Anda di halaman 1dari 4

PHYLOSOPHICAL THEORY

Phylosophical Theory atau Meta-Theory adalah adalah tingkatan teori yang paling
abstrak dan universal dari ke-empat level pemikiran teoritis yang ada. Phylosophical Theory
merupakan teori yang menyelidiki suatu fenomena atau menetapkan makna fenomena melalui
analisis, penalaran, dan argumentasi logis. Oleh sebab itu Phylosophical Theory berbeda dari
tingkatan teori yang lain karena produk utama dari Phylosophical Theory adalah knowledge-
about-knowledge, dan bukan membahas kerangka teori yang spesifik yang menggunakan
pendekatan empiris. Phylosophical Theory mencoba mencari jawaban dari masalah ilmiah yang
dikenal dengan filsafat ilmu. Oleh karena itu, pemahaman terhadap Phylosophical Theory
sangatlah penting bagi penelitian dan praktik keperawatan (Higgins & Moore, 2000).
Scope dari phylosophical theory berfokus pada masalah/lingkup yang luas seperti proses
menghasilkan pengetahuan dan pengembangan teori. Masalah/issues pada tingkatan
phylosophical theory seperti mengidentifikasi tujuan dan jenis teori yang diperlukan dalam
keperawatan, mengembangkan dan menganalisis metode untuk menciptakan teori keperawatan,
dan mengusulkan kriteria untuk mengevaluasi teori (Mc. Ewen & Wills, 2014).
Peran dan signifikansi Phylosophical Theory dalam sains keperawatan adalah menjawab
beberapa pertanyaan sebagai berikut: (1). Klarifikasi hubungan antara sains keperawatan dengan
praktik, (2). Definisi, pengembangan, dan pengujian dari teori keperawatan, (3). Pembentukan
disiplin ilmu keperawatan, (4). Interpretasi dari perspektif filosofis dasar dan hubungannya
dengan sains keperawatan (Higgins & Moore, 2000). Phylosophical theory berkontribusi pada
pengerahuan keperawatan karena memberikan arah bagi disiplin, membentuk dasar untuk
akademik profesional, dan mengarahkan pada pemahaman teoritis yang baru (Alligood, 2017)
Beberapa tokoh teori keperawatan yang karyanya dikaregorikan dalam phylosophical
theory diantaranya adalah Nightingale, Watson, Ray, Martinson, Benner, dan Katie Eriksson
yang menjelaskan bahwa para ahli teori ini telah mengembangkan filosofi yang didapatkan dari
analisis dan pemikiran logis. Berikut beberapa teori filosofi keperawatan yang dikenal
diantaranya:
Nightingale
Nightingale merupakan sosok yang mengembangkan apa yang dianggap sebagai teori
keperawatan; ia memberikan definisi pertama yang darinya para perawat bisa mengembangkan
teori dan model konseptual. Karya Nightingale berisi tiga hubungan utama yaitu;
1. Lingkungan ke pasien
2. Perawat ke lingkungan
3. Perawat ke pasien
Teori nightingale berfokus pada lingkungan, namun Nightingale menggunakan istilah
surroundings dalam tulisannya. Dia mendefinisikan dan menjelaskan konsep ventilasi,
kehangatan, cahaya, diet, kebersihan dan kebisingan- komponen-komponen lingkungan yang
biasanya disebut sebagai environment. Dia percaya bahwa lingkungan yang sehat diperlukan
untuk perawatan yang tepat dan pemulihan/pemeliharaan kesehatan.

Jean Watson
Karya Watson disebut sebagai filosofi, cetak biru, etik, paradigma, pandangan, pemikiran
kritis dan sistematis, model konseptual, kerangka kerja, dan teori. Untuk mengembangkan
teorinya, Watson mendefinisikan teorinya sebagai pengelompokan imajinatif dari pengetahuan,
gagasan, dan pengalaman yang diwakili secara simbolik dan bertujuan untuk menerangkan
fenomena tertentu.
Teori Watson menekankan pada aspek kualitas interpersonal dan transpersonal yang
meliputi empati, keselarasan, dan kehangatan dari pandangan Carl Rogers dan psikologi
transpersonal lainnya. Konsep utama Watson mencakup 10 faktor karatif dan penyembuhan
transpersonal, saat caring, peristiwa caring, modalitas caring healing, kesadaran caring, dan
kesadaran keutuhan fenomenal.
Watson menggambarkan “Hubungan caring Transpersonal” sebagai landasan dari
teorinya. Hubungan Caring Transpersonal diartikan sebagai hubungan manusia yang bersifat
caring –bersatu dengan orang lain- dengan menghargai seseorang tersebut seutuhnya termsuk
dengan keberadaannya di dunia.
Patricia Benner
Benner menggambarkan praktek klinik keperawatan menggunakan pendekatan
interpretasi fenomenologi. From Novice to Expert. Benner meneliti praktik keperawatan klinis
sebagai upaya untuk menelusuri dan mendeskripsikan pengetahuan yang melekat dalam praktik
keperawatan. Teori “From Novice To Expert” yang dikembangkan oleh Patricia Benner
diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus.
Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan
profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5) expert.
Penjelasan dari ke lima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Novice
Tingkat Novice pada akuisisi peran pada Dreyfus Model, adalah seseorang tanpa latar
belakang pengalaman pada situasinya.
b. Advance Beginner
Advance Beginner dalam Model Dreyfus adalah ketika seseorang menunjukkan penampilan
mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata.
c. Competent
Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang
lain, advance beginner akan menjadi competent. Tahap competent dari model Dreyfus
ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlkan
untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan.
d. Proficient
Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang
relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan
dari situasi yang dikembangkan.
e. Expert
Benner menjelaskan pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan intuitiv dari
situasi yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan
pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian
META-THEORY BUKU
Hal 37
Hal 74
Hal 119
Hal 134

JOHNSON
Hal 163

PERBEDAAN
Hal 233

Contoh Meta-Theory
They considered the works of Nightingale, Watson, Ray, Martinson, Benner, and Katie Eriksson
to be philosophies, explaining that those theorists had developed philosophies that were derived
through “analysis, reasoning and logical presentation

Relationship Among Levels of Theory in Nursing


Walker and Avant (2011) state that the four levels of theory may be linked in order to direct and
focus the discipline of nursing. As they describe, metatheory (world-view or philosophy) clarifies
the methodologies and roles for each subsequent level of theory development (grand, middle
range, and practice). Each level of theory provides material for further analysis and clarification
at the level of metatheory. Grand nursing theories guide the phenomena of concern at the middle
range level. Middle range theories assist in refinement of grand theories and direct prescriptions
of practice theories. Practice theories are constructed from scientifically based prop-ositions
about reality and test the empirical validity of those propositions as they are incorporated into
client care (Higgins & Moore, 2000). Figure 4-1 illustrates the relationships among the levels of
theory in nursing

Anda mungkin juga menyukai