Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH

“ GLIKOSIDA”

Nama Kelompok :

Florensia Rumwarin Rizka Mokodompit

Handriani Malihu Rahmawati Kambaura

Aloisia Felnditi Santriani Balansa

Kelvin Maringka Sheyla Hasyim

Brenda Sambe William Haryanto

Pretty Saulauda Ririn Hamid

Sukma Tampoy Junain Laoh

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRINITA MANADO

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya serta izinNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun dengan judul ”Glikosida” untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Medisinal.

Melalui makalah ini kami penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi
yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.

Kami menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dan
membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Malalayang, Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Maslah ............................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
A. PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 2
B. PENGGOLONGAN GLIKOSIDA ................................................................................................ 2
1) Glikosida Antrasen ( glikosida antrakuinon )............................................................................. 3
2) Glikosida Fenol ............................................................................................................................ 6
3) Steroid Glikosida .......................................................................................................................... 7
4) Glikosida Flavonoid ..................................................................................................................... 9
5) Glikosida Kumarin dan Furanokumarin. ................................................................................. 12
6) Glikosida Sianogenetik .............................................................................................................. 14
7) Tionglikosida .............................................................................................................................. 19
8) Glikosida Saponin ...................................................................................................................... 21
9) Glikosida Aldehid ....................................................................................................................... 26
10) Glikosida Pahit ....................................................................................................................... 27
11) Glikosida Lain – Lain ............................................................................................................ 29
C. BIOSINTESIS GLIKOSIDA ....................................................................................................... 30
BAB III....................................................................................................................................................... 32
PENUTUP.................................................................................................................................................. 32
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glikosida merupakan pemecahan glukosa yang pada tingkat sel, glikosida adalah
gabungan 2 senyawa yaitu aglikon(buakan gula) dan glikon (gula).dalam penaman glikosida
menggunakan akhiran ‘osida’ dengan penamaan yaitu nama aglikon mendahului nama gula.
Glikosida tampak memilikispektrum kerja yang luas, baik dalam pengobatan modern maupun
ramuan tradisional.
Penggolongan glikosida berdasarkan pada sifat kimia gugus aglikon yang terkandung
dalam glikosida yaitu: Glikosida antrasen, Glikosida fenol, Glikosida steroid, Glikosida
flavonoid, Glikosida kumarin dan furanokumarin, Glikosida sianogenetik, Tioglikosida,
Glikosida saponin, Glikosida aldehida, Glikosida pahit, Berbagai glikosida lain.
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan
bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O-
glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida,
sinigrin), maupun jembatan karbon (Cglikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon
sementara bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin.
Banyak sistem penggolongan glikosida telah dilakukan. Sebagian di antara penggolongan
tersebut didasarkan pada gugus gulanya dan sebagian lain didasarkan pada gugus aglikonnya.
B. Rumusan Maslah
1. Apa itu Glikosida ?
2. Apa saja Penggolongan Glikosida?
3. Apa itu Biosintesis Glikosida?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Glikosida.
2. Untuk Mengetahui Penggolongan Glikosida.
3. Untuk Mengetahui Biosintesis Glikosida.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN
Glikosida merupakan pemecahan glukosa yang pada tingkat sel, glikosida adalah
gabungan 2 senyawa yaitu aglikon(buakan gula) dan glikon (gula).dalam penaman glikosida
menggunakan akhiran ‘osida’ dengan penamaan yaitu nama aglikon mendahului nama gula.
Glikosida tampak memiliki spektrum kerja yang luas, baik dalam pengobatan modern
maupun ramuan tradisional. Berkisar dari
 kardiotonik ialah obat yang digunakan untuk memperkuat kerja jantung. Digunakan pada
gangguan jantung yang disebut dekompensasi jantung (gagal jantung).,
 analgesic ialah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai
pereda nyeri. Analgesik termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti
salisilat, obat narkotika seperti morfin, dan obat sintesis bersifat narkotik seperti
tramadol.
 Purgatif mengenai masalah pencernaan
 Antirematik ialah obat yang mengurangi peradangan dan rasa nyeri pada sendi atau
reamatik
 Demulsen

Ikatan glikosidik tempat tepat di antara bagian karbohidrat (gula) dan bagian
nonkarbohidrat(aglikon) adalah suatau jembatan oksigen yang pada dasarnya menghubungkan
gugus pereduksi yang ada di bagian karbohidrat dengan suatu gugus alkohol atau fenol yang ada
bagian nonkarbohidrat. Glikosida semacam ini secara keseluruhan sebagai O-glikosida. Akan
tetapi, jika ‘O’ digantikan oleh ‘S’, glikosida itu disebut S-glikosida; jika digantikan oleh N
senyawa itu di sebut N-glikosida; dan jika digantikan oleh ‘C’, senyawa itu di sebut sebagai C-
glikosida.

B. PENGGOLONGAN GLIKOSIDA
Penggolongan glikosida berdasarkan pada sifat kimia gugus aglikon yang terkandung
dalam glikosida yaitu:
1. Glikosida antrasen
2. Glikosida fenol
3. Glikosida steroid
4. Glikosida flavonoid

2
5. Glikosida kumarin dan furanokumarin
6. Glikosida sianogenetik
7. Tioglikosida
8. Glikosida saponin
9. Glikosida aldehida
10. Glikosida pahit
11. Berbagai glikosida lain
1) Glikosida Antrasen ( glikosida antrakuinon )
Banyak glikosida yang memiliki gugus aglikon sangat dekat dengan antrasen terdapat
dalam jumlah yang besar didalam berbagai bahan obat. Contohnya aloe, kaskara, frangula,
sagrada, dan sena. Obat – obat ini selalu digunakan sebagai katartika.
a) Aloe
Aloe adalah lateks/getah kering daun.
No Sifat Aloe Aloe Aloe Aloe
Curacao Cape Sokotrin Zanzibar
1. Warna Massa legap Massa Massa legap Warna
hitam cokelat gelap kuning cokelat hati
kecokelatan atau cokelat kecokelatan
kehijauan
sampai
cokelat
kekuningan

2. Bau Bau kuat Bau asam Bau tidak Bau khas,


menyerupai dan tajam enak tetapi enak
lodoform

3. Rasa Rasa sangat Rasa pahit Rasa sangat Rasa pahit


pahit dan membuat pahit dan
mual membuat
mual

4. Tekstur Sepertililin Retak – retak Permukaan Tumpul,


dan agak dengan patah –patah seperti lilin,

3
berdamar bagian terlihat halus, dan
seperti kaca konkoid patahan rata
Kandungan Kimia. Aloe emodin terdapat dalam bentuk bebas, sebagai glikosida pada
berbagai spesies Aloe dan dalam Rheum (Rhubarb). Aloe Curacao mengandung dua
setengah jumlah aloe emodin lebih banyak dibandingan aloe Cape.

Kegunaan :
1. Aloe sebagian besar digunakan sebagai purgatif yang menunjukkan kerjanya
terutama pada kolon, sedangkan aloin biasanya diolah melebihi aloe belakangan ini.
2. Aloe digunakan sebagai bantuan eksternal untuk kondisi radang yang nyeri.
3. Aloe merupakan kandungan penting senyawa tingtur benzoin (balsam friar)
4. Gel aloe yang dibuat dari getah berlendir aloe vera sering digunakan dalam
pengobatan dan penyembuhan luka bakar radiasi untuk meredakan rasa gatal dan
nyeri dengan segara.
5. Aloe biasanya menyebabkan sifat melekatkan/menggenggam sehingga diberikan
bersama dengan karminatif.
b) Rhubarb (Kelembak)
Rhubarb adalah rhizoma dan akar Rheum officinale Bail, Rheum palmatum L, Rheum
emodin Wall, Rheum webbianum Royale, termasuk dalam family polygonaceae.
Rhizoma dan akar sebagian besar dikumpulkan dari tumbuhan yang berumur 6-7 tahun
sebelum musim berikutnya. Rhubarb tersedia dalam bentuksimplisia dengan korteks
utuh atau sebagian korteks telah dihilangkan.
Kandungan Kimia. Rhubarb pada dasarnya terutama mengandung glikosida
antrakuinon dan komponen astringen. Kandungan glikosida antrakuinon berkisar 2-4,5%
dan secara umum diklasifikasikan dalam empat kategori berikut.

4
Kegunaan :
1. Rhubarb terutama digunakan dalam bentuk salep untuk pengobatan dan
penyembuhan trikofitosis, psoriasis, dan eksema kronis, yaitu sebagai senyawa
keratolitik yang poten.
2. Zat ini digunakan sebagai zat pahit penambah nafsu makan atau pembantu
pencernaan (bitter stomachic) dalam pengobatan diare.
3. Zat ini juga digunakan sebagai purgatif.
c) Cascara Sagrada
Cascara sagrada berasal dari bahasa spanyol, yang berarti kulit kayu keramat. Cascara
sagrada adalah kulit kayu yang dikeringkan dari Rhamnus purshiana DC.
Kandungan Kimia. Kulit kayu cascara sagrada mengandung dua jenis besar senyawa
antrasen yaitu :
1. Senyawa – senyawa glikosida – O biasa. Senyawa – sentawa ini memiliki struktur
mirip dengan emodin dan mengandung sekitar 10-20% glikosida
2. Senyawa-senyawa glikosida-C mirip aloin. Senyawa-senyawa ini mengandung
sekitar 80-90% glikosida total.
d) Frangula
Kulit kayu frangula adalah kulit kayu kering Rhamnus Frangulalinne.
Kegunaan. Sebagian besar digunakan sebagai katartik.
e) Sena
Sena adalah daun kering dari Cassia senna L., Cassia acutifolia Delile (sena Alexandria),
atau Cassia angustifolia Vahl.

5
Kandungan Kimia. sena memiliki empat kandungan aktif utama, yaitu senosida A, B,
C, dan D, yang merupakan glikosida – glikosida dimerik yang memiliki aglikon terdiri
atas gugus rhein dan atau aloe emodin.
Kegunaan:
1. Sena dan sediaan patennya, seperti: Glaxenna® (Glaxo); Pursennid® (Sandoz);
Helmacid dengan sena® (Allenburrys); biasanya digunakan segabai purgative dalam
konstipasi (karena kebiasaan).
2. Sifat kerja sena menyebabkan rasa mulas yang cukup besar sehingga biasanya
diberikan bersama dengan karminatif untuk mengatasi efek samping tersebu
2) Glikosida Fenol
Beberapa Glikosida Fenol yang sering digunakan dan banyak ditemukan dalam produk
tumbuhan alami dijelaskan dalam bagian berikut, seperti arbutin, gaulterin, salisin, populin, dan
glukovanilin.
a) Arbutin
Arbuin adalah glikosida; hidrokuinon glikosilasi diekstraksi dari tanaman bearberry
dalam genus Arctostaphylos di antara banyak tanaman obat lainnya, terutama dalam
keluarga Ericaceae. Dioleskan secara topikal, menghambat tirosinase dan dengan
demikian mencegah pembentukan melanin. Karenanya Arbutin digunakan sebagai
agen pencerah kulit. Sejumlah kecil arbutin ditemukan dalam gandum, kulit pir, dan
beberapa makanan lainnya. Ia juga ditemukan di Bergenia crassifolia. Arbutin juga
diproduksi oleh kultur in vitro Schisandra chinensis.
b) Gaulterin
Zat ini terkandung dala daun tubuhan Canadian wintergreen gaultheria family
ericiase. Senyawa ini juga diperoleh dari kulti kayu betula lenta L yg berasal dari
family betuleceae dan dalam spiraeabulmaria L

6
c) Salisin
Salisin adalah β-glukosida beralkohol. Salicin diproduksi dalam (dan dinamai) kulit
pohon willow (Salix) dan bertindak sebagai agen anti-inflamasi dalam tubuh
manusia. Salicin juga biasa ditemukan di kulit spesies Populus, dan daun willow dan
poplar. Itu juga ditemukan di castoreum, yang digunakan sebagai analgesik, anti-
inflamasi, dan antipiretik. Aktivitas castoreum telah dikreditkan dengan akumulasi
salisin dari pohon willow dalam makanan berang-berang, yang diubah menjadi asam
salisilat dan memiliki aksi yang sangat mirip dengan aspirin. Salicin adalah asal
historis aspirin dan secara kimiawi terkait dengannya. Ketika dikonsumsi, jembatan
eter asetal rusak. Dua bagian molekul, glukosa dan salisil alkohol, kemudian
dimetabolisme secara terpisah. Dengan mengoksidasi fungsi alkohol, bagian
aromatik akhirnya dimetabolisme menjadi asam salisilat. Salicin terasa pahit seperti
kina.
d) Populin
Populin adalah glukosida yang terjadi di kulit, tunas dan daun spesies poplar
ytertentu. Pembelahan basa dari populin menghasilkan benzoat dan glukosida salisin.
e) Glukovanilin
zat ini dibuat dari koniferin melalui oksidasi dengan kromium oksida (CrO3).
3) Steroid Glikosida
Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid. Glikosida steroid
disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat dan spesifik terhadap otot jantung.
Pada dasarnya glikosida jantung merupakan steroid dengan kemampuan bawaan untuk
melakukan kerja yang sangat spesifik dan kuat, terutama pada otot jantung jika diberikan melalui
injeksi pada manusia atau binatang.
Biasanya, glikosida steroid selalu digunakan dalam ranah teraupetik terutama karena dua alasan
vital, yaitu : (a) untuk meningkatkan tonus, kemampuan dirangsang dan di atas semuanya
kemampuan kontraksi dari otot jantung ; (b) untuk meningkatkan kerja diuretic, prinsipnya
karena peningkatan sirkulasi ginjal.
Ada beberapa produk tanaman peting yang termasuk kategori ini contoh nya:
a) Digitalis
Ciri khusus : daun digitalis kurang lebih berbulu venasinya dan juga vena kecil yang
jelas dan nyata di permukaan bawah. Daun-daunnya selalu kerisut dan pecah-pecah.

7
Kandungan kimia : Nativelle(1868), kiliani (1891), dan stoll (1938) merupakan
para pionir yang memberi kontribusi informasi berbarga berkaitan dengan kandungn
kimia yang ada dalam digitalis melalui kajian yang ekstensif dan intensif.
Kegunaan : digitalis meningkatkan daya kontraksi otot jantung yang pada akhirnya
meningkatkan curah jantung, menurunkan ukuran jantung, menurunkan tekanan
vena, dan terutama menurunkan volume darah. Serta digitalis mempunyai
kecenderungan untuk menujukan efek kumulatif dalam tubuh,dan karena itu
digitalis di eliminasi dengan agak bertahap.sehingga sangat penting untuk memantau
pemberian dosisnyaoleh dokter.
b) Obat Kerabat Dekat Digitalis
Obat kerabat dekat digitalis adalah : Digitalis Lanata, digitalis Lutea, dan Digitalis
thapsi.
c) Squill
Tujuan pustaka menujukan bahawa umbi lapis Squill telah diteliti secara menyeluruh
dan berulang sejak 1879. Dan pada umunya Squill terbagi kedalam tiga variasi, yaitu:
 Squill Eropa
 Squill India, dan
 Squill merah
Kandungan kimia, Squill memiliki glikosida berikut :
Glukoskilaren A = Skilarenin + Ramnosa + Glukosa + Glukosa
Skilaren A = Skilarenin + Ramnosa + Glukosa
Proskilaridin A = Skilarenin + Ramnosa
d) Strophanthus
Sumber biologisnya adalah biji yang termasak dan dikeringkan dari strphantus
hispidus. Sumber geografis tumbuhn strophanthus adalah tumbuhan pemanjat,
merupakan tumbuhan tahunan besar dan berkayu, ditemukan berasal dari daerah
sekitar sungai shire.
Kandungan kimia biji dari strophanthus biasanya mengandung tiga glikosida vital,
yaitu : K-strofantosida, K-strofantosida beta, da simarin. Namun hal yang menarik,
semua glikosida ini mengalami hidrolisis menghasilkan strofantidin.
Kegunaan
 Zat ini digunakan secara intravena untuk menangani kondisi jantung darurat.
 Glikosida ini ditemukan menunjukan efek kumultif lebih kecil, tidak seperti
glikosida digitalis.

8
1. Obat-obat kerabat
G-sterofatin sumber biologisnya diperoleh dari biji strophantus gratus. Dan
sumber geografisnya kayu tumbuh di Ethiopia dan Somaliland. Kandungan
kimia dari tanaman ini yaitu bujinya mengandung glikosida G-strofantin
seperti yang di tujukan pada gambar dibawah ini

Kegunaannya

 Zat ini mrupakan kardiotonik penting, yang biasanya diberikan secara


intravena pada gagal jantung akut, karena kerjanya yang cepat

 Zat ini selalu digunakan sebagai zat acuan dengan perbandingan


glikosida jantung

 Zat ini juga menunjukan kerja diuretic.

Struktur kimiawi

Secara kimiawi bentuk struktur glikosida jantung sangat mirip dengan asam
empedu yaitu bagian gula yang menempel pada posisi tiga dari inti steroid dan
bagian aglikonnya berupa steroid yang terdiri dari dua tipe yaitu tipe kardenolida
dan tipe bufadienolida. Tipe kardenolida merupakan steroid yang mengandung
atom C-23 dengan rantai samping terdiri dari lingkaran lakton 5-anggota yang
tidak jenuh dan alfa-beta menempel pada atom C nomor 17 bentuk beta.
Sementara tipe bufadienolida berupa homolog dari kardenolida dengan atom C-
24 dan mempunyai rantai samping lingkaran keton 6-anggota tidak jenuh ganda
yang menempel pada atom C nomor 17.

4) Glikosida Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu kelompok alami tanaman yang terbesar, terutama
sebagai fenol, baik dalam kondisi bebas maupun sebagai glikosida yang berkaitan. Seperti yang

9
diindikasikan oleh namanya, flavonoid biasanya berupa senyawa berwarna kuning. Sebenarnya,
struktur kimianya hanya berdasarkan pada rangka C6-C3-C6 yang memiliki cincin piran atau
kroman yang membawa cincin piran atau kroman. Di alam, flavonoid selalu terdapat sebagai
flavon, flavonon, flavonol, isoflavon dan antosianidin.
Glikosida flavonoid terutama terdapat sebagai O-glikosida atau C-glikosida yang
terkandung dalam cairan sel dan jaringan yang relatif muda pada tumbuhan tingkat tinggi dari
beberapa suku seperti: Compositae, leguminosae, polygonaceae, rutaceae dan umbelliferae. Telah
diamati bahwa sejumlah produk alami tanaman yang mengandung glikosida flavonoid
menunjukkan berbagai efek terapautik, yaitu : aktivitas antiasma, antispasmodik, diuretik,
fungisida, dan estrogenik.
Bagian-bagian Glikosida Flavonoid terbagi menjadi 6 yaitu :
a) Glikosida Flavon
Dua anggota penting dari kelompok glikosida ini adalah apiin dan diosmin
a. Apiin
Biasanya terdapat dalam biji dan daun dari Petroselinum sativum Hoffm, dan apium
petroselinum Linn, atau biasanya dikenal sebagai peterseli, dan juga dalam Apium
graveolens L, dan Anthemis nobilis L, atau dikenal sebagai seledri, suku umbelliferae.
Buahnya tumbuh di persia, yunani, himalaya barat laut, dan eropa.
b. Diosmin : Terdapat dalam daun buchu yang dikeringkan, yaitu berbagai spesies dari
Barosma Crenulata, Barosma Serratifolia, dan Barosma betulina dari suku Rutaceae.
b) Glikosida Flavonol
Dua glikosida yang terkenal dari kelompok ini adalah Rutin dan Kuersetin.
a. Rutin
Rutin ditemukan pada banyak tumbuhan, terutama tumbuhan buckwheat, forsythia,
hydrangea, pansies, kucup sophora japonica L, daun segar tanaman tembakau, dan
terdapat dalam biji kapas. Berbagai tumbuhan seperti ekaliptus, tembakau, dan kapas
tumbuh melimpah di negara-negara tropis seperti india, Afrika, Sri Lanka dan Amerika
Serikat dan cina. Berdasarkan bukti penelitihan diketahui bahwa kandungan glikosida
dalam tumbuhan menurun tajam dengan bertambah dewasanya tumbuhan, tetapi hasil
tertinggi biasanya diperoleh dari daun dan bunga buckwheat segera setelah tumbuhan
mencapai tahap berbunga.
Kegunaan :
 Rutin digunakan untuk menurunkan kerapuhan kapiler (yaitu untuk
meningkatkan kekuatan tegangan dari dinding kapiler), mereduksi permeabilitas

10
kapiler oleh trauma jaringan, dan meminimalkan penghancuran epinefrin dalam
jaringan tubuh.
 Zat ini terutama digunakan pada kondisi penyakit tertentu untuk mereduksi
pendarahan kapiler dengan segera.
 Zat ini diketahui berguna untuk penanganan pendarahan retina.
b. Kuersetin
Kuersetin terdapat dalam kulit kayu Quercus tinctoria dan beberapa spesies lain dari
Quercus. Kristalnya berwarna kuning saat diperoleh dari etanol dan metanol. Zat ini
praktis tidak larut dalam air dingin dan eter. Flavine yellow shade diperoleh dari kulit
kayu quercitron melalui ekstraksi di bawah uap tekanan tinggi yang hanya digunakan
secara eksklusif dalam pewarna tekstil.
Kegunanaan, zat ini telah digunakan sebagai pewarna tekstil.
c) Glikosida Flavonon
Glikosida flavonon paling banyak tersebar di antara buah-buah citrus. Hesperidin merupakan
glikosida yang paling umum ditemukan dalam kelompok ini.
 Hesperidin
Hesperidin merupakan flavonoid yang paling dominan dalam lemon dan jeruk manis.
Zat ini juga ditemukan dalam jangat atau kulit buah sitrus hijau mentah. Buah
sitrus/jeruk tumbuh melimpa di negara-negara Afrika tropis seperti : Togo, Nigeria,
Ghana, selain di daerah-daerah mediteranian.
Kegunaan :
 Zat ini biasanya digunakan bersama dengan asam askorbat untuk meminimalkan
kerapuhan kapiler.
 Zat ini juga diindikasikan dalam pencegahan dan penatalaksanaan kerapuhan atau
permeabilitas kapiler pada hipertensi, penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
juga pada aborsi habitual atau ancaman keguguran.
d) Glikosida Kalkon
contoh yang khas diberikan di bawah ini.
 Kartamin
Kartamin adalah bahan pewarna yang diperoleh dari Carthamus tinctorius L, dari
suku Compositae (Kesumba). Tanaman ini tumbuh di banyak tempat di India.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang paling tua yang dibudidayakan di
Mesir sebagai herbal penghasil zat warna. Tanaman ini juga tumbuh di Rusia,

11
Meksiko, Amerika Serikat, Ethiopia dan Australia. Kartamin digunakan sebagai zat
warna.
e) Glikosida Isoflavonoid

f) Glikosida Antosianidin
Selain klorofil, antosianidin merupakan kelompok pigmen tumbuhan alami yang paling
penting yang visibel untuk mata telanjang.

5) Glikosida Kumarin dan Furanokumarin.


Umumnya, kumarin dan derivatnya furanokum atin ditemukan dalam jumlah besar pada
tumbuhan secara alami. Kumarin terdapat dalam keadaan bebas walaupun sebagai bentuk
glikosida yang ada di alam.
a) Glikosida Kumarin
Glikosida terdapat dalam sekitar 150 spesies yang berbeda di hampir 30 suku
berbeda. dari 30 suku tersebut ada beberapa yang penting yaitu : caprifoliaceae,
leguminosae, oleaceae, pubiaceae,solanaceae, dan umbeliferae.
Inti basa kumarin diturunkan dari asam o-hidroksi sinamat (asam o-komarin) melalui
dehidrasi zat ini akan menghasilkan cincin lakton terpadu. Hampir semua kumarin
yang terdapat secara alami membawa satu atom oksigen sebagai hidroksil (OH)
maupun sebagai alkoksil (-OCH, atau –OC2H5) pada C-7.

12
 Kumarin
Kumarin ditemukan melimpa pada produk alami dan digunakan sebagai bahan
pewarna dalam sediaan farmasi.
Pemerian :
Warna : Tidak berwarna
Bau : Bau menyenangkan menyerupai vanilla
Rasa : Rasa membakar
Bentuk : Plat persegi, ortosombik
Kegunaan : Digunakan sebagai bahan tambahan farmaseutik.
b) Glikosida Furanokumarin
Furanokumarin diperoleh melalui peleburan cincin furari dengan inti kumarin pada
posisi C-6, C-7, maupun posisi C-7 dan C-8. Beberapa contoh bagian-bagian
kelompok glikosida yang khas yaitu : Glikosida khellol, Psoralea dan Chantharide.
 Glikosida Khellol
Khellinin atau glikosida 2—hidroksi-metil-5-metoksifuranokrom. Yang diperoleh
dari biji eranthis hyemalis Linn., suku Ranunculaceae, Amuni visnaga Lam suku
Umbelliferae, yang berasal dari mesir dan daerah mediteranian. Tumbuhan ini
dibudidayakan di india.
Biasanya tumbuhan ini berbunga mulai dari maret-april yang dilakukan saat
pemasakan bunga-bunga pertama dibuahi. Setelah itu dipotong dan disimpan dalam
tumpukan kering agar menjadi masak.
Kegunaan :
- Digunakan sebagai vasoditator koroner
- sebagai pengendur otot polos yang yang kuat
- Vasodilator koroner angina pectoris, nyeri kolik ginjal dan uterin, asma
bronchial, dan bentuk rejan.

Khellin diketahui cukup stabil saat dicampur dengan zat tambahan tablet.

 Psoralen
Lata-kastusi (Bengali), Bahuchi (Sanskrit), yang sumbernya berasal dari buah masak
yang telah dikeringkan dari psoralea Carylifolia Linn., suku leguminosae. Juga
ditemukan secara alami pada 2 lusin tumbuhan yaitu : bergamot, jeruk nipis,
cengkeh; suku rutaceae ; trin (F19); suku moraceae. Dan ditemukan hampir diseluruh
india sebagai gulma di daerah terabaikan.

13
Psoralen berwarna coklat tua hingga hitam dan berbau sangat setelah buahnya
dihancurkan. Rasa yang tidak enak, pahit serta tajam, berukuran 3-5 x 2-3 mm dan
berbentuk bulat telur, balok oblong (lonjong). Mengandung senyawa fluoro kumarin
yang dikenal sebagai psoralen dan isopsotalen. terdapat juga 2 senyawa lain yaitu :
psoralenol dan bevaknomanol. Buahnya mengandung minyak lemak (0,05%), tafiosa
dan pigmen.
Tumbuhan ini digunakan sebagai lepra, leukoderma dan manifestasi kulit lainnya.
bijinya digunakan untuk gigitan ular dan sengatan kalajengkin. Digunakan juga
secara oral sebagai latsatif.
 Kombang Cantharides
Lalat pelepuh, kumbang pelepuh. Sumbernya dari serangga mati yang dikeringkan,
dan mengandung derivat furanokumarin kantaridin yang berkisar 0,6 hingga 1%.
Kumbang ini selalu ditemukan di eropa selatan dan eropa tengah yang bersapung di
tumbuhan suku oleaceae dan caprfoliaceae.
Serangga ini selalu dikumpulkan pada pagi hari dengan kain yang dibentangkan lalu
menggoyang cabang perlu kuat-kuat. Kembang dibunuh dengan menamparkannya
pada uap kloroform, sulfursida, dan amonia pada wadah tertutup atau dengan
mencelupkan kedalam cuka. Setelah mati kumbang di keringkan secara artificial pada
suhu terkendali tidak lebih dari 40ᵒC.
Kumbang ini memiliki warna hijau cerlang atau perunggu dengan bau khas dan
berukuran panjang 10-20 mm dan lebar 3-6 mm, mempunyai kandungan kantasidin
sebagai pelepuh dan ashidrat dari asam kantaridat, terdalam dari bagian lunak
kumbang . Cantharidies juga mengandung resin, asam folfat, asam asetat, asam urat,
dan lemak (12-15%).
Cantharidies ini digunakan sebagai stimulasi pertumbuhan rambut sehingga
digunakan dalam minyak rambut, ini juga digunakan sebagai pereda iritasi.
6) Glikosida Sianogenetik
Glikosida Sianogenetik dinamakan demikian karena glikosida menghasilkan asam
hidrosianat pada hidrolisis karena glikosida pada dasarnya memiliki asam hidrosinat dalam
bagian aglikonya.glikosida ini disebut juga sebagai glikosida sianofora karena sekitar 110 suku
dari kingdom tumbuhan mengandung glikosida sianogenetik yaitu suku rosaceae.
Glikosida sioanogenetik mengandung bahan obat seperti tidak menunjukan aktivitas
teraupetik tertentu.glikosida ini sering digunakan sebagai bahan tambahan farmasetik seperti
bahan citarasa.

14
Sejumlah glikosida sianogenetik diisolasi dan diidentifikasi dari berbagai sumber tanaman yaitu;
Linamirin,Linustatin,Lotaustralin dan lucumin.
Beberapa contoh penting dari bahan obat alami yang mengandung sianogenetik yaitu ; Almond
pahit,Kulit kayu wild cherry dan linseed.
a) Almond Pahit
Sinonim. Amygdala amara
Sumber biologis. Almond pahit terdiri dari kernel masak yang telah di keringkan dari prumus
amygdalus batsch.var amara (DC) FOCKE : Prumus communis arcang,P.amygdaus bail; dan
amygdalus comunis linn dari suku Rosaceae.
Pemerian
Warna : Cokelat
Bau : Tidak ada bauh spesifik
Rasa : Pahit
Ukuran : panjang = 1,5 sampai 2 cm : lebar = 12,5 mm: tebal 8mm
Bentuk : Lonjong.menjoorng,membundar pada satu ujung dan meruncing pada ujung
lainya.
Kelarutan. Tidak larut dalam eter,tetapi larut dalam air dan alcohol mendidih.
Pembuatan. Glikosida sianogenetik amigdalin biasanya diperoleh ,baik dari gumpalan (cake)
almond pahit ataupun biji prunaceous lain setelsh ekspresi minyak lemak.Gumpalan
digunakan untuk ekstraksi dengan etanol (95%,v/v) dan ekstak alcohol yang dihasilkan di
pekatkan samapai volume kecil.sebaiknya pada kondisi vakum dan dicampur dengan eter
volume besar maka glikosida yang diinginkan akan memisah sebagai produk kristalina.

15
Amigdalin pada hidrolisis enzimatik dengan emulsion menghasilkan masing masing satu mol
benzaldehid dan asam hidrosianat pus dua mol glukosa sebagai berikut.

Almond pahit mengandung minyak lemak (40-50%).protein (20%) minyak atsiri (0,5%) dan
enzim emulsin.
Hidrolisis enzimatik amigdalin berlangsung dalam ketiga tahap berikut
Pertama tama amigdalase memotong glikosida amygdalin menjadi masing masing satu mo
glukosa dan prubasin ( atua glikosida mandelonitril).
Enzim prunase membantu membebakan molekul glukosa kedua dengan pembentukan aglikon
mandelonitri atau benzaldehid sianohidrin

16
Enzim hifroksinittriase membantu memecahkan mandeonitril menjadi masing masing satu
mo benzaldehid dan asam hidrosianat

Uji Kimia. Uji umum untuk glikosida sianogenetik dengan reaksi mikrokimia pada obat kasar
alami adalah berdasarkan hidrolisis obat tersebut untuk menghasilkan asam
hidrosianat.sebenarnya,terdapat empat reaksi spesifik dank has ntuk mendeteksi keberadaaan
HCN yang dibebaskan yaitu :
Uji feriferosianida : maserasi 1 g bubuk obat bdengan 5 mL KOH alkoholis (5% b/v) selama
lima menit.pindahkan campuran ini di atas pada HCL (20%) saat pemunculan warna biru
prusia jelas mengonfirmasi keberadaan HCN.
Pengendapan Hg dari HgNO3: Reduksi larutan merkuro nitrat berair (3%b/v) menjadi Hg
metalik oeh HCN teramati melalui pembentukan instant Hg metalik hitam dalam se.
Uji reaksi grinard: pertama, ceupkan sepotong kertas saring putih kedalam larutan asam
pikrat (1% b/v dalam air) dan keringkan. Sekarang, tempatkan bahan obat yang telah
dihancurkan dan dibasahi dalam labu Erlenmeyer kecil, dan selanjutnya gantungkan kertas
natrium pikrat yang telah disiapkan diatas bahan dan sumbat labu dengan gabus kedap udara.
Simpan labu dalam tempat hangat selama 1 jam saat HCN yang dibebaskan akan mengubah
kertas natrium pikrat dari warna asalnya kuning menjadi warna merah bata karena
pembentukan natrium isopurpurat (Reaksi grignat )
Tes kuprosianat: pertama, jenuhkan sepotong kertas saring dalam larutan yang dibuat segar
dari resin guaiat yang dilarutkan dalam etanol mutlak dan diamkan kertas diudara sampai
kering sempurna sekarang lembabkan kertas diatas dengan hati hati dengan larutan CuSO4
yang sangat encer dan tempatkan kertas saring untuk kontak dengan permukaan obat yang
baru dipaparkan ,jika HCN terbentuk HCN akan membuat vercak jelas pada kertas.
Kegunaan

17
- Almond pahit digunakan sebagai sedative karena kandungan HCN nya
- Minyak
- lemak almond pahit digunakan sebagai demulsen pada losion kulit
Catatan
1. Istilah vitamin B17 yang menyesatkan terkadang diaplikasikan pada amygdalin
2. minyak almond pahit tidak boleh digunakan untuk member citarasai pada makanan atau
makanan ringan.
b) Kulit kayu wild cherry
Sinonim. Kulit kayu vignian prune,korteks wild black cherry ,pruni
Sumber biologis. Sumbernya adalah kulit kayu yang telah dikeringkan dari prumus serotina
ehrk dan prunus macrophylla sieb et zucc, dari suku rosaceae.
Pembuatan. Telah diketahuibahwa kulit kayu wild cherry memiliki potensi tertinggi hanya
selama musim gugur karena itu kulit kayunya terutama dikumpulkan selama periode ini.
Karena lapisan dalam dari kuli kayu mengandung HCN dalam jumlah cukup besar,penting
untuk membuang lapisan dalam gabus segera setelah pengumpulan. Akibatnya,setelah
pembersihan gabus dan juga bagian konteks,pemukaan kulit kayu yang terpapar yang
memiliki floem,kurang lebih akan menghasilkan produk berwarna coklat tua seragam,yang
secara komersial disebut sebagai Kulit Kayu Rossed (Rossed Bark). Kulit kayu rossed yang
dihasilkan dikeringkan ditempat teduh dan disimpan dengan hati-hati ditempat kering untuk
transmisi selanjutnya ke beberapa Negara sebagai bahan ekspor berhaga.
Pemerian
warna : warna cokelat tua
bau : kebanyakan sangat lemah, tetapi saat sedikit terlembabkan, kulit kayu memiliki
bau menyerupai benzaldehid (mirip almond pahit)
Rasa : pahit dan kelat
Ukuran : panjang = 10cm; lebar = 4 cm; tebal = 3-4 mm
Bentuk : kebanyakan melengkung atau berbentuk saluran pendek
Fraktur : Pendek berbutiran
Permukaan dalam : cokelat kemerahan dan bergasir membujur
Permukaan luar : kulit kayu rossed- kasar dengan parut lentisel., berwarna cokelat
Kuning pucat kulit kayu unrosed cokelat kemerahan hingga
Kecokelatan , halus, mengkilap dan gabus yang mengelupas
memiliki lentisel keputihan yang jelas.

18
Kandungan kimia. Kulit kayu wild cerry pada dasarnya mengandung glikosida sianogenetik
disebut prunasin atau glikosida mandelonitril.

d-Prunasin mengalami hidrolisis dengan adanya enzim prunase biasanya terdapat dalam kulit
kayu sendiri menghasilkan masing masing satu mol benzaldehid,glukosa dan asam
hidrosianat. Selain itu obat juga mengandung asam p-kumarat skopleti yaitu β-
metileskuletin,asam benzoate dan asam trimetil galat.
Uji kimia. Uji kimia sama dengan yang dijelaskan pada bagian a.
Kegunaan
- sirup dari wild cherry terutama digunakan sebagai pembawa bercitarasa dalam sirup batuk
- kulit kayu wild cherry juga digunakan sebagai ekspektoran sedative
7) Tioglikosida

19
Ada tiga Tioglokosida yang umum diketahui yaitu sebgai berikut: sinigrin dalam sesawi
hitam, Sinablin dalam sesawi putih dan Glikanapin dalam biji rapa.
a) Sesawi Hitam
Sesawi hitam adalah biji yang masak dan telah dikeringkan dari Brassica nigra Linn .,
Koch atau Brassica juncea, Czren dan coss dari suku Cruciferae. B. nigra
dibudidayakan di Eropa dan Amerika Serikat. B.juncea banyak tumbuh dibagian
india.
Pembuatan Tioglikosida sinigrin diperoleh dari biji sesawi hitam tanpa lemak
denhan metode standar. Sesawi hitam diserbukan dan duhilangkan lemaknya dengan
menggunkan eter petrolium. Tepung tanpa lemak dididhkan dengan etanol umtuk
menghancurkan enzimnya. Marc ( bahan yang telah diawal-lemakkan ) yang
dihasilkan diremas selagi panas,dikeringkan pada 100C dan dimaserasi dalam air
dingin selama 3-4 jam sambil terus diaduk, karena sinigrin cukup larut dalam air
dingin. Kandungan cairan didekantasi dan maserasi diulangi beberapa kali umtuk
menjamin ekstrasi sempurna dari tioglikosida.
Kandungan Kimia

Kegunaan dari sesawi hitam


- Pasta seswi hitam terutama digunakan dalam bentuk plaster atau tapel sebagai
rubefasien atau pereda iritasi
- Pada dosis yang lebih tinggi, jika diberikan secara internal, sesawi hitam bekerja
sebagai emetik
- Biji sesawi hitam selalu digunakan sebagai rempah penyedap yang diterima luas
dalam pembuatan acar, kari dan sayur
- Minyak lemaknya digunakan secara luas sebagai minyak yang dapat dimkan
b) Sesawi putih
Sesawi putih sumbernya dari biji yang masak dan telah dikeringkan dari brassica alba
H.F> dan T., tumbuhan ini tumbuh di india sebagai tanaman taman. Tumbuhan ini
merupakan gulma yang muncul dari budaya di punjab.

20
Pembuatan biji sesawi putih telah diserbukan dihilangkan lemaknya dengan pelarut
yang sesuai dan marc kering dikestraksi dengan etanol mendidih. Tioglikosida
dimurnikan dengan melarutkan dalam air hangat, dihilangkan warnanya dengan
arang aktif, disarimg dan filtrat yang dihasilkan dikristalkan
Kegunaan pasta biji mustrad putih sering digunakan dalam bentuk plester atau tapel
untuk mengatasi iritasi dan sebagai rubefasien.
Kandungan kimia

8) Glikosida Saponin
Secara umum sekelompok glikosida tanaman yang lazim disebut sebagai glikosida
saponin, biasanya terbagi dalam tingkat berbeda ,yang berikut adalah dua cirri spesifiknya, yaitu;
 Glikosida ini menghasilkan busa dalam larutan berair
 Glikosida ini menyebabkan hemolisis pada sel darah merah.
Glikosida saponin secara luas dianggap hemotoksik di alam berdasarkan fakta bahwa
glikosida ini menyebabkan hemolisis eritrosit, yang membuat sebagian besar glikosida ini
dianggap sebagai “racun ikan”.
Kedua kategori glikosida saponin ini akan didiskusikan dengan contoh-contoh yang
sesuai dari sumber tumbuhan dalam bagian berikutnya;
a) Saponin Triterpenoid Tetrasiklik (atau Saponin Steroidal)
1. Dioscorea
Pembuatan. Umumnya saponin memiliki bobot molekul yang tinggi dan karena itu
isolasinya dalam bentuk murni memiliki sejumlah kesulitan praktis.
Kandungan kimia. Kandungan aktif utama dioscorea adalah diosgenin yamg
biasanya terdapat dalam rentang kadar 4-6%. Diosgenin adalah aglikon dari saponin
diosin.

21
Kegunaan
- Dioscorea terutama digunakan dalam penanganan atritis rematoid
- Dioscorea memiliki potensi luar biasa sebagi produk komersial karena
kandungan diosgeninnya yang tinggi. Yang pada gilirannya selalu digunakan
sebagai bahan baku untuk sintesis berbagai obat terapeutik, contohnya:
hormone_sex, kontrasepsi oral dan beberapa kortikosteroid
2. Solanum Khasianum
Pembuatan. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di berbagai kondisi iklim dan
agrikultur. Setelah hamper enam bulan tumbuhan biasanya dipanen untuk
pengumpulan berry.
Kandungan Kimia. Berry terutama mengandung saponin steroidal salosanin.

Kegunaan. Digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis obat steroid seperti steroid
19-NOR, pregnane dan lain lain
Pembuatan. Akar biasanya terdapat dalam bentuk klaster dan fasikulus pada pangkal
batang daunnya kebanyakan hijau linier dan seperti jarum, saponon stereoidal
diekstrasi dengan metode standard.
Kandungan Kimia. Shavatari mengandung empat saponin stereoidal yang biasanya
disebut sebagai shavatarin I-IV

22
Kegunaan.
- Akarnya terutama dipakai sebagai galaktogogum untuk meningkatkan aliran susu
- Akarnya selalu digunakan sebagi tonik dan diuretic
- Saponin stereoidal shavatari-1 dilaporkan menunjukan aktivitas antioksitoksik
- Akarnya sangat banyak digunakan dalam minyak obat untuk pengendalian dan
penatalaksanaan kelainan saraf (nervine disorder) dan reumatisme
- Dalam sistem pengobatan Ayurvedic. Shivatari banyak digunakan . baik untuk
ancaman aborsi maupun untuk proses kelahiran yang aman karna aktivitas
pemblokiran uterin yang jelas.
b) Saponin Triterpenoid Pentasiklik
1. Ginsene (Panax, Energofit, Pannag, Ninjin)
Pembuatan. Tumbuhan biasanya di panen 3 sampai 5 tahun setelah transplatasi
merupakan kebiasaan untuk melakukan panen yang sebenarnya antara juli hingga
oktober
Kandungan Kimia. Ginseng terutama mengandung campuran kompleks saponin
triterpenoid yang dapat berupa triterpen steroidal atau pentasiklik yang berkaitan
dengan asam oleonat.
Gambar glinsenosida Rg
Kegunaan
- Dalam system pengobatan cina ginseng merupakan obat yang paling disukai
untuk berbagai penyakit, misalnya sebagai tonik umum, untuk aktivitas stimulan
karminatif dan diuretic.
- Ginseng juga memiliki sifat adaptogenik (anti-stress) dan ginseng diketahui
menunjukan kerja positif pada metabolisme, system endokrin, dan system saraf
pusat.
- Di timur, ginseng banyak digunakan pada penaganan
anemia,diabetes,insomnia,gastritis, neurastania(lemah saraf) dan khusunya untuk
menyembuhkan impotensi seksual.
- Ginseng diketahui meningkatkan hambatan alami ( yaitu hambatan nonspesifik)
dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kelelahan atau penyakit sampai
tingkat yang tinggi.
- Ginseng memperpanjang hidup orang tua dan menyembuhkan perasaan pusing
(giddiness)
2. Liquorice (Glycyrrhiza, Akar liquorice, Glycyrrhizae Radix)

23
Pembuatan. Akarnya biasa dipanen setelah 3 hingga 4 tahun dari penanamanya saat
tumbuhan sudah menunjukan [ertumbuhan yang cukup.
Kandungan Kimia. Glycyrrhiza (liquorice) terdiri dari glikosida seperti saponin
yang di kenal sebagai glisirizin (asam glisirizat)

Kegunaan.
- Glycyrrhiza memiliki sifat demulsen dan ekspektoran
- Glycyrrhiza juga digunakan sebagai bahan penutup obat yang pahit dalam
formulasi farmaseutik seperti kuinin,aloe, ammonium klorida, dan lain-lain.
- Glycyrrhiza teramoniasi digunakan sebagai bahan pencitarasa dalam minuman,
obat, dan makanan manis.
- Aktifitas surfaktan bawaan karena adanya saponin membantu memfasilitasi
absorpsi obat yang diabsorpsi dengan buruk,contohnya glikosida antrakuinon.
- Glycyrrhiza selalu ditambahkan pada bir untuk membentuk busa yang stabil dan
lebih bnyak.
- Glycyrrhiza member rasa yang berbeda dank has pada sejumlah minuman
separti; stout rootbeer dan porter.
- Keberadaan asam glisiretinat memberikan aktifitas mineral kortikoida dan karena
ini digunakan dalam penangan inflamasi, atritis rheumatoid dan penyakit
Addison.
- Liquorice merupakan bahn yang penting dalam “Bubuk campuran liquorice”
dalam campuran ini liquorice memperkuat kerja sena.
- Ekstrak cair liquorice digunakan sebagai penstabil busa pada pemadam
kebakaran tipe busa.
- Ekstrak cair liquorice digunakan daam penanganan ulser peptic.
- Di eropa, asm glisiretat digunakan secara eksklusif dalam formulasi dermatologis
karena sifat antiinflamasinya yang luar biasa.

24
3. Senega (Senega snakeroot, Seneca snakeroot, akar rattlesnake, Radix senegae,
akar senega)
Pembuatan. Akar dikumpulkan dari tumbuhan liar biasanya pada musim panas.
Batangnya segera di potong dan akarnya disortasi,dicuci secara menyeluruh, dan di
keringkan ,baik di tempat teduh ataupun di lingkungan artifisial antara 50-60℃.
Kandungan Kimia. Senega biasanya mengandung glikosida saponin yang memiliki
karakter triterpenoid yaitu senegin 4% dan asam poligalat 5,5%
Kegunaan.
- Akar segena banyak digunakan sebagai ekspektoran dan pada bronchitis kronis
untuk melegakan spasme.
- Akar senega juga digunakan sebgai emetic.
4. Bacopa (Herpestis,Brahmi)
Pembuatan. Daun bersama dengan batang dikumpulkan dari tumbuhan yang sudah
dewasa dan dikeringkan, sebaiknya di tempat teduh, daun dipisahkan dari batang dan
dikemas secara terpisah dalam polibag.
Kandungan Kimia. Daun mengandung glikosida saponin yang dikenal sebagai
bakosida A dam bakosida Byang pada hidrolisis asam menhasilkan aglikon
triterpenoid yangdisebut sebagai bakogenin A dan bakogenin B berturut turut.
Kegunaan.
- Bacopa digunakan dalam penanganan insanitas (tidak waras) dan epilepsy.
- Bacopa juga digunakan sebagai nervetonik,kardiotonik,dan diuretic kuat.
- Bacopa terutama digunakan dalam perawatan asma dan sebagai aperien, yaitu
bekerja sebagai laksatif ringan.
5. Quillaja (kulit kayu soap,kulit kayu quilay, kulit kayu panama,kulit kayu cina,
kulit kayu murillo, kulit kayu quillaia)
Pembuatan. Kulit kayu dikumpulkan dari batang tumbuhan liar irisan hati-hati
dibuat pada batang kemudian kulit kayu dikupas. Kulit kayu dibersihkan dari gabus
bagian luar yang berwarna gelap, di potong menjadi potongan-potongan kecil,
dikeringkan, dikelompokkan dan dikemas dalam polibag.
Kandungan Kimia. Quillaja (quillaia) mengandung 9-10% glikosida saponin
triterpenoid amorfik tidak berwarna, glikosida pada hidrolisis menghasilkan asam
quilalat dan sapotoksin quilaia rasa tajam dan kelat pada kulitkayu karena adanya
sapotoksin quilaia.
Kegunaan.

25
- Quillaja digunakan dalm industry air mineral
- Quillaja digunakan untuk pembuatan cairan sampo (pencuci rambut)
- Quillaja terutama diganakan untuk penghasil busa
- Quillaja biasanya digunakan sebagai bahan pengemulsi.

9) Glikosida Aldehid
Polong vanila merupkan contoh plaing mencolok untuk tumbuhan alami yang
mengandung glikosida aldehid, misalnya: glukovanilla dan kulit kayu manis adalah contoh
penting lainnya yang mengandung aldehid sianat.
a) Vanila
vanila terdiri dari buah yang sudah dewasa, mentah, dan diawetkan dari vanila
planivolia Andrew. Tumbuhan ini berasal dari pesisir timur meksiko. Sekarang
tumbuhan ini banyak dibudidayakan dikepulauan Karibia, Reunion, mauritius,
Seychelle,Tahiti, Madagaskar, Sri lanka, Prancis, Indonesia, Uganda, Hawaii, India.
Pembuatan. Buah mentah dan dewasa dipetik pada tahap tertentu ketika warnanya
berubah dari hijau menjadi kuning. Buah ini dibiarkan mengalami fermentasi
sehingga rasa dan aroma khas terbentuk secara bertahap. Akan tetapi, proses
fermentasi yang paling penting dan kritis pada dasarnya terdiri dari pengeringan
lambat ditempat teduh pada temperatur terkontrol.
Kandungan Kimia

Kegunaan:
 Vanila terutama digunakan sebagai bahan pembantu farmaseutik untuk
memberti citarasa pada berbagai sediaan cair.
 Hal yang menarik, bau dan rasa enak vanila bukan berasal dari vanilin saja,
tetapi lebih kurang secara kolektif dari vanilin bersama dengan kandungan
kimia wangi lainya
 Vanilin meningkatkan cita rasa cokelat dari makanan dengan malted milk (
susu dengan malt ) berbasis kokoa.

26
10) Glikosida Pahit
Secara umum, zat pahit merupakan produk alami edibel (dapat dimakan) yang
kebanyakan dikonsumsi sebelum makan untuk menstimulasi dan juga meningkatkan nafsu
makan. Akan tetapi, glikosida pahit sebagai kelompok memang memiliki aktivitas yang hampir
sama seperti zat pahit, seperti digestif, stomakik, dan penurun panas.
Secara terapeutik, zat pahit diketahui memberikan efek stimulannya pada saraf gustatori
(yaitu berkaitan dengan indra pengecap) yang bertempat di mulut dan akhirnya meningkatkan
sekresi getah lambung.
a) Picrorhiza
Picrorhiza adalah rizoma kering dari Picrorhiza kurroa Royle. Tumbuhan ini adalah herbal
tahunan yang tumbuh melimpa dan terbesar di Alpin Himalaya, diperluas dari Kashmir
sampai Sikkim pada ketinggian sekitar 3.000 sampai 5.000 meter. Tumbuhan ini juga
ditemukan di cina.
Pembuatan. Tumbuhan dapat diperbanyak melalui biji atau rizomanya. Rizomanya
dikumpulkan dari tumbuhan budidaya, dan alami, dicuci, dikeringkan, dan dikemas.
Warna : Bagian luar – coklat keabu-abuan gelap.
Bagian dalam – putih kehitaman
Bau : Ringan dan tidak enak
Rasa : Pahit
Ukuran : panjang = 3-5 cm, Diameter = 0,5-1 cm
Bentuk : Umumnya fragmen kecil silindris memiliki kerut membujur dan anulasi pada
ujungnya
Ciri Khusus : batang dan kuncup mengerucut bersama dengan obat biasanya membentuk
bagian dari obat itu sendiri. Akarnya selalu memiliki kerutan membujur dan
memiliki retakan melintang. Akarnya berwarna keabu-abuan hingga coklat,
sedangkan frakturnya liat.
Selain itu, picrorhiza juga mengandung asam organik, resin, gula, dan tanin.
Kegunaan :
- Picrorhiza terutama digunakan sebagai tonik pahit untuk vitalitas.
- Picrorhiza juga digunakan sebagai stomakik dan penurun panas.
- Dalam dosis besar, picrorhiza menunjukkan kerja sebagai laksatif.
- Picrorhiza juga berguna dalam pengobatan jaundis/ikterus.
- Ekstrak alkoholnya menunjukkan efek antibakteri yang luar biasa.

27
b) Gentian
Gentian adalah rizoma dan akar yang telah dikeringkan dari Gentiana lutea L, dari suku
Gentianaceae. Tumbuhan ini merupakan pohon herbaseus tahunan yang ditemukan berasal
dari daerah terbukti di Eropa Tengah dan Eropa Selatan. Tumbuhan ini juga tumbuh di
pegunungan Vosges, Yugoslavia (sekarang dikenal sebagai Serbia dan Kroasia), dan Jura.
Pembuatan : rizoma panjang dan akar berdaging yang sudah dewasa dari tumbuhan berumur
2-5 tahun digali dengan hati-hati dan dikumpulkan paling baik pada musim gugur. Akar dan
rizoma dicuci secara menyeluruh untuk menghilangkan tanah yang menempel dan kemudian
diiris dengan cara membujur. Potongan akar dan rizoma yang baru diiris biasanya tampak
putih dan tidak berbau. Akan tetapi, proses pengeringan terhadap dalam tumpukan kecil pada
fermentasi temperatur terkontrol 50-60⁰C pada akhirnya akan mengubahnya menjadi produk
berwarna gelap atau kuning dengan bau khas.
Kegunaan :
- Gentian digunakan sebagai tonik pahit pada anoreksia dan dispepsia.
- Gentian cukup meningkatkan nafsu makan yang relatif kurang.

c) Chirata
Chirata adalah tumbuhan yang dikeringkan dari swertia (ophelia) chirata (Roxb) Buch-Ham;
dari suku Gentianaceae. Tumbuhan ini ditemukan di india dari Himalaya sampai daerah
pegunungan di Kashmir, Bhutan, Meghalaya dan perbuktian Khasai pada ketinggian berkisar
antara 1.200-1.500 meter. Tumbuhan ini juga tumbuh di Nepal. Chirata mengandung zat
pahit utama, yaitu : asam ofelat, glikosida pahit : amarogentian dan siratin, alkaloid, gentianin
dan gentiokrusin.
Pembuatan : Tumbuhan biasanya berbunga dari juli sampai oktober. Tumbuhan
dikumpulkan untuk kegunaan medis saat kapsul sudah terbentuk sempurna. Tumbuhan kering
kemudian diikat menjadi berkas-berkas dengan berat sekitar 1-1.25 kg.
Pengganti/Pemalsu : Pada dasarnya, terdapat tiga pengganti yang dikenal luas untuk chirata,
yaitu :
- Swertia paniculata Wall : Tumbuhan ini tumbuh pada iklim sedang di Himalaya
Barat, dari Kashmir sampai Nepal pada ketinggian 2.000-3.000 meter.
- Swertia angustifolia Buch-Ham : Tumbuhan ini ditemukan di daerah sub-tropis
Himalaya pada ketinggian berkisar antara 300-2.000 meter dari Chenab sampai
Bhutan.

28
- Swertia densifolia : Tumbuhan ini tumbuh di daerah Konkan dan biasanya
mencapai ketinggian sekitar 30-90 cm.

Kegunaan :

- Chirata selalu digunakan sebagai tonik pahit.


- Chirata juga berguna sebagai penurun demam (febrifuga)
- Chirata digunakan pada dispepsia.
- Chirata dianjurkan sebagai diuretik dan pada epilepsi.
- Dalam industri, chirata banyak digunakan dalam pewarnaan pekaian katun.
11) Glikosida Lain – Lain
Glikosida imi sudah digolongkan menjadi satu yaitu glikosida lain-lain karena ada
beberapa glikosoda yang tidak masuk kedalam berbagai penggolongan yang telah dibahas pada
bagian 1 – 10.
a) Glikosida Alkaloidal steroidal
Glikosida ini terutama melimpah dalam dua suku, yaitu Liliaceae dan solanaceae. Seperti
saponin, glikosida alkaloidal steroidal memiliki aktivitas hemolitik yang signifikan, seperti :

S.No Nama Sumber Biologis (suku) Glikosida Alkaloida Kegunaan


Steroidal
1 Manis Solanum Dulcamara Lin Solanidin Penyakit Kulit,
Pahit (solanaceae) psoriasis
2 Tomat Solanum lycopersicum Rubijervin Antifungi
linn(solanaceae)
b) Glikosida Antibotika
Streptomisin merupakan contoh yang sangat mencolok dari glikosida antibiotika yang
dihasilkan oleh aktinomiset tanah. Sterptomisin biasanya terbentuk dari kombinasi genin
streptidin, derivat sikloheksan yang mengandung nitrogen , dan stretobiosamin.
c) Resin Glikosida
Jalap dan Scsmmony adalah dua contoh yang terkenal untuk resin glikosidal yang terdapat
dalam tumbuhan alami yaitu Jalap dari akar berumbi yang telah dikeringkan dari exogonium
purga (hayne) Lindl. Sifat glikosidal dari resin ini dibuktikan dengan terbentuknya gula,
seperti glukosa,ramnosa,fukosa,pada hidrolisis.
d) Nukleosida (Asam Nukleat)

29
Zat alami yang sangat penting secara biologis dan pada dasarnya memoiliki tiga komponen
vital yaitu :
- Bagian Gula, misalnya Ribosa atau 2-deoksiribosa
- Basa purin atau piramidin, misalnya adenin, guanin dan sitosin
- Asam Fosfat

Unit basa gula dikenal dengan nukleosida, sedangkan unit basa-gula-asam fosfat dikenal
sebagai nukleotida.

C. BIOSINTESIS GLIKOSIDA
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan
bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O-
glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida,
sinigrin), maupun jembatan karbon (Cglikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon
sementara bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin.
Banyak sistem penggolongan glikosida telah dilakukan. Sebagian di antara penggolongan
tersebut didasarkan pada gugus gulanya dan sebagian lain didasarkan pada gugus aglikonnya.
Biosintesis Glikosida terbagi atas beberapa bagian yaitu :
1) Biosintesis Glikosida Antrasen : dapat di pelajari dan dibagi kedalam 2 bagian ada Emodin dan
Derivat, dan Alizarin namun keduanya sama sama menghasilkan Antrakuinon
Biasanya di temukan pada famili Rubiaceae, dan pada tanaman monokotil, antrakuinon hanya
ditemukan dalam famili Liliaceae.
Salah satu tanaman yang mengandung Antrakuinon adalah Lidah buaya.
2) Glikosida sianogenik : adalah senyawa hidrokarbon yang terikat dengan gugus CN dan gula dan
dinamakan demikian karena glikosida ini menghasilkan asam hidrosianat pada hidrolisisnya dan
karena glikosida jenis ini pada dasarnya memiliki asam hidrosianat pada bagian aglikonnya.
Glikosida ini disebut juga sebagai glikosida sianofora karena glikosida sianofora adalah glikosida
yang pada ketika dihidrolisis akan terurai menjadi bagian-bagiannya dan menghasilkan asam
sianida (HCN). Glikosida sianogenik terdistribusi pada lebih dari 100 famili tanaman berbunga.
3) Glikosida Flavonoid : Flavonoid adalah seyawa fenol alam yang terdapat dalam hamper semua
tumbuhan. Di dalam tumbuha flavonoid biasanya berkaitan dengan gula sebagai glikosida.
Molekul yang berkaitan dengan gula biasanya disebut aglikon. Senyawa flavonoid terdapat pada
semua bagian tubuhan daun, akar, kayu, kulit, bunga, dan biji.
4) Glikosida Saponin :
Tanaman asal : Glicyrrhiza glabra L. (Famili fabaceae)

30
Simplisia : Glicyrrhizae radix
Kegunaan : Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik.
Khasiat : sebagai antikolestrol, mengobati Bronkhitis, batuk, mulas dan tukak Lambung.
Kandungan kimia : Glishirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona,Glabrolida,
glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam hidroksi glisirhitat,Zat pahit, minyak atsiri.
5) Biosintesis Glikosida Steroid : biasanya didasarkan dari biosintesa dari senyawa kolesterol.
Secara singkat proses biosintesisnya adalah asam asetat → asam Mevalonat → isopentenil
pirofosfat → skualen → steroid/cholesterol
6) Biosintesis Glikosida Kumarin : glikosida yang mengandung kumarin sangat jarang di alam.
Kumarin merupakan metabolit turunan sikimat yang terbentuk ketika fenilalanin dideaminasi dan
dihidroksilasi menjadi asam trans -hidroksisinamat.
Beberapa glikosida dari turunan hidroksi kumarin ditemukan dalam bahan tanaman seperti
Skimmin dalam Star anise Jepang (Illicium anisatum)
7) Biosintesis Aldehid Gikosida : Glikosida aldehid merupakan golongan glikosida yang aglikonnya
berupa gugus aldehid.
Salah satu contoh tanaman glikosida aldehida adalah vanilla (vanili). Dalam bidang farmasi,
vanillin banyak digunakan sebagai korigen (zat tambahan sebagai pewarna) dalam sediaan
farmasi ataupun sebagai pereaksi pembentuk warna dalam analisis farmasi.
 Biosintesis Glikosida Fenol : Glikosida fenolik adalah glikosida yang memiliki aglikon
fenolik. Fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.
Beberapa aglikon dari glikosida alami mempunyani kandungan bercirikan senyawa fenol.
Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae lain menghasilkan
hidrokuinon sebagai aglikonnya. uva ursi juga digunakan dalam pengobatan urethritis
dan sistitis.

31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Glikosida merupakan pemecahan glukosa yang pada tingkat sel, glikosida adalah
gabungan 2 senyawa yaitu aglikon(buakan gula) dan glikon (gula).dalam penaman
glikosida menggunakan akhiran ‘osida’ dengan penamaan yaitu nama aglikon
mendahului nama gula.
2. Glikosida tampak memilikispektrum kerja yang luas, baik dalam pengobatan modern
maupun ramuan tradisional.
3. Penggolongan glikosida berdasarkan pada sifat kimia gugus aglikon yang terkandung
dalam glikosida yaitu: Glikosida antrasen, Glikosida fenol, Glikosida steroid, Glikosida
flavonoid, Glikosida kumarin dan furanokumarin, Glikosida sianogenetik, Tioglikosida,
Glikosida saponin, Glikosida aldehida, Glikosida pahit, dan Berbagai glikosida lain.

32
DAFTAR PUSTAKA

33

Anda mungkin juga menyukai