“Asuhan Keperawatan Nutrisi Pada Remaja, Ibu Hamil Dan Post Partum”
Keperawatan Maternitas 1
Disusun Oleh :
1811110882
A 2018. 2
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tak
lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erika, SKp, M.
Kep., Sp. Mat., PhD selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
Keperawatan Maternitas 1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan dari semua pihak yang telah berpartisipasi di dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul tentang “Asuhan Keperawatan Nutrisi Pada
Remaja, Ibu Hamil Dan Post Partum” dalam mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 1. Penulis juga menyadari bahwa materi dan teknik yang
digunakan dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan agar
makalah ini menjadi lebih sempurna. Atas kritik dan sarannya diucapkan
terimakasih.
Pekanbaru, 23 September
2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
A Kesimpulan ............................................................................................................. 33
B Saran ....................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah gizi atau ilmu gizi dikenl diindonesia pada tahu 1950-an, sebagai
terjemahan dari bahasa inggris yaitu “nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari
kata “ghidza” dalam bahasa Arab yang berarti makanan.
Zat zat gizi meyediakan kebutuhan sel sel tubuh yang beraneka ragam
untuk mengganti sel sel yang rusak dengan sel yang baru contohnya sel darah
merah yang diganti 6 kali seminggu.Setiap tahapan usia memiliki kebutuhan zat
gizi yang berbeda sesuai dengan tumbuh kembang setiap individu. Para ahli gizi
gizi membagi zat gizi menjadi 6 kelompok besar, yaitu: kerbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral serta air.
3
B. Rumusan Masalah
1. Asuhan keperawatan nutrisi pada remaja
2. Asuhan keperawatan nutrisi pada ibi hamil
3. Asuhan keperawatan nutrisi pada ibu post partum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada remaja
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada ibi hamil
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan nutrisi pada ibu post
partum
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Defenisi Nutrisi
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi
dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah
nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti
jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain. Nutrisi erat kaitannya dengan intake
makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis
untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor
sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan
fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi) yang buruk bagi
tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi racun yang
menyebabkan penyakit dikemudian hari.
5
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri dari dua bagian
luar yang sempit atau vestibula, yaitu ruang antara gusi, gigi, bibir, pipi dan
bagian dalam yaitu rongga mulut.
b. Faring dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung,
mulut dan laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus. Esofagus
merupakan bagiak yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan. Lambung adalah sebuah
organ berrongga yang ada didalam perut bagian atas, dibawah tulang rusuk.
Dinding lambung mempunyai lima lapisan. Dalam proses pencernaan, makanan
bergerak dari mulut dari esofagus untuk kemudian menjangkau lambung. Didalam
lambung, makanan menjadi cair. Cairan tersebut selanjutnya bergerak masuk ke
usus kecil untuk dicerna lebih
lanjut.
d. Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2.5
meter dalam keadaan hidup. Kemudianakan bertambah panjang kurang lebih
menjadi 6 meter pada orang meninggal akibat adanya relaksasi otot yang telah.
kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan mengabsorbsi chime
dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus yaitu pada duodenum dan disini
terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitami D, vitamin A, D, E dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat.
e. Usus besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolo merupakan sambungan dari usus halus
yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden,
transversum, desende, sigmoid dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira
10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pdaa saluran
anal
6
C. Prinsip Prinsip Nutrisi
Tubuh membutuhgkan nutrisi untuk kelangsungan fungsifungsi tubuh. Zat gizi
berfungsi sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, untuk pergerakan serta kerja
fisik. Sebagian zat gizi berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan
tubuh serta berperan sebagai pelindung dan pengatur. Elemen nutrisi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. (Tarwoto& Wartonah,
2010).
a. Karbohidrat
MenurutBarbara Kozier et al. (2011)., karbohidrat tersusun atas unsur karbon (C),
Hidrogen (H), dan terdiri dari dua jenis dasar karbohidrat sederhana (gula dan
karbohidrat kompleks
(tepung dan serat). Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.Monosakarida
merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang
paling kecil. Jenis dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak
terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada. buah,
sayuran, dan madu. Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa
dan maltosa banyak pada makanan nabati,sedangkan laktosa yaitu merupakan
jenis gula dalam air susu, baik susu ibu maupun susu hewan. Polisakarida
merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida
adalah zat
pati, glikogen, dan selulosa.
b. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan
tubuh. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan
dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai
sumber energi disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan kesehatan dan
vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan susu saat proses
laktasi. Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang berasal dari
hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan,
kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan
seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan sebagainya. (Alimul, 2006).
7
Kebutuhan Protein per Hari :
Umur Berat badan(Kg) Tingi badan(Cm) Protein(gr)
0-6 bulan 5,5 60 12
7-12 bulan 8,5 71 14
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23,5 120 36
Pria
10-12 tahun 30 135 45
13-15 tahun 40 152 57
16-19 tahun 53 160 62
20-59 tahun 56 162 50
>60 tahun 56 162 50
Wanita
10-12 tahun 32 139 49
13-15 tahun 42 153 47
16-19 tahun 46 154 47
20-59 tahun 50 154 44
>60 tahun 50 154 44
c. Lemak
Lemak adalah sumber energi paling besar. Di samping untuk kebutuhan tubuh
asam linoleat dan linolenat, manusia tidak membutuhkan lemak. Hal ini dapat
dilakukan karena setiap kelebihan atau protein yang dikonsumsi, dapat menjadi
lemak di dalam tubuh. Suatu ransum yang dapat memberikan 2% dari jumlah total
kebutuhan energi, yang terdiri dari asam linoleat dan linolenat, dapat memenuhi
kebutuhan tubuh.
8
Akan tetapi, karena lemak atau minyak dapat meningkatkan palatabilitas
makanan, maka minyak atau lemak yang banyak dikonsumsi Selain itu, lemak
atau minyak dalam makanan dapat digunakan sebagai pelarut (pembawa) vitamin
alami lemak (vitamin A, D, E, K) dan pro-vitamin lemak lemak (misalnya
karotenoid) dan antioksidan alami (misalnya karotenoid, klorofil dan lain-lain).
d. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin
dilakukan dengan dilakukan dengan disfusi sederhana tetapi sistem transportasi
aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yang cukup. (Alimul, 2012).
Kekurangan atau kelebihan konsumsi vitamin tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Kekurangan asupan vitamin akan menyebabkan defisiensi, sedangkan kelebihan
vitamin akan menyebabkan keracunan, meskipun berupa vitamin larut udara.
1. Vitamin A
Gejala defisiensi akan nampak jika cadangan vitamin A dalam hati telah
berkurang. Kekurangan asupan protein dan seng (Zn) akan mengurangi pelepasan
vitamin A dari hati, kemudian timbu gejala yang sama seperti defisiensi vitamin
A. Penyebab defisiensi vitamin A antara lain: (a) menambah vitamin A (karoten,
pro-vitamin A) rendah, ( b) gangguan dalam proses penyerapan dalam usus,(c)
gangguan proses penyimpanan dalam hati, dan (d) gangguan dalam konversi pro-
vitamin A (karoten) menjadi vitamin A. Gejala yang muncul dari peran vitamin A
dalam kesehatan sel -sel epitel, serta dalam proses penglihatarn sebagai berikut:
(1) Rabun Senja. Dampak yarg terjadi akibat defisiensi vitamin A adalah
Rendahnya penyaluran vitarmin A akan menurunkan jumlah vitamin A dalam
9
hati kadar Vitarnin A dalam darah dan menurun. Hal ini akan mengubah
jumlah vitamin A yang tersedia untuk retina (untuk pembentukan rhodopsin,
yang menggunakan dalam proses penglihatan).
Kulit, terutama pada bahu, menjadi kasar dan kaku. Selain itu dapat terjadi
foliculosis, yaitu benjolan-benjolan kecil pada dasar kantong rambut yang
kemudian mengeras (keratinisasi)
Keracunan vitamin A Sehat dapat terjadi pada tingkat konsumsi 16.000 RE / hari.
Namun, ada juga yang disebut keracunan pada tingkat konsumsi lebih rendah,
yaitu 6.000 RE / hari. Pada orang lain baru terjadi keracunan ketika tingkat
konsumsi vitamin A mencapai 40.000-55.000 RE / hari.
Pada semua golongan umur, periode awal mulailah dosis tinggi sampai timbulnya
keracunan antara 6 sampai 15 bulan. Penulis keracunan pada orang dewasa
adalah: sakit kepala, mengantuk, mual-mual, rambut rontok, kulit mengering dan
diare. Pada anak-anak, gejala yang timbul adalah: dermatitis, berat badan
menurun, dan sakit pada tulang rangka. Anak kecil (bayi) dapat menderita
keracunan pada doses 8000 RE/hari, dalam periode komsumsi. Gejalanya adalah:
kepala yang terkemuka dan berair, tekanan di dalam tengkorak meningkat dan
mudah marah.
10
2. Vitamin D
Tiga jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita defisiensi vitamin D, adalah
sebagai berikut: (a) Riketsia, diderita oleh anak-anak yang ditandai dengan kaki
bengkok (bentuk O): (b Tetani, yang ditandai oleh bengkoknya tangan dan sendi,
aki D atau rusaknya gangguan paratiroid; dan (c) Osteomalasia, yang diderita oleh
orang dewasa akibat defisiensi vitamin D dan Ca Terjadi pada penderita sakit
ginjal kronis.
3. Vitamin E
11
6,5 ug / ml, defisiensi margatif bila kadar vitamin dalam plasma sekitar 6,5 8,6 ug
/ ml, kadar vitamin saat normal dalam plasma sekitar 8, 6 10,8 ug / ml dan
optimum jika kadar vitamin dalam plasma sama dengan 10,8 ug / ml .
Vitamin E dianggap relatif aman untuk orang sehat, namun asupan vitamin
E dosis tinggi tidak disarankan untuk pasien yang sedang mengonsumsi vitamin K
(untuk pembekuan darah ata pengobatan antikoagulan). Suplemen vitamin E juga
tidak disarankan dikonsumdi selama 1-2 minggu sebelum dan setelah operasi,
karenadarah Vitamin K nkan dikonsumsi selama 1 2 minggu sebelum dan setelah
rasi, karena dikhawatirkan akan mengganggu kerja koagulan.
4. Vitamin K
Defisiensi vitamin K pada orang dewasa antara lain ditandai oleh lamanya
pembekuan darah, rendahnya kadar vitamin K dalam plasma, rendahnya ekskresi
y-carboxy glutamyl residue (Gla) dalam urin serta rendahnya aktivitas faktor VIl
(yang terkait dengan agregasi keping-keping darah).
Apabila asupan vitamin K hanya berasal dari makanan sehari- hari, maka
tidak akan terjadi kelebihan vitamin K dan tidak akan terjadi efek samping.
Pemberian vitamin K dengan dosis 10 20 mg (beberapa ratus kali kecukupan) di
klinik, diamati tidak memberikan efek samping. Namun konsumsi vitamin K
berlebihan sebaiknya dihindari. Kelebihan vitamin K (sebagai menadione) yang
diberikan ada bayi menyebabkan meningkatnya kejadian anemia hemolitik,
erbilirubinemia dan kerusakan hati, terutama pada bayi premature hip yang
menderita erythroblastosis
12
5. Vitamin B12
13
diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). AKG ini
kemudian ditinjau diselengarakan kembali pada tahun 1978, dan sejak itu secara
berkala tiap lima tahun sekali,
14
oleh makanan yang perlu diperhitungkan dalam zat AKG. Sampai sejauh mana
AKG seharusnha melebihi yang dibutuhkan faal ntuk berbeda antar berbagai zat
gizi.
Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat significant.
Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat (growth spurt)
dan matangnya organ reproduksi. Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita
dan pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu dibandingkan pria. Karena
tubuh wanita dipersiapkan untuk reproduksi. Sementara pria baru dapat menyusul
dua tahun kemudian. Pertumbuhan cepat ini juga ditandai dengan pertambahan
15
pesat berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pada masa tersebut pertambahan
BB wanita 16 gram dan pria 19 gram setiap harinya. Sedangkan pertambahan TB
wanita dan pria masing-masing dapat mencapai 15 cm per tahun. Puncak
pertambahan pesat TB terjadi di usia 11 tahun pada wanita dan usia 14 tahun pada
pria
16
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja
adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di
sekolah maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG
VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa
muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800
kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber
karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, makaroni),
umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja adalah1,5-
2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari
untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada
masa pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt, Kalsium adalah zat gizi yang
penting untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah
600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber
kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium
lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah
dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan
besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini
mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-
laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan
kehilangan besi yang meningkatkan, akan mengalami anemia gizi besi.
Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor pembatas untuk
17
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan
zat besi.
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja
dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
1. Obesitas
18
2. Kurang Energi Kronis (KEK)
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK) pada
umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan secara
drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang seksi oleh lawan jenis.
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan
yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
perlu dikonsumsi oleh para remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.
3. Anemia
19
mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas
maupun kuantitas.
Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang
dikandungnya. Pengelompokan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan
pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai: (1) sumber energi/tenaga (2)
sumber zat pembangun dan (3) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan
tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan
zat pengatur, sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih
besar dari pada kebutuhan zat pembangun
Sumber karbohidrat diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu,
kentang dan sebagainya. Zat pengatur diperoleh dari sayur dan buah-buahan,
sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-
kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar
gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urutan-urutan
menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh. Dasar
kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan bahan pangan
yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat
pengatur, sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang
secara relatif paling sedikit dimakan tiap harinya.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan
usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan
janin. Berikut merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil :
1. Trimester 1
Kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu hamil adalah energi (180 Kkal),
protein (20 gr), lemak (6 gr) dan KH (25 gr). Semua ini setara dengan
biskuit 1 buah besar (10 gr), telur ayam rebus 1 butir (55 gr) dan sus sapi
segar ½ gelas (100 gr).
20
2. Trimester 2 dan 3
Kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu hamil adalah energi (300 Kkal),
protein (20 gr), lemak (10 gr) dan KH (40 gr). Semua ini setara dengan 1
mangkuk bubur kacang hijau dengan komposisi kacang hijau 5 sendok
makan (50 gr) + santan ½ gelas (50 gr) + gula merah 1 sendok makan (13
gr) dan telur ayam rebus 1 butir (55 gr).
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang
dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah
tubuh memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain
menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu memperhatikan
keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu harus bebas dari
cemaran yang membahayakan kehatan. Cara menerapkan yaitu
dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari yang terdiri dari makanan
pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari
1 jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik.
21
merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe, tahu, susu kedelai,
dan oncom. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan
berwarna hijau dan kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk,
kangkung, wortel, dan tomat; serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang
panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning
jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti pepaya, mangga, nanas, nangka,
nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.
1. Trimester 1
Zat yang diperlukan selama kehamilan adalah Asam folat
(pembemtukan sistem saraf pusat, termasuk otak) yang terdapat pada
bahan makanan sayuran berdaun hijau, tempe, serta serealia atau
kacang-kacangan yang telah ditambahkan dengan asam folat. Asam
lemak tak jenuh (tumbuh kembang sistem saraf pusat dan otak) yang
terdapat pada ikan laut seperti ikan tenggiri, ikan kembung, ikan tuna,
dan ikan tongkol. Vitamin B 12 (perkembangan sel janin) yang
terdapat pada hasil ternak dan produk olahannya, serta produk olahan
kacang kedelai, misalya tempe dan tahu ; telur, daging ayam, keju dan
susu. Vitamin D (membantu menyerap kalsium dan mineral di dalam
darah) yang terdapat pada ikan salmon dan susu.
2. Trimester 2
Zat yang diperlukan selama kehamilan adalah Vitamin A (proses
metabolisme, pembentukan tulang, sistem saraf) yang diasanya
terdapat pada daging ayam, telur bebek, kangkung, wortel, buah
buahan kuning dan merah. Kalsium (untuk pembentukan tulang dan
gigi janin) terdapat pada yogurt, bayam, jeruk dan roti gandum.
Selanjutnya zat besi (sebagai pembentuk sel darah merah dan
22
mengankut oksegen ke seluruh tubuh ibu dan janin) sering terdapat
pada kacang kacangan, hati sapi,daging sapi,sayuran hijau dan ikan.
3. Trimester 3
Zat yang diperlukan selama kehamilan adalah vitamin B6 ( untuk
membantu proses sel saraf) yang terdapat pada kacang kacanga, hati
dan gandum. Lalu yang megandung serat (untuk melancarkan buang
air besar pada ibu) yang terdapat pada sayuran dan buah buahan.
Vitamin C (membantu penyerapan zat besi dan antioksidan) terdapat
pada kol, jambu, jeruk, tomat, nenas, dan pepaya. Seng (membantu
proses metabolisme dan kekebalan tubuh)biasanya terdapat pada
kacang kacagan, telur, hati sapi dan daging sapi. Terakhir
yodium(untuk mengatur suhu tubuh, membentuk sel darah merah,
membentuk fungsi otot dan saraf. Biasanya terdapat pada garam dapur,
udang dan ikan laut.
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode pascapartum
(puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Post partum (nifas) secara
harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah kelahiran, masa pada
waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil). Puerperium /
nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal,2002). Tujuan asuhan keperawatan selama post partum yakni mencegah
hemoragik, memberikan kenyamanan fisik dan nutrisi (Mitayani, 2011).
Dimana nutrisi yang baik pada ibu post partum dapat mempercepat
penyembuhan dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Nutrisi adalah suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh ibu post partum karena dengan pemenuhan
nutrisi yang baik dapat mempercepat pula penyembuhan pada ibu dan sangat
23
berpengaruh terhadap susunan air susu (Saleha, 2008). Pemenuhan nutrisi pada
ibu nifas sangatlah berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi . Kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan pada ibu nifas menurut Dewi & Sunarsih, (2011) antara
lain sebagai berikut :
2. Ambulasi
3. Eliminasi : BAK/BAB
5. Istirahat
6. Seksual
7. Keluarga berencana
8. Latihan/senam nifas
24
3. Nutrisi lain yang diperlukan antara lain ialah perbanyak air putih , susu dan
jus buah untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran metabolisme di dalam tubuh
5. Pil zat besi (Fe) harus diminum untuk penambahan zat besi selama 40 hari
pasca persalinan. Karena apabila kekurangan gizi pada ibu menyusui dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada
bayi meliputi tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, dan mudah
terkena infeksi. Kekurangan zat zat esensial menimbulkan gangguan pada
mata ataupun tulang. (Dewi & Sunarsih, 2011).
1. Pengkajian
2. Data Subjektif
1) Nama
Nama jelas dan lengkap bila perlu memakai nama panggilan agar
tidak keliru dalam pemberian penanganan.
2) Umur
25
3) Agama
4) Pendidikan
5) Suku/bangsa
6) Pekerjaan
7) Alamat
b. Keluhan Utama
c. Riwayat kesehatan
26
2) Riwayat kesehatan sekarang
d. Riwayat Perkawinan
Dalam tahap ini yang perlu di kaji adalah berapa kali menikah status
syah/tidak karena bila melahirkan tanpa satatus yang jelas akan bekaitan
dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.
e. Riwayat Obstertik
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara
persalinan, keadaan nifas yang lalu.
f. Riwayat KB
Untuk mengathui apakah psien pernah ikut KB dengan jenis apa, berapa
lama, adakah keluhan saat menggunakan kontrasepsi serta rencaba KB
setelah masa nifas akan beralih ke kontrasepsi apa.
27
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang
akan menguntungkan atau merugikan pasien, misal pantangan makan.
h. Data Psikososial
i. Data pengetahuan
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Istirahat
4) Personal Hygine
28
Di kaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia.
5) Aktivitas
3. Data Objektif
a. Vital sign
1) Suhu
3) Tekanan darah
29
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi
keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit lain yang menyertainya.
4) Pemeriksaan fisik
(1) Simetris/tidak
b) Keadaan abdomen
c) Keadaan genetalia
Merah hitam (lochea rubia) Bau biasa Tidak ada brkuan darah atau
butiran-butiran darah beku (ukuran jeruk kecil) Jumlah perdarahan yang
ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam).
2) Lochea Abnormal
30
Merah terang Bau busuk Mengeluarkan darah beku Perdarahan berat
(memerlukan pengantian pembalut setiap 0 – 2 jam) keadaan
perineum, odema, hematoma, bekas luka
episiotomi/robekan, hecting.
4) Keadaan ekstermitas
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
31
1. Defisit Pengetahuan Kriteria Hasil : Teaching Disease
tentang Nutrisi Process
Pasien dan keluarga
menyatakan Berikan
Definisi : Ketiadaan
pemahaman tentang penilaian tentang
atau defisiensi
anemia, kondisi, tingkat
informasi kognitif yang
prognosis dan pengetahuan
berkaitan tentang
program pasien tentang
nutrisi
pengobatan, serta proses penyakit
pengetahuan nya yang spesifik.
Batasan Karakteristik :
tentang nutrisi pada Jelaskan
Kurangnya ibu post partum patofisiologi dari
pengetahuan dengan anemia penyakit dan
tentang nutrisi pada Pasien dan keluarga bagaimana hal
anemia mampu ini berhubungan
Asupan nutrisi melaksanakan. dengan anatomi
belum memenuhi Prosedur dan fisiologi
diit anemia pemenuhan nutrisi dengan cara yang
tepat.
Hb kurang dari yang
normal
4. Implementasi
5. Evaluasi
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita telah melihat dan mempelajari tentang kebutuhan nutrisi kita bisa
simpulkan bahwa kebutuhan nutrisi pada manusia sangatlah penting.
Banyak sekali risiko jika tidak terlalu memperhatikan nutrisi bagi
tubuh kita. Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang
lain daandapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek aspek
yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari ancaman-
ancaman penyakit.Permasalahan kebutuhan Nutrisi harus segera
diselesaikan dengan tindakan-tindakan yang tepat.
Selain pemenuhan Nutrisi untuk orang yang sehat, kebutuhan Nutrisi
untukorang dengan kondisi tertentu juga harus dipenuhi.tentu saja
kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda sesuai dengan tahap
perkembangan yang sedang dialaminya, dengan memberikan makanan
atau nutrisi yang tepatdiharapkan kebutuhan Nutrisi untuk pasien
dengan keadaan tertentu tetap dapat mendapat asupan Nutrisi untuk
kebutuhan yang dibutuhkan tubuh.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting
untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan
nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi
seimbang dengan diimbangi dengan keadaan hidup bersihn untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari,karena jika
tidak dilakukan setiap hari maka tubuh kita bias terserang penyakit
akibat immune tubuh yang menurun.
33
Daftar Pustaka
Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I., 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi
Kesehatan, Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA, Jakarta, hal. 24-26
Dewi, Vivian lanny dan Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Salemba
medika, Jakarta.
34
35