Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH INDIVIDU

“Asuhan Keperawatan Nutrisi Pada Remaja, Ibu Hamil Dan Post Partum”

Keperawatan Maternitas 1

Dosen Pengampu : Erika, SKp, M. Kep., Sp. Mat., PhD

Disusun Oleh :

Natasya Raisha Alfi

1811110882

A 2018. 2

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tak
lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erika, SKp, M.
Kep., Sp. Mat., PhD selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
Keperawatan Maternitas 1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan dari semua pihak yang telah berpartisipasi di dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul tentang “Asuhan Keperawatan Nutrisi Pada
Remaja, Ibu Hamil Dan Post Partum” dalam mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1. Penulis juga menyadari bahwa materi dan teknik yang
digunakan dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan agar
makalah ini menjadi lebih sempurna. Atas kritik dan sarannya diucapkan
terimakasih.

Pekanbaru, 23 September
2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3

A Latar Belakang .......................................................................................................... 3


B Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5

A.Asuhan keperawatan nutrisi pada remaja ................................................................ 15


B. Asuhan keperawatan nutrisi pada ibu hamil .......................................................... 20
C. Asuhan keperawatan nutrisi pada ibu post partum ................................................. 23

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 33

A Kesimpulan ............................................................................................................. 33
B Saran ....................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah gizi atau ilmu gizi dikenl diindonesia pada tahu 1950-an, sebagai
terjemahan dari bahasa inggris yaitu “nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari
kata “ghidza” dalam bahasa Arab yang berarti makanan.

Perkembangan gizi sebagai ilmu pengetahian bertitik tolak pada fungsi


pangan untuk kehidupan. Konsep yang sudah ada pada zaman dahulu adalah
komsumsi pangan diperlukan untuk kelangsungan hidup. Bahkan sampai sekarang
masih banyak penduduk terutama di negara negara yang sudah berkembang.
Setiap orang peduli dengan pangan untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Pangan mengandung zat zat yang diperlukan tubuh untuk memperoleh energi
guna mempelihara kelangsungan proses di dalam tubuh. Untuk tumbuh dan
berkembang sertauntuk melakukan aktivitas sehari hari. Energi tersebut didapat
dari hasil pembakaran (oksidasi) karbohidrat, lemak dan protein di salam tubuh.
Di alam terdapat berbagai jenis bahan pangan, baik yang berasal dari tanaman
yang disebut bahan pangan nabati maupun yang berasal dari hewan yang disebut
dengan bahan panganhewani. Dan dari berbagai jenis bahan pangan tersebut ada
yang kaya akan suatu zat gizi dan sebaliknya ada yang miskin akan suatu zat gizi
tersebut.

Zat zat gizi meyediakan kebutuhan sel sel tubuh yang beraneka ragam
untuk mengganti sel sel yang rusak dengan sel yang baru contohnya sel darah
merah yang diganti 6 kali seminggu.Setiap tahapan usia memiliki kebutuhan zat
gizi yang berbeda sesuai dengan tumbuh kembang setiap individu. Para ahli gizi
gizi membagi zat gizi menjadi 6 kelompok besar, yaitu: kerbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral serta air.

3
B. Rumusan Masalah
1. Asuhan keperawatan nutrisi pada remaja
2. Asuhan keperawatan nutrisi pada ibi hamil
3. Asuhan keperawatan nutrisi pada ibu post partum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada remaja
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada ibi hamil
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada ibu post
partum

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Defenisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh


tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
(Alimul, 2006). Menurut Barbara Kozier et al. (2011) , nutrisi merupakan jumlah
semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang dikonsumsinya.
Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan bagaimana
tubuh menggunakannya.

Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi
dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah
nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti
jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain. Nutrisi erat kaitannya dengan intake
makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis
untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor
sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan
fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi
tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari.

B. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut
sampai usus halus (JhonWelis,2013).
Menurut Welis (2006) organ tubuh yang berperan dalam pemenuhan nutrisi
adalah:

5
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri dari dua bagian
luar yang sempit atau vestibula, yaitu ruang antara gusi, gigi, bibir, pipi dan
bagian dalam yaitu rongga mulut.
b. Faring dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung,
mulut dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus. Esofagus
merupakan bagiak yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan. Lambung adalah sebuah
organ berrongga yang ada didalam perut bagian atas, dibawah tulang rusuk.
Dinding lambung mempunyai lima lapisan. Dalam proses pencernaan, makanan
bergerak dari mulut dari esofagus untuk kemudian menjangkau lambung. Didalam
lambung, makanan menjadi cair. Cairan tersebut selanjutnya bergerak masuk ke
usus kecil untuk dicerna lebih
lanjut.
d. Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2.5
meter dalam keadaan hidup. Kemudianakan bertambah panjang kurang lebih
menjadi 6 meter pada orang meninggal akibat adanya relaksasi otot yang telah.
kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan mengabsorbsi chime
dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus yaitu pada duodenum dan disini
terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitami D, vitamin A, D, E dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat.
e. Usus besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolo merupakan sambungan dari usus halus
yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden,
transversum, desende, sigmoid dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira
10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pdaa saluran
anal

6
C. Prinsip Prinsip Nutrisi
Tubuh membutuhgkan nutrisi untuk kelangsungan fungsifungsi tubuh. Zat gizi
berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, untuk pergerakan serta kerja
fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan
tubuh serta berperan sebagai pelindung dan pengatur. Elemen nutrisi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. (Tarwoto& Wartonah,
2010).
a. Karbohidrat
MenurutBarbara Kozier et al. (2011)., karbohidrat tersusun atas unsur karbon (C),
Hidrogen (H), dan terdiri dari dua jenis dasar karbohidrat sederhana (gula dan
karbohidrat kompleks
(tepung dan serat). Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.Monosakarida
merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang
paling kecil. Jenis dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak
terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada. buah,
sayuran, dan madu. Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa
dan maltosa banyak pada makanan nabati,sedangkan laktosa yaitu merupakan
jenis gula dalam air susu, baik susu ibu maupun susu hewan. Polisakarida
merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida
adalah zat
pati, glikogen, dan selulosa.
b. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan
tubuh. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan
dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai
sumber energi disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan kesehatan dan
vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan susu saat proses
laktasi. Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang berasal dari
hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan,
kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan
seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan sebagainya. (Alimul, 2006).

7
Kebutuhan Protein per Hari :
Umur Berat badan(Kg) Tingi badan(Cm) Protein(gr)
0-6 bulan 5,5 60 12
7-12 bulan 8,5 71 14
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23,5 120 36
Pria
10-12 tahun 30 135 45
13-15 tahun 40 152 57
16-19 tahun 53 160 62
20-59 tahun 56 162 50
>60 tahun 56 162 50
Wanita
10-12 tahun 32 139 49
13-15 tahun 42 153 47
16-19 tahun 46 154 47
20-59 tahun 50 154 44
>60 tahun 50 154 44

c. Lemak
Lemak adalah sumber energi paling besar. Di samping untuk kebutuhan tubuh
asam linoleat dan linolenat, manusia tidak membutuhkan lemak. Hal ini dapat
dilakukan karena setiap kelebihan atau protein yang dikonsumsi, dapat menjadi
lemak di dalam tubuh. Suatu ransum yang dapat memberikan 2% dari jumlah total
kebutuhan energi, yang terdiri dari asam linoleat dan linolenat, dapat memenuhi
kebutuhan tubuh.

8
Akan tetapi, karena lemak atau minyak dapat meningkatkan palatabilitas
makanan, maka minyak atau lemak yang banyak dikonsumsi Selain itu, lemak
atau minyak dalam makanan dapat digunakan sebagai pelarut (pembawa) vitamin
alami lemak (vitamin A, D, E, K) dan pro-vitamin lemak lemak (misalnya
karotenoid) dan antioksidan alami (misalnya karotenoid, klorofil dan lain-lain).

Para dokter ahli penyakit jantung di Amerika Serikat merekomendasikan


komsumsi minyak atau lemak dibatasi maksimum 30% dari total kalori yang
dikonsumsi per hari. Dari jumlah 30% tersebut, disarankan 10% berupa lemak
atau minyak yang mengandung asam lemak jenuh (asam lemak jenuh), 10% berup
lemak atau minyak yang mengandung asam lemak tidak jend tunggal (asam lemak
tak jenuh tunggal), dan 10% ainnya beru lemak atau minyak asam lemak tidak
jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids)

d. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin
dilakukan dengan dilakukan dengan disfusi sederhana tetapi sistem transportasi
aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yang cukup. (Alimul, 2012).
Kekurangan atau kelebihan konsumsi vitamin tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Kekurangan asupan vitamin akan menyebabkan defisiensi, sedangkan kelebihan
vitamin akan menyebabkan keracunan, meskipun berupa vitamin larut udara.
1. Vitamin A

Gejala defisiensi akan nampak jika cadangan vitamin A dalam hati telah
berkurang. Kekurangan asupan protein dan seng (Zn) akan mengurangi pelepasan
vitamin A dari hati, kemudian timbu gejala yang sama seperti defisiensi vitamin
A. Penyebab defisiensi vitamin A antara lain: (a) menambah vitamin A (karoten,
pro-vitamin A) rendah, ( b) gangguan dalam proses penyerapan dalam usus,(c)
gangguan proses penyimpanan dalam hati, dan (d) gangguan dalam konversi pro-
vitamin A (karoten) menjadi vitamin A. Gejala yang muncul dari peran vitamin A
dalam kesehatan sel -sel epitel, serta dalam proses penglihatarn sebagai berikut:

(1) Rabun Senja. Dampak yarg terjadi akibat defisiensi vitamin A adalah
Rendahnya penyaluran vitarmin A akan menurunkan jumlah vitamin A dalam

9
hati kadar Vitarnin A dalam darah dan menurun. Hal ini akan mengubah
jumlah vitamin A yang tersedia untuk retina (untuk pembentukan rhodopsin,
yang menggunakan dalam proses penglihatan).

(2) Perubahan pada mata


Kornea mata merupakan organ yang yang pertama-tama terpengaruh akibat
defisiensi vitamin A. Mula-mila kelejar air mata tidak dapat mengeluarakan
air mata, sehingga film yang menutupi kornea mongering. Selanjutnya sel-sel
epitel kornea mengalami mongering, opacity(menjadi tidak transparan) dan
pengelupasan, sehingga kornea mata pecah, infeksi pada mata, lalu mata
mengeluarkan darah dan nanah. Timbulan kebutaan

(3) Inteksi pada saluran pernafasan atas

Vitamin A merupakan vitamin anti infeksi, antara lain untuk mencegah


infeksi pada saluran pernafasan bagian atas (ISPA).

(4) Perubahan pada kulit

Kulit, terutama pada bahu, menjadi kasar dan kaku. Selain itu dapat terjadi
foliculosis, yaitu benjolan-benjolan kecil pada dasar kantong rambut yang
kemudian mengeras (keratinisasi)

Keracunan vitamin A Sehat dapat terjadi pada tingkat konsumsi 16.000 RE / hari.
Namun, ada juga yang disebut keracunan pada tingkat konsumsi lebih rendah,
yaitu 6.000 RE / hari. Pada orang lain baru terjadi keracunan ketika tingkat
konsumsi vitamin A mencapai 40.000-55.000 RE / hari.

Pada semua golongan umur, periode awal mulailah dosis tinggi sampai timbulnya
keracunan antara 6 sampai 15 bulan. Penulis keracunan pada orang dewasa
adalah: sakit kepala, mengantuk, mual-mual, rambut rontok, kulit mengering dan
diare. Pada anak-anak, gejala yang timbul adalah: dermatitis, berat badan
menurun, dan sakit pada tulang rangka. Anak kecil (bayi) dapat menderita
keracunan pada doses 8000 RE/hari, dalam periode komsumsi. Gejalanya adalah:
kepala yang terkemuka dan berair, tekanan di dalam tengkorak meningkat dan
mudah marah.

10
2. Vitamin D

Tiga jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita defisiensi vitamin D, adalah
sebagai berikut: (a) Riketsia, diderita oleh anak-anak yang ditandai dengan kaki
bengkok (bentuk O): (b Tetani, yang ditandai oleh bengkoknya tangan dan sendi,
aki D atau rusaknya gangguan paratiroid; dan (c) Osteomalasia, yang diderita oleh
orang dewasa akibat defisiensi vitamin D dan Ca Terjadi pada penderita sakit
ginjal kronis.

Konsumsi vitamin D yang berlebihan akan menyebabkarn hypercalciurea dan


hypercalcemia yang ditandai oleh berkurangnya selera makan, rasa haus
berlebihan, terus menerus buang udara kecil muntah, lemas, diare dan
pertumbuhan terhambat. Pada umumnya asupan vitamin D dari makanan dan
suplemen tidak akan melebihi batas aman (upper intake level) . Di Amerika
Serikat tolerable upper intake level untuk orang dewasa ditetapkan ditetapkan 50
ug atau 2000 IU / hari. Di Indonesia tidak ada jumlah yang sangat tinggi
mengkonsumsi vitamin D yang dapat menyebabkan toksisitas.Namun perkiraan
konsumsi lebih tinggi dari 50 ug per hari sudah akan menyebabkan toksisitas.

3. Vitamin E

Vitamin E banyak ditemukan dalam bahan makanan berlemak


(mengandung minyak), oleh karena itu sangat jarang terjadi defisiensi vitamin E.
Pada manusia, defisiensi vitarmin E dapat terjadi pada bavi prematur dan pada
orang yang mengalami malabsorbsi (gangguan vitamin E. Pada keadaan kadar
vitamin E dalam darah, gejala yang terlihat adalah peningkatan tekanan darah
tinggi. PUFA dalam jumlah banyak akan menghasilkan radikal lipid (peroksida),
sedangkan vitamin E bertindak sebagai semut ioksidan yang bisa lipid radikal
(scavenger). Defisiensi mungkin terjadi jika tidak mengonsumsi vitamin E dalam
jangka waktu lama, misalnya lebih dari satu tahun.

Pada bayi prematur, defisiensi terjadi akibat kesulitan vitamin E. Dalam


kasus seperti ini, vitamin E dapat diberikan secara lisan atau oral dalam bentuk
air-miscible bentuk ini merupakan vitamin yang siap diserap. Berdasarkan kadar
vitamin E di dalam plasma, katakan defisiensi jika kadar vitamin E kurang dari

11
6,5 ug / ml, defisiensi margatif bila kadar vitamin dalam plasma sekitar 6,5 8,6 ug
/ ml, kadar vitamin saat normal dalam plasma sekitar 8, 6 10,8 ug / ml dan
optimum jika kadar vitamin dalam plasma sama dengan 10,8 ug / ml .

Vitamin E dianggap relatif aman untuk orang sehat, namun asupan vitamin
E dosis tinggi tidak disarankan untuk pasien yang sedang mengonsumsi vitamin K
(untuk pembekuan darah ata pengobatan antikoagulan). Suplemen vitamin E juga
tidak disarankan dikonsumdi selama 1-2 minggu sebelum dan setelah operasi,
karenadarah Vitamin K nkan dikonsumsi selama 1 2 minggu sebelum dan setelah
rasi, karena dikhawatirkan akan mengganggu kerja koagulan.

4. Vitamin K

Manifasi defisensi adalah lamanya proses pembekuan (koagulasi) darah,


oleh karena itu orang yang mengalami defisiensi vitamin K mudah terkena
hemorrhage (pendarahan). Pada orang normal jarang terjadi defisien vitamin K
Defisiensi vitamin K dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi antibiotik,
antara lain akibat efek antibiotik pada kinerja enzim karboksilase yang
memerlukan vitamin K.

Defisiensi vitamin K pada orang dewasa antara lain ditandai oleh lamanya
pembekuan darah, rendahnya kadar vitamin K dalam plasma, rendahnya ekskresi
y-carboxy glutamyl residue (Gla) dalam urin serta rendahnya aktivitas faktor VIl
(yang terkait dengan agregasi keping-keping darah).

Apabila asupan vitamin K hanya berasal dari makanan sehari- hari, maka
tidak akan terjadi kelebihan vitamin K dan tidak akan terjadi efek samping.
Pemberian vitamin K dengan dosis 10 20 mg (beberapa ratus kali kecukupan) di
klinik, diamati tidak memberikan efek samping. Namun konsumsi vitamin K
berlebihan sebaiknya dihindari. Kelebihan vitamin K (sebagai menadione) yang
diberikan ada bayi menyebabkan meningkatnya kejadian anemia hemolitik,
erbilirubinemia dan kerusakan hati, terutama pada bayi premature hip yang
menderita erythroblastosis

12
5. Vitamin B12

Defisiensi vitamin B12 menimbulkan pernicious anemia sebagai akibat dari:


konsumsi rendah atau gangguan dalam proses penyerapan (misalnya defisiensi
intrinsic factor).Anemia pernicious dicirikan oleh terbentuknya megaloblast
(macrocytes).Erythroblast merupakan cikal bakal sel darah merah, dibentuk di
dalam sumsum tulang belakang.Vitamin Bi2 sebagai koenzim menyediakan grup
metil untuk sintesis DNA.Apabila defisiensi vitamin B12, maka DNA tidak dapat
diproduksi sehingga sel tidak dapat membelah diti Sedangkan produksi RNA tetap
normal, dan sintesis protein berlanjut terus, sehingga ukuran sel darah merah
bertambah besar, menjadi megaloblast (macrocytes)

6. Vitamin C (Asam Askorbat)

Gejala awal defisiensi vitamin C, dalam perannya mernpertahankan integritas


kapiler adalah: (a) gusi berdarah dan (b) pintpoint hemorrhage (pecahnya urat
darah kapiler di bawah kult) Apabila defisiensi berlanjut, akan terjadi: (a)sintesis
kolagen terhambat, (b) pendarahan berlanjut, (c) otot, termasuk otot jantung
melemah, (d) Kulit menjadi kasar, kecoklatan dan kering, (e) luka sulit
disembuhkan, (0) pembentukan tulang terhambat, ujung tulang melunak dan sakit,
(g) gigi cepat tanggal, (h) defisiensi zat besi yang dapat menyebabkan anemia.

D. Angka kecukupan Nutrisi

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh


setiap hari dalam jumlah tetentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi.
Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama alan berakibat buruk
terhadap kesehatan. Kebutuhan akan enegri dan zat-zat gizi bergantung pada
berbagai faktor, seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik. Oleh
karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang sesuai untuk
rata-rata penduduk yang yang hidup di daerah tertentu. Angka kecukupan gizi
yang dianjurkan digunakan sebagai standar guba mencapai status gizi optimal
bagi penduduk.

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia pertama kali


ditetapkan tahun 1968 melalui Widya Karya Pangan dan Gizi yang

13
diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini
kemudian ditinjau diselengarakan kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara
berkala tiap lima tahun sekali,

Angka Kecukupan Gizi yang dianjukan (AKG) atau Recommended


Dietary Allowances (RDA) adalah taraf komsumsi zat-zat gizi esensial, yang
berdasarkan pengetahuan Ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir
semua orang sehat. Angka Kecukupan Gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi
(Dietary requirement). Angka Kecukupan adalah banyaknya zat-zat gizi minimal
yang dibutuhkan seseorang untuk memepertahankan status gizi adekuat.

AKG yang dianjurkan berdasarkan pada patokan berat badan untuk


masing-masing kelompok umur,gender,aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis
tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaanya, bila kelompok
penduduk yang dihadapi. Mempunyai rata-rata berbeda dengan patokan yang
digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok
penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdassarkan berat
idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan.

E. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG)

AKG adalah jumlah zat-sat giai yang hendaknya dikomsumsi untuk


jangka wakru sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Karena itu,
pernu memperlengkapi semua faktor yang berhubungan dengan absorpsi zat-zat
gizi atau efisien dalam tubuh. Untuk sebagian zat giti, sebagian dari kebutuhan
mungkin dapat dilakukan dengan mengkomsumsi suatu zat menjadi zat gini
esensial. Misalnya. Karotenoid tertentu merupakan prekursor vitamin A ; karena
sebagian atau seluruh kecukupan akan vitamin A dapat dipecahkan oleh karoten-
oid yang perlu diposisikan zat yang di dalam tubuh yang kemudian dapat
diekstrak oleh vitamin yang berasal dari makanan, yang kemudian digantikan oleh
vitamin A perlu ditimbangkan . AKG untuk protein menjadi jumlah kebutuhan
yang berbeda akan asam. amino yang ada dalam pilihan yang berbeda dalam
berbagai zat, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit, tein makanan. Pada
kondisi AKG yang mengalami harus memperishungkan bagian zat gizi yang tidak
diabsorpsi ini. Misalnya absorpsi zat besi hem dan nonhem yang berbeda, yaitu

14
oleh makanan yang perlu diperhitungkan dalam zat AKG. Sampai sejauh mana
AKG seharusnha melebihi yang dibutuhkan faal ntuk berbeda antar berbagai zat
gizi.

F. Cara Memenuhi AKG

Karena masih minim pengetahuan, AKG belum dapat menentukan untuk


semua zat gizi yang sudah diketahui. Akan tetapi AKG untuk zat-zat gizi yang
telah ditentukan dapat di jadikan pedoman, sehingga menu yang bervariasi yang
AKG untuk zat-zat yang diperlukan untuk zat zat gizi lainnya. Oleh sebab itu,
agar menu sehari-hari terdiri atas bahan makanan yang bervariasi dari bahan
makanan (bukan dari suplementasi atau fortifikasi), dan juga diperhitungkan
kemungkinan kehilangan zat-zat gizi selama pengolahan makanan. Di Indonesia
menu pola seimbang tergambar disesuaikan dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan
Pedoman Umum Seimbang (PUGS). Dalam menyusun menu, selain AKG perlu
pula menampung aspalk akseptabiliras ain sebagai zat-zat gizi, malanan dan
memiliki nilai sosial dan emosional.

G. Askep Nutrisi Pada Remaja

Remaja adalah anak yang berusia 10-19 tahun. WHO mendefinisikan


remaja sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Pada masa ini individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu, terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial dan ekonomi yang penuh kepada orang tua
menuju keadaan yang relatif lebih mandiri

Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat significant.
Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat (growth spurt)
dan matangnya organ reproduksi. Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita
dan pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu dibandingkan pria. Karena
tubuh wanita dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara pria baru dapat menyusul
dua tahun kemudian. Pertumbuhan cepat ini juga ditandai dengan pertambahan

15
pesat berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pada masa tersebut pertambahan
BB wanita 16 gram dan pria 19 gram setiap harinya. Sedangkan pertambahan TB
wanita dan pria masing-masing dapat mencapai 15 cm per tahun. Puncak
pertambahan pesat TB terjadi di usia 11 tahun pada wanita dan usia 14 tahun pada
pria

Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan nutrisi yang


lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat
aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga.
Khusus pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan
reproduksi.

Perubahan psikis menyebabkan remaja sangat mudah terpengaruh oleh


teman sebaya. Mereka sangat memperhatikan penampilan fisik untuk tampil
menarik di depan teman-teman maupun lawan jenis mereka. Hal tersebut
menyebabkan remaja berusaha untuk menampilkan dirinya sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut oleh kelompok sebayanya. Masalah gizi dan kesehatan remaja
boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini. Gejala sisa infeksi dan mallnutrisi
ketika kanak-kanak akan menjadi beban pada usia remaja. Mereka yang dapat
selamat dari penyakit diare dan infeksi kronis saluran nafas terkait dengan
mallnutrisi semasa bayi tidak akan mungkin tumbuh sempurna menjadi remaja
yang normal

Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan terhadap masalah


gizi. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan
energi lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan
menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan,
keikutsertaan dalam olah raga, kecanduan alkohol dan obat-obatan meningkatkan
kebutuhan energi dan zat gizi.

Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami


pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi
dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

16
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di
sekolah maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG
VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa
muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800
kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, makaroni),
umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja adalah1,5-
2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari
untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada
masa pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, Kalsium adalah zat gizi yang
penting untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah
600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber
kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium
lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah
dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan
besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini
mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-
laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan
kehilangan besi yang meningkatkan, akan mengalami anemia gizi besi.
Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas untuk

17
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan
zat besi.
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja
dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.

A. Beberapa Masalah gizi yang biasa dijumpai pada remaja

1. Obesitas

Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan


remaja, obesitas merupakan permasalahan yang merisaukan, karena dapat
menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis
yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat
di bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh
menjadi remaja yang kurang percaya diri. Berdasarkan data dari Riskesdas 2007,
prevalensi obesitas sentral pada usia 15-24 tahun adalah 8,09%
Penelitian yang dilakukan oleh Rollan Cahcera (2000) terhadap remaja pada
beberapa wilayah di Eropa Barat menemukan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi obesitas pada remaja. Rata-rata asupan energi para remaja tersebut
terlihat adekuat, namun konsumsi lemak jenuh menunjukkan peningkatan dan
konsumsi serat justru menurun. Rata-rata asupan mikronutrient menunjukkan
angka yang sesuai dengan standar. Namun pada remaja putri asupan zat besi dan
kalsium masih rendah. Selain itu, ditemukan juga masalah-masalah seperti
merokok, mengkonsumsi makanan dengan kualitas gizi yang rendah dan diet yang
salah. Al sendi juga menemukan hal serupa di Bahrain. Terlihat terjadi
peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Lazeery di Italia justru menemukan
trend yang berbeda. Dimana dari tahun ke tahun, prevalensi obesitas pada remaja
di Tuscany Italia justru mengalami penurunan. Dan penurunan tersebut
berbanding lurus dengan peningkatan kelompok umur pada remaja.

18
2. Kurang Energi Kronis (KEK)
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK) pada
umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan secara
drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh lawan jenis.
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
perlu dikonsumsi oleh para remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.

3. Anemia

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita


anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit
lebih rendah dari normal. Pada laki-laki hemoglobin normal adalah 14 – 18 gr
% dan eritrosit 4,5 -5,5 jt/mm. Sedangkan pada perempuan hemoglobin normal
adalah 12 – 16 gr % dengan eritrosit 3,5 – 4,5 jt/mm. Remaja putri lebih mudah
terserang anemia karena :

a. Pada umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang


kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan zat besi ±
1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.

B. Gizi Seimbang Pada Remaja


Dengan berbagai permasalahan tersebut, maka remaja sangat
membutuhkan panduan gizi. Dalam hal ini, di Indonesia dikenal dengan istilah
gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang

19
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas
maupun kuantitas.
Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang
dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan
pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai: (1) sumber energi/tenaga (2)
sumber zat pembangun dan (3) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan
tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan
zat pengatur, sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih
besar dari pada kebutuhan zat pembangun
Sumber karbohidrat diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu,
kentang dan sebagainya. Zat pengatur diperoleh dari sayur dan buah-buahan,
sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-
kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar
gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urutan-urutan
menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh. Dasar
kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan bahan pangan
yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat
pengatur, sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang
secara relatif paling sedikit dimakan tiap harinya.

H. Askep nutrisi pada ibu hamil

Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan
usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan
janin. Berikut merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil :

1. Trimester 1
Kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu hamil adalah energi (180 Kkal),
protein (20 gr), lemak (6 gr) dan KH (25 gr). Semua ini setara dengan
biskuit 1 buah besar (10 gr), telur ayam rebus 1 butir (55 gr) dan sus sapi
segar ½ gelas (100 gr).

20
2. Trimester 2 dan 3
Kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu hamil adalah energi (300 Kkal),
protein (20 gr), lemak (10 gr) dan KH (40 gr). Semua ini setara dengan 1
mangkuk bubur kacang hijau dengan komposisi kacang hijau 5 sendok
makan (50 gr) + santan ½ gelas (50 gr) + gula merah 1 sendok makan (13
gr) dan telur ayam rebus 1 butir (55 gr).

Jumlah atau porsi dalam 1 kali makan merupakan suatu ukuran


atau takaran makan yang dimakan tiap kali makan. Pada saat ibu hamil nutrisi
harus dipenuhi dengan adekuat dengan porsi atau komposisi makan dengan nasi 1
piring (200 gr), lauk-pauk hewani (ikan ; 1/3 ekor sedang, ayam ; 1 potong
sedang, daging ; 2 potong kecil) 40 gr, lauk nabati (tempe ; 2 potong sedang 50 gr,
tahu ; 2 potong sedang 100 gr, kacang-kacangan ; 2 sendok makan 25 gr), sayuran
1 piring (100 gr) dan buah-buahan 2 ¼ potong sedang (100 gr).

Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang
dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah
tubuh memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain
menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu memperhatikan
keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu harus bebas dari
cemaran yang membahayakan kehatan. Cara menerapkan yaitu
dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari yang terdiri dari makanan
pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari
1 jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik.

Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-padian atau


serealia seperti beras, jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti ubi,
singkong, dan talas; serta hasil olahannya seperti tepung-tepungan, mi, roti,
makaroni, havermout, dan bihun. Sumber protein, yaitu sumber protein hewani,
seperti daging, ayam, telur, susu, dan keju; serta sumber protein nabati sepeerti
kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang

21
merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai,
dan oncom. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan
berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk,
kangkung, wortel, dan tomat; serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang
panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning
jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya, mangga, nanas, nangka,
nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.

Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang


mengadung zat gizi tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin maupun
untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut ini merupakan zat
gizi yang diperlukan ibu hamil :

1. Trimester 1
Zat yang diperlukan selama kehamilan adalah Asam folat
(pembemtukan sistem saraf pusat, termasuk otak) yang terdapat pada
bahan makanan sayuran berdaun hijau, tempe, serta serealia atau
kacang-kacangan yang telah ditambahkan dengan asam folat. Asam
lemak tak jenuh (tumbuh kembang sistem saraf pusat dan otak) yang
terdapat pada ikan laut seperti ikan tenggiri, ikan kembung, ikan tuna,
dan ikan tongkol. Vitamin B 12 (perkembangan sel janin) yang
terdapat pada hasil ternak dan produk olahannya, serta produk olahan
kacang kedelai, misalya tempe dan tahu ; telur, daging ayam, keju dan
susu. Vitamin D (membantu menyerap kalsium dan mineral di dalam
darah) yang terdapat pada ikan salmon dan susu.
2. Trimester 2
Zat yang diperlukan selama kehamilan adalah Vitamin A (proses
metabolisme, pembentukan tulang, sistem saraf) yang diasanya
terdapat pada daging ayam, telur bebek, kangkung, wortel, buah
buahan kuning dan merah. Kalsium (untuk pembentukan tulang dan
gigi janin) terdapat pada yogurt, bayam, jeruk dan roti gandum.
Selanjutnya zat besi (sebagai pembentuk sel darah merah dan

22
mengankut oksegen ke seluruh tubuh ibu dan janin) sering terdapat
pada kacang kacangan, hati sapi,daging sapi,sayuran hijau dan ikan.
3. Trimester 3
Zat yang diperlukan selama kehamilan adalah vitamin B6 ( untuk
membantu proses sel saraf) yang terdapat pada kacang kacanga, hati
dan gandum. Lalu yang megandung serat (untuk melancarkan buang
air besar pada ibu) yang terdapat pada sayuran dan buah buahan.
Vitamin C (membantu penyerapan zat besi dan antioksidan) terdapat
pada kol, jambu, jeruk, tomat, nenas, dan pepaya. Seng (membantu
proses metabolisme dan kekebalan tubuh)biasanya terdapat pada
kacang kacagan, telur, hati sapi dan daging sapi. Terakhir
yodium(untuk mengatur suhu tubuh, membentuk sel darah merah,
membentuk fungsi otot dan saraf. Biasanya terdapat pada garam dapur,
udang dan ikan laut.

I. Askep Nutrisi Ibu Post Partum

Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode pascapartum
(puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Post partum (nifas) secara
harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah kelahiran, masa pada
waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil). Puerperium /
nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama  6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal,2002). Tujuan asuhan keperawatan selama post partum yakni mencegah
hemoragik, memberikan kenyamanan fisik dan nutrisi (Mitayani, 2011).

Dimana nutrisi yang baik pada ibu post partum dapat mempercepat
penyembuhan dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Nutrisi adalah suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh ibu post partum karena dengan pemenuhan
nutrisi yang baik dapat mempercepat pula penyembuhan pada ibu dan sangat

23
berpengaruh terhadap susunan air susu (Saleha, 2008). Pemenuhan nutrisi pada
ibu nifas sangatlah berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi . Kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan pada ibu nifas menurut Dewi & Sunarsih, (2011) antara
lain sebagai berikut :

1. Nutrisi dan cairan

2. Ambulasi

3. Eliminasi : BAK/BAB

4. Kebersihan diri dan perineum

5. Istirahat

6. Seksual

7. Keluarga berencana

8. Latihan/senam nifas

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu postpartum tidaklah terlalu ketat


dalam mengatur nutrisi nya yang terpenting adalah makanan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.

1. Kebutuhan kalori selama menyusui dengan jumlah yang dihasilkan oleh


ASI ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan dibutuhkan 85 kal
unutuk ibu pada setiap 100 ml yang dihasilkan. Makanan yang
dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat seperti susunanya seimbang, porsi
nya cukup, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak serta tidak mengandung
alcohol, bahan pengawet dan pewarna.

2. Tambahan protein 20 gr untuk pertumbuhan dan penggantian sel yang


rusak dan akan mati. Sumber protein didapat dari hewani dan nabati antara
lain : telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, keju, kacang kacangan,
tempe, tahu dan lain lain.

24
3. Nutrisi lain yang diperlukan antara lain ialah perbanyak air putih , susu dan
jus buah untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran metabolisme di dalam tubuh

4. Minum kapsul vitamin A

5. Pil zat besi (Fe) harus diminum untuk penambahan zat besi selama 40 hari
pasca persalinan. Karena apabila kekurangan gizi pada ibu menyusui dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada
bayi meliputi tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, dan mudah
terkena infeksi. Kekurangan zat zat esensial menimbulkan gangguan pada
mata ataupun tulang. (Dewi & Sunarsih, 2011).

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk


mengevaluasi keadaan pasien, merupakan langkah utama untuk mengumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien (Ambarwati & Wulandari, 2010).

2. Data Subjektif

a. Biodata yang mengcakup identitas pasien :

1) Nama

Nama jelas dan lengkap bila perlu memakai nama panggilan agar
tidak keliru dalam pemberian penanganan.

2) Umur

Di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko kuramg dari


20 tahun alat-alat reproduksi belum matang, serta pada umur 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas

25
3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing


atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

4) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan mengetahui sejauh mana tingkat


intelektualnya.

5) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

6) Pekerjaan

Gunaanya untuk untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial


ekonominya karena mempengaruhi dalam gizi pasien.

7) Alamat

Di tanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila di


perlukan.

b. Keluhan Utama

Untuk mengetauhi masalah yang sedang di hadapi yang berkaitan pada


masa nifas, misalnya sakit pada jalan lahir karena adanya heacting atau
jahitan yang terletak di perinium.

c. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan lalu

Data ini di perlukan untuk mengatuhikemungkian adanya riwayat atau


penyakit akut, kronis

26
2) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya


penyakit yang di derita pada saat ini sehubungan dengan masa nifas.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh


penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien.

d. Riwayat Perkawinan

Dalam tahap ini yang perlu di kaji adalah berapa kali menikah status
syah/tidak karena bila melahirkan tanpa satatus yang jelas akan bekaitan
dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.

e. Riwayat Obstertik

1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara
persalinan, keadaan nifas yang lalu.

2) Riwayat persalinan sekarang

Tanggal persalinan,jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi


meliputi BB PB, penolong persalinan.

f. Riwayat KB

Untuk mengathui apakah psien pernah ikut KB dengan jenis apa, berapa
lama, adakah keluhan saat menggunakan kontrasepsi serta rencaba KB
setelah masa nifas akan beralih ke kontrasepsi apa.

g. Kehidupan sosial budaya

27
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang
akan menguntungkan atau merugikan pasien, misal pantangan makan.

h. Data Psikososial

Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita


banyak mengalami peribahan emosi/psikologi selama masa nifas sementara
ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.

i. Data pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahun ibu tentang perawatan setelah


melahirkan.

j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya,


jenis makanan, makanan pantangan.

2) Eliminasi

Menggambarkan pola eliminasi fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air


besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi serta kebiasaan buang air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.

3) Istirahat

Menggambarkan pola pola istirahat dan tidur pasien,berapa jam pasien


tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan tidur siang, pengunaan waktu
luang.

4) Personal Hygine

28
Di kaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia.

5) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.

3. Data Objektif

Yang termasuk dalam komponen - komponen pengkajian data objektif


adalah :

a. Vital sign

Di tunjukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang


dialaminya.

1) Suhu

Pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali


normal, kenaikan suhu yang mencapai >38oC adalah mengarah ke
tanda-tanda infeksi.

2) Nadi dan pernapasan

a) Nadi berkisar anatra 60-80 x/menit, denyut nadi di atas 100x/menit


pada masa nifas adalah mengindentifikasi adanya suatu infeksi, hal
ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau
karena kehilangan darah yang berlebihan.

b) Pernafasan harus dalam rentang yang normal yaitu sekitar 20-30


x/menit.

3) Tekanan darah

29
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi
keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit lain yang menyertainya.

4) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki.

a) Keadaan buah dada dan puting susu

(1) Simetris/tidak

(2) Konsitensi, ada pembengkakan/tidak

(3) Puting menonjol/tidak, lecet/tidak

b) Keadaan abdomen

(1) Uterus normal : Kokoh, berkontraksi baik Tidak berada di atas


ketinggian fundal saat masa nifas segera

(2) Abnormal : Lembek Di atas ketinggian fundal saat masa post


partum segera

(3) Kandung kemih : bisa buang air/tidak bisa buang air

c) Keadaan genetalia

(1) Lochea Normal

Merah hitam (lochea rubia) Bau biasa Tidak ada brkuan darah atau
butiran-butiran darah beku (ukuran jeruk kecil) Jumlah perdarahan yang
ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam).

2) Lochea Abnormal

30
Merah terang Bau busuk Mengeluarkan darah beku Perdarahan berat
(memerlukan pengantian pembalut setiap 0 – 2 jam) keadaan
perineum, odema, hematoma, bekas luka

episiotomi/robekan, hecting.

3) Keadaan anus : hemoroid

4) Keadaan ekstermitas

Varices, Odema dan Refleks patella (Ambarwati &Wulandari,


2010 ).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah tahap kedua dalam proses perawatan dan


merupakan suatu pernyatan dari masalah klien baik aktual maupun resiko
berdasarkan data pengkajian yang sudah dianalisis. ( Maryam, 2013).

 Defisit pengetahuan tentang nutrisi b.d intake yang kurang, anoreksia

3. Rencana Keperawatan

Perencanaan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan dimana perawat


dan klien mengembangkan tujuan dan kriteria hasil dan strategi keperawatan
untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah kesehatan klien.
(Maryam, 2013).

 Defisit Pengetahuan tentang Nutrisi

NO DX. Keperawatan NOC NIC

31
1. Defisit Pengetahuan Kriteria Hasil : Teaching Disease
tentang Nutrisi Process
 Pasien dan keluarga
menyatakan  Berikan
Definisi : Ketiadaan
pemahaman tentang penilaian tentang
atau defisiensi
anemia, kondisi, tingkat
informasi kognitif yang
prognosis dan pengetahuan
berkaitan tentang
program pasien tentang
nutrisi
pengobatan, serta proses penyakit
pengetahuan nya yang spesifik.
Batasan Karakteristik :
tentang nutrisi pada  Jelaskan
 Kurangnya ibu post partum patofisiologi dari
pengetahuan dengan anemia penyakit dan
tentang nutrisi pada  Pasien dan keluarga bagaimana hal
anemia mampu ini berhubungan
 Asupan nutrisi melaksanakan. dengan anatomi
belum memenuhi Prosedur dan fisiologi
diit anemia pemenuhan nutrisi dengan cara yang
tepat.
 Hb kurang dari yang
normal

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana


perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen)
dan tindakan kolaborasi. (Tarwoto & Wartonah, 2010).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.


Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
(Tarwoto & Wartonah, 2010)

32
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita bisa
simpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting.
Banyak sekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi
tubuh kita. Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang
lain daandapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek aspek
yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-
ancaman penyakit.Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera
diselesaikan dengan tindakan-tindakan yang tepat.
Selain pemenuhan Nutrisi untuk orang yang sehat, kebutuhan Nutrisi
untukorang dengan kondisi tertentu juga harus dipenuhi.tentu saja
kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda sesuai dengan tahap
perkembangan yang sedang dialaminya, dengan memberikan makanan
atau nutrisi yang tepatdiharapkan kebutuhan Nutrisi untuk pasien
dengan keadaan tertentu tetap dapat mendapat asupan Nutrisi untuk
kebutuhan yang dibutuhkan tubuh.

B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting
untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan
nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi
seimbang dengan diimbangi dengan keadaan hidup bersihn untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari,karena jika
tidak dilakukan setiap hari maka tubuh kita bias terserang penyakit
akibat immune tubuh yang menurun.

33
Daftar Pustaka

Depkes, Poltekes. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta : PT


Salemba Medik. 2010

Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan Nasional


2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI.2008

Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi
Kesehatan, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA, Jakarta, hal. 24-26

Dewi, Vivian lanny dan Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Salemba
medika, Jakarta.

Hasanah, wanikmatun. 2014. Anemia Dengan Perdarahan Postpartum Di RSU


DR. Wahidin Sudiro Husodo. Jurnal Kesehatan.

Nur Arif dan Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda NICNOC. Yogyakarta : Mediaction.

Suryoprajogo, Nadine. 2009. Kupas Tuntas Kesehatan Remaja dari A-Z.


Yogyakarta : Diglosia Printika

Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta: Bandung

34
35

Anda mungkin juga menyukai