PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain
dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan volume cairan di dalam tubuh anak
b. Merangsang kemauan anak untuk mengkonsumsi minuman yang
dapat membantu mempercepat proses penyembuhan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a) Anak dapat lebih mengenali warna
b) Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c) Mengembangkan imajinasi pada anak
B. Analisa Situasi
1. Peserta terapi bermain adalah pasien anak-anak
a) Peserta siap mengikuti terapi bermain dari mahasiswa
b) Peserta sangat antusias dalam mengikuti terapi bermain.
2. Pemberi terapi bermain adalah Mahasiswa Profesi NERS UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA yang praktek dan bertanggung jawab di ruangan
Parkit
a) Mahasiswa menyediakan alat dan bahan untuk terapi bermain
b) Mahasiswa menjelaskan jenis kegiatan terapi bermain dan cara
melakukannya
c) Mahasiswa menyiapkan hadiah menarik bagi peserta yang memiliki
keterampilan dalam terapi bermai.
C. Metode
Belajar sambil bermain.
D. Media, Alat, dan Bahan
1. 12 batang pensil dengan warna yang berbeda
2. 6 Kertas bergambar
3. 6 Alas kertas bergambar
4. Souvenir dan hadiah bagi peserta
E. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab :
2. Leader :
3. Co Leader :
4. Fasilitator :
F. Pembagian Tugas
1. Leader :
Peran Leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi
untuk mengekspresikan perasaannya
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam
kegiatan
2. Co Leader :
Peran Co Leader
a. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok
yang akan datang
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Fasilitator :
Peran Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
G. Seting Tempat
Meja
Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Peserta
H. Susunan Kegiatan
3 5 menit Penutup :
- Leader Menghentikan Selesai bermain
permainan
- Menanyakan perasaan Mengungkapkan
anak perasaan
Mendengarkan
- Menyampaikan hasil
permainan Senang
- Memberikan hadiah pada
anak yang cepat
menyelesaikan gambarnya
dan bagus Senang
- Membagikan
souvenir/kenang-kenangan
pada semua anak yang
bermain Mengungkapkan
- Menanyakan perasaan perasaan
anak Mendengarkan
Menjawab salam
- Co-leader menutup acara
- Mengucapkan salam
I. Evaluasi
a. Evaluasi struktur yang diharapkan :
1. Alat-alat yang digunakan lengkap
2. kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
b. Evaluasi proses yang diharapkan
1. Terapi dapat berjalan dengan lancar
2. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
3. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
4. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
c. Evaluasi hasil yang diharapkan
1. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu
origami, kemudian digantung
2. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
3. Anak merasa senang
4. Anak tidak takut lagi dengan perawat
5. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
J. Hambatan
Hambatan yang mungkin ditemui dalam permainan ini, antara lain :
1. Anak kurang mau berinteraksi dengan orang lain selain orang tuanya
2. Anak merasa senang dan mengikuti jalannya permainan
K. Dokumentasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak
tersebut, tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak,
dimana dalam bermain anak akan menemukan kekuatan serta
kelemahannya sendiri, minatnya, serta cara menyelesaikan tugas-tugas
dalam bermain. Bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan selayaknya
bekerja pada orang dewasa, oleh sebab itu bermain di rumah sangat
diperlukan guna untuk mengatasi adanya dampak hospitalisasi yang
diasakan oleh anak. Dengan bermain, anak tetap dapat melanjutkan
tumbuh kembangnya tanpa terhambat oleh adanya dampak hospitalisasi
tersebut.
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan
bagi anak agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan
permainan yang tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang
akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan dari
permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit
dapat meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari
hospitalisasi dengan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan
tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk
mengurangi dampak hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana. 2011. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Salemba
Medika: Jakarta