pembangunan Daerah. Lembaga yang memperoleh
kearsipan. Lembaga binaan juga belum pembinaan kearsipan tidak dikategorikan secara
menganggarkan untuk kegiatan kearsipa sehingga khusus, melainkan pembinaan dilakukan kepada
hasinya masih belum sesuai dengan tujuan dari setiap lembaga yang membutuhkan. Secara
peminaan kearsipan yang telah dilakukan. keseluruhan kegiatan pembinaan juga telah
Berkenaan dengan sarana dan prasarana dalam dilaksanakan dengan baik karena kegiatan tersebut
kegiatan pembinaan kearsipan oleh Badan Arsip dan sudah terjadwal pada setiap tahunnya.
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah juga Dalam kegiatan pembinaan ini tim dibagi
masih kurang dan belum bisa memenuhi kebutuhan minimal 3-4 orang arsiparis dari Barpusda Provinsi
setiap lembaga. Hal tersebut dikarenakan Jawa Tengah yang bertanggungjawab dalam satu
keterbatasan anggaran untuk sarana dan prasarana kegiatan pembinaan. Kegiatan yang dilakukan setiap
pembinaan kearsipan. Sarana dan prasarana yang tahun ini berbeda-beda bergantung perencanaan di
setiap tahunnya. Kegiatan pembinaan ini tidak hanya Ghony, M. Djunaidi Dan Fauzan Almhanhur. 2012.
diberikan secara materi di dalam ruangan, tetapi juga Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta:
dilakukan dengan cara praktik. Adapun pedoman Ar-Ruzz Media.
yang digunakan dalam kegiatan pembinaan kearsipan Gulo, W. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta:
adalah UU No. 43 Tahun 2009, PP No. 28 tahun 2012 Gramedia Widiasarana Indonesia.
tentang Kearsipan, dan SOP kegiatan pembinaan Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu
Barpusda Provinsi Jawa Tengah. Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Berkaitan dengan kendala yang dihadapi Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu
Barpusda Provinsi Jawa Tengah dalam kegiatan Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
pembinaan yaitu: 1. Berkaitan dengan Sumber Daya Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian
Manusia (SDM) yang jumlahnya terbatas. Terkadang Kualitatif: Anlisis Isi dan Analisis Data
arsiparis juga memiliki jadwal kegiatan harian yang Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
padat, sehingga kadang belum bisa melakukan Miftah, Toha. 1997. Pembinaan Organisasi, Proses
kegiatan pembinaan kearsipan berdasarkan jadwal. 2. Diagnosa dan Intervensi. Jakarta: PT Raja
Untuk pengalokasian dana dalam kegiatan kearsipan Grafindo Persada.
masih belum sesuai dengan kebutuhan masing- Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian
masing lembaga binaan. Karena anggaran kegiatan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja.
pembinaan kearsipan selalu meningkat setiap Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif
tahunnya. Selain itu adanya pengalihan angaran juga Kualitatif. Jakarta: GP Press Group.
mempengaruhi ketersedian sarana dan prasaranan Odgers, P. 2005. Administrative office management:
dalam kegiatan pembinaan. 3. Terkait sarana dan Short course (13 th ed.). Mason, Ohio:
prasarana dalam kegiatan pembinaan kearsipan masih Thomson South- Western. Diakses dari:
kurang dan belum bisa memenuhi kebutuhan lembaga http://trove.nla.gov.au/work/ . Pada 9 Januari
binaan. Hal tersebut karena keterbatasan anggaran 2016.
untuk sarana dan prasarana. 4. Berkaitan dengan Rahardjo, Susilo & Gudnanto. 2011. Pemahaman
kendala lain yang dihadapi Barpusda Provinsi Jawa Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media
Tengah yaitu adanya perubahan jadwal antara Enterprise.
Barpusda dan lembaga binaan mengakibatkan Republik Indonesia. 1971. Ketentuan-Ketentuan
perlunya penyusunan jadwal baru yang terkadang Pokok Kearsipan. Jakarta: Sekertariat Negara.
berbenturan dengan kegiatan beberapa arsiparis Republik Indonesia. 2007. Peraturan Pemerintah
Barpusda, hal tersebut mengakibatkan anggota tidak Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
dapat mengikuti kegiatan pembinaan dan tim Tentang Pembagian Urusan Ppemerintah,
membutuhkan anggota pengganti. Pemerintah Daerah Provinsi, Dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota. Jakarta:
Daftar Pustaka Sekertariat Negara.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. 2009. Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
CV Pustaka Setia. PER/3/M.PAN/2009 tentang Jabatan
ANRI. 2012. Perka ANRI Nomor 22 Tahun 2012 Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya.
tentang Desain Pembinaan Kearsipan pada Jakarta: Sekertariat Negara.
Pemerintahan Daerah. Jakarta: ANRI. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. Jakarta:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Sekertariat Negara.
Cipta. Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah
Badudu, Jus. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012
Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
Burhanuddin, Dwi R. 2013. Profesi Kearsipan: 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, (Lembaran
Memahami Profesi Kearsipan, Karakteristik Negara RI Nomor 152, Tambahan Lembaran
dan Syarat, Keterampilan dan Pengetahuan, Negara RI Nomor 5071). Jakarta: Sekertariat
Kompetensi, dan Kode Etik Arsiparis. Negara.
Yogyakarta: Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Saebani, Beni Ahmad 2009. Metode Penelitian
UGM. Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
Charman, D.1998 The Expanding Role of The Satori Djam’an, Komariah Aan. 2007. Metode
Archivist ARMA records Management Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
Quarterly. October.Volume 32. Issue 4.Pp.16- Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT
20. Diakses dari: Gramedia Pustaka Utama.
http://trove.nla.gov.au/work/. Pada 9 Januari Wilis, sofyan. 2012. Psikologi Penididikan. Alfabeta:
2016. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai