Anda di halaman 1dari 2

4.

1 Pengaruh Variabel Suhu Terhadap Konversi Hidrolisa Pati


Pada grafik 4.1 menampilkan pengaruh suhu terhadap konversi hidrolisa pati. Hasil
praktikum disajikan dalam grafik 4.1 dengan sumbu x merupakan konversi dan sumbu y adalah
waktu hidrolisa. Pada variabel satu digunakan suhu hidrolisa sebesar 65 C sedangkan pada
variabel dua sebesar 80 C.
0.8
Konversi (Xa)

0.6
0.4
Variabel 1
0.2 Variabel 2
0
0 10 20 30
t (menit)

Gambar 4.1 pengaruh variabel suhu terhadap konversi hidrolisa pati


Dari grafik diatas pada variabel 1 ( 65C) menunjukan semakin lama waktu hidrolisa,
menyebabkan konversi yang meningkat. Pada variabel 2 (80C) menunjukan fenomena yang
serupa yaitu konversi meningkat seiring dengan bertambahnya waktu hidrolisa. Konversi pada
variabel 1 secara berturut-turut dari menit ke-5 hingga menit ke-25 adalah 0,2571; 0,3214;
0,4114; 0,5142; dan 0,54. Sedangkan konversi pada variabel 2 secara berturut-turut dari menit
ke-5 hingga menit ke-25 adalah 0,32; 0,3908; 0,4501; 0,5448; dan 0,675. Jadi menurut data
hasil praktikum konversi akan meningkat seiring bertambahnya waktu hidrolisa.
Menurut Jatmiko dkk., (2011) reaksi hidrolisa merupakan reaksi endotermis sehingga
memerlukan panas supaya dapat bereaksi. Pada prinsibnya semakin lama waktu hidrolisa maka
semakin tinggi kadar glukosa yang terbentuk ( Dewi dkk., 2014 dalam Erti dkk., 2018).
Semakin tinggi kadar glukosa, maka konversi akan meingkat pula. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa fenomena praktikum telah sesuai dengan teori yang ada, konversi akan meningkat
seiring bertambahnya waktu hidrolisa.

4.3 Mekanisme Katalis Asam dalam Hidrolisa Pati


Reaksi hidrolisis merupakan reaksi yang lambat. Maka untuk mempercepat reaksi
dibutuhkan katalis. Hidrolisa pati dapat dilakukan dengan dua jenis katalis yaitu asam dan
enzim. Hidrolisis secara enzimatis memiliki perbedaan mendasar dengan hidrolisis secara
asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara acak, sedangkan hidrolisis secara
enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada percabangan tertentu. Namun penggunaan
enzim masih dianggap sebagai proses yang sangat mahal. Oleh sebab itu hidrolisis dengan
asam menjadi pillihan.
Gambar 4.3 Mekanisme reaksi hidrolisi dengan katalisator asam
Dengan adanya katalisator asam maka akan mengubah mekanisme reaksi hidrolisis. Ion H+
yang berasal dari katalisator akan menyerang selulosa terlebih dahulu. Dengan masuknya ion
H+ tersebut maka struktur polimer menjadi tidak stabil sehingga akan memudahkan untuk
bereaksi dengan air (H2O). Dengan perubahan mekanisme reaksi akibat kehadiran katalis maka
akan mengubah nilai energi aktivasinya (Doni, 2008).

Anda mungkin juga menyukai