Anda di halaman 1dari 26

Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol.

05, Juli 2016

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL


Oleh: Muhamad Priyatna, M.Pd.I.*

Abstrak

Kearifan lokal yang terdapat pada beberapa kelompok/ masyarakat adat di Indonesia
banyak mengandung nilai luhur budaya bangsa yang masih kuat menjadi identitas karakter warga
masyarakatnya. Namun disisi lain, nilai kearifan lokal sering kali diabaikan, karena dianggap tidak
sesuai dengan perkembangan zamannya. Padahal dari kearifan lokal tersebut dapat di promosikan
nilai-nilai luhur yang bisa dijadikan model dalam pengembangan budaya bangsa Indonesia.
Dalam konteks inilah studi lapangan ini dilaksanakan untuk melihat bagaimana
masyarakat adat sebagai kelompok minoritas menginternalisasi nilai-nilai budayanya menjadi
nilai yang kohesif dan merefleksi dalam karakter yang kuat. Masyarkat adat, yang berada di
Kampung Pulo Desa Cangkuang Kampung Ciakar Kecamatan Leles Kabupaten Garut Propinsi
Jawa Barat, merupakan kelompok masyarakat adat yang tetap menginternalisasi dan melestarikan
nilai-nilai tradisi menjadi karakter warga masyarakatnya, dalam dominasi budaya mayoritas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian
yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, yakni masyarakat kampung Adat Pulo
dan masyarakat luar kampung Adat Pulo di Candi Cangkuang desa Cangkuang, Kampung
Ciakar, Kecamatan Leles Kabupaten Garut Jawa Barat.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah pertama,
mendeskripsikan secara singkat, kondisi umum, nilai-nilai yang masih diinternalisasi oleh
warga masyarakat kampung adat tersebut. Kedua, mendeskripsikan secara singkat, proses
internalisasi nilai yang mereka yakini. Ketiga, mendeskripsikan secara singkat, peran
pemimpin/kepala suku dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai lokal. Keempat,
mendeskripsikan secara singkat, bentuk karakter yang mereka miliki sebagai hasil dari
proses internalisasi nilai. Kelima, mendeskripsikan secara singkat, nilai dari masyarakat
kampung adat yang bisa di promosikan sebagai basis pembentuk karakter Bangsa Indonesia.
Berdasarkan analisis dari berbagai fakta yang ada kaitannya dengan kampung Adat Pulo,
maka dapat di simpulkan bahwa masyarakat kampung Adat Pulo merupakan kampung adat yang
sampai saat ini masih eksis memegang teguh tradisi yang telah diwariskan leluhurnya. Hal ini
disebabkan karena mereka masih memiliki aturan adat yang apabila di langgar akan
mendapatkan sanksi adat, sanksi adat tersebut di percayai karena sifatnya yang sakral.
Bentuk Karakter yang dimiliki sebagai hasil dari proses internalisasi nilai dan bisa
dipromosikan sebagai basis pembentuk karakter Bangsa Indonesia adalah, karakter Religius,
Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Mandiri, Demokratis, Bersahabat/Komuniktif, Cinta
damai, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, serta Tanggung-jawab.

Keyword: karakter, adat, kampung pulo


_______________________________
* Dosen Tetap Prodi PAI STAI Al-Hidayah Bogor

Pendidikan Karakter Berbasis… 1311


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

PENDAHULUAN masyarakatnya, dalam dominasi budaya


Karakter bangsa dibangun dari nilai mayoritas.
etika inti (core ethical values) yang Bertitik tolak dari latar belakang
bersumber dari nilai-nilai agama, falsafah masalah di atas, maka untuk memudahkan
Negara dan budaya. Nilai yang bersumber dalam melakukan penelitian dan
dari budaya bangsa amat banyak dan mengarahkan dalam pembahasan, maka
beragam serta mengandung nilai luhur penulis mengidentifikasi beberapa
bangsa yang dapat menjadikan bangsa ini permasalahan dalam bentuk pertanyaan
memiliki modal social yang tangguh untuk sebagai berikut.
membangun peradaban unggul. Namun 1. Jenis nilai-nilai apa saja yang
realitas hari ini menunjukan bahwa nilai- masih di internalisasi oleh warga
nilai luhur budaya bangsa, mengalami masyarakat kampung adat tersebut?
banyak tantangan, disebabkan derasnya 2. Bagaimana proses mereka
nilai-nilai luar yang masuk dan menginternalisasi nilai yang
mengintervensi nilai-nilai asli budaya mereka yakini?
bangsa. 3. Bagaimana peran pemimpin/kepala
Kearifan lokal yang terdapat pada suku dalam menjaga dan
beberapa kelompok/ masyarakat adat di melestarikan nilai-nilai local
Indonesia banyak mengandung nilai luhur tersebut.
budaya bangsa yang masih kuat menjadi 4. Bagaimana bentuk Karakter yang
identitas karakter warga masyarakatnya. mereka miliki sebagai hasil dari
Namun disisi lain, nilai kearifan lokal proses internalisasi nilai?
sering kali diabaikan, karena dianggap 5. Nilai apa saja dari masyarakat
tidak sesuai dengan perkembangan kampung adat yang bisa
zamannya. Padahal dari kearifan lokal dipromosikan sebagai basis
tersebut dapat di promosikan nilai-nilai pembentuk karakter Bangsa
luhur yang bisa dijadikan model dalam Indonesia.
pengembangan budaya bangsa Indonesia.
Dalam konteks inilah studi Tujuan merupakan hal utama yang
lapangan ini dilaksanakan untuk melihat menyebabkan seseorang melakukan
bagaimana masyarakat adat sebagai penelitian, adapun tujuan yang ingin
kelompok minoritas menginternalisasi dicapai dalam penelitian ini adalah
nilai-nilai budayanya menjadi nilai yang sebagai berikut.
kohesif dan merefleksi dalam karakter 1. Mendeskripsikan secara singkat,
yang kuat. Masyarkat adat, yang berada di kondisi umum, nilai-nilai yang
Kampung Pulo Desa Cangkuang Kampung masih diinternalisasi oleh warga
Ciakar Kecamatan Leles Kabupaten Garut masyarakat kampung adat tersebut.
Propinsi Jawa Barat, merupakan kelompok 2. Mendeskripsikan secara singkat,
masyarakat adat yang tetap proses internalisasi nilai yang
menginternalisasi dan melestarikan nilai- mereka yakini.
nilai tradisi menjadi karakter warga

1312 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

3. Mendeskripsikan secara singkat, masyarakat adat memiliki karifan lokal


peran pemimpin/kepala suku dalam yang bersumber dari nilai yang
menjaga dan melestarikan nilai- diinternalisasi secara kohesif. Kearifan
nilai lokal. lokal dapat didefinisikan sebagai
4. Mendeskripsikan secara singkat, kebijaksanaan atau nilai-nilai luhur yang
bentuk karakter yang mereka miliki terkandung dalam kekayaan-kekayaan
sebagai hasil dari proses budaya lokal, berupa tradisi, petatah-
internalisasi nilai. petitih, dan semboyan hidup. Kearifan
5. Mendeskripsikan secara singkat, lokal (local wisdom) dapat dipahami
nilai dari masyarakat kampung adat sebagai gagasan, nilai-nilai, pandangan-
yang bisa di promosikan sebagai pandangan setempat (local) yang bersifat
basis pembentuk karakter Bangsa bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
Indonesia. yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
A. Pengertian Masyarakat Minoritas Problem yang berkaitan dengan
dan Masyarakat Adat masyarakat minoritas / masyarakat adat di
Kelompok minoritas adalah berbagai daerah di Indonesia adalah masih
kelompok individu yang tidak dominan banyak pengabaian terhadap nilai-nilai,
dengan ciri khas bangsa, suku bangsa, keyakinan dan budaya mereka. Padahal
agama, atau bahasa tertentu yang berbeda sebagai bagian dari masyarakat Indonesia
dari mayoritas penduduk. Minoritas harus diberlakukan sama dengan kelompok
sebagai ‘kelompok’ yang dilihat dari mayoritas lainnya. Pengabaian berarti
jumlahnya lebih kecil dibandingkan menunjukan perbedaan, pengecualian,
dengan jumlah penduduk lainnya dari pembatasan atau pengistimewaan apapun
negara bersangkutan dalam posisi yang berdasarkan alasan seperti ras, warna kulit,
tidak dominan. Keanggotaannya memiliki bahasa, agama atau asal-usul kebangasaan,
karakteristik etnis, agama, maupun bahasa status kelahiran atau status sosial lainnya,
yang berbeda dengan populasi lainnya dan yang mempunyai tujuan atau pengaruh
menunjukkan setidaknya secara implisit untuk meniadakan atau merusak
sikap solidaritas yang ditujukan dalam pengakuan, penikmatan, pemenuhan
melestarikan budaya, tradisi, agama dan semua hak dan kebebasan dari semua
bahasa (www.lfip.org) orang yang setara.
Sementara yang dimaksud Dalam Konteks keindonesiaan,
masyarakat adat menurut Alwasilah dalam Indonesia adalah bangsa yang plural dan
(Amirulloh,makalah:2012), ada banyak multikultural yang secara sosiologis politis
masyarakat adat di Indonesia yang sampai bersama-sama berperan dalam membangun
saat ini masih memelihara kearifan bangsa Indonesia. Oleh karena itu nilai,
lokalnya dan terbukti ampuh dalam pandangan hidup dan budaya masyarakat
menyelenggarakan pendidikan yang adat sebagai kelompok minoritas harusnya
disebut sebagai pendidikan tradisi, bersama-sama membentuk keindonesiaan
termasuk pendidikan budi pekerti atau yang saat ini ada.
karakter secara baik. Pada beberapa

Pendidikan Karakter Berbasis… 1313


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

B. Konsep Pendidikan Karakter manusia melalui upaya pengajaran dan


1. Pengertian Pendidikan pelatihan.
Abdul Lathif (2006: 7), menyatakan Sedangkan Mc. Leod dalam
bahwa pendidikan dalam bahasa Arab Muhibbin Syah (1989: 10), menyatakan
disebut tarbiyah, diambil dari kata dasar bahwa dalam Bahasa Inggris, education
Rabba Sya’i, Yarbu atau Rabba’an yang (pendidikan) berasal dari kata educate
artinya bertambah dan tumbuh. Allah (mendidik) artinya memberi peningkatan
Subhaanahu wa Ta’ala menyebutkan kata (to elicit, to give rise to), dan
tarbiyah yang bermakna bertambah dalam mengembangkan (to evolve, to develop).
firman Nya Surat Ar-Ruum ayat 39, yang Dalam pengertian yang sempit, education
berbunyi: atau pendidikan berarti perbuatan atau
ْ َ َ َّ ََٰ ۡ َ ٓ ْ َ ُ ۡ َ ٗ َُۡ َ َٓ َ
‫اس فَل َي ۡر ُبوا‬
ِّ ‫وما ءاتيتم ِّمن ِّربا ِّليربوا ِّفي أمو ِّل ٱلن‬
proses perbuatan untuk memperoleh
َّ َ ۡ َ َ ُ ُ َ َ ُ ۡ َ َ ٓ َ َ ِۖ َّ ‫ند‬ َ pengetahuan.
ِّ ‫ٱّلل وما ءاتيتم ِّمن زك َٰو ٖة ت ِّريدون وجه‬
‫ٱّلل‬ ِّ ‫ِّع‬ Abdul Lathif (2006:9), menyatakan
ٓ
َ
٣٩ ‫ض ِّع ُفون‬ ۡ ُ‫َف ُأ ْو ََٰلئ َك ُه ُم ۡٱۡل‬ pendidikan menurut Istilah (terminologi),
ِّ bila ditujukan bagi unggas dan hewan,
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang maka pengertian pendidikan (tarbiyah)
kamu berikan agar dia bertambah pada adalah kelimpahan makanan, minuman dan
harta manusia, Maka riba itu tidak tempat berlindung. Jika ditujukan bagi
menambah pada sisi Allah...” manusia, maka pengertian pendidikan
Allah Subhaanahu wa Ta’ala juga (tarbiyah) lebih bersifat ruhiyah, yaitu
berfirman saat menerangkan sifat bumi menghormati manusia itu sendiri,
dalam Surat Fushshilat ayat 39, yang perkataannya, perbuatannya, lalu
berbunyi: mengarahkan dengan arahan yang shohih
َ ۡ َ ٓ َ َ ٗ ََٰ َ ۡ َ ۡ ‫َ َّ َ َ َ ى‬ َٰ
‫ض خ ِّش َعة ف ِّإذا أ َنزلنا‬ ‫َو ِّم ۡن َء َاي ِّت ِّهۦٓ أنك تر ٱۡلر‬
sebagaimana yang dicintai dan diridhai
Allah Subhaanahu wa Ta’ala disertai
َُ َ َّ ۡۚ َ ۡ َ َٓ ۡ َۡ َ َ
‫ٱهت َّز ۡت َو َر َب ۡت ِّإ َّن ٱل ِّذ ٓي أ ۡح َي َاها ۡل ۡح ِّي‬ ‫عليها ٱۡلاء‬ pengawasan secara langsung maupun tidak
َ َ ُ َ ۡۚ َ َ ۡ
٣٩ ‫ٱۡل ۡوت َٰٓى ِّإ َّن ُ ۥه َعل َٰى ك ِّل ش ۡي ٖء ق ِّد ٌير‬
langsung.
Sedangkan Mujib dan Mudzakkir
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) (2006:16), memberikan arti tarbiyah
bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, sebagai berikut Tarbiyah dapat juga
maka apabila kami turunkan air di diartikan dengan “proses transformasi ilmu
atasnya, niscaya ia bergerak dan pengetahuan dari pendidik (rabbani)
subur...” kepada peserta didik, agar ia memiliki
sikap dan semangat yang tinggi dalam
Abdul Lathif (2006:8) menjelaskan
memahami dan menyadari kehidupannya,
bahwa makna tarbiyah adalah membesar
sehingga terbentuk ketakwaan, budi
dan mengembung. Adapun pengertian
pekerti dan kepribadian yang luhur.”
pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa
Istilah rabbani (yang seakar dengan
Indonesia ialah proses pengubahan sikap
tarbiyah) sering diterjemahkan dengan
dan tata laku seseorang atau kelompok
pendeta, rahib, atau ahli agama. Namun
orang dalam usaha mendewasakan
dalam konteks ini rabbani lebih tepat

1314 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

diartikan sebagai orang-orang yang biologis, psikologis, sosial maupun


memiliki semangat tinggi dalam ber- spiritual.
ketuhanan, yang memiliki sikap-sikap e. Sebatas pada kesanggupannya (bi
pribadi yang secara sungguh-sungguh hasbi isti’dadihi). Maksudnya, dalam
berusaha memahami Tuhan dan mentaati proses transformasi pengetahuan dan
Nya. Hal ini mencakup kesadaran akhlak nilai harus mengetahui tingkat peserta
manusia dalam kiprah hidupnya di dunia didik, baik dari sisi usia, kondisi fisik,
ini. Oleh karena itu, terdapat korelasi psikis, sosial, ekonomi, dan sebagai
antara takwa, akhlak dan pribadi luhur. nya, agar dalam tarbiyah itu ia tidak
Dalam pengertian tarbiyah ini, Mujib mengalami kesulitan.
dan Mudzakkir (2006:17-18), menyatakan Sedangkan dalam Undang-Undang
terdapat lima kata kunci yang dapat Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
dianalisis: 2003 pasal 1 menyatakan: “Pendidikan
a. Menyampaikan (al-tabligh). adalah usaha sadar dan terencana untuk
Pendidikan dipandang sebagai usaha mewujudkan suasana belajar dan proses
penyampaian, pemindahan dan pembelajaran agar peserta didik secara
transformasi dari orang yang tahu aktif mengembangkan potensi dirinya
(pendidik) pada orang yang tidak tahu untuk memiliki kekuatan spiritual
(peserta didik) dan dari orang dewasa keagamaan, pengendalian diri,
pada orang yang belum dewasa. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
b. Sesuatu (al-syay’). Maksud dari serta keterampilan yang diperlukan
‘sesuatu’ di sini adalah kebudayaan, dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
baik material maupun non material Selanjutnya pengertian pendidikan
(ilmu pengetahuan, seni, estetik, etika, menurut Instruksi Presiden Republik
dan lain-lain) yang harus diketahui Indonesia Nomor 15 tanggal 13 September
dan diinternalisasikan oleh peserta 1974 yang menyatakan bahwa: Pendidikan
didik. adalah segala usaha untuk membina
c. Sampai pada batas kesempurnaan (ila kepribadian dan mengembangkan
kamalihi). Maksudnya, adalah bahwa kemampuan manusia Indonesia, jasmani
proses pendidikan itu berlangsung dan rohaniah, yang berlangsung seumur
terus-menerus tanpa henti, sehingga hidup, baik di dalam maupun di luar
peserta didik memperoleh ke- sekolah, dalam rangka pembangunan
sempurnaan, baik dalam pembentukan persatuan Indonesia dan masyarakat adil
karakter dengan nilai-nilai tertentu dan makmur berdasarkan Pancasila.
maupun memiliki kompetensi tertentu Pengertian yang lain dari pendidikan
dengan ilmu pengetahuan. disampaikan Driyarkara dalam Nanang
d. Tahap demi tahap (syay’ fa syay’). Fattah (2001:4) yang menyatakan bahwa
Maksudnya, transformasi ilmu pendidikan itu adalah memanusiakan
pengetahuan dan nilai yang dilakukan manusia muda. Pengangkatan manusia
dengan berjenjang menurut tingkat muda ke taraf mendidik.
kedewasaan peserta didik, baik secara Pendidikan adalah suatu usaha yang
sadar dan sistematis dalam mengembang

Pendidikan Karakter Berbasis… 1315


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

kan potensi peserta didik. Pendidikan Sedangkan Endin (2012) mengutip


mempersiapkan peserta didik baik aspek pengertian karakter dalam Kamus Lengkap
jasmani, rohani dan kemampuan seseorang Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai
untuk peranannya di lingkungan sekitarnya tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
di masa yang akan datang. Pendidikan budi pekerti yang membedakan seseorang
adalah juga suatu usaha masyarakat dan dengan yang lain. Secara terminologi,
bangsa dalam mempersiapkan generasi karakter adalah sikap pribadi yang stabil
mudanya bagi keberlangsungan kehidupan dan hasil proses konsolidasi secara
masyarakat dan bangsa yang lebih baik di progresif dan dinamis, integrasi pernyataan
masa depan. Keberlangsungan itu ditandai dan tindakan.
oleh pewarisan budaya dan karakter yang Karakter atau identitas diri, menurut
telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh bung Hatta dalam Yakob Oetama (2006),
karena itu, pendidikan adalah proses berpangkal pada “Culture matters”. Untuk
pewarisan budaya dan karakter bangsa membangun karakter diperlukan sikap dan
bagi generasi muda dan juga proses orientasi nilai-nilai yang kondusif,
pengem-bangan budaya dan karakter diantaranya adalah: Sikap, orientasi dan
bangsa untuk peningkatan kualitas praksis saling percaya (trust bukan
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa prasangka), disiplin kerja keras (jangan
mendatang. hanya menyalahkan pihak lain), juga
Dalam proses pendidikan karakter intropeksi, hemat cermat, mengutamakan
bangsa, secara aktif peserta didik pendidikan, berlakunya rule of law,
mengembangkan potensi dirinya, melaku- menimba secara kritis konstruktif sikap
kan proses internalisasi, dan penghayatan hidup bersama, dan identitas kita bersama
nilai-nilai menjadi kepribadian mereka sebagai suatu bangsa.
dalam bergaul di masyarakat, Interaksi seseorang dengan orang
mengembang kan kehidupan masyarakat lain menumbuhkan karakter bangsa. Oleh
yang lebih sejahtera, serta karena itu, pengembangan karakter remaja
mengembangkan kehidupan bangsa yang hanya dapat dilakukan melalui pengem-
bermartabat. bangan karakter individu seseorang. Akan
tetapi, karena remaja hidup dalam
2. Pengertian Karakter
ligkungan keluarga, sekolah dan
Karakter adalah watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang masyarakat tertentu, maka pengembangan
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai karakter remaja hanya dapat dilakukan
dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
kebajikan (virtues) yang diyakini dan
lingkungan masyarakat berangkutan.
digunakan sebagai landasan untuk cara
Artinya, pengembangan karakter remaja
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
hanya dapat dilakukan dalam suatu proses
Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai,
pendidikan yang tidak melepaskan peserta
moral, dan norma, seperti jujur, berani
didik dari lingkungan keluarga, sekolah,
bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
dan budaya masyarakat.
kepada orang lain, merupakan definisi
Atas dasar pemikiran itu,
karakter yang diberikan kemdiknas
pengembangan pendidikan karakter bagi
(2010:3).

1316 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

remaja sangat strategis bagi keberlang- pengenalan diri (self knowledge). Keenam
sungan dan keunggulan bangsa di masa unsur adalah komponen-komponen yang
mendatang. Pengembangan itu harus harus diajarkan kepada peserta didik untuk
dilakukan melalui perencanaan yang baik, mengisi ranah kognitif mereka.
pendekatan yang sesuai, dan metode Moral Loving atau Moral Feeling
belajar serta pembelajaran yang efektif. merupakan penguatan aspek emosi siswa
Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan untuk menjadi manusia berkarakter.
karakter remaja adalah usaha bersama Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-
antara keluarga, sekolah dan masyarakat. bentuk sikap yang harus dirasakan oleh
siswa, yaitu kesadaran akan jati diri,
3. Pendidikan Karakter
percaya diri (self esteem), kepekaan
Bambang menyatakan, Pendidikan
terhadap derita orang lain (emphaty), cinta
karakter adalah dua kata yang mempunyai
kebenaran (loving the good), pengendalian
makna berbeda. Pendidikan adalah proses
diri (self control), dan kerendahan hati
pendewasaan untuk memanusiakan
(humility).
manusia melalui proses pembelajaran,
Setelah dua aspek tadi terwujud,
sedangkan karakter adalah “Identitas diri”
maka Moral Acting sebagai outcome akan
(jati diri) yang melekat pada sosok
masyarakat bangsa dan negara, yang dengan mudah muncul pada diri peserta
didik. Ada pendapat lain yang menegaskan
mempunyai sifat terbuka untuk
bahwa karakter adalah tabiat yang
menghadapi perubahan, dan untuk
langsung disetir dari otak, maka ketiga
memilah- milah secara kritis.
tahapan tadi perlu disuguhkan kepada
Pendidikan karakter bergerak dari
peserta didik melalui cara-cara yang logis,
knowing menuju doing atau acting.
rasional dan demokratis. Sehingga perilaku
William Kilpatrick menyebutkan salah satu
penyebab ketidakmampuan seseorang yang muncul benar-benar sebuah karakter
berprilaku baik meskipun ia telah memiliki bukan topeng.
Fudyartanta (1995:19)
pengetahuan tentang kebaikan itu (moral
menyatakan bahwa pendidikan budi
knowing) adalah karena ia tidak terlatih
pekerti adalah ”pendidikan watak,
untuk melakukan kebaikan (moral doing).
pendidikan akhlak, pendidikan
Mengacu pada pemikiran tersebut maka
kepribadian. Pendidikan budi pekerti
kesuksesan pendidikan karakter sangat
bergantung pada ada tidaknya knowing, adalah penanaman nilai-nilai baik dan
loving, dan doing atau acting dalam luhur kepada jiwa manusia”. Tujuan pokok
pendidikan budi pekerti adalah
penyelenggaraan pendidikan karakter.
pembentukan watak, kepribadian, dan
Moral Knowing sebagai aspek
perilaku sehingga meliputi ranah afektif
pertama memiliki enam unsur, yaitu
dan psikomotorik (Buku III-B1b, 2004: 4).
kesadaran moral (moral awareness),
Berdasarkan pendapat Jarolimek,
pengetahuan tentang nilai-nilai moral
pendidikan budi pekerti dapat disamakan
(knowing moral values), penentuan sudut
dengan pendidikan karakter dan termasuk
pandang (perspective taking), logika moral
ke dalam pendidikan afektif. Jarolimek
(moral reasoning), keberanian mengambil
(1990: 53) menyatakan bahwa ”Affective
menentukan sikap (decision making), dan

Pendidikan Karakter Berbasis… 1317


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

education includes the study of the arts kepada anak-anak dewasa kita berikan
and humanities but is also related to the anjuran-anjuran untuk melakukan berbagai
development of a system of values, tingkah laku yang baik dengan cara
attitudes, and beliefs, to the development of disengaja. Dengan demikian, syarat
character, and to moral development”. pendidikan budi pekerti yang dulu biasa
Pendidikan afektif itu meliputi seni, disebut metode ”ngerti–ngrasa-nglakoni”
humaniora, juga pengembangan karakter (menyadari, menginsyafi, dan melakukan)
dan moral. Pendidikan afektif sendiri dapat terpenuhi.
mencakup berbagai aktivitas pendidikan Menurut Dewantara, metodologi
yang terkait dengan pengembangan pembelajaran budi pekerti dapat
perasaan dan emosi. Fudyartanta (1995: mengikuti tradisi pendidikan agama
19) menyatakan bahwa yang menjadi Islam, yaitu metode syari’at, hakikat
sasaran dasar pendidikan budi pekerti tarikat, dan makrifat. Metode syari’at
adalah mendidik dalam arti menuntun dapat digunakan untuk anak-anak kecil
perkembangan fungsi cipta, rasa, dan karsa melalui pembiasaan terhadap norma-
manusia selalu menuju kepada nilai-nilai norma umum masyarakat. Motode hakikat
yang baik dan luhur. Oleh karena itu tarikat digunakan untuk menanamkan
pendidikan budi pekerti lebih kepada pengertian kepada anak agar menyadari
domain afektif yang didukung oleh domain tentang segala kebaikan dan
kognitif dan psikomotor. ketidakbaikkan. Sementara itu, metode
Dewantara (1962:485) makrifat digunakan untuk melatih diri
menyatakan bahwa pendidikan budi dalam melaksanakan kebaikan walaupun
pekerti artinya ”Menyokong mengalami kesukaran atau dianggap berat.
perkembangan hidup anak-anak, lahir dan
batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah C. Konsep dan Teori Sosialisasi dalam
peradaban dalam sifatnya yang umum”. Pewarisan Nilai Budaya
Menganjurkan atau kalau perlu Konsep sosialisasi dalam ilmu
memerintahkan anak-anak untuk duduk sosial memiliki banyak definisi. Hal ini
yang baik, jangan berteriak-teriak agar disebabkan karena beberapa disiplin ilmu
tidak mengganggu anak-anak lain, bersih sosial seperti Antropologi, Sosiologi,
badan dan pakaiannya, hormat terhadap Psikologi, dan Ilmu Politik menetapkan
ibu-bapak dan orang-orang tua lainnya, bahwa sosialisasi dianggap sebagai proses
menolong teman-teman yang perlu utama dalam perkembangan individu.
ditolong, demikian seterusnya. Terhadap Namun menurut Borgatta (1992: 1863)
anak-anak kecil cukup kita membiasakan terdapat titik kesamaan, yaitu
mereka untuk bertingkah laku yang baik, ”Socialization refers to the process of
sedang bagi anak-anak yang sudah dapat interaction through which an individual
berpikir seyogyanyalah diberikan acquires the norms, values, beliefs,
keterangan-keterangan yang perlu, agar attitudes, and language characteristics of
mereka mendapat pengertian serta his or her group”. Pada umumnya
keinsyafan tentang kebaikan dan keburukan sosialisasi berhubungan dengan proses
pada umumnya. Selain itu perlu juga interaksi di mana seorang individu

1318 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

mendapatkan norma, nilai, keyakinan, B. Sumber Data


sikap, dan bahasa dalam kelompoknya. Jenis penelitian ini adalah
Sosialisasi secara sederhana penelitian lapangan (field research)
meliputi isi, proses, cara, dan agen sebagai yaitu penelitian yang dilakukan di
unsur- unsur yang bekerja dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, yakni
sistem sosial, baik itu sebagai kelompok, masyarakat kampung Adat Pulo dan
keluarga, maupun masyarakat luas. Parson masyarakat luar kampung Adat Pulo di
(1995: 232) menyatakan bahwa Candi Cangkuang desa Cangkuang,
”Sosialisasi itu digunakan dalam Kampung Ciakar, Kecamatan Leles
pengertian yang lebih luas dan menunjuk Kabupaten Garut Jawa Barat. Sedangkan
kepada proses belajar orientasi-orientasi dalam teknik pengumpulan data, peneliti
yang bermakna fungsional bagi membagi sumber data menjadi dua bagian
berjalannya suatu sistem peran yang sebagai berikut.
komplementer”. Data primer, yaitu suatu objek atau
Parsons memiliki pandangan yang dokumen original, material mentah dari
jelas tentang tingkatan analisis sosial pada pelaku yang disebut “first hand
setiap tingkatan sistem tindakannya. information” mencakup segala informasi,
Tingkatan analisisnya bersifat hierarkis bahan materi yang menyangkut
dan integratif melalui dua cara. ”Pertama, masyarakat kampung Adat Pulo desa
tingkat yang lebih rendah menyediakan Cangkuang, Kampung Ciakar, Kecamatan
kondisi yang diperlukan untuk tingkat Leles Kabupaten Garut Jawa Barat.
yang lebih tinggi. Kedua, tingkat yang Data sekunder yang mencakup
lebih tinggi mengendalikan tingkat yang berbagai referensi, maupun literatur, yang
berada di bawahnya” (Ritzer, 2005: berkaitan terhadap masyarakat kampung
122-123). ”Hubungannya bersifat timbal- Adat Pulo desa Cangkuang, Kampung
balik dengan saling menukar informasi Ciakar, Kecamatan Leles Kabupaten Garut
dan energi yang diberi nama hierarki Jawa Barat.
sibernetis (cybernetic hierarchy)”
(Soekanto, 2002: 423). Proses pewarisan C. Teknik Pengumpulan Data
nilai tradisi melalui mekanisme sibernetik Dalam mengumpulkan data,
tahapannya meliputi: institusionalisasi, pada penelitian ini menggunakan
sosialisasi, internalisasi, dan kontrol yang metode-metode sebagai berikut.
berlangsung dalam suatu sistem.
1. Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara atau metode
METODOLOGI
interview, mencakup cara yang
A. Lokasi Penelitian
dipergunakan seseorang untuk tujuan
Lokasi penelitian adalah tempat
suatu tugas tertentu, mencoba
dimana penelitian dilakukan, pada
mendapatkan keterangan atau pendirian
penelitian ini dilakukan di masyarakat
secara lisan dari seorang responden,
kampung Adat Pulo desa Cangkuang,
dengan bercakap-cakap berhadapan
Kampung Ciakar Kecamatan Leles
muka dengan orang itu. Teknik ini
Kabupaten Garut Jawa Barat.

Pendidikan Karakter Berbasis… 1319


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

adalah cara untuk mendapatkan data kehidupan masyarakat Kampung Adat


atau informasi tentang masyarakat dan masyarakat luar Kampung Adat.
kampung Adat Pulo desa Cangkuang,
4. Teknik Pengolahan Data.
Kampung Ciakar, Kecamatan Leles Adapun teknik-teknik yang
Kabupaten Garut Jawa Barat, dengan dilakukan dalam pengolahan data
melakukan tanya jawab langsung dengan adalah sebagai berikut.
informan yang akan dijadikan sumber a. Deskripsi data, setelah data
informasi. yang diperlukan dan terkumpul,
Beberapa diantaranya adalah maka dengan metode ini
masyarakat kampung Adat Pulo yang
penulis menyusun data
berjumlah 6 kepala keluarga, ketua Adat tersebut kemudian dijelaskan
Kampung Pulo, tokoh-tokoh agama,
dengan kata-kata.
perangkat desa, dan masyarakat luar b. Analisis data, yaitu suatu metode
kampung Adat Pulo di sekitar Desa yang digunakan terhadap suatu
Cangkuang. data yang terkumpul kemudian
2. Metode Observasi disusun, dijelaskan dan
Observasi, yaitu pengamatan dan selanjutnya dianalisis. Sesuai
pencatatan dengan sistematis fenomena- dengan penelitian ini yang bersifat
fenomena yang diselidiki. Dalam deskriptif analisis, maka data
penelitian ini, teknik observasi bersifat yang diperoleh dari hasil
observasi partisipan, yaitu suatu proses penelitian ini, penulis
pengamatan bagian dalam yang dilakukan menggunakan cara berfikir
oleh observer dengan ikut mengambil induktif yaitu proses berfikir yang
bagian dalam kehidupan orang-orang dimulai dari pernyataan khusus
yang akan diobservasi. Dalam teknik ini menuju kepada kesimpulan
peneliti melibatkan diri atau terjun yang bersifat umum dengan
langsung di tengah-tengah komunitas berdasarkan pengamatan dan
masyarakat kampung Adat Pulo Desa pengalaman.
Cangkuang, Kampung Ciakar, Kecamatan
Leles Kabupaten Garut Jawa Barat. D. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam
3. Metode Dokumentasi
penelitian ini adalah metode Historis atau
Metode dokumentasi yaitu teknik metode sejarah dengan pendekatan
pengumpulan data dengan mencari data interdisipliner yang menggunakan
tentang hal-hal atau variabel yang berupa bantuan ilmu sosial lainnya seperti
foto, catatan kaki, transkip, buku, surat
disiplin ilmu sosiologi, geografi, dan
kabar, majalah dan sebagainya. Metode
antropologi. Metodologi sejarah adalah
dokumentasi ini berisi tentang foto-foto seperangkat sarana/sistem yang berisi
kehidupan masyarakat Kampung Adat dan
asas-asas atau norma-norma, aturan-
masyarakat luar Kampung Adat. Selain itu
aturan, dan prosedur metode dan
juga berupa transkip, surat kabar dan juga
teknik yang harus diikuti untuk
buku-buku yang berkaitan dengan mengumpulkan segala kemungkinan

1320 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

saksi mata (witness) tentang suatu masa HASIL PENELITIAN


atau peristiwa, untuk mengevaluasi A. Letak Geografis dan Demografi
kesaksian (testimony) tentang saksi-saksi Kampung pulo merupakan suatu
tersebut, untuk menyusun fakta-fakta perkampungan yang terdapat di pulau di
yang telah diuji dalam hubungan- tengah kawasan Situ Cangkuang.
hubungan kausalnya dan akhirnya Kampung Pulo ini sendiri terletak di Desa
menyajikan pengetahuan yang tersusun Cangkuang, Kampung Ciakar, Kecamatan
mengenai peristiwa-peristiwa tersebut Leles, Kabupaten Garut Propinsi Jawa
(Sjamsuddin, 2007:13-94). Metode Barat.
sejarah adalah proses menguji dan Adapun batas administrasi dari
menganalisis secara kritis dan Kampung Pulo, pada arah Utara adalah
menganalisis secara kritis rekaman dan Desa Neglasari Kecamatan Kadungora,
peninggalan masa lampau (Ismaun arah Selatan adalah Desa Margaluyu dan
2005:28). Dalam Metodologi Penelitian Desa Sukarame Kecamatan Leles, arah
Sejarah, terdapat beberapa tahapan, Timur adalah desa Karang Anyar dan
diantaranya heuristik, kritik baik Desa Tambak Sari Kecamatan
berupa intern maupun kritik ekstern, Leuwigoong, arah Barat adalah Desa
interpretasi dan tahapan terakhir Talagasari kecamatan Kadungora dan desa
historiografi. Leles Kecamatan Leles.
Teknik-teknik pengumpulan data Kampung Pulo ini terletak di antara
yang dipergunakan dalam penelitian ini, kota Bandung dan kota Garut yang
adalah sebagai berikut. berjarak 2 km dari kecamatan Leles dan 17
Studi kepustakaan, yaitu sebagai km dari Garut atau 46 km dari Bandung.
langkah awal penulis mengumpulkan Kondisi lingkungan di kawasan ini
sumber- sumber yang sesuai dengan memiliki kualitas lingkungan yang baik,
fokus kajian penelitian yang diperoleh kebersihan yang cukup terjaga dan juga
dari berbagai sumber atau literatur. bentang alam yang baik. Tingkat
Setelah itu menganalisis setiap sumber Visibilitas di kawasan ini digolongkan
yang diperoleh dengan membandingkan cukup bebas dengan tingkat kebisingan
antara sumber yang satu dengan sumber yang rendah. Di Kampung Pulo terdapat
yang lain, sehingga diperolehlah data-data sebuah Candi Hindu yang telah dipugar
yang kami anggap otentik, kemudian yang dinamakan Candi Cangkuang.
data-data tersebut penulis paparkan dalam Sumber daya listrik untuk
bentuk karangan naratif. keperluan penerangan di kawasan ini
Wawancara, yaitu teknik berasal dari PLN yang alirannya diambil
pengumpulan data dengan cara secara tidak langsung melalui salah satu
melakukan interview secara langsung. rumah penduduk di Kampung Cangkuang.
Teknik wawancara ini erat hubungannya Sedangkan sumber air bersih di kawasan
dengan penggunaan sejarah lisan. ini beraal dari sumur dan air danau dengan
kualitas air yang jernih, rasa yang tawar
dan bau air yang normal. Dikarenakan
tidak boleh adanya bangunan lain yang

Pendidikan Karakter Berbasis… 1321


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

dibangun, maka di Kampung tersebut tidak kepercayaan animisme dan dinamisme.


terdapat fasilitas wisata Lainnya. Sebagian lainnya beragama Hindu, lalu
Hingga saat ini (Mei 2016 jumlah Arif Muhammad singgah di daerah ini.
penduduk Kampung Pulo mencapai 23 Arif Muhammad adalah panglima perang
orang. Sebelas laki-laki dan dua belas dari kerajaan Mataram. Ia diutus Sultan
perempuan. Mereka bermatapencaharian Agung untuk mengusir VOC di Batavia
petani dan pencari ikan. Setelah Kampung pada 1645. Kemudian Arif Muhammad
Pulo menjadi objek wisata, 95% berangkat menuju Batavia untuk
perempuan penduduk Kampung Pulo menyerang VOC. Sayangnya, Arif
menjadi pedagang. Tidak terdapat lapisan- Muhammad beserta pasukannya berhasil
lapisan masyarakat dalam struktur sosial di ditekuk mundur. Karena kekalahan ini Arif
Kampung Pulo. Hanya saja, ada satu orang Muhammad tidak mau kembali ke
yang dipercaya penduduknya untuk Mataram karena malu dan takut pada
menjadi kuncen atau juru kunci. Tugas Sultan agung. Beliau mulai menyebarkan
juru kunci adalah menyambung lidah para agama Islam pada masyarakat kampung
peziarah dan roh-roh keramat. Pak Tatang Pulo. Arif Muhammad beserta kawan-
Sanjaya adalah Ketua/Kuncen Kampung kawannya menetap di daerah Cangkuang
Pulo saat ini. yaitu Kampung Pulo. Sampai beliau wafat
dan dimakamkan di kampumg Pulo. Beliau
B. Sejarah meninggalkan 6 orang anak Wanita dan
Kampung Pulo merupakan tempat satu orang pria. Oleh karena itu,
yang memanjang terletak di tengah danau/ dikampung pulo terdapat 6 buah rumah
situ, sedangkan Cangkuang merupakan adat yang berjejer saling berhadapan
penamaan Desa Cangkuang yang di masing- masing 3 buah rumah dikiri dan
ambil dari nama sebuah pohon yang dikanan ditambah dengan sebuah mesjid.
tumbuh di sekitar kampung Pulo yaitu Jumlah dari rumah tersebut tidak boleh
pohon Cangkuang. Adapun pendiri ditambah atau dikurangi serta yang
kampung ini adalah Embah Dalem Arif berdiam di rumah tersebut tidak boleh
Muhammad, ia merupakan anggota tentara lebih dari 6 kepala keluarga. Jika seorang
Kerajaan Mataram dari Jawa tengah yang anak sudah dewasa kemudian menikah
pergi menyerang Belanda ke Batavia. maka paling lambat 2 minggu setelah itu
Penyerangannya gagal dan ia tidak harus meninggalkan rumah dan harus
kembali ke Kerajaan Mataram malah keluar dari lingkungan keenam rumah
menetap di Cangkuang tepatnya di tersebut. Walaupun 100 % masyarakat
kampung Adat Pulo dan ia mengajarkan kampong Pulo beragama Islam tetapi
serta menyebarkan agama Islam pada mereka juga tetap melaksanakan sebagian
masyarakat sekitarnya, sebelum upacara ritual hindu.
datangnya Embah Dalem Arif
Muhammad masyarakat kampung Adat C. Sistem Kepercayaan/Agama
Pulo dulunya beragama Hindu. Pada mulanya sekitar abad ke-8
Menurut cerita rakyat, Konon masyarakat kampung Pulo menganut
penduduk Cangkuang masih memeluk agama hindu, hal ini ditandai dengan

1322 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

ditemukannya situs candi cangkuang yang pulo terdapat struktur pemerintah seperti
merupakan tempat beribadah umat RT, RW, Kepala desa, dan camat sebagai
hindu. Namun sekitar abad ke-17 Islam Kepala pemerintahannya kampung pulo
masuk melaui Embah Dalem Arif juga ikut serta melaksanakan program
Muhammad yang waktu itu adalah pemerintah seperti Pemilihan Umum,
panglima perang dari Mataram yang Program Keluarga berencana dan
ditugaskan melawan belanda di Batavia sebagainya. Namun, Kampung adat
namun gagal. Setelah itu beliau tinggal di sendiri di kepalai oleh seorang Juru Kunci
Kampung pulo dan menyebarkan agama yang dituakan.
Islam, dan dan mulai saat itu masyarakat
kampung Pulo menganut agama islam F. Keadaan Ekonomi Masyarakat
sampai sekarang. Meskipun di kampung Kampung Pulo
Pulo terdapat ritual-ritual adat, namun Masyarakat Kampung Adat Pulo
ritual yang dilakukan tidak banyak berada pada wilayah objek wisata namun
bertentangan dengan agama Islam. pada dasaranya, masyarakat Kampung
Adat Pulo mempunyai mata pencaharian
D. Hukum yang berlaku di Kampung dan hidup sebagai petani. Profesi bertani
Pulo ini merupakan tradisi turun temurun yang
Hukum yang berlaku di kampung ada di kampung pulo. Masyarakat
pulo adalah hukum dzohir yaitu hukum kampung pulo juga pada dasarnya tidak
negara dan hukum adat yang bersifat menjual hasil bertani keluar kampung.
Ghoib. Dalam hukum dzohir contohnya Mereka beranggapan bahwa dari pada hasil
apabila ada yang melakukan tindak tani mereka di jual ke pihak luar lebih baik
kriminal maka pihak berwenang dapat diberikan kepada sanak saudara yang
membawa warga kampung pulo untuk membutuhkan.
diadili. Selain itu juga Hukum adat yang
berlaku di daerah kampung pulo. Hukum G. Hasil Penelitian
adat yang berlaku di kampung pulo bersifat 1. Tradisi dan Nilai-nilai Tradisi
ghoib dan akan terjadi dengan sendirinya, yang Masih Dipelihara
jadi ketika seseorang melanggar peraturan Masyarakat Kampung Adat Pulo
yang berada dikampung tersebut maka ia Masyarakat Kampung Adat Pulo
akan menerima ganjarannya. Contohnya, memiliki nilai-nilai kepercayaan
apabila didalam sebuah rumah terdapat 2 terhadap para leluhur, salah satunya
kepala keluarga maka dalam rumah itu leluhur kepercayaan masyarakat setempat
akan terjadi percekcokan yang besar. ialah Embah Delam Arif Muhammad dan
masyarakat Kampung Adat Pulo serta
E. Struktur Sosial Kampung Pulo masyarakat Cangkuang merupakan
Sruktur pemerintahan di daerah
keturunan dari Embah Dalem Arif
kampung pulo pada dasarnya mengikuti Muhammad. Berdasarkan sumber yang
tata pemerintaha daerah yang berlaku di diperoleh dari tokoh setempat, cikal bakal
wilayah pemerintahan Kab.Garut karena masyarakat Cangkung berasal dari
letak geografisnya berada di wilayah Kampung Adat Pulo Hal ini berkaitan
pemeritah daerak Kab. Garut. Di kampung

Pendidikan Karakter Berbasis… 1323


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

dengan budaya masyarakat tersebut, Embah Dalem Arif Muhammad yang


apabila anak perempuan atau anak laki- berjumlah 7 orang dan sistem kekerabatan
laki masyarakat Kampung Adat Pulo yang berlaku di masyarakat Kampung
sudah menikah harus meninggalkan Adat Pulo agak berbeda dengan
kampung tersebut dan mereka hanya masyarakat Sunda pada umumnya. Pada
diperbolehkan tinggal setelah pernikahan masyarakat Kampung Adat Pulo yang
selama 2 minggu. mempunyai hak waris rumah adat adalah
Masyarakat Kampung Adat Pulo pihak perempuan tertua, sedangkan
dan masyarakat Cangkuang setiap tanggung jawab keluarga dipegang oleh
tanggal 10 Muharam selalu suaminya. Masyarakat Kampung Adat
menyelenggarakan ritual keagamaan, Pulo ini juga memillki pantangan-
pada bulan Mulud masyarakatnya selalu pantangan dalam kehidupan sehari-harinya
memperingati hari lahir Nabi Muhammad seperti dilarang berziarah pada hari Rabu
SAW dan bulan Rajab memperingati Isra ke makam Embah Dalem Arif
Mi’raj. Pada hari-hari tersebut di Muhammad atau pun makam-makam
Kampung Adat Pulo akan terasa sekali keramat lainnya, dilarang memukul
tradisi yang bernapaskan Islam yang goong besar, dan memelihara ternak besar
masih di laksanakan dan diperingati oleh berkaki empat.
masyarakat Kampung Adat Pulo. Setiap Pada saat sekarang ini mereka
tanggal 14 Maulud masyarakat Kampung masih mempertahankan kebudayaan
Adat Pulo melaksanakan upacara adat tersebut sebagai penghormatan kepada
yaitu memandikan benda-benda pusaka leluhur meraka dan adanya ancaman yang
seperti keris, batu aji, peluruh dari batu menyatakan bahwa apabila mereka tidak
yang dianggap bermakna dan mendapat melaksanakan aturan atau pun melanggar
berkah dalam upacara adat ini dipimpin aturan tersebut mereka akan mendapatkan
oleh ketua adat dan juga melaksanakan musibah.
upacara-upacara lain seperti upacara Masyarakat Kampung Pulo tidak
bercocok tanam, pernikahan, dan kelahiran diikat oleh hukum tertulis. Mereka hanya
seoarang anak. mengenal pamali sebagai istilah melanggar
Karekteristik kebudayaan yang pantangan. Pantangan di Kampung Pulo
dimiliki masyarakat Kampung Adat harus dipatuhi penduduk itu sendiri
Pulo berbeda dengan masyarakat maupun para wisatawan yang datang. Atau
tradisional Sunda lainnya yang berada di bisa diartikan bahwa hal tersebut termasuk
Jawa Barat. Salah satu yang nilai, norma, dan budaya yang mereka
membedakan dari Kampung adat lainnya anut.
yaitu di Kampung Adat Pulo ini jumlah Di antara nilai, norma, dan budaya
bangunan yang berada di wilayah yang masih mereka anut, dapat dirumuskan
kampung adat tersebut hanya ada 7 sebagai berikut1 .2 :
bangunan dan bangunan tersebut tidak
boleh ditambah atau dikurangi, jumlah 7 1
Hasil wawancara dengan Ketua Adat Desa
bangunan ini mempunyai arti tersendiri Kampung Pulo, Bapak Tatang Sanjaya, Selasa, 31
yaitu untuk melambangkan anak-anak Mei 2016, pukul 09.45-11.50 wib. Di rumah ketua
adat Kampung Pulo.

1324 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

a. Bentuk atap rumah selamanya Dikhawatirkan pula, masyarakat


harus mamanjang (jolopong) . sulit melepas kepercayaan itu.
Tidak boleh membuat rumah d. Jumlah dari rumah kampung pulo
beratap jure. Atap rumah harus tidak boleh ditambah atau
tetap dibiarkan me-manjang. dikurangi serta yang berdiam di
b. Tidak boleh memukul Goong rumah tersebut tidak boleh lebih
besar. Larangan ini konon terkait dari 6 kepala keluarga.
sebuah peristiwa di masa lalu. e. Setiap tanggal 14 bulan Maulud
Ketika Embah Dalem Arif mereka malaksanakan upacara adat
Muhammad akan mengkhitan anak memandikan benda-benda pusaka
laki-laki, sebelumnya diadakan seperti keris, batu aji, peluru dari
pesta yakni dengan menandu anak batu yang dianggap bermakna dan
yang akan dikhitan dengan jampana mendapat berkah.
atau tandu/rumah-rumahan beratap f. Dalam berziarah ke makam-makam
jure. Sebagai hiburannya, harus mematuhi beberapa syarat,
ditabuhlah gong besar. Ketika pesta yaitu berupa bara api, kemenyan,
itu berlangsung, tiba-tiba bertiup minyak wangi, bunga-bungaan dan
angin topan dengan kencangnya, serutu, khususnya makam Embah
menghantam tandu pengantin sunat Dalem Arif Muhammad. Menurut
hingga terbang dan terjatuh. Anak kepercayaan setempat, hal itu untuk
itu pun meninggal. mendekatkan diri (peziarah) kepada
c. Khusus di Kampung Pulo tidak roh-roh leluhur karena benda-benda
boleh memelihara ternak besar tersebut merupakan kegemaran
berkaki empat seperti kambing, mereka semasa hidup.
kerbau, sapi dan lain-lain. Terdapat g. Dilarang berziarah pada hari rabu,
dua dugaan, Pertama, karena bahkan dulu penduduk sekitar tidak
binatang ternak dikhawatirkan diperkenankan bekerja berat, begitu
mengotori lingkungan setempat dan pula Embah Dalem Arif
makam-makam keramat dan Muhammad tidak mau menerima
didasarkan atas pertimbangan tamu karena hari tersebut
untuk melestarikan tanaman di digunakan untuk me-ngajarkan
Kampung Pulo dan menghindari agama. Karena menurut
agar kampung itu tidak dikotori kepercayaan bila masyarakat me-
oleh kotoran ternak. Kedua, pada langgarnya maka timbul
awalnya masyarakat masih malapetaka bagi masyarakat
memeluk agama Hindu. Sedangkan tersebut.
pemeluk Hindu memuja sapi. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya terdapat 6 rumah panggung
2
dan 1 mushola, posisi rumah panggung
Hasil wawancara dengan Tokoh Masyarakat
Desa Kampung Pulo, Bapak Dedi Iskandar (RW),
yang berukuran sama itu pun cukup unik.
H. Ismet, Ust Dadang S.Pd.I (Buyut Ketua Adat), Tiga rumah dibangun berderet di sebelah
Selasa, 31 Mei 2016, pukul 14.30-16.30 wib. Di utara menghadap selatan, tiga lainnya di
rumah tokoh masyarakat Desa Cangkuang.

Pendidikan Karakter Berbasis… 1325


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

sebelah selatan menghadap utara sehingga lebaran, warga kampung Pulo yang di
tampak sebagai tiga pasang rumah yang menetap di luar kampung Pulo pulang dan
saling berhadapan. Di depan rumah berkumpul di kampung Pulo.
terdapat halaman yang cukup luas, 2. Proses internalisasi nilai yang
sedangkan musala dibangun di ujung diyakini Masyarakat Adat Kp. Pulo
sebelah barat. Proses internalisasi merupakan
Saat ini, ada enam kepala keluarga proses yang berlangsung sejak individu
yang mendiami keenam rumah tersebut. dilahirkan hingga sesaat akan meninggal
Keenam rumah itu memiliki ukuran dan dunia. Internalisasi merupakan suatu
pembagian ruangan yang sama, yakni
proses penenaman nilai tentang budaya.
terdiri atas serambi muka (tepas), satu Dalam penanaman dan penumbuh
ruang tamu berukuran, satu kamar tidur,
kembangan nilai tersebut dilakukan
dan satu kamar tamu, dapur, dan gudang melalui berbagai didaktik-metodik
(goah). Dari enam rumah itu, hanya satu pendidikan dan pengajaran, seperti
rumah yang masih beratap ijuk, sedangkan pendidikan, pengarahan indoktrinasi,
lima lainnya menggunakan atap genting brain-washing, dan lain sebagainya. Proses
meski tanpa kaca. internalisasi berpangkal dari hasrat-hasrat
Konon, jumlah bangunan di biologis dan bakat-bakat naluri yang sudah
Kampung Pulo tak pernah bertambah atau
ada dari warisan dalam organisme tiap
berkurang. hal itu terkait aturan yang individu yang dilahirkan.
ditetapkan oleh Arif Muhammad. Ketika
Akan tetapi, yang mempunyai
Arif Muhammad meninggal dunia, ia peranan terpenting dalam hal membangun
meninggalkan tujuh orang anak, masing- manusia kemasyarakatan itu adalah situasi-
masing enam orang perempuan dan situasi sekitar, macam-macam individu
seorang laki-laki. Berdasarkan aturan yang lain di tiap-tiap tingkat dalam proses
ditetapkan kala itu, setiap anak perempuan sosialisasi dan enkulturasinya (Koentjara-
harus tinggal dan menguasai rumah,
ningrat, 1980:229). Kelompok pertama
sedangkan anak laki-laki dan sudah
yang mengenalkan nilai-nilai kebudayaan
menikah, paling lambat dua minggu kepada anak adalah keluarga dan di sinilah
setelah menikah, ia harus pergi keluar dari
terjadi interaksi dan pendisiplinan pertama
Kampung Pulo. Apabila kepala keluarga yang dikenalkan kepadanya dalam
meninggal, maka hak waris jatuh pada kehidupan sosial (Khairuddin, 1997:163).
perempuan. Hal ini dikarenakan, sistem Salah satu fungsi keluarga adalah
kekeluargaan penduduk Kampung Pulo sebagai lembaga sosialisasi nilai-nilai
bersifat matrilineal. budaya yang berlaku di suatu masyarakat.
Jika salah satu keluarga tidak Seperti yang dikemukakan oleh Keesing
memiliki anak perempuan, rumah itu
(1992:23) bahwa keluarga merupakan
diwariskan kepada saudara perempuannya pusat seluruh kehidupan sosial seorang
yang telah menikah. Akan tetapi bukan
anak, di situ ia diasuh, dibesarkan, dan
berarti setelah keluar dari Kampung Pulo, dididik tentang kebudayaannya. Karena
anak laki-laki tidak boleh kembali ke sini. itu, kelestarian masyarakat terpusat pada
Biasanya setahun sekali, khususnya keluarga.

1326 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Melalui internalisasi inilah anak- dengan hubungan-hubungan sosial yang


anak akan diajarkan oleh orang tua dan menjadi ciri khas berbagai masyarakat
anggota keluarga lainnya aturan-aturan tertentu.
atau norma-norma yang harus mereka Kepemimpinan tradisional menurut
patuhi. Dalam pelaksanaan sosialisasi Weber (1947) dalam Fatimah (2011)
banyak komponen terkait di dalamnya adalah orde sosial yang bersandar kepada
antara lain: cara, peran, nilai, dan media kebiasaan-kebiasaan kuno dengan mana
yang digunakan. Semua ini mempunyai status dan hak-hak pemimpin juga sangat
dampak dan pengaruh terhadap proses di tentukan oleh adat kebiasaan.
maupun keberhasilan sosialisasi, baik di Kepemimpinan tradisional juga
lingkungan keluarga maupun di memerlukan unsur-unsur kesetiaan pribadi
lingkungan masyarakat. yang menghubungkan hamba dengan
Tuhannya. Karaterisktik pemimpin
3. Peran pemimpin/kepala suku dalam
tradisional yaitu, pemimpin masih
menjaga dan melestarikan nilai-nilai
memegang teguh adat istiadat setempat,
lokal
pemimpin tidak menambahkan atau
Suatu hal yang sangat penting
mengurangi aturan dan norma adat yang
dalam organisasi atau kelompok adalah
jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh berlaku, pemimpin bertugas untuk
melestarikan adat istiadat nya, dan
seorang pemimpin, pemimpin diperlukan
biasanya pemimpin dipilih berdasarkan
untuk mengarahkan suatu organisasi
aturan adat.
maupun kelompok ke tujuan bersama.
Berbeda dengan tipe rasional-legal
Kepemimpinan merupakan suatu
dimana semua peraturan tertulis dengan
kegiatan yang bersifat memberi pengaruh
jelas dan diundangkan dengan jelas, maka
kepada individu untuk keinginan mencapai
tujuan. Tidak semua orang dapat disebut batas wewenang para pejabat ditentukan
memiliki jiwa kepemimpinan, karena jiwa oleh aturan main seperti kepatuhan dan
kesetiaan tidak ditunjukkan kepada pribadi
kepemimpinan yang ada di dalam diri
para pejabat melainkan kepada lembaga
seseorang ada ketika orang tersebut
yang bersifat impersonal. Karakteristik
memiliki karakteristik tertentu dari suatu
pemimpin rasional-legal yaitu,
kegiatan (Santoso 2010), hal ini didukung
menjalankan tugas masing-masing sesuai
oleh pendapat Stoner et all (1996) dalam
Bangun (2008), mendefinisikan jabatannya, terdapat hirarki jabatan yang
kepemimpinan manajerial sebagai proses jelas, fungsi-fungsi jabatan di tentukan
dengan tegas, para pejabat dipilih
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas
berdasarkan kualifikasi profesional, para
yang berkaitan dengan tugas-tugas dari
pejabat biasanya memilki gaji dan ada
para anggota kelompoknya.
jenjang kedudukan, dan pejabat tunduk
Konsep kepimpinan menurut
pada sistem yang disiplin.
Weber (1947) dalam Fatimah (2011)
Sedangkan pemimpin kharismatik
terdapat tiga tipe kepemimpinan umat
adalah seorang pemimpin atau raja yang
manusia yaitu, tradisional, regional-legal,
mempunyai sifat keramat yaitu mempunyai
dan kharismatik. Tipologi Weber ini dilihat
kemampuan yang luar biasa yang bisa
berdasarkan bentuk-bentuk aksi sosial dan

Pendidikan Karakter Berbasis… 1327


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

menarik hati orang lain. Karakteristik karena adanya ikatan pada asal usul
pemimpin kharismatik yaitu, adanya leluhur, adanya hubungan yang kuat
seseorang yang memiliki bakat luar biasa, dengan lingkungan hidup, serta adanya
adanya krisis sosial, adanya sejumlah ide sistem nilai yang menentukan pranata
yang radikal untuk memecahkan krisis ekonomi, politik, sosial, dan hukum.
tersebut, adanya sejumlah pengikut yang Berdasarkan definisi tersebut,
percaya bahwa seseorang itu memiliki terlihat bahwa masyarakat adat di dalam
kemampuan luar biasa yang bersifat melangsungkan kehidupannya,
transendental dan supranatural, dan adanya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-
bukti yang berulang bahwa apa yang kebiasaan lama yang diwarisi nenek
dilakukan itu mengalami kesuksesan. moyangnya. Dalam kesehariannya,
Pada masyarakat adat Kampung meskipun kini sudah banyak pengaruh luar
Pulo kepemimpinan sangat dibutuhkan dari kehidupan sosialnya, namun
untuk menjaga nilai-nilai kearifan masyarakat tradisional tetap berusaha
lokalnya. Karena konsep kepemimpinan menjaga nilai-nilai luhur atau adat istiadat
mempengaruhi hukum/norma/aturan adat yang telah dipegangnya sejak dahulu, hal
dan mempengaruhi juga proses ajar yang tersebut dilakukan untuk menjaga identitas
berlangsung di kalangan masyarakat. kelompok masyarakat tersebut dan untuk
Dalam masyarakat Kampung Adat Pulo, menciptakan hubungan yang harmonis
kepemimpinan ketua adat menjadi penting antara masyarakat dengan lingkungan
dengan istilah lainnya yaitu “Kuncen”. hidup di sekitarnya, sehingga kondisi
Kuncen sebagai pemimpin tertinggi demikian pada akhirnya membentuk
masyarakat adat Kampung Pulo adalah karakter pribadi yang khas pada
keturunan Eyang Mbah Dalem Arif masyarakat adat, tidak terkecuali pada
Muhamad serta dianggap sebagai penguasa Masyarakat Adat Kampung Pulo.
agama setempat. Aturan dan tata cara Karakter khas yang dapat diamati
pelaksanaan norma adat di pimpin oleh pada Masyarakat Adat Kampung Pulo
kuncen sebagai ketua masyarakat adat dapat digambarkan sebagai berikut:
Kampung Pulo. Kedudukan para
pemimpin adat memiliki peranan dan a. Religius
kekuasaan terhadap keseluruhan sistem Yaitu mengajarkan sikap dan
sosial budayanya. Wewenang dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
kedudukan itu sudah di tentukan oleh ajaran agama yang dianutnya, toleran
leluhur mereka dengan maksud terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
menyelamatkan nilai-nilai serta sistem dan hidup rukun dengan pemeluk agama
budaya Kampung Adat Pulo. lain.
4. Bentuk Karakter yang dimiliki b. Jujur
sebagai hasil dari proses internalisasi Yaitu mengajarkan perilaku yang
nilai didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
Masyarakat adat adalah kelompok sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
masyarakat yang secara turun temurun dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
bermukim di wilayah geografis tertentu

1328 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

c. Toleransi k. Peduli Sosial


Mengajarkan sikap dan tindakan Sikap dan tindakan yang selalu
yang menghargai perbedaan agama, suku, ingin memberi bantuan pada orang lain dan
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang masyarakat yang membutuhkan.
lain yang berbeda dari dirinya. l. Tanggung-jawab
d. Disiplin Sikap dan perilaku seseorang untuk
Mengajarkan suatu tindakan yang melaksanakan tugas dan kewajibannya,
menunjukkan perilaku tertib dan patuh yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
pada berbagai ketentuan dan peraturan. sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan
e. Kerja Keras
Yang Maha Esa.
Mengajarkan sebuah perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh 5. Nilai dari masyarakat kampung adat
dalam mengatasi berbagai hambatan
yang bisa dipromosikan sebagai basis
belajar dan tugas, serta menyelesaikan pembentuk karakter Bangsa
tugas dengan sebaik-baiknya. Indonesia
f. Mandiri Penulis menyimpulkan, terdapat
Melatih sikap dan perilaku yang paling kurang 4 nilai karakter utama pada
tidak mudah tergantung pada orang lain mayarakat adat kampung Pulo yang
dalam menyelesaikan tugas-tugas. bersumber dari nilai-nilai budaya setempat,
yang dapat diintegrasikan dan
g. Demokratis
dipromoskan sebagai basis pembentuk
Mengasah cara berfikir, bersikap,
karakter bangsa Indonesia, yaitu sebagai
dan bertindak yang menilai sama hak dan
berikut:
kewajiban dirinya dan orang lain.
a. Religius
h. Bersahabat/Komuniktif
Yaitu mengajarkan sikap dan
Tindakan yang memperlihatkan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
ajaran agama yang dianutnya, toleran
sama dengan orang lain.
terhadap pelaksanaan ibadah dan hidup
i. Cinta damai rukun dengan pemeluk agama dan
Mengajari sikap, perkataan, dan kepercayaan lain.
tindakan yang menyebabkan orang lain
b. Jujur
merasa senang dan aman atas kehadiran
Yaitu mengajarkan perilaku yang
dirinya.
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
j. Peduli Lingkungan sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
Sikap dan tindakan yang selalu dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
berupaya mencegah kerusakan pada
c. Toleransi
lingkungan alam di sekitarnya, dan
Mengajarkan sikap dan tindakan
mengembangkan upaya-upaya untuk
yang menghargai perbedaan agama, suku,
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
terjadi.
lain yang berbeda dari dirinya.

Pendidikan Karakter Berbasis… 1329


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

d. Tanggung-jawab internalisasi inilah anak-anak akan


Sikap dan perilaku seseorang untuk diajarkan oleh orang tua dan anggota
melaksanakan tugas dan kewajiban-nya, keluarga lainnya aturan-aturan atau norma-
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri norma yang harus mereka patuhi.
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, Peran pemimpin/kepala suku dalam
sosial dan budaya), negara dan Tuhan menjaga dan melestarikan nilai-nilai lokal
Yang Maha Esa. pada masyarakat adat Kampung Pulo,
adalah melalui penjagaan nilai-nilai
kearifan lokal peninggalan para leluhur
SIMPULAN DAN SARAN oleh suatu struktur kepemimpinan yang
Dari pembahasan yang telah bersifat sakral yang dkenal dengan istilah
dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya “Kuncen”, yang merupakan keturunan
dan berdasarkan analisis dari berbagai fakta Eyang Mbah Dalem Arif Muhamad, yang
yang ada kaitannya dengan kampung Adat merupakan penguasa adat dan penguasa
Pulo, maka dapat di simpulkan bahwa agama setempat, yang mengambil peranan
masyarakat kampung Adat Pulo merupakan dan kekuasaan terhadap keseluruhan
kampung adat yang sampai saat ini masih pemeliharaan sistem sosial budaya di
eksis memgang teguh tradisi yang telah kampung pulo tersebut.
diwariskan leluhurnya. Hal ini disebabkan Bentuk Karakter yang dimiliki
karena mereka masih memiliki aturan adat sebagai hasil dari proses internalisasi nilai
yang apabila di langgar akan adalah sebagai berikut, yaitu, Religius,
mendapatkan sanksi adat, sanksi adat Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras,
tersebut di percayai karena sifatnya yang Mandiri, Demokratis,
sakral. Diantara aturan adat yang sampai Bersahabat/Komuniktif, Cinta damai,
sekarang ini masih dipertahankan adalah Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, serta
berziarah pada hari Rabu dan apabila akan Tanggung-jawab.
melakukan ziarah mereka harus memberikan Nilai dari masyarakat kampung
sesaji berupa kemenyan, bunga, minyak adat yang bisa dipromosikan sebagai basis
wangi, gula kopi, pisang emas, dan rokok, pembentuk karakter Bangsa Indonesia,
dilarang mengurangi dan menambah jumlah menurut penulis adalah Religius, Jujur,
bangunan serta kepala keluarga, tidak boleh Toleransi, serta Tanggung-jawab.
lebih dari enam, dilarang memelihara hewan Proses masyarakat kampung adat
besar berkaki empat kecuali Kucing, Pulo dalam memelihara budaya leluhur
dilarang memukul gong, serta dilarang mereka, pada akhirnya melahirkan anggota
membuat rumah dengan bentuk prisma dan masyarakat yang berkarakter khas, kaya
harus berbentuk jolopong. dengan nilai serta norma berbasis kearifan
Proses internalisasi utama terhadap lokal. Oleh karenanya penulis mencoba
nilai-nilai Masyarakat Adat Kampung Pulo memberikan saran sebagai berikut:
adalah melalui keluarga, karena dari 1. Untuk masyarakat setempat agar
sinilah interaksi dan pendisiplinan anggota tetap menjaga kelestarian nilai-nilai
pada masyarakat adat dikenalkan dalam tradisi yang dimilki, sehingga jati diri
kehidupan sosial nyata. Melalui kampung adat Pulo sebagai kampung

1330 Pendidikan Karakter Berbasis…


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Budaya tidak tereksploitasi terhadap 5. Meningkatkan kebersamaan dan


kebudayan asing yang dibawa oleh kesetiakawanan sosial masyarakat
wisatawan. kampung adat Pulo yang dapat
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengatasi perpecahan atau pergeseran
Kampung Adat Pulo bahwa nilai-nilai leluhur yang sudah mereka
kelestarian budaya Kampung Adat miliki.
Pulo adalah tanggung jawab bersama 6. Meningkatkan kemampuan
seluruh masyarakat kampung Adat masyarakat kampung adat Pulo untuk
Pulo, dan harus dijaga kelestariannya. mengakses berbagai peluang yang ada.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat 7. Dengan preservasi Kampung Adat
kampung Adat Pulo untuk menggali Pulo, diharapkan menjadi salah satu
dan memahami nilai-nilai yang kawasan wisata bernuansa budaya
terkandung dalam budaya Adat Pulo. yang berkelanjutan (Sustainable
4. Meningkatkan kemampuan Cultural Tourism).
masyarakat lokal untuk mengelola
perekonomian dan sumber-sumber
kekayaan alam secara terkendali untuk
kelangsungan kehidupan masyarakat
kampung adat Pulo.

LOKASI KAMPUNG ADAT PULO


Kampung Adat Pulo Desa Cangkuang, Kampung Ciakar Kecamatan Leles Kabupaten Garut
Jawa Barat

Pendidikan Karakter Berbasis… 1331


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

FOTO DOKUMENTASI KAMPUNG ADAT PULO

Gambar 1. Komplek rumah Adat Pulo, dan Bangunan Masjid Kampung Adat Pulo

Gambar 2. (Kiri-kanan), Musholla dan Ketua/Kuncen Kampung Adat Pulo

1332 Pendidikan Karakter Berbasis…


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Gambar 3. Toilet dan Museum Kepurbakalaan adalah salah satu bentuk


penambahan bentuk bangunan di wilayah kampung Adat Pulo.

Gambar 4. Sejumlah 6 rumah adat masih dipertahankan sesuai ajaran yang disampaikan dan
ditulis oleh Eyang Mbah Dalem Arif Muhamad.

Pendidikan Karakter Berbasis… 1333


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Gambar 5. Dermaga rakit ini berjumlah 24 yang dikelola oleh masyarakat keturunan
kampung Adat Pulo namun sudah menetap di luar kampung adat dan sebagian dari
masyarakat kampung Adat Pulo yang terlibat dalam pengelolaan dermaga tersebut.

1334 Pendidikan Karakter Berbasis…


Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

DAFTAR PUSTAKA Jakarta:Penerbit PT. Gramedia


Pustaka Utama, 1997.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Media Group, 2006 Mahid, Syakir. 2002. “Sosialisasi Nilai
Anggraeni, Nies. Peninggalan- Budaya dalam Keluarga di
Peninggalan Prasejarah Di Sekitar Lingkungan Etnis Bungku”. Tesis.
Danau Cangkuang (Leles), dalam Yogyakarta: Program
Kalpataru no. 2, Jakarta: Pusat Pascasarjana, Universitas Gadjah
Penelitian Arkeologi Nasional, Mada
1976. Mulyana, Andri Irfan. “Budaya
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Upacara adat setiap tanggal 14
Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Maulud pada masyarakat
Rineka Cipta, 1998. kampung Pulo Cangkuang”.
Bambang Soepeno, Makalah Pendidikan Bandung: Fakultas Pendidikan
Karakter Untuk Anak Usia Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendidikan Dasar (SD DAN Universitas Pendidikan Indonesia.
SMP).tt. 2011.
Elgarsel dan Ziaulhaq. Tatar Garut Nanang Fattah, Landasan Manajemen
Histografi Tradisional, Garut: Pendidikan, Bandung, 2001
2007. Purgasari, Gina Novia. “Perubahan
Endin Mujahidin, Seminar Pendidikan Sosial Budaya Masyarakat
Karakter Dalam Perspektif kampung Adat Pulo Desa
Pendidikan Islam, Bogor, STAI Al Cangkuang Kabupaten Garut
Hidayah Bogor, 11 Maret 2012. (Kajian Historis Tahun 1976 -
Kementerian Pendidikan Nasional, Badan 2000)”. Bandung: Fakultas
Penelitian Dan Pengembangan, Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Pusat Kurikulum, Pengembangan Sosial Univer-sitas Pendidikan
Pendidikan Budaya Dan Karakter Indonesia, 2011.
Bangsa, Pedoman Sekolah, Ratnaningsih, Ai. “Kehidupan Sosial
Jakarta, 2010 Budaya Masyarakat Kampung
Kodiran.2000. Perkembangan Pulo (1976 -1990) Studi Kasus
Kebudayaan dan Implikasinya Tentang Nilai Adat Sosial Ekonomi
terhadap Perubahan Sosial di Masyarakat Pulo”. Bandung:
Indonesia. Pidato Pengukuhan Fakultas Adab UIN Sunan Gunung
Jabatan Guru Besar pada Fakultas Djati, 2000.
Sastra, Universitas Gadjah Mada, Keesing, Roger M. 1992. Antropologi
Yogyakarta Budaya, Suatu Perspektif
Koentjaraningrat. Metode-Metode Kontemporer. Jilid 2. Jakarta:
Penelitian Masyarakat, Erlangga.

Pendidikan Karakter Berbasis… 1335


Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Juli 2016

Santoso S. 2010. Teori-Teori Psikologi Daftar Pustaka Online


Sosial. Bandung: PT Refika Baca Bambang Budi Utomo, dalam
Aditama. http://blog.wirawanprasetyo.web.id
Fatimah S. 2011. Kepemimpinan /2012/ garut-sejarah-candi-
Tradisional Masyarakat Adat cangkuang/, diakses pada tanggal
Minangkabau Pada Masa 26 Juni 2016.
Pendudukan Jepang. [internet]. http://abubakarmangun.blogspot.co.id/pro
[dikutip 26 Juni 2016]. Tingkap. ses-internalisasi-nilai-nilai-budaya.
Vol.7. No1. Dapat diunduh dari: Diakses 26 Juni 2016.
http://download.portalgaruda. http://afiardy.blogspot.co.id/
org/article.php?article=25123&val
=1549
Bangun W. 2008. Intisari Manajemen.
Bandung [ID]: PT Refika Aditama,
anggota IKAPI.

1336 Pendidikan Karakter Berbasis…

Anda mungkin juga menyukai