Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI KOMPOSISI MAKANAN KELUARGA UNTUK MEMENUHUHI

ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) PERHARI DI KABUPATEN KAYONG UTARA


(STUDI KASUS DI KECAMATAN SUKADANA DAN KABUPATEN SIMPANG HILIR)

DISUSUN OLEH :

NAMA :DIANA WIDIA NINGSIH

NIM :C1061161049

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNG PURA

PONTIANAK

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa karena atas ridho dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul “identifikasi komposisi
makanan keluarga untuk memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) perhari dikabupaten kayong
utara (studi kasus di desa banyu abang).laporan magang ini disusun berdasarkan pelaksanaan
kegiatan magang di dinas pertanian dan dinas pangan kabupaten kayong utara.laporan ini
diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah magang.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf kantor
yang berada di dinas pertanian dan dinas pangan kabupaten kayong utara yang sudah membantu
kami khusus nya pak Heri sutiyono,S.P. dan buk Yuniawati,S.P. selaku mentor kami yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan tugas magang yang merupakan mata kuliah wajib untuk
setiap mahasiswa dan mahasiswi semester tujuh di fakultas pertanian universitas tanjung
pura.tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,dan juga
prof.Dr.ir.Denah suswanti,M.P. selaku dekan fakultas pertanian universitas tanjung pura
Pontianak,Dr,ir. Fadjar Rianto selaku ketua jurusan budidaya pertanian.H.Ir.Tri
Rahayuni,M.P.selaku ketua prodi ilmu dan teknologi pangan sekaligus selaku dosen pembimbing
magang yang telah membantu dan membimbing kami dalam melakukan proses magang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak memiliki
kekurangan,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membanguan serta
mendukung untuk ksempurnaan laporan ini agar laporan ini kedepan nya dapat digunakan
dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Pontianak, Agustus 2019

penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.latar belakang

Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) adalah aneka ragam bahan
pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak yang apabila dikonsumsi
dalam jumlah berimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.keanekaragaman
pangan merupakan upaya peningkatan ketersedian dan komsumsi pangan yang
beragam,bergizi,seimbang dan berbasis pada potensi sumber daya local untuk mewjudkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualiatas.
Guna mendorong percepatan penganekaragaman pangan,maka perlu dilakukan secara
fokus baik disisi hulu dan hilir.dari sisi hulu dilakukan dengan peningkatan penyedian berbagai
jenis dan aneka ragam pangan,sehingga tidak hanya tergantung pada slah satu jenis bahan
pangan saja.dari sisi hilir,strategi yang dilakukan meliputi pengembagan pengolahan pangan
local berbasis industry rumah tangga,inovasi resep menu khas nusantara,serta kampanye,atau
gerakan sosialisasi dan promosi untuk merubah mindset masyarakat dalam pola kosumsi pangan.

Pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas.berbagai kajian ilimiah menunjukan bahwa untuk dapat
hidup sehat dan produktif,manusia,memerlukan sekitar 45 jenis zat gizi yang harus diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi ,dalam jumlah cukup tidak boleh berlebih dan tidak juga
kekurangan.dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam,kekurangan zat gizi
pada zenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan
lain,sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.

Oleh karenanya pola komsumsi pangan merupakan perilaku paling penting yang dapat
mempengaruhi keadaan gizi seseorang.kenyataan sampai saat ini,pola konsumsi pangan
masyrakat masih belum memenuhi kaidah gizi seimbang.komsumsi buah-buahan dan sayur-
sayuran masih rendah,begitu pula kualitas konsumsi protein karena sebagian besar berasal dari
protein dan nabati (terutama serelia),serta masih tingginya konsumsi makanan dan minuman
berkadar gula tinggi.
1.2.rumusan masalah

a. bagaimana cara mengidentifikasi pola makan keluarga perhari untuk memenuhi


angka kecukupan gizi (AKG) guna memenuhi pengembangan komsumsi yang
beragam,bergizi,seimbang dan aman (B2SA)

1.3.tujuan

a. untuk mengembangkan sumber pangan nabati dan hewani berbasis bahan baku
pangan lokal

1.3.manfa’at

a. bagi mahasiswa :
 dapat mengukur kemampuan dan pemahaman ilmu pengetahuan pribadi
 mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan AKG keluarga dan status ketahanan pangan local
 memperoleh pengalaman kerja sebagai bekal untuk terjun kedunia kerja.
 Dapat mengaplikasikan teori dan praktik yang telah dipelajari dimasa
perkuliahan.
b. Bagi instansi terkait :
 Dapat membantu menyelesaikan tugas kerja sebagai pengawas ketahanan
pangan untuk mendeteksi kerawanan pangan
c. Bagi perguruan tinggi :
 Sebagai masukan untuk mengevaluasi sejauh mana kurikulum yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja
 Mencetak tenaga kerja yang terampil,dinamis,professional,jujur dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
 Sebagai tambahan referensi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan.
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI

2.1.Sejarah Dinas

2.2.Visi Dan Misi

2.3.Tugas Dan Fungsi Sasaran

2.4.Struktur Dan Susuan Organisasi

2.4.1.Struktur Organisasi

2.4.2.Susunan Organisasi

BAB III
TINJAU PUSTAKA
3.1.Angka kecukupan gizi ( AKG )

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah salah satu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
bagi semua orang menurut golongan umur,jenis kelamin,ukuran tubuh,aktifitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Angka kecukupan gizi (AKG) berguna sebagai
patokan dalam penilaian dan perencanaan konsumsi pangan, serta basis dalam perumusan acuan
label gizi. Angka kecukupan gizi mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan Iptek
gizi dan ukuran antropometri penduduk. Setelah sekitar sepuluh tahun ditetapkan angka
kecukupan energi (AKE) dan kecukupan protein (AKP) bagi penduduk Indonesia, kini saatnya
ditinjau ulang dan disempurnakan. Kajian ini bertujuan merumuskan angka kecukupan energi
(AKE), kecukupan protein (AKP), kecukupan lemak (AKL), kecukupan karbohidrat (AKK) dan
serat makanan (AKS) penduduk Indonesia.

Data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yg digunakan dalam perhitungan AKE
dan AKP didasarkan pada median berat badan dan tinggi badan normal penduduk Indonesia
menurut kelompok umur dan jenis kelamin berdasarkan data Riskesdas 2010 terhadap standar
WHO. Secara umum perhitungan AKE pada anak dan dewasa didasarkan pada model
persamaan estimasi energi IOM 2005 (MPEI). MPEI pada anak mempertimbangkan faktor
RBNPI, umur, energi pertumbuhan dan energi cadangan. MPEI pada remaja dan dewasa
mempertimbangkan faktor RBNPI, umur, energi cadangan dan aktifitas fisik. Perhitungan
AKP bagi anak dan dewasa didasarkan pada kecukupan protein pada setiap kelompok umur
dan jenis kelamin anjuran IOM (2005) dan WHO (2007) serta faktor koreksi mutu protein.
Perhitungan AKL didasarkan pada anjuran sebaran persentase energi dari lemak (Aceptable
Macronutrient Distribution Range –AMDR) dan kebutuhan asam lemak esensial bagi setiap
kelompok umur dan jenis kelamin yang dianjurkan IOM (2005) dan FAO/WHO (2008).
Perhitungan tambahan AKE, AKP, AKL bagi busui didasarkan pada tambahan kecukupan
gizi ini untuk produksi ASI dikoreksi penurunan berat badan setelah melahirkan.
Perhitungan tambahan AKE, AKP, AKL bagi bumil didasarkan pada tambahan kecukupan
zat gizi ini bagi pertumbuhan perkembangan janin dan organ tubuh ibu, peningkatan cairan
tubuh, dan cadangan. Perhitungan AKL didasarkan pada IOM (2005) dan FAO/WHO (2008)
serta distribusi persentase energi gizi makro. Angka kecukupan serat pangan (AKS) bagi
anak, remaja dan dewasa adalah 14 g serat pangan per 1000 kkal kecukupan energy (IOM
2005).
3.1.1.Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gizi yang berarti zat makanan,dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan
sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zatgizi untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normalorgan tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko
Pekik Irianto, 2006)
Gizi adalah suatu proses organisme mengunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh
baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan
yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi
kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan
dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu
serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran buah-buahan. Makanan ini
mengandung bebagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi
organ-organ tubuh.

3.1.2.Status Gizi
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari
makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005).

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan
antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh
sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari
karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal merupakan
keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986).

Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan keadaan
gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal
ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu
(Wardlaw, 2007).

Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi
yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini
terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk
seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan
seseorang menjadi gemuk (Apriadji, 1986).

3.2.Beragam,Bergizi,Seimbang,Dan Aman (B2SA)

Bagi sebagian masyarakat, istilah B2SA ini mungkin terdengar asing di telinga. Kenapa
sih kita harus mengkonsumsi pangan yang B2SA? Pola makan B2SA merupakan pola makan
yang menggunakan susunan makanan untuk sekali makan atau untuk sehari menurut waktu
makan (pagi, siang dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima
(selera, budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk di konsumsi. Berikut
beberapa alasan kenapa kita haruss mengkonsumsi pangan yang B2SA:

1. Beragam artinya pangan yang dikonsumsi berbagai macam, baik hewani maupun nabati,
baik sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Setiap jenis/kelompok pangan
mempunyai kelebihan atau kekurangan nutrisi/gizi tertentu, sehingga dengan
mengkonsumsi pangan yang beragam maka nutrisi/gizi dari berbagai pangan saling
menutupi sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Selain itu juga kenapa harus beragam,
sejalan dengan salah satu Rencana Strategis Kementrian Pertanian yang salah satunya
adalah Peningkatan Diversifikasi pangan, jadi disini diharapkan masyarakat tidak hanya
tergantung pada satu jenis pangan tertentu saja. Misalnya tergantung pada beras atau
terigu saja.
2. Bergizi artinya pangan yang dikonsumsi harus mengandung gizi. Gizi adalah unsur yang
ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh. Manfaat itu antara
lain memelihara tubuh serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memproduksi energi,
mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral serta cairan
tubuh lainnya , sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
3. Berimbang artinya pangan yang dikonsumsi harus seimbang dari berbagia
jenis/kelompok pangan serta sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Konsumsi
pangan dikatakan seimbang tergantung pada umur, jenis kelamin, aktivitas, ukuran tubuh
dan keadaan fisiologi. Seimbang disini maksudnya adalah: Seimbang jumlah antar
kelompok pangan (pangan pokok, lauk pauk, sayur dan buah), Seimbang jumlah antar
waktu (3 kali makan sehari)
4. Aman Artinya Pangan yang dikonsumsi bebas dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia dan benda lain yang dapat menganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung (jangka panjang).

Pastikan bahwa pangan yang kita konsumsi itu harus bebas dari:

1. Cemaran fisik (tanah, kerikil, serpihan kayu, besi stapler, kaca, rambut, dll)
2. Cemaran kimia ( residu pestisida, residu obat-obatan hewan, bahan kimia yang dilarang,
penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang berlebihan)
3. Cemaran Makrobiologi seperti cacing, kutu, serangga dan bahaya mikrobiologi yang tak
kelihatan seperti bakteri, khamir, protozoa, kapang dan jamur serta virus.
4. Penggunaan bahan berbahaya yang dilarang digunakan untuk pangan seperti formalin,
rhodamin B, Borax, metanil yellow, dll
Tetapi apakah yang akan terjadi jika kita tidak mengkonsumsi makanan yang B2SA. Pada
umumnya jika tidak mengatur asupan makanan kita, yang terjadi adalah gizi buruk atau obesitas.
Jika sesorang mengalami gizi buruk maka akan gampag sakit, kurang cerdas, sering sakit, dan
jika sangat parah dapat menyebabkan kematian. Jika seseorang menderita obesitas, karena
asupan pangan yang berlebih, maka akan rentan terkena peyakit seperti diabetes, jantung,
hipertensi dan lain-lain.
BAB IV

METEDOLOGI

4.1.pelaksanaan magang

Waktu dan tempat pelaksaan magang dilakukan di dinas pertanian dan dinas pangan
kabupaten kayong utara yang beralamatkan di jl.bhayangkara no 2.kecamatan sukadana
kabupaten kayong utara dan pelaksaan magang dimulai dari tanggal 22 juli - 22 agustus dengan
1 minggu masa oreantasi di dinas pertanian dan dinas pangan minggu ke 2 sampai minggu ke 3
mengidentifikasi permasalahan studi kasus di kecamatan sukadana dan kecamatan simpang hilir
dan analisis masalah dan minggu terahir menarik kesimpulan dari permasalahan di dinas
pertanian dan dinas pangan kabupaten kayong utara.

4.2.alat dan bahan

4.3.prosedur kerja

Cara kerja yang dilaukan dengan cara mengunjungi kecamatan yang dijadikan studi kasus
dengan memilih 10 responden kepala keluarga 10 kepala keluarga dari kecamatan sukadana

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil

1.keluarga a

Suami umur 45
5.2.pembahasan
BAB VI

PENUTUP

6.1.kesimpulan

6.2.saran
DAFTAR PUSTAKA

https://wnpg.lipi.go.id/wp-content/uploads/2018/07/pleno2/Badan-Ketahanan-Pangan.pdf

Anonim. 1998. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Departemen Kesehatan,

PT.Bharatara, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai