Manusia Dan Penderitaan
Manusia Dan Penderitaan
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kekerasan Terhadap Anak di Indonesia .
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak pembimbing mata kuliah, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi kami khususnya dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari kekerasan terhadap anak.
2. Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mendorong timbulnya kekerasan
terhadap anak
3. Untuk mengetahui bentuk- bentuk kekerasan terhadap anak.
4. Mencari upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kekerasan terhadap anak.
5. Dapat mengetahui dan mematuhi undang- undang yang mengatur tentang
perlindungan anak.
6. Untuk dapat mengidentifikasikan hubungan kasus Angeline dengan kekerasan pada
anak
Semasa hidup Angeline tak pernah merasakan hidup dalam keceriaan layaknya
anak-anak seusianya. Setiap hari sebelum sekolah Angeline diminta orangtuanya
memberi makan ayam. Sampai-sampai tubuhnya bau tak sedap saat masuk sekolah.
Keseharian Angeline juga diungkapkan menyedihkan oleh Kepala Sekolah SD 12 Sanur,
Ketut Ruta. Sepanjang sepengetahuan pihak sekolah, Angeline diketahui mengalami
kondisi cukup buruk dari perlakuan keluarganya. "Anak itu dari segi akademis, agak
kurang dibandingkan teman lainnya. Angeline sering diam, menutup diri, tidak mau
bergaul. Kondisinya sangat memprihatinkan," tegasnya, Rabu (10/6/2015) di lokasi
kejadian. Bahkan, kerap di sekolah Angeline selalu hadir dalam kondisi rambut acak-
acakan dan baunya tidak sedap. Belum lagi, kondisinya juga terlihat lemas, seperti
kurang makan. "Pokoknya kurang perhatian lah," keluhnya. Satu diantara kondisi
mengenaskan Angeline, dikisahkan oleh Ruta, yakni saat Angeline terlambat masuk
sekolah. Saat itu kondisinya sangat tidak terawat, seperti tidak mandi. Terpaksa, dirinya
menyerahkan ke wali kelasnya. Tragisnya, Angeline pun mesti dimandikan di sekolah,
karena bau badannya.Usai itu pun, Angeline diberikan makan. Dan nampak sangat lahap
dengan makanan yang diberikan. Bahkan, Angeline diketahui banyak mengalami luka
lebam, dan tanda biru yang lain di sekujur tubuhnya. "Menurut ibu angkatnya, itu
bertentangan sekali. Karena, menyebut Angeline susah untuk makan, dan minum susu
saja. Padahal, dia (Angeline) sering dikasih makan oleh ibu gurunya. Dan keponakan
saya sendiri," urainya (Sonora.co.id, 2015)
Anak cantik yang tak berdosa jadi korban kekejaman orang tua angkat, Angeline
bocah 8 tahun yang dinyatakan hilang selama sekitar sebulan akhirnya ditemukan dalam
keadaan sudah tidak bernyawa lagi selain itu kondisinya juga sudah membusuk saat
ditemukan. Bocah manis kelas 2 SD tersebut ditemukan dikubur di belakang rumahnya
berada di jalan sedap malam, Denpasar. Terungkapnya pembunuhan setelah 24 hari
pencarian dramatis benar-benar mengusik nurani masyarakat. Siapa pelaku pembunuhan
sadis tersebut ? Kepolisian Bali akhirnya menetapkan satu orang tersangka, yakni
Agustinus, pembantu di rumah Margareta Megawe, ibu angkat korban. Dia menjadi
tersangka setelah mengubur korban di halaman belakang rumah disamping kandang
ayam. Salah satu fakta mengerikan yang terungkap ialah dugaan bahwa Agus mengubur
Angeline dalam kondisi masih bernyawa di dalam lubang berkedalaman setengah meter
itu. Kepala forensik RUSP Sanglah Denpasar Dudut Rustiadi menyampaikan hal itu
berdasarkan hasil pemeriksaan bagian dalam dan luar jasad Angeline. Berdasarkan hasil
pemeriksaan ditemukan bukti yang menimbulkan dugaan bahwa gadis kecil itu memang
masih hidup saat dikubur oleh pelaku. Dari pemeriksaan memang ditemukan bekas lilitan
tali plastik di leher tapi jeratan itu tidak berakibat fatal dan tidak menggangu pernafasan
karena hanya bersifat di luar saja. Analisa kita, korban masih hidup saat tali menjerat
leher dan tubuh korban dikuburkan. Selain itu, dari hasil pemeriksaan tim forensik,
Angeline diperkirakan sudah lebih dari tiga minggu dikubur di dalam lubang di dekat
kandang ayam. Hal itu dibuktikan dengan tanda pembusukan saat jasad menjalani
pemeriksaan. “Dia juga telah mencabuli korban,” ungkap Kapolresta Denpasar Kombes
Pol Anak Agung Made Sudana. Dari hasil pemeriksaan penyidik, Agus mengaku
mencabuli Angeline selama hampir sepekan. Lantaran takut ketahuan, pria asal Sumba,
NTT, ini lalu membunuh dan mengubur mayat Angeline. Sebelum mengubur Agus
bahkan sempat memerkosa gadis mungil tersebut. Namun berdasarkan keterangan
aktivitas perlindungan perempuan dan anak di Bali, Siti Sapura, Agus menyampaikan
pengakuan bahwa dia hanya bertugas mengubur Angeline atas perintah Margareta
(SINDO, 2015 :15).
Kronologis kasus angeline ialah berawal dari 16 Mei 2015 Angeline dinyatakan
hilang, setelah 3 hari tidak pulang, akhirnya pihak keluarga melaporkan kasus kehilangan
ke Polsek Denpasar Timur. Kemudian 17 Mei 2015 Pihak keluarga membuat
pengumuman di jejaring sosial Facebook "Find Angeline – Bali’s Missing Child”.
Selanjutnya 18 mei 2015 Polisi melakukan pencarian tentang keberadaan Angeline, dan
mencari informasi tentang orang tua kandungnya. 5 Juni 2015 Rumah orang tua angkat
Angeline mendapat kunjungan 2 orang mentri kabinet Indonesia kerja yaitu Menteri
MenPAN RB Yuddy Chrisnandi dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Yohana Yembise, dan akhirnya 10 Juni 2015 jasad Angeline
ditemukan terkubur di belakang rumah ibu angkatnya. Polisi menemukan jenazah
Angeline setelah mencium bau tak sedap dari gundukan tanah yang ada tak jauh dari
kandang ayam ini. Saat digali jenazah Angeline ditemukan bersama dengan sebuah
boneka dan bed cover serta tali. Angeline kerap mendapat penyiksaan setelah suami
Margareta yang kabarnya asal Jerman meninggal. Saat suami Margareta meninggal, usia
Angeline baru 5 tahun. Namun Angeline justru mendapat warisan 60 persen dari harta
peninggalan suami Margareta. Jadi kemungkinan besar kasus pembunuhan ini karena
perebutan harta warisan (Screensay.com, 2015)
2.2 Diskusi Kasus Penderitaan Terhadap Anak
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan contoh kasus dan hasil diskusi dapat ditarik kesimpulan :
1. Kekerasan terhadap anak adalah segala tindakan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja yang dapat merusak anak baik berupa serangan fisik, mental sosial, ekonomi
maupun seksual yang melanggar hak asasi manusia, bertentangan dengan nilai-nilai dan
norma-norma dalam masyarakat.
2. Faktor- faktor yang mendorong timbulnya kekerasan terhadap anak yaitu Pewarisan
Kekerasan Antar Generasi, Stres Sosial, Isolasi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat
Bawah dan Struktur Keluarga.
3. Bentuk- bentuk kekerasan terhadap anak yaitu Kekerasan secara Fisik, Kekerasan
Emosional , Kekerasan secara Verbal, Kekerasan Seksual dan Kekerasan Anak Secara
Sosial.
4. Upaya menanggulangi kekerasan terhadap anak yaitu Keluarga Yang Hangat Dan
Demokratis, Keluarga Yang Hangat Dan Demokratis, Membangun Komunikasi Yang
Efektif, Mengintegrasikan isu hak anak kedalam peraturan perundang- undangan.
5. Undang- undang yang mengatur perlindungan anak
Undang- undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
Undang- undang nomor 11 tahun 2012 tentang system peradilan pidana anak
Peraturan presiden nomor 18 tahun 2014 tentang perlindungan anak dan
pemberdayaan anak dan perempuan dalam konflik sosial
6. Angeline adalah salah satu contoh kasus kekerasan pada anak yang melibatkan kekerasan
secara fisik, mental dan seksual.
SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini orang tua dapat menyadari bahwa anak adalah anugrah dari
Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dan disayangi dan bukan sebagai objek kekerasan.