Anda di halaman 1dari 8

Rasio adalah perbandingan antara pembilang (numerator) dan penyebut

(denominator) yang saling terpisah dan tidak ada hubungannya. Dinyatakan dengan
persamaan :

Contoh Kasus:

Angka Kematian Ibu (AKI)/ Mother Mortality Ratio (MMR) adalah banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya
atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐦𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐛𝐮


𝐀𝐊𝐈 = 𝐱𝐊
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐇𝐢𝐝𝐮𝐩

Jumlah Kematian Ibu : banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena


kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu,
di daerah tertentu.

Jumlah kelahiran Hidup :banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu,
di daerah tertentu.

K = konstanta, 100.000 bayi lahir hidup

Contoh soal :

Pada tahun 2002-2003 jumlah kematian ibu di kabupaten X sebanyak 12,


jumlah kelahiran hidup 60.
12
AKI = x 100.000 = 5  AKI di kabupaten X pada tahun 2003 sebesar 5
60
per 100.000 kelahiran hidup.

Tingkat Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan


dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertambahan penduduk
merujuk pada semua spesies, tetapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan
digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pertambahan penduduk
sendiri di pengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Dalam demografi
dikenal istilah pertambahan penduduk alami dan pertambahan penduduk total. Dimana
pertambahan penduduk alami hanya di pengaruhi oleh kelahiran dan kematian,
sedangkan pertambahan penduduk total di pengaruhi oleh kelahiran, kematian,
migrasi masuk (imgrasi) dan migrasi keluar (emigrasi). Dalam demografi dan ekologi,
nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil di mana jumlah individu dalam
sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada
periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam

populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:

(populasi di akhir periode−populasi di awal periode )


Nilai Pertumbuhan =
populasi di awal periode

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase
populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:

Rasio pertumbuhan = Nilai pertumbuhan X 100%

Proporsi adalah bentuk pecahan yang pembilangnya merupakan bagian dari


penyebutnya. Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.
Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan pecahan ini
dengan 100% . Tidak mempunyai satuan (dimensi), karena satuan dari pembilang dan
penyebutnya sama, sehingga saling meniadakan. Nilainya antara 0 dan 1.

𝐗
𝑷𝒓𝒐𝒑𝒐𝒓𝒔𝒊 = 𝐊
𝐗+𝐘

Contoh Kasus:
Pada populasi yang terdiri atas 50 ibu hamil, terdapat 5 ibu yang mengalami
plasenta previa. Berapa Proporsi ibu hamil dengan plasenta previa ?
X 5
Jawab: 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 = K= 100% = 10%
X+Y 5+45

Presentase kependudukan

Perubahan angka pertumbuhan penduduk disuatu wilayah disebabkan oleh


beberapa faktor antara lain adanya perang, bencana alam, wabah penyakit,
perpindahan penduduk, adanya kelahiran dan sebagainya. Nah, dari semua faktor yang
mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk ini, pada dasarnya hanya ada dua
perubahan yakni mengurangi atau menambah. Faktor yang menambah angka
pertumbuhan penduduk misalnya angka kelahiran, imigran, peningkatan kwalitas
hidup penduduknya dan sebagainya. Adapun faktor yang mengurangi angka
pertumbuhan penduduk misalnya angka kematian, perang, wabah penyakit, emigrasi
dan sebagainya. Pertumbuhan penduduk dapat disebut juga sebagai dinamika
penduduk. Nah, Dibyo Soegimo (2009) dalam bukunya menjelaskan ada 3 klasifikasi
pertumbuhan penduduk yang harus kita pahami, yakni sebagai berikut.

a. Pertumbuhan penduduk termasuk cepat apabila pertumbuhan 2% lebih dari jumlah


penduduk tiap tahun,

b. Pertumbuhan penduduk termasuk sedang apabila pertumbuhan itu antara 1%-2%,

c. Pertumbuhan penduduk termasuk lambat apabila pertumbuhan itu antara 1% atau


kurang.

Angka pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan tingkat


pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan
dengan persen (%). Nah, angka sekian persen di atas akan kita dapatkan setelah
menghitung angka pertumbuhan penduduk.

Presentase Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)

Pertumbuhan penduduk alami atau natural increase yaitu terjadinya perubahan jumlah
penduduk yang diakibatkan adanya selisih antara angka kelahiran dan angka
kematian. Kita dapat menghitung angka pertumbuhan penduduk alami dengan
menggunakan persamaan di bawah ini.

Pt = Po + ( L – M )

Adapun persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan


menggunakan rumus sebagai berikut ini.

𝐿−𝑀
%= 𝑃𝑜
𝑥 100%

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,


Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
L = jumlah kelahiran,
M = jumlah kematian,
% = persentase pertumbuhan penduduk alami.

Pertumbuhan Penduduk Total

Pertumbuhan penduduk total yaitu perubahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh
selisih jumlah kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah jumlah
penduduk yang masuk ke sebuah wilayah sedangkan emigrasi adalah jumlah
penduduk yang keluar dari wilayah. Nah, untuk menghitung pertumbuhan penduduk
total dapat menggunakan persamaan di bawah ini.
Pt = Po +( L – M ) + ( I – E )

Nah, untuk menghitung persentase pertumbuhan total, dapat kita gunakan persamaan
di bawah ini

(𝐿 − 𝑀) + (𝐼 − 𝐸)
% 𝑋100%
𝑃𝑜

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,


Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
L = jumlah kelahiran,
M = jumlah kematian,
I = jumlah imigrasi,
E = jumlah emigrasi,
% = persentase pertumbuhan penduduk total.

DISTRIBUSI FREKUENSI

Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa
kelas. Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical
dan distribusi frekuensi numerical.

Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas –


kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan data yang dilakukan
secara kwalitatif. Perhatikan contoh berikut.
DATA USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU

UMUR KARYAWAN JUMLAH KARYAWAN


(Tahun) ( Orang )
20 – 24.9 15
25 – 29.9 16
30 – 34.9 4
35 – 39.9 5

Jumlah 40

Prosedur atau langkah – langkah dalam membuat tabel frekuensi adalah sebagai
berikut :
1. tentukan range dari data pengamatan, dan gunakan data terkecil sebagai sebagai limit
bawah kelas pertama;
2. tentukan interval kelas yang diinginkan dan tentukan jumlah kelas,
3. buat interval kelas dan hitung pengamatan yang jatuh untuk tiap kelas dengan
membuat tally;
4. jumlah frekuensi pada masing – masing kelas.

Contoh soal : Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan
rupiah.

138 164 150 132 144 125 149 157 118 124
144 152 148 136 147 140 158 146 128 135
168 165 126 154 138 118 178 163 137 143
135 140 153 135 147 142 173 146 146 150
142 150 135 156 145 145 161 128 155 162
Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut.
Untuk menjawab soal diatas, langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan Range (R).
Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau
selisih antara data terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :
Range (R) = Data terbesar – data terkecil
= 178 – 118
= 60
2. Menentukan Jumlah Kelas (k).
Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb.
Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus :

Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas (i). ( 2.1 )

Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 =
6,67 » 7 (dibulatkan).
Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES,
yang formulasinya sebagai berikut :
Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n ( 2.2 )
Dimana : n = jumlah data yang dimiliki
Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih dahulu, selanjutnya interval kelas
dihitung dengan rumus ( 2.1 ). Sehingga, dari contoh diatas diperoleh :
k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607 dibulatkan 7 kelas
Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57 dibulatkan menjadi 9
3. Menentukan kelas.
Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk
keseluruhan. Data terkecil harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat
masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan diatas, dapat dibuat interval – interval kelas
sebagai berikut.
Kelas I = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka :
Kelas II = dimulai dengan 127
Kelas III = dimulai dengan 136
Kelas IV = dimulai dengan 145
Kelas V = dimulai dengan 154
Kelas VI = dimulai dengan 163
Kelas VII = dimulai dengan 172
4. Menghitung Frekuensi Kelas.
Frekuensi tiap – tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang sudah
dimasukkan kedalam masing – masing kelas. Selanjutnya semua data pengamatan
pada masing – masing kelas dihitung dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////).
Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang diperoleh. Jika semua langkah
dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN
50 PEGAWAI HONORER

GAJI
KELAS TALLY FREKUENSI
( Dalam Ribuan )
I 118 – 126 //// 5
II 127 – 135 //// // 7
III 136 – 144 //// //// / 11
IV 145 – 153 //// //// //// 14
V 154 – 162 //// // 7
VI 163 - 171 //// 4
VII 172 - 180 // 2
TOTAL 50
Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi terhadap total frekuensi, maka tabel
tersebut dinamakan tabel frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang
lebih kecil dari limit atas dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas
yang bersangkutan disebut frekuensi kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan
dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total frekuensi disebut frekuensi kumulatif
relatif.

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF,


FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER

FREKUENS
FREKUENS FREKUENS I
KELA GAJI FREKUE I I KUMULATI
S (Ribuan ) NSI KUMULATI RELATIF F
F (%) RELATIF
(%)
I 118 – 126 5 0 10 0
II 127 – 135 7 12 14 24
III 136 – 144 11 23 22 46
IV 145 – 153 14 37 28 74
V 154 – 162 7 44 14 88
VI 163 - 171 4 48 8 96
VII 172 - 180 2 50 4 100
TOTAL 50 100
Daftar pustaka

http://metodestatistik.blogspot.com/2011/05/tabel-distribusi-
frekuensi.html#.XXcBV2YRU2x

https://www.siswapedia.com/menghitung-angka-pertumbuhan-penduduk/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk

https://rumus.co.id/distribusi-frekuensi/

Anda mungkin juga menyukai