Anda di halaman 1dari 5

p- ISSN : 2407 – 1846

TM - 016 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PEMURNIAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA MELALUI


DISTILASI DAN FILTRASI MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN ARANG
AKTIF

Fauzan1* dan Muhammad Ikhwanus2


1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Jalan Cot Tengku Nie, Reuleut, Muara Batu, Aceh Utara
*
Email address: faoezan@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan tentang proses pemurnian asap cair dari hasil pirolisis tempurung kelapa di desa Krueng
Mane, Aceh Utara menjadi produk dengan kriteria food grade. Tempurung kelapa dipilih sebagai bahan baku
karena mengandung hemiselulosa, selulosa dan lignin yang menghasilkan senyawa anti mikroba seperti alkohol,
fenol, aldehid, karbonil, keton dan piridin. Asap cair yang diperoleh dari tahap pirolisis masih mengandung
kadar tar dan benzonpiren tinggi sehingga belum aman diaplikasikan sebagai pengawet makanan. Untuk
memperoleh sifat fungsional dari asap cair, maka asap cair dapat difraksinasi dengan beberapa metode, salah
satunya adalah dengan melakukan distilasi. Distilasi dilakukan antara suhu 1000C hingga 1250C. Untuk
menghasilkan tasteasap yang rendah maka asap cair yang diperoleh dari tahap distilasi dilakukan tahapan
pengendapan, penyaringan dengan zeolit dan karbon aktif. Dengan metode ini asap cair yang dihasilkan
berwarna bening dan aroma asap yang jauh berkurang.

Kata kunci: Distilasi, filtrasi, asap cair,tempurung kelapa

ABSTRACT
This article describes the purification of liquid smoke of coconut shell pyrolysis into products for food grade
criteria, located at Krueng Mane, North Aceh. Coconut shells are selected as raw materials because they
contain hemicellulose, cellulose and lignin which produce antimicrobial compounds such as alcohol, phenol,
aldehyde, carbonyl, ketone and pyridine. Liquid smoke obtained from the pyrolysis stage still contains high
levels of tar and benzonpiren so it is not safe to be applied as a food preservative. To obtain the functional
properties of liquid smoke, liquid smoke can be fractionated by several methods, one of which is by distillation.
The distillation is carried out between the temperature of 100 0C to 1250C. To produce a low smoke taste, the
liquid smoke obtained from the distillation stage is carried out by deposition step, filtration with zeolite and
activated carbon. With this method the resulting liquid smoke is a distinctly clear color and the smoke fragrance
is considerably reduced.

Keywords :Distillation, filtration, liquid smoke, coconut shell

PENDAHULUAN pengawet yang aman. Dalam penggunaanya


Pemakaian formalin masih ditemukan asap cair terdiri dari 3 kelompok yang
pada hampir seluruh industri makanan, menunjukkan kualitas dan kegunaannya
kosmetik dan farmasi di tanah air. Penggunaan masing-masing, sbb:
formalin yang tidak sesuai dengan tujuan yang 1. Asap cair grade 3: Tidak dapat digunakan
dibenarkan akan berdampak buruk pada untuk pengawet makanan karena masih
kesehatan manusia. Diantara sebab banyaknya banyak mengandung tar yang bersifat
penggunaan pengawet tersebut adalah masih karsinogenik, tetapi dapat digunakan pada
sedikit varian pengawet yang aman pengolahan karet penghilang bau dan
digunakan.Untuk mengatasi masalah tersebut pengawet kayu biar tahan terhadap rayap.
maka perlu ada produk yang dapat 2. Asap cair grade 2: Asap cair digunakan
menggantikan pengawet tersebut sebagai untuk pengawet makanan sebagai
alternatif. Salah satu solusinya adalah bahan pengganti formalin dengan taste asap
pengawet dari asap cair yang sudah terbukti (daging Asap, Ikan Asap / bandeng Asap)
dapat digunakan sebagai alternatif bahan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TM - 016 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

berwarna kecoklatan transparan, rasa asam digunakan untuk mendapatkan asap cair yang
sedang, aroma asap lemah. benar-benar bebas dari zat berbahaya seperti
3. Asap cair grade 1: Asap cair grade 1 benzopiren. Sedangkan arang aktif bertujuan
digunakan sebagai pengawet makanan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau
seperti bakso, mie, tahu, bumbu-bumbu asap yang ringan dan tidak menyengat(Adhitya
barbaque, berwarna bening, rasa sedikit Rinaldi dkk., 2015). Tahapan proses
asam, aroma netral, merupakan asap cair pemurnian asap cair dijelaskan secara garis
yang paling bagus kualitasnya dan tidak besar sbb:
mengandung senyawa yang berbahaya lagi
untuk diaplikasikan untuk produk A. Proses Distilasi
makanan. Proses ini dilakukan untuk memisahkan
Menurut Wastono (2006), asap cair (liquid komponen dari suatu campuran dengan
smoke) dapat digunakan sebagai pengawet menggunakan dasar bahwa beberapa
karena adanya senyawa asam, fenolat dan komponen dapat menguap lebih cepat dari
karbonil yang memiliki kemampuan pada komponen lainnya. Uap yang dihasilkan
mengawetkan bahan makanan. Selain itu lebih banyak berisi komponen-komponen yang
penggunaan asap cair dapat diaplikasikan pada bersifat lebih volatil, sehingga proses
industri kayu seperti pengawetan kayu dan pemisahan komponen-komponen dari
juga pada industri makanan sebagai pengawet campuran dapat terjadi (Earle dalam Astuti,
pada ikan, daging dan bahan makanan lainnya 2007).
(Sinha et al., 2000; Wijaya dkk., 2008). Asap Distilasi asap cair dapat dilakukan pada
cair mengandung lebih dari 400 komponen dan suhu 100 0C hingga 150 0C (Darmadji, 2002).
memiliki fungsi sebagai penghambat Menurut Gorbatov, dkk (1971) dalam
perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai Darmadji (2002), proses distilasi asap cair juga
pengawet alami (Fachraniah, dkk., 2009). dapat menghilangkan senyawa yang tidak
Dalam bidang pertanian bisa digunakan diinginkan yaitu senyawa tar dan hidrokarbon
sebagai fungisida untuk penanggulangan polisikis aromatik.
serangan patogen penyebab penyakit pasca
panen hortikultura yang berperan sebagai B. Proses Filtrasi
disinfektan untuk menjamin buah-buahan atau Asap cair hasil distilasi selanjutnya
sayuran dari serangan penyakit pasca panen. disaring agar bau dan beberapa zat berbahaya
Fenol dalam asap cair bertanggung jawab yang masih tersisa dapat dihilangkan dari asap
dalam pembentukan flavor pada produk cair sehingga menghasilkan cairan yang jernih
pengasapan dan juga mempunyai aktivitas (grade 1).
antioksidan yang mempengaruhi daya simpan Proses filtrasi dapat dijelaskan sebagai
(Girard, 1992). Sifat antioksidan tersebut berikut:
datang dari senyawa fenol bertitik didih tinggi, 1. Filtrasi dengan Zeolit Aktif bertujuan
terutama 2,6-dimetoksifenol 2,6-dimetoksi-4- untuk mendapatkan asap cair yang benar-
metilfenol, dan 2,6-dimetoksi-4-etilfenol benar bebas dari zat berbahaya seperti
(Yulistiani, 2008). benzopyrene. Caranya dengan
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mengendapkan asap cair distilat kedalam
asap cair tempurung kelapa mampu kolom zeolit aktif sehingga diperoleh
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia filtrate asap cair yang benar-benar aman
coli and Staphylococcus aureus. Bakteri dari zat berbahaya seperti benzopyrene.
Escherichia coli merupakan suatu bakteri 2. Filtrasi dengan Karbon aktif Filtrasi
gram-negatif. dengan Karbon aktif bertujuan untuk
Tujuan kegiatan pemurnian asap cair ini mendapatkan filtrat asap cair dengan bau
adalah untuk mendapatkan asap cair dengan asap yang ringan dan tidak menyengat.
kualitas grade 1 berdasarkan tampilan warna Caranya dengan mengendapkan filtrat
dan kejernihannya. Untuk menghasilkan asap hasil filtrasi zeolit aktif kedalam kolom
cair grade 1 yakni asap cair yang dapat yang berisi karbon aktif sehingga diperoleh
digunakan sebagai pengawet makanan, maka asap cair dengan bau yang ringan dan tidak
dilakukan proses distilasi, penyaringan dengan menyengat.
zeolit aktif dan arang aktif. Zeolit aktif

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TM - 016 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Uap yang terbentuk dari tabung pemanas


kemudian melewati pipa yang mengalirkannya
METODE menuju kondensor. Kondensor sebagai
Bahan baku yang digunakan adalah pendingin yang akan mengubah uap menjadi
tempurung kelapa yang berasal darisekitar fase cair. Cairan hasil distilasi ditampung
lokasi kegiatan di desa Krueng Mane, Aceh dalam wadah dari plastik (gambar 1).
Utara. Ketebalan tempurung kelapa antara 3- Selanjutnya asap cair diendapkan pada
5mm dengan berat antara 15-19% dari berat wadah yang berisi zeolit dan arang aktif.
kelapa.Sejumlah 7 kg tempurung kelapa Proses filtrasi ini menggunakan karbon aktif
dibersihkan kemudian dari tempurung kelapa sisa proses pirolisis dan
dipecahmenjadibeberapabagianagarluaspermuk zeolit aktif.
aanpembakaran menjadi lebih banyak sehingga
proses dapatberjalan lebihcepat. Tabung HASIL DAN PEMBAHASAN
reaktor dipanaskan dengan laju pemanasan Proses distilasi dilakukan untuk
rata-rata 30 0C/menit hingga temperatur mengurangi polyaromatic hydrocarbon (PAH)
280±10 0C ditahan selama 3 jam.Paramater dan tar dalam asap cair. Tabung pemanas
temperatur dipilih 201-2750C, karena memiliki dimensi tingg 60 cm dan diameter 40
menghasilkan persentase tar yang cm dari bahan stainless steel.Pada proses
rendah(Lombok, J. Z, dkk, 2014). distilasi ini, sampelasap cair yang berwarna

Gambar1: Skema proses distilasi


Asap cair didiamkan untuk mengendapkan kehitaman terpisah dan menghasilkan distilat
sebagian kandungan tar yang terdapat dalam yangberwarna kuning. Untuk memperbaiki
larutan asap cair. Selanjutnya bagian asap cair kualitas distilat maka dilakukan proses
bening di-distilasi dan kemudian dilakukan penyaringan dengan zeolit dan arang aktif.
filtrasi dengan menggunakan arang aktif dan Asap cair hasil distilasi yang padaawalnya
zeolit aktif. berwarna kuning keruh setelahdilewatkan
Distilasi dilakukan secara bertahap dengan melalui zeolit aktif berubahmenjadi berwarna
memasukkan 5 liter asap cair grade 3 ke dalam kuning jernih denganaroma asap yang
reaktor distilasi dan dipanaskan untuk selalu berkurang. Penggunaan zeolit sangat efektif
berada dalam tahap pendidihan. Untuk dalam menyerap kandungan benzo(a)pyrene
mendapatkan distilatasap cair dengan dalam asap cair. Secara visual distilatasap cair
karakteristik warna kuning dan jernih dengan memperlihatkan adanya perubahan warna yang
aroma asap tidak kuat, maka asap cair signifikan dari kondisi sebelum dilakukan
dipanaskan pada temperatur 101–125 0C distilasi dan penyaringan asap cair seperti pada
(Fachraniah dkk, 2009) di dalam tabung gambar 2.Zeolit berfungsi
pemanas. Pemanasan dilakukan diatas tungku sebagaipenyaringkarena memiliki lubang pori
dengan menggunakan bahan bakar gas LPG.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TM - 016 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

yang lebih kecil dari pada senyawa tar Masyarakat (IbM) 2017 di desa Krueng Mane
danbenzo(a)pyrene. Aceh Utara.Pelaksanaan kegiatan berdasarkan
Kualitas asap cair ditentukanoleh Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan
kandungan phenol dantingkat Riset dan Pengembangan nomor
keasamankarenakeduanyamemiliki peran besar 01/E/KPT/2017 tanggal 6 Januari 2017.
sebagai anti bakteri.Semakin tinggi kandungan
phenoldan tingkat keasamannya, semakin DAFTAR PUSTAKA
tinggi kemampuan asap cair membasmi Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis
mikroorganisme. Bahan Biologi. Yogyakarta: Jurdik
Biologi FMIPA UNY
Darmadji P., 2002. Optimasi Pemurnian Asap
Cair dengan Metode Redistilasi, Jurnal
Teknologi dan Industri Pangan, Vol.
XIII (3), hal 267-271
Erawati, 2015. Distilasi Asap Cair Hasil
Pirolisis Limbah Serbuk Gergaji Kayu
Glugu. Simposium Nasional RAPI, Vol.
XIV, FT UMS
Fachraniah, Fona, Z., dan Rahmi, Z., 2009.
Peningkatan Kualitas Asap Cair dengan
Distilasi, Jurnal Reaksi, Vol. 7(14), pp.
1-11
Gambar 2: Perbedaan warna asap cair setelah Girard, J.P. 1992. Technology of Meat and
dan sebelum pemurnian Meat Products. Ellis Horwood. New
York
Tabel 1 memperlihatkan keasaman asap Lombok, J. Z., Setiaji, B., Trisunaryanti, W.
cair yang berkurang setelah melewati proses dan Wijaya, K., 2014. Efect Of Pyrolisis
destilasi dan penyaringan dengan zeolit dan Temperatureand Distillationon Character
arang aktif.
of Coconut Shell LiquidSmoke. Asian
Journal of Science and Technology, Vol.
Tabel 1: Nilai pH berdasarkan proses 5, Issue 6, pp. 320-325
Hasil Proses pH Rinaldi, A., Alimuddin, Panggabean, A. S.
Pirolisis 4.8 November 2015. Pemurnian Asap Cair
Distilasi 3.1 dari Kulit Durian. Jurnal Molekul, Vol.
Pemurnian menggunakan 2.2 10. No. 2, hal. 112 - 120
zeolit danarang aktif Sinha, H., Jhalani, A., Ravi, M, R. andRay, A.
2000. Modelling of Pyrolysis in Wood,
SIMPULAN DAN SARAN Review.Solar Energy Society of India
Dari hasil penelitian ini dapatsimpulkan Journal.Vol. 10(1). pp. 41-62
bahwa : Wastono, 2006. Kajian Sistem Produksi
1. Adanya perbedaan warna dan aroma pada Distilat Asap Tempurung Kelapa dan
setiap hasil proses pirolisis, distilasi dan Aplikasinya sebagai Disinfektan untuk
penyaringandengan zeolit dan arang aktif. Memperpanjang Masa Simpan Buah
2. Nilai pH asap cair semakin rendah mulai Pisang: Institut Pertanian Bogor. Bogor
dari setelah melewati setiap proses distilasi Widiya, Idral, dan Zultiniar. 2013. Pengaruh
dan penyaringan. Suhu dan Waktu Distilasi Terhadap
3. Hasil proses pemurnian menghasilkanasap Komposisi Kimia Asap Cair Dari Kulit
cair yang memiliki warna jernih Durian, Skripsi S1, Jurusan Teknik
kekuningan dengan aroma asap yang Kimia, Universitas Riau, Indonesia
ringan. Wijaya, M., Noor, E., Irawadi, T.T. dan Pari,
UCAPAN TERIMAKASIH G. 2008. Perubahan suhu pirolisis
Terima kasihkepada Kementrian Riset, terhadap struktur kimia asap cair dari
Teknologi Dan Pendidikan Tinggi yang telah serbuk gergaji kayu pinus, Jurnal Hasil
mendukung terlaksananya program Iptek bagi Hutan. 1(2) Hal. 73-77

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TM - 016 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Yulistiani, R. 2008. Monograf Asap Cair


Sebagai Bahan Pengawet Alami Pada
Produk Daging dan Ikan”, UPN Veteran
Jawa Timur, Surabaya, hal 50-53
Yulistiani, R. 1997. Kemampuan
Penghambaian Asap Cair Terhadap
Pertumbuhan bakteri Patogen dan
Perusak pada Lidah Sapi. Tesis S2
Program Study lime dan Tehnologi
Pangan. Program Pasca Sarjana UGM,
Yogyakarta

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017

Anda mungkin juga menyukai