Pembimbing:
dr. Shirly, SpAn
Penyusun:
Edo J. Sihombing 07120070056
Hanna Honoris 07120070041
Cynthia Sabrina 07120080012
Audrey Budiono 07120080088
B. Keuntungan
1. Metode yang digunakan dapat meminimalkan darah yang hilang serta kebutuhan
transfusi darah.
2. Mengurangi “oozing”
C. Indikasi
D. Kontraindikasi
1. Gagal jantung
2. Arterosklerosis
3. Hipertensi (berat)
4. Penyakit serebrovaskular
7. Innsufisiensi pernafasan
8. Glaukoma dengan sudut sempit, disaat obat untuk memblok ganglionik tidak
digunakan akibat dilatasi pupil
9. Seorang anestesi yang tidak familiar dengan tekniknya; team penata ruang
operasi atau operator bedah yang kerjanya lambat; dan atau staf bagian
preoperasi yang memiliki pengalaman minimal atau tidak berpengalaman sama
sekali.
E. Kebutuhan
a) Tekanan darah arterial. Monitor tekanan darah secara berkala dapat lebih
tepat dengan canul arteri radial.
c) Menggunakan elektrokardioskop
e) Monitor temperatur
10. Perawatan dan pengawasan pasca operasi yang baik di ruang pemulihan atau
ICU.
b) Pasien harus dalam keadaan sadar, berespon dan memiliki ventilasi yang
baik dan serta warna kulit yang baik.
f) Kerugian
(1) Takifilaksis
d) Setelah pemberian jangka pendek, obat akan bekerja lambat atau berhenti
dan tekanan darah akan meningkat. Tekanan darah kembali ke keadaan
sebelum operasi dalam 1- 10 menit.
g) Degradasi dari nitroprusside terjadi bila terdapat cahaya dan atau pH yang
rendah, dan menghasilkan sodium ferrocyanide dan cyanide. Cyanide
beresiko terjadinya keracunan.
(1) Adanya komponen ini ditandai dengan perubahan warna pada larutan
dari normal, merah muda kecoklatan, ke warna abnormal : coklat
gelap atau biru. Bila terdapat salah satu warna abnormal, menandakan
bahwa sediaan ini tidak pantas untuk digunakan.
3. Nitroglycerin
f) Obat tersebut diserap oleh kantong plastik dan harus diberikan dari
botol gelas. Pompa infus merupakan metode pemberian yang paling
baik untuk pemberian yang dimulai pada 1mcg/kg/L hingga dinaikkan
sampai tekanan darah yang diinginkan.
1. Otak
a) Metabolisme otak mungkin tidak pada tingkat biasanya selama periode
hypotensi bila tekanand arah menjadi sangat rendah dan kepala pasien
lebih tinggi.
3. Liver
a) Karena fisiologi dan anatomi peredaran darah liver, maka liver rentan akan
menurunnya tekanan darah.
4. Paru-paru
5. Ginjal
b) Perdarahan reaksi
e) Fenomena tromboemboli
f) Delayed awakening
g) Hipotensi persisten
A. Tujuan utama dari menginduksi suatu hipotermia adalah untuk memberikan operator
bedah suatu waktu operasi yang lebih panjang dimana, sirkulasi kepada organ-organ
vital dihentikan untuk sementara.
1. Untuk pasien dewasa, premedikasi berupa 8mg morfin dan 0.4mg atropine
diberikan secara IM, 1 jam sebelum induksi anestesi.
8. Teknik lain yang dapat digunakan adalah dengan selimut hipotermia. Suatu
campuran antibeku dialirkan melalui kumparan di dalamnya untuk mengatur
temperatur. Selimut tersebut harus didinginkan terlebih dahulu sebelum pasien
ditempatkan di dalamnya dan haruslah dilapisi dengan lapisan pelindung dari kain
untuk mencegah kerusakan kulit pada titik-titik tekanan. Pasien dianestesi terlebih
dahulu kemudian dipindahkan ke dalam selimut.
10. Pasien dipindahkan dari air es, dan dikeringkan dengan menggunakan handuk
mandi kemudian, ditempatkan pada matras berisi air untuk penghangatan
kembali. Bila pasien bergerak secara spontan ketika sedang dihangatkan kembali,
campuran 50% N2O dan 50% O2 biasanya cukup untuk membuat pasien kembali
diam.
13. Temperatur timpanik atau rektal dimonitor hingga 24 jam sesudah operasi untuk
memastikan bahwa suhu tubuh pasien tetap pada 36.5C. Pasien juga diawasi
secara teratur selama periode ini untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda
dari syok hipertermia ataupun hipertermia reaktif.
C. Pertimbangan Fisiologik
a) Saat suhu tubuh turun, solubilitas karbon dioksida di dalam darah meningkat.
b) Terjadi sedikit perubahan pada natrium, kalium, ataupun klorida darah selama
dan sesudah pendinginan.
a) Laju nadi, aliran koroner, dan pengambilan oksigen pada jantung turun 50% saat
temperatur tubuh mencapai 25C.
1. Aliran darah yang melalui otak, ginjal, dan area splanik turun seiring turunnya
suhu tubuh.
2. Mean arterial pressure turun 5% untuk setiap 1C yang turun di bawah suhu
37C.
E. Sistem Saraf
1. Konsumsi oksigen serebral turun pada suhu tubuh 25C; pengambilan oksigen
oleh otak turun hingga 33% dibandingkan pengambilan oksigen pada suhu 37C
2. Jumlah aliran darah otak turun 7% untuk setiap 1C yang turun di bawah suhu
37C.
1. Hipotermia melindungi ginjal dari efek samping ketika aliran darah dihentikan
selama operasi.
2. Glomerular Filtration Rate dan aliran darah renal turun 30% pada suhu 25C.
H. Hepar
1. Bila terjadi penghentian sirkulasi dengan cara induksi hipotermia, akan terjadi
peningkatan tekanan vena sentral dan munculnya tanda-tanda kongesti vena
hepatika, serta dapat juga terjadi kerusakan struktural yang cukup parah pada
hepar, mengakibatkan hilangnya fungsi hepar dan munculnya tanda-tanda asidosis
metabolik post-operative.
I. Obat-obatan anestesi
1. Efek Tiopental menjadi terpotensiasis dan diperpanjang dalam keadaan
hipotermia. Tiopental mempunyai efek penekanan langsung pada miokardium,
sehingga penggunaannya harus dilarang pada induksi anestesi
3. Pelumpuh otot
b) Kekakuan otot dapat timbul pada suhu 33 0C; dan akan terus berlanjut sampai
penghangatan kembali.
3. Aksi dari atropin menurun secara gradual selama proses pendinginan berlanjut.
5. Epinefrin mempunyai aktifitas yang sama pada pasien yang didinginkan, paling
tidak hingga suhu 25 0C. Norepinefrin kurang aktif pada pasien hipotermia dan
mungkin dapat menjadi tidak aktif sampai proses penghangatan kembali, dimana
ia dapat menyebabkan hipertensi.
K. Keseimbangan Asam-basa
1. Keuntungan
c) Proses pendinginan tidak dimulai sampai dada terbuka dan kondisi jantung
terkonfirmasi; sehingga periode total hipotermia dapat berkurang.
2. Kerugian. Kebutuhan kanulasi dari pembuluh darah besar dan biasanya, keadaan
dada terbuka membuat bedah saraf dan bedah abdominal tidak dapat dilakukan.
1. Efek general
2. Otak
d) Oklusi pada arteri serebri media harus dibatasi selama 15 menit pada suhu 30
0C.
3. Indikasi
a) Aneurysmectomy
N. Hipotermia induksi. Teknik ini mungkin berguna pada penanganan (1) trauma kepala
berat, terutama trauma batang otak dengan demam tinggi, koma, takikardiam
takipnea, dan kekakuan, (2) CVA akut, dan sobekan aneurisma intracranial.
2. Ekstremitas ditempatkan pada tumpukan es batu dan didinginkan selama 2-3 jam,
tergantung apakah tangan atau kaki. Ekstremitas diposisikan agar air dari es yang
meleleh menjauh dari ekstremitas.
4. Ketika pembuluh besar telah diikat, torniket dilepas, dan hemostasis yang adekuat
sudah tercapai.
5. Ulserasi dari jaringan tidak akan terjadi jika jaringan tidak terlalu beku dan tidak
terlalu tertekan.
6. Kekurangan dari prosedur ini adalah waktu persiapan dan usaha yang dibutuhkan
untuk persiapan.