Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Inovasi Desa
(Capturing)
1. Identifikasi Pengetahuan
Identifikasi dalam PID: Identifikasi suatu pengetahuan berasal dari
- Menentukan inovasi yang layak untuk pengalaman yang tersimpan di dalam benak
ditangkap dari Kartu IDE (bagi yang sudah
satu atau lebih narasumber, misalnya
menyelenggarakan BID) melalui proses pengetahuan di desa yang akan hilang ketika
mengidentifikasi dan menyortir inovasi.ahli atau narasumber yang memiliki ilmunya
- Menentukan inovasi yang layak untuk berpindah desa, atau pengetahuan yang
ditangkap dari hasil Musdes (bagi yang dibutuhkan tapi tidak tersimpan dalam wujud
belum menyelenggarakan BID) melalui yang terlihat. Ini dapat berupa pengalaman
pengumpulan inovasi dari desa, praktis, sebuah pembelajaran yang layak
pembuatan daftar inovasi, dan untuk disimpan dan dibagikan pada desa lain
penyortiran. saat ini atau di masa yang akan datang.
Identifikasi pengetahuan yang dimaksud
dalam PID adalah terhadap inovasi pembangunan desa yang unik dan khas sesuai kriteria
inovasi PID, yang belum pernah didokumentasikan di atas kertas atau pun bentuk lainnya.
Jika diperlukan, pengetahuan inovatif yang besar dan kompleks dapat dipecah ke dalam
beberapa bagian yang lebih kecil agar lebih mudah dipahami. Gunakan template atau format
PID untuk tiap dokumen pembelajaran.
Pada tahap ini, batasi deskripsi pada deskripsi yang bermakna tapi singkat mengenai apa
sebetulnya masalah/tantangan/potensi yang dihadapi desa ketika memerlukan inovasi dan
solusi yang terselesaikan dengan adanya inovasi. Akan lebih memudahkan jika pengetahuan
diformulasikan dari pertanyaan seperti "Bagaimana caranya untuk ..." atau "Apa yang harus
dilakukan ketika ...," misalnya sebagai berikut:
Bagaimana menangani kasus banyaknya jumlah orang dengan gangguan jiwa di Desa Srigonco?
Deskripsi: Terdapat orang dengan gangguan jica (ODGJ) dengan jumlah signifikan di Desa Srigonco,
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Beberapa di antaranya bahkan dipasung karena dianggap
mengganggu kenyamanan warga. Pemerintah Desa Srigonci memfasilitasi penanganan masalah
tersebut dengan menyediakan fasilitas Posyandu Jiwa yang terlaksana berkat terjalinnya kerja sama
dengan rumah sakit jiwa setempat dan Puskesmas. Alhasil ODGJ di desa sudah dapat bersosialisasi dan
melakukan aktivitas sosial serta tidak ada lagi kasus pemasungan ODGJ.
Atau
Apa yang harus dilakukan ketika warga desa ingin membentuk BUMDes untuk pertama kalinya untuk
mengelola aset desa yang melimpah namun belum teruji hasilnya?
Deskripsi: Desa Aik Bual, Kabupaten Lombok Tengah, NTB membentuk BUMDes untuk mendukung
pengelolaan potensi desanya yang melimpah. Namun Pemerintah Desa tidak serta merta memberikan
modal untuk kegiatan BUMDes. Sebelum mengalokasikan dana desa untuk BUMDes, Pemerintah Desa
mendorong BUMDes untuk memperlihatkan kinerjanya terlebih dahulu secara swadaya sebagai uji
kelayakan perolehan modal. Arahan Pemerintah Desa yang semula menuai protes akhirnya
menunjukkan upaya-upaya BUMdes menyulap embung menjadi obyek wisata dan usaha gula semut
rumahan yang menunjukkan peningkatan pendapatan dinilai layak mendapat pendanaan.
Boks 1: Tuliskan deskripsi singkat tentang tantangan atau pengetahuan inovatif yang
telah teridentifikasi dari Kartu IDE pada boks ini. Bila ditemukan banyak
kemungkinan, tuliskan dulu semuanya lalu pilih deskripsi yang paling sesuai.
1.1 Checklist Sortir Inovasi
Gunakan Checklist berikut untuk membantu menyortir bahwa pengetahuan pengalaman desa
yang telah diidentifikasi berdasarkan Kartu IDE dari Bursa Inovasi Desa memang layak untuk
dilakukan penangkapan inovasi (capturing).
Jika jawabannya adalah "Tidak" pada semua atau sebagian besar pertanyaan (terutama dua
poin pertama), maka tidak ada kebutuhan khusus atau pembenaran untuk menangkap
pengalaman tersebut, atau perlu dilakukan kajian ulang terhadap informasi pengetahuan
yang telah diperolah dari Kartu IDE. Jika pengetahuan yang telah diidentifikasi lolos melalui
tahapan checklist ini, maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya untuk dilakukan verifikasi
informasi.
Pertanyaan Ya Tidak
Apakah ada manfaat sosial dan/atau ekonomi dari munculnya inovasi tersebut?
Checklist Verifikasi
3. Menangkap (Capturing) Inovasi:
Tahapan ini menentukan metode penangkapan inovasi yg akan dipakai dalam proses pengumpulan
data dan informasi untuk dimasukkan ke dalam dokumen pembelajaran yang akan menjadi basis bagi
pembuatan bentuk untuk dibagikan.
Apakah sudah jelas siapa saja yang menjadi sasaran untuk pengetahuan yang akan
ditangkap?
Apakah sudah jelas siapa yang akan melakukan proses capturing inovasi desa terkait dan
apakah mereka sudah dilatih atau dibekali dengan tepat?
Apakah pengalaman inovasi tersebut dapat di-capture pada waktu yang tepat?
(Pertanyaan ini untuk situasi di mana inovasi baru saja terjadi.)
Sudahkah memilih metode penangkapan yang tepat bagi inovasi terkait?
Sudahkan panduan disediakan untuk mengatur logistik kegiatan capturing inovasi desa?
Sudahkah memilih media capturing yang tepat?
Apakah telah disepakati bahasa yang akan digunakan untuk capturing inovasi tersebut?
(Poin ini berlaku bila ada pihak ketiga yang tidak berbahasa Indonesia yang terlibat.)
Apakah rangkaian dasar tahapan capturing dapat dijalani dengan jelas untuk pengalaman
inovasi terkait?
Apakah informasi kontekstual dan data telah cukup dimiliki untuk memulai proses
capturing dengan tepat?
Apakah dapat dipastikan bahwa yang akan melakukan proses capturing telah memiliki
informasi teknis dan pelajaran terkait inovasi yang akan di-capture sehingga tahapan solusi
yang di-capture memungkinkan untuk direplikasi?
Yakinkah akan adanya bukti/fakta/data pendukung untuk hasil yang akan
didokumentasikan?
Gunakan 5W1H (who, what, when, where, why, dan how) untuk menangkap pengetahuan
inovasi menggunakan teknik wawancara, lihat Lampiran 1. Gunakan pertanyaan berikut
sebagai contoh untuk menggambarkan dokumen pembelajaran dengan lengkap:
Apakah latar belakang dari tantangan atau masalah ini? Di manakah lokasinya? Siapa saja yang terlibat?
Apa kondisi awalnya sebelum ini terjadi? Di mana dan kapan terjadinya? Apakah tantangan dan
masalah sesungguhnya? Bagaimana situasi dan masalahnya sebelum dilakukan intervensi? Apa yang
menyebabkan tantangan atau masalah ini? Apakah konsekuensi dari tantangan atau masalah ini? Siapa
saja yang terpengaruh?
Apakah solusi dan aksi yang dilakukan untuk menangani masalah atau tantangan ini? Siapa yang
melakukan? Apa yang berhasil dengan baik? Apa yang tidak berjalan baik?
Apakah hasil dan akibat dari aksi tersebut? Bagaimana reaksi para pemangku kepentingan? Mengapa
mereka bereaksi seperti itu?
Apakah pembelajarannya? Mengapa pelajaran tersebut perlu disebarluaskan dan dibagikan?
Apakah rekomendasi yang bisa Anda ambil dari tantangan ini?
Boks 2: Tentukan siapa saja narasumber yang perlu diwawancarai dan aturlah segala hal
yang diperlukan untuk mendapatkan wawancara tersebut. Tuliskan di boks berikut daftar
pertanyaan yang perlu Anda tanyakan untuk bisa memahami dan menggambarkan
tantangan atau kejadian terkait inovasi yang akan ditangkap, dan cantumkan siapa saja
yang ingin diwawancarai.
4. Template Dokumen Pembelajaran
Sebagai dasar pembuatan dokumen pembelajaran, gunakan template berikut dengan semua
informasi yang telah diperoleh saat wawancara. Kotak-kotak di dalam template menjadi
panduan akan volume informasi yang harus dimasukkan. Tuliskanlah sebanyak yang Anda
perlukan untuk menggambarkan pengalaman atau praktek operasional inovasi dengan
komprehensif dan ringkas. Rata-rata deskripsi sebuah pengalaman akan terdiri atas 3 sampai
6 halaman termasuk foto, ilustrasi, grafik. Kumpulkan gambar, foto, ilustrasi, dan grafik ketika
dibutuhkan dan masukkan ke kotak yang sesuai di dalam template.
Untuk pembuatan video, Anda bisa mulai merekam wawancara itu segera ketika wawancara
dimulai. Rata-rata wawancara video berdurasi 10 hingga 30 menit, tergantung pada
kompleksitas topiknya. Gunakan header dan pertanyaan pada template teks di bawah untuk
membuat struktur video selama editing. Lihatlah Lampiran 3 untuk beberapa tips and tricks
dalam pembuatan rekaman video dan audio.
Untuk pembuatan paparan PowerPoint tentang inovasi yang telah di-capture, gunakan
template dokumen pembelajaran sebagai kerangka paparannya dan tuangkan pada
PowerPoint dengan semua informasi yang telah dikumpulkan selama wawancara namun
utamakan penyampaian informasi dalam bentuk visual. Teks dapat ditambahkan di bagian
notes dari paparan Anda.
Hindarilah deskripsi lebih dari satu aset pengetahuan, pengalaman, atau praktek operasional
dalam satu template. Bila pengalaman atau praktek operasional yang Anda ingin deskripsikan
terlalu kompleks atau besar, pertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa bagian
yang bisa dideskripsikan secara individu dan terpisah dari satu sama lain, lalu gunakan
template baru untuk masing-masing sehingga akan terbentuk lebih dari satu dokumen
pembelajaran.
3.1 Bagaimana menggunakan template dokumen pembelajaran
Tambahkan teks untuk tiap boks untuk menggambarkan aset pengetahuan. Buat perbedaan jelas antara tiap
bagian. Jabarkan apa yang perlu diketahui oleh pengguna informasi sehingga dapat memahami inovasi yang
didokumentasikan dengan benar. Gunakan informasi dari wawancara, pengamatan, hasil FGD, dsb. yang
menggambarkan konteks dan latar belakang.
Mulailah tiap boks dengan paragraf pengantar singkat yang memberikan informasi penting dengan ringkas.
Kemudian lanjutkan denga teks utama. Jawablah semua header pertanyaan “Who, What, When, Where, Why,
and How” bila memungkinkan.
Formatlah teks dalam tiap boks sesuai kebutuhan, gunakan bullet point atau numbered list jika dibutuhkan.
Tambahkan gambar, foto, grafik, tabel dsb., ketika dan di mana diperlukan atau bermanfaat untuk membantu
pemahaman pada isi.
Kalau gambar bergerak diperlukan untuk menjelaskan aset pengetahuan dengan lebih baik, pertimbangkan
untuk menggunakan format yang berbeda untuk dokumen pembelajaran Anda (misalnya video atau presentasi
PowerPoint). Sesuaikan struktur yang sama untuk isinya mengikuti kerangka dokumen pembelajaran.
Tambahkan judul yang jelas dan bermakna, sebuah ringkasan sebanyak maksimal 2 paragraf, dan daftar
referensi. Siapkan juga daftar metadata yang akan diperlukan dalam proses formatting.
Template Dokumen Pembelajaran PID
[penulis utama]
[nama desa] JUDUL
[logo PID]
2018
Ringkasan Umum
[form] Tuliskan ulasan ringkas tentang inovasi yang telah didokumentasikan; maksimal 2 paragraf singkat atau
10 baris.
Pembelajaran
[form] Tuliskan di sini mengenai apa yang akan dilakukan narasumber jika dia kembali mengalami situasi yang
sama. Mengapa? Bagaimana? Dsb. Tambahkan gambar jika dibutuhkan. Sampaikan hal-hal penting
(pembelajaran) yang dapat diambil atau dijadikan rujukan bagi proses pembelajaran selanjutnya atau untuk
perbaikan inovasi terkait ke depan berdasarkan proses penyelesaian masalah yang telah dilakukan. Hal ini dapat
menyangkut cara/sistem kerja, manajemen waktu atau manusia, dll.
Rekomendasi
[form] Apa yang disarankan oleh narasumber untuk dilakukan bila desa lain mengalami situasi yang sama?
Apa yang tidak disarankan? Bagaimana supaya masalah seperti ini dapat dihindari di masa depan? Kesulitan
apa saja yang mungkin dihadapi saat menjalankan kegiatan inovasi tersebut. Dsb. Tambahkan gambar jika
dibutuhkan.
5. Validasi
Tahapan validasi memastikan isi dari dokumen pembelajaran berdasarkan segi kelayakan dan
ketepatan fakta dan data, kesesuaian dengan bidang prioritas kementerian, dan menentukan
bentuk pengemasan atas hasil penangkapan inovasi (capturing) (dokumen teks, video, poster,
dsb).
Dokumen pembelajaran yang telah dalam bentuk final selanjutnya disampaikan kembali ke TIK untuk
dilakukan validasi, yakni dari segi ketepatan fakta dan isinya, kelengkapan informasinya, kesesuaian
dengan peraturan dan rencana kerja. TIK dapat meminta TPID untuk menjadi bagian dari proses
validasi dalam rangka memeriksa ketepatan informasi yang telah dibuat. Hasil dari proses validasi ini
Setelah pengalaman inovatif ini dapat ditangkap dan dijabarkan dalam dokumen teks, video, atau
presentasi PowerPoint, pengetahuan ini harus diperiksa dari segi validitas, ketepatan informasi,
kelengkapan, dan kehandalannya faktanya. Tanyakan kepada OPD terkait, TA, narasumber yang telah
diberikan tugas melakukan validasi ini untuk mengevaluasi dokumen pembelajaran yang telah dibuat
dan untuk melengkapi checklist di bawah untuk mengkaji pengetahuan yang telah ditangkap serta
untuk memutuskan apakah layak untuk disimpan dan dibagi.
Untuk aset pengetahuan berbasis teks, kaji, lengkapi, sesuaikan, dan finalisasikan template dari
halaman sebelumnya.
Isi yang sama dapat disajikan dalam aneka bentuk (teks, video, audio, gambar) karena dapat
digunakan dalam aneka kegiatan pula.
Gunakan struktur yang sama menggunakan template dokumen pembelajaran. Buatlah juga daftar
informasi dokumen yang komprehensif. Gunakan checklist di bawah untuk persiapan dan proses
formatting. Setelah difinalisasi dan divalidasi, dokumen dapat disimpan untuk digunakan kembali.
6.1 Persiapan Formatting
Seperti apakah karakteristik khalayak sasaran (tipe, ukuran, kesiapan)?
Di lingkungan seperti apakah pengguna informasi beroperasi (akses teknologi,
ekspektasi pada kualitas presentasi)?
Seberapa stabil atau dinamis kontennya (pengetahuan dasar atau pengetahuan yang
kerap berubah-ubah)?
Tipe format seperti apakah yang digunakan material yang telah di-captur tersebut?
Sarana apakah yang digunakan untuk menyajikan konten tersebut?
Apakah sudah ada proses standar memformat yang dapat diterapkan ke semua
dokumen pembelajaran?
Apakah proses memformat memperhitungkan hambatan khalayak yang akan
menggunakannya dan lingkungan untuk mengaksesnya?
Apakah dokumen pembelajaran sudah menyertakan semua informasi yang diperlukan
bagi pihak lain untuk mereplikasi pengalaman inovasi yang mereka perlukan?
Apakah berbagai komponen dokumen pembelajaran sudah ditata secara jelas dan
mudah diakses?
Apakah metatag lazim dan umum telah ditentukan untuk meningkatkan kemudahan
pencarian dalam aplikasi KMS?
Judul:
Deskripsi singkat:
Lampiran
Lampiran 1: 5W1H untuk identifikasi dan penangkapan
pengetahuan berbasis pengalaman
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menangkap sebuah
pengalaman. Pertanyaan tersebut dapat membantu menggambarkan pengalaman atau pembelajaran
terkait dan membantu memastikan bahwa informasi yang diberikan pada template dari halaman
sebelumnya sudah cukup komprehensif. Gunakan pertanyaan di bawah ketika mewawancarai narasumber
utama, rekan mereka, staf lain, maupun pihak eksternal. Pertanyaan yang sama dapat digunakan dalam
metode penangkapan pengetahuan yang lain, seperti storytelling, FGD, atau action report. Kumpulkan
jawabannya dan rangkai informasinya ke dalam template dokumen pembelajaran.
Analisis
Waktu setelah wawancara adalah untuk mengolah informasi menjadi data kualitatif yang dapat dibagikan
dan digunakan di lain waktu dalam proses pembuatan paket pengetahuan. Anda dapat melakukan ini
dengan membuat dokumen atau presentasi yang dapat dibagi dengan orang lain yang menerangkan
informasi yang diperoleh dari wawancara.
Segera setelah wawancara, disarankan untuk mengkaji catatan yang telah dibuat atau merangkum
pikiran dan pertimbangan yang dibuat pada saat wawancara. Setelah beberapa hari, sebagian
catatan penting akan memudar dan menjadi tidak berarti.
Dengarkanlah rekaman (atau tonton videonya), kajilah catatan Anda dan buatkan transkrip dari
wawancara itu.
Buatlah laporan wawancara. Kalau Anda melakukan beberapa wawancara (yang memang
disarankan), Anda dapat memakai laporan ini untuk membandingkan hasil Anda.
Rangkum semua temuan dalam poin kunci dan gunakan kutipan untuk menggambarkan dan
mendukung temuan Anda.
Tips
Secara umum, suara yang bagus lebih penting dibandingkan gambar yang bagus, terutama karena
Anda mewawancara orang atau merekam diskusi dan presentasi.
Untuk merekam suara dengan baik, yang terutama harus Anda miliki adalah lingkungan yang
tenang; pilihlah dengan baik tempat Anda melakukan rekaman, pastikan tempat itu sunyi dan
bebas gangguan.
Ketika Anda tidak memiliki pilihan ruang tempat merekam (misalnya karena berada dalam sebuah
forum diskusi kelompok atau presentasi), maka pastikan Anda meletakkan mikrofon sedekat
mungkin dengan narasumber yang diinginkan. Misalnya, dalam diskusi round table, tempat terbaik
adalah di tengah meja. Untuk presentasi, tempatnya di meja si penyaji.
Letakkan mikrofon di dekat orang yang diwawancara: jawabannya selalu lebih penting dari
pertanyaan.
Bila Anda merekam wawancara dengan kamera video, temukan tempat tenang dengan
pencahayaan dan latar belakang yang baik.
Periksalah peralatan sehari sebelumnya, periksa apakah batere sudah cukup, periksalah
kecukupan ruang memori untuk merekam.
Untuk membuat rekaman video yang baik, amat penting untuk memilih lokasi yang baik untuk
kamera dan adanya cahaya yang cukup. Lokasi harus cukup aman dan subyek dapat terlihat
dengan optimal.
Jaga kamera dalam kondisi yang mantap, misalnya dengan meletakkannya di atas tripod,
bersandar pada dinding, di atas meja atau kursi atau pendukung lainnya.
Ambil rekaman dengan frame yang baik: penuhi gambar dengan subyek Anda. Jika Anda tidak
dapat melakukannya, mendekatlah apabila subyeknya terlalu kecil. Menjauhlah jika terlalu besar.
Jangan tempatkan subyek Anda di antara kamera dan jendela, tempatkan kamera di antara
jendela dan subyek sehingga cahaya dari jendela jatuh pada subyek.
Jangan terlalu berlebihan merekam film, cobalah lakukan dalam segmen (misalnya mulailah
merekam pada awal setiap pertanyaan) sehingga Anda tidak perlu banyak menyunting.
Lampiran 4: Kerangka Berbagi Pengetahuan berbasis
Lembaga (Organizational Knowledge Sharing)
Lampiran 5: Istilah dan Konsep:
Menangkap (Pengetahuan)/Knowledge Capturing menjelaskan sebuah proses untuk
mengubah pengetahuan yang berada di benak individu (tacit) menjadi penjabaran yang
eksplisit, misalnya dalam bentuk dokumen, buku, publikasi, rekaman video, yang dapat
dibuat tersedia untuk suatu lembaga.
Tim penangkap pengetahuan/Capturing team adalah tim yang terlatih dalam metodologi
dan pendekatan agar dapat secara sistematis dan seragam mendokumentasikan
pembelajaran dari pengalaman operasional yang belum secara eksplisit direkam atau sulit
direkam. Tim penangkapan pengetahuan mendokumentasikan kejadian atau aktivitas dalam
organisasi, lingkunga, atau di sektor tertentu secara berkelanjutan untuk mengambil
pandangan dan manfaat penting sehingga potensinya dapat direplikasi di tempat lain.
Anggota tim penangkapan pengetahuan memiliki kapasitas jurnalistik dasar untuk mampu
dengan cepat membangun pemahaman akan tantangan khusus yang dihadapi pemilik
pengalaman dan langkah solusi yang didokumentasikan olehnya. Mereka dapat
menggunakan beragam aktivitas penangkapan di mana wawancara dan focus group adalah
yang paling sering digunakan. Tabel berikut merangkum berbagai aktivitas penangkapan.
Deskriptor/Descriptors adalah istilah yang digunakan sebagai kata kunci untuk mengambil
dokumen dalam sistem informasi, misalnya katalog atau search engine. Descriptor dapat
berupa kata, frase atau bentuk alfanumerik. Descriptor kunci dapat ditemukan pada akhir
template dalam dokumen ini.
Perpustakaan Pengetahuan Digital/Digital Knowledge Library (lihat Penyimpanan
Pengetahuan/Knowledge repository)
Ahli/Expert adalah seseorang yang memiliki pengalaman panjang atau intens dalam bidang
tertentu. Riwayat akademis bukanlah keharusan. Ini sedikit berbeda dari pandangan umum
bahwa hanya seseorang yang memiliki tingkat pelatihan atau latar belakang akademis
tertentu yang bisa memiliki keahlian pada subyekt tertentu. Idenya adalah bahwa setiap
orang adalah ahli untuk suatu bidang, semata-mata karena fakta bahwa mereka memiliki
pengalaman berharga dalam situasi tertentu yang mungkin relevan bagi orang lain yang
menghadapi situasi tertentu.
Formatting adalah mengubah sebuah content yang ditangkap menjadi format standar yang
mudah dibagi (sharable), mudah dicari (searchable), dan mudah disajikan (presentable). Dua
tugas fundamental yang merupakan bagian dari proses formatting: (i) mengorganisasikan
bahan dan berbagai komponen yang merupakan bagian dari aset, dan (ii) menambah
informasi kualifikasi agar aset pengetahuan menjadi mudah dicari. Bagian pertama
memastikan aset pengetahuan tampil konsisten dan ramah-pengguna. Aset pengetahuan
mengikuti sebuah urutan logis atau alur cerita yang kohesif. Aset pengetahuan juga harus
menegaskan pesan kunci yang ingin disampaikan penulis. Bila aset terdiri atas beberapa
bagian, misalnya materi tertulis, rekaman video dan gambar, semuanya harus dijalin dengan
metode yang logis sehingga mudah diakses. Bagian terakhir ini sangat penting agar aset bisa
ditemukan oleh sesama rekan kerja dan pengguna lainnya.
Identifikasi adalah langkah pertama, dan mungkin paling penting, tapi juga paling sulit
dalam metodologi penangkapan pengetahuan. Dalam langkah ini kita mengidentifikasi apa
yang layak ditangkap, berdasarkan pada daftar kriteria (lihat “1.1 Identifikasi Pengetahuan:
Checklist” dalam dokumen ini). Tantangan terbesar adalah memformulasikan
berbagai pertanyaan yang berbeda yang merangkum tantangan tertentu yang
dihadapi satu kelompok pemangku kepentingan tertentu.
Sebuah aset pengetahuan (knowledge asset) adalah sebuah dokumen digital unik atau
koleksi media yang memuat pengetahuan yang terkait dengan pertanyaan atau tantangan
tertentu. Aset pengetahuan umumnya pendek, memiliki target tertentu dan berorientasi
pada pembelajar (learner oriented). Aset pengetahuan menyajikan pembelajaran tertentu
dari pengalaman operasional dan memberikan dukungan bagi pengambilan-keputusan pada
satu tantangan tertentu. Aset pengetahuan menyajikan alur cerita yang konklusif dan
informasi tentang (i) konteks dan tantangan, (ii) tindakan yang diambil untuk menangani
tantangan, (iii) hasil yang dicapai melalui aksi tersebut, (iv) pembelajaran dari pengalaman,
dan (v) rekomendasi yang bisa dialihkan untuk replikasi pembelajaran yang ada pada
konteks lain. Aset pengetahuan ditangkap menggunakan template yang terstandarisasi. Aset
ini divalidasi dan diformat sehingga memuat data kualifikasi sehingga bisa dengan mudah
dicari dan ditemukan dalam penyimpanan pengetahuan yang besar.
Penyimpanan pengetahuan/Knowledge repository adalah sistem penyimpanan data yang dapat terdiri dari
berbagai teknologi penyimpanan yang terhubung. Sistem ini memungkinkan manajemen dan pemberian akses
terpusat pada aset pengetahuan dan mendukung manajemen sumberdaya untuk menambah, menjaga, meng-
update, mendaur ulang, dan menghentikan aset pengetahuan. Penyimpanan pengetahuan juga sering disebut
sebagai manajemen pengetahuan atau platform sumberdaya pengetahuan.
Validasi adalah proses di mana pengetahuan dipastikan dapat diterima, benar, dan/atau
efektif. Pengetahuan berbasis pengalaman didasarkan pada ingatan seseorang atas suatu
kejadian yang telah terjadi dan pengalaman pribadi terkait kejadian tersebut. Persepsi dari
pengalaman pribadi, tentunya, adalah subyektif dan dipengaruhi berbagai asumsi. Seorang
pejabat pemerintah yang mengatur penutupan jalan untuk peningkatan infrastruktur
transportasi di Lagos akan memiliki pandangan yang berbeda akan tantangannya
dibandingkan dengan seorang komuter yang harus menggunakan jalan tiap hari dan
terlambat tiba di kantor akibat penutupan jalan tersebut. Dalam menangkap pengetahuan
berbasis pengalaman, amat penting untuk memastikan bahwa semua sisi terdokumentasi.
Dengan memperoleh masukan dari berbagai peserta dari suatu pengalaman akan membawa
pada aset pengetahuan yang lebih netral dan komprehensif, karena pandangan yang
berbeda, bahkan bertentangan, akan disajikan. Sebelum penyebaran atau pembagian
pengalaman hasil tangkapan ini, ada baiknya dilakukan validasi terlebih dahulu oleh satu
atau lebih ahli untuk memastikan aset yang ditangkap sudah lengkap, relevan, dan akurat.
Validasi adalah juga bentuk dari quality control yang substantif. Hanya aset pengetahuan
yang berkualitas tinggi yang bisa masuk dalam sistem manajemen pengetahuan sebuah
organisasi.
Proses validasi: Validasi dapat terjadi dalam berbagai cara, dari proses kajian formal yang
paling ketat dengan satu atau lebih tahap persetujuan hingga feedback informal dari
seorang rekan. Bergantung pada budaya organisasi dan kebijakan komunikasi dan
manajemen pengetahuannya, sebuah proses validasi yang layak harus dibuat sejak awal.
Metodologi validasi: Walaupun ada berbagai cara validasi, empat yang paling lazing untuk
aset pengetahuan adalah (i) menguji pada setting sungguhan, (ii) mengadakan sebuah ruang
untuk peninjauan (review space), (iii) memeriksa berdasarkan kriteria validasi, dan (iv)
melakukan verifikasi pada ahli atau penulis awal untuk memastikan bahwa aset
pengetahuan sudah dijabarkan dengan tepat.
Kriteria validasi: Mungkin pertanyaan yang paling kritis dalam proses validasi adalah
tentang kriteria yang digunakan untuk memvalidasi isi. Organisasi perlu hati-hati dalam
menentukan dan mempertajam kriteria validasi dan bobot kepentingan masing-masing
kriteria. Beberapa kriteria umum yang digunakan pada evaluasi obyek pengetahuan
disajikan dalam daftar di bagian “3. Validasi” dalam dokumen ini.