Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1
JURUSAN GIZI DIII TK 3B
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “UU Perlindungan
Konsumen”. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas Hukum Kesehatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen.....................................................6
2.1.1 Asas Perlindungan Konsumen.................................................................6
2.1.2 Tujuan Perlindungan Konsumen..............................................................8
2.2 Hak dan Kewajiban (Konsumen dan Pelaku Usaha)......................................9
2.2.1 Hak Konsumen........................................................................................9
2.2.2 Kewajiban Konsumen............................................................................11
2.2.3 Hak Pelaku Usaha..................................................................................12
2.2.4 Kewajiban Pelaku Usaha.......................................................................13
2.3 Perbuatan yang dilarang bagi Pelaku Usaha................................................13
2.4 Tanggung Jawab Pelaku Usaha....................................................................15
2.5 Badan Perlindungan Konsumen Nasional....................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
juga terdapat ketentuan yang bertendensi melindungi konsumen, seperti dalam
beberapa Pasal Buku III, Bab IV, Bagian II yang dimulai dari Pasal 1365. (Fauzia,
2008)
Permasalahan yang sering kali timbul dari adanya hubungan antara pelaku
usaha dengan konsumen yang berkaitan dengan perjanjian atau transaksi yang
telah dilakukan kedua belah pihak ternyata barang yang dibeli tidak bagus/ tidak
bisa digunakan, dimana merugikan salah satu pihak. Permasalahan tersebut
biasanya menyangkut hak dan kewajiban dari masing-masing pihak, dalam hal ini
permasalahan antara pelaku usaha dan konsumen biasanya juga tejadi karena
konsumen tidak berhati-hati dalam memilih barang dan/atau jasa yang ditawarkan
kepadanya. Hal ini dapat menjadikan konsumen sebagai pihak yang dirugikan
oleh para pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan bisnis antara
pelaku usaha dan konsumen sebagai pengguna jasa tercipta dari perjanjian yang
menimbulkan sejumlah hak dan kewajiban diantara keduanya. (Salim, 2008)
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami undang-undang mengenai perlindungan
konsumen.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui asas dan tujuan konsumen
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui hak dan kewajiban konsumen
dan pelaku usaha
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbuatan yang dilarang bagi
pelaku usaha
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui badan perlindungan konsumen
nasional
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Asas manfaat
Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
dalam menyelenggarakan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan.
Contohnya :
Ahli gizi A mempunyai sebuah usaha catering makanan sehat untuk orang
yang sedang melakukan diet, di catering tersebut pada kemasannya dicantumkan
label komposisi makanan, nilai gizi, nama perusahaan, label halal, dan
kadaluwarsa. Sehingga dapat meyakinkan konsumen bahwa isi dari catering
tersebut terjamin.
2. Asas keadilan
Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat
diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan
pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara
adil.
Contohnya :
Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengatur mengenai hak dan
kewajiban yang harus dilakukan konsumen adalah beritikad baik dalam
melakukan transaksi dengan pelaku usaha. Apabila kewajiban ini dilanggar, maka
pelaku usaha berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari perbuatan
konsumen tersebut. Hal ini berlaku juga sebaliknya, sehingga dapat dikatakan
bahwa ada kewajiban dan hak dari masing-masing pihak yang sifatnya adil bagi
kedua pihak.
6
3. Asas keseimbangan
Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan
spiritual.
Contohnya :
Artis A memiliki sebuah cafe yang terkenal. Cafe tersebut mempekerjakan
seorang ahli gizi. Disuatu hari Shisi datang untuk makan di cafe tersebut dan tiba-
tiba Shisi mengalami keracunan akibat makanan yang di masak oleh ahli gizi
tersebut. Dikarenakan pemilik cafe tersebut adalah seorang artis terkenal maka
ahli gizi yang bekerja dicafe itu terlindungi dan kasus Shisi pun ditutup. Agar
nama baik cafe tersebut tetap tidak tercemar.
7
Perlindungan Konsumen adalah pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidan
denda paling banyak 2 miliyar rupiah.
8
4. Meningkatkan kualitas barang dan jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan jasa, kesehatan, kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan konsumen.
Contohnya :
Toko kue A yang sudah terkenal menggunakan bahan baku yang
berkualitas untuk menjamin produk yang dibuatnya agar terjaga keamanan produk
tersebut dan juga menggunakan bahan baku yang halal.
9
Shisi yang keracunan saat makan di cafe artis A bisa melaporkan kasusnya
kepada pihak kepolisian, agar shisi mendapatkan hak nya sebagai konsumen dan
juga merasa aman.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa
Hak yang dimaksudkan adalah memberikan informasi yang jelas kepada
konsumen agar konsumen tidak mengalami kerugian, informasi itu bisa berupa
komposisi produk, nama toko, kadaluwarsa, dan label halal.
Contohnya :
Lisa pergi kesebuah catering makanan sehat punya seorang ahli gizi, lisa
ingin memesan catering itu untuk dikonsumsinya selama 1 bulan, maka lisa
berhak tau bahan baku yang digunakan catering tersebut, apakah aman dan halal,
juga apakah ada bahan lain selain bahan baku utama yang ditambahkan agar lisa
memperoleh informasi yang akurat.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan jasa
yang digunakan
Hak yang dimaksudkan adalah mendengarkan keluhan dari konsumen
apabila konsumen mengalami kerugian karna mengkonsumsi produk dari pelaku
usaha, dan pelaku usaha akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi.
Contohnya :
10
Catering makanan sehat yang dipesan lisa pada hari ke-15 ternyata
menyebabkan lisa alergi tanpa ia sadari pada saat mengkonsumsi makanan
tersebut, padahal sebelumnya lisa sudah mengatakan bahwa ia alergi pada kacang,
tetapi pihak catering tetap memasukkan kacang dalam pengolahan makanannya
yang diberikan untuk lisa, maka lisa berhak untuk didengar dan juga pihak
catering harus mengganti rugi atas apa yang terjadi.
11
Contohnya :
Risa mempunyai riwayat hipertensi, kemudian risa mengunjungi catering
yang mengolah makanan untuk penderita hipertensi, maka risa wajib membaca
apa saja menu yang ditawarkan, apa saja bahan makanan yang terdapat didalam
makanan tersebut demi keamanannya, setelah itu jika risa tertarik maka ia harus
beritikad baik dalam melakukan pemesan catering tersebut dan membayar sesuai
dengan harga makanan yang ditawarkan pada catering tersebut. Jika risa tidak
mengikuti kewajiban yang ditetapkan untuk konsumen maka risa akan mengikuti
upaya penyelesaian hukum perlindungan konsumen secara patut.
12
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam
penyelesaian hukum sengketa konsumen.
Contohnya :
Seorang ahli gizi mempunyai toko kue yang sudah terkenal, tetapi pada
suatu hari ada konsumen yang mengeluh bahwa dirinya diare seteah
mengkonsumsi kue dari toko ahli giz tsb. Kemudian Ahli gizi dituntut oleh
konsumen tersebut tentang keracunan pangan dan meminta ganti rugi secara
langsung tanpa mengetahui apakah memang benar kue yang dijual ahli gizi
tersebut tercemar. Maka ahli gizi tersebut berhak meminta pembelaan diri dengan
menguji laboratorium kue tersebut untuk mengetahui apakah benar tuduhan
tersebut.
13
mutu. Maka sebagai pelaku usaha ahli gizi tersebut wajib memberikan
kompensasi ataupun ganti rugi kepada konsumen yang dirugikannya.
14
nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk
penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat
j. tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk
penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan
ketentuan
Contohnya :
Seseorang yang memiliki usaha makanan cemilan yang cukup besar tetapi
tidak mencantumkan komposisi, berat bersih, serta label halal pada produk
makanannya.
4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat
(2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta
wajib menariknya dari peredaran.
15
2.4 Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Tanggung jawab pelaku usaha tercantum dalam Pasal 19 UUPK 8/1999, yaitu :
Inti dari pasal di atas adalah pelaku usaha bertanggung jawab atas segala
kerugian yang timbul dari hasil produk/jasanya. Seperti yang di sebutkan pada
pasal 19 ayat (1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi
barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
Berdasarkan ayat 2 pasal yang sama, Ganti rugi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau
jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau
pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pemberian ganti rugi tidak menghapus kemungkinan adanya
tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsure
kesalahan (Miru, dkk 2011)
Contohnya :
16
Di sebuah restoran sehat milik ahli gizi, ada seorang ibu yang ingin
memesan makanan, setelah memesan makanannya dengan menunggu agak lama
kemudian makanannyapun datang, pada saat ibu tersebut sedang makan ibu itu
merasa makanan tersebut agak lain dari biasanya. Tetapi ibu tersebut tidak
menghiraukannya,beberapa jam kemudian ibu tersebut merasakan sakit perut yang
sangan luar biasa. Setelah di periksa kerumah sakit, ternyata terbukti bahwa sakit
perut tersebut di sebabkan karena makanan yang di pesan di restoran tersebut
sudah basi. ibu tersebut melaporkan kepada pemilik restoran itu. Kemudian
pemilik restoran meminta maaf yang sebesar berasnya kepada konsumennya dan
berjanji akan mengganti rugi dalam hal membayar semua biaya pengobatan ibu
tersebut sampai ibu tersebut sembuh.
17
3. Pengaduan
4. Pelayanan informasi
5. Kerjasama internasional.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) berkedudukan di
Jakarta dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Jika diperlukan
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dapat membentuk perwakilan
di Ibukota Provinsi. Lembaganya perkembangan perlindungan konsumen dinegara
berkembang yang perkembangan industrinya baru pada tahap permulaan
karena sikap pemerintah pada umumnya masih menlindungi kepentingan industri
yang merupakan faktor yang ensensial dalam pembangunan Negara (Miru, A,
2013).
Fungsi Badan Perlindungan Konsumen (BPKN) ini hanya memberikan
saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam upaya mengembangkan
perlindungan konsumen di Indonesia. Untuk menjalankan fungsi tersebut, badan
ini mempunyai tugas (Pasal 34 UUPK) :
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Perlindungan Konsumen
Salim, 2008. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW). Jakarta: Sinar Grafika. hal
160.
21