Anda di halaman 1dari 10

Karakteristik dan Kualitas Mineral Mangaan di Daerah Ngreco

Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan Jawa Timur

Fandi Sealtiel,1* Rahmattul Siddiq2, Muhammad Aprischal Padjeko3, Nanda Budrianto4

ABSTRAK
Secara adminitrasi lokasi penelitian terletak di Daerah Ngreco, Luasan lokasi penelitian yaitu ±500 m 2 dan
Secara geografis terletak pada 529.600 mE-530.100 mE & 9.103.300 mN-9.103.700 mN. Secara umum daerah ini
ditempati oleh berbagai batuan sedimen vulkanik yang berumur Tersier hingga Kuarter serta beberapa batuan
terobosan batuan beku yang menyebabkan terjadinya proses ubahan batuan hidrotermal dan termineralisasi pada
beberapa tempat sehingga menarik peneliti untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik dan kualitas mineral
mangaan serta sebarannya untuk dapat dimanfaatkan dalam dunia industri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pemetaan geologi permukaan untuk mengetahui sebaran
mineral mangaan dan analisis laboratoriun dengan metode SEM-EDX untuk mengetahui karakteristik dan kualitas
mineral mangaan pada daerah Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Dari interpretasi data geologi regional diketahui mangaan pada daerah penelitian terdapat pada Formasi
Arjosari yang merupakan cebakan terdapatnya mineral mangaan yang berbentuk melensa pada batugamping yang
telah teralterasi. Hasil analisis menunjukan bahwa mangaan daerah penelitian memiliki kualitas tinggi (>40%)
dengan pengotor berupa Fe dan Al. Dengan kualitas yang tinggi maka mangaan daerah penelitian dapat
dimanfaatkan dalam industri metalurgi, kimia maupun sebagai bahan baku baterai.

Kata kunci : Mangaan, kualitas, karakteristik, Ngreco.

PENDAHULUAN

Kebutuhan barang tambang mangaan campuran logam untuk kebutuhan baterai,


dewasa ini meningkat seiring peningkatan dan kebutuhan industri lainnya.
teknologi dan kebutuhan akan mangaan. Penggunaan mangaan di dunia sekitar
Mangaan merupakan mineral logam yang 90% digunakan untuk tujuan metalurgi yaitu
digunakan sebagai salah satu unsur untuk dalam produksi besi-baja. Kebutuhan
campuran logam menghasilkan baja, mangaan negara China yang naik pesat
untuk keperluan industri baja telah
mendorong tingginya permintaan impor Kandungan unsur Mangaan di alam
bijih mangaan dari berbagai negara akan berbeda bergantung pada jenis
termasuk dari Indonesia. Hal ini endapannya dan fluida yang membentuk
menyebabkan terpacunya kegiatan pengendapannya. Jika dibandingkan dari
eksplorasi mangaan di Indonesia. sifat batuan ultrabasa, basa, intermediet dan
Sejalan dengan perkembangan industri yang asam, dapat diketahui bahwa kandungan
pesat, maka kebutuhan bahan baku mangaan tertinggi unsur mangaan adalah di batuan
baik untuk keperluan dalam negeri maupun basa.
ekspor dibandingkan dengan produksinya
Tabel 1.1. Perbandingan konsentrasi
menjadi tidak seimbang. Kondisi untuk saat kandungan unsur mangaan (Mn) pada batuan
ini suplainya tidak bisa memenuhi terhadap (KESDM, 2013)
permintaan yang selalu meningkat, sehingga 0.015
Ultrabasic 0.15 % Mn
ini menjadikan peluang dalam pengusahaan Mn/Fe
mangaan. Hal ini disebabkan kegiatan 0.023
Basic Rocks 0.20 % Mn
Mn/Fe
eksplorasi mangaan di Indonesia kurang 0.020
berlangsung secara intensif. Sedangkan Intermediate Rocks 0.12 % Mn
Mn/Fe
disisi lain keterdapatan mangaan cukup 0.002
Acidic Rocks 0.06 % Mn
banyak tersebar di Indonesia. Berdasarkan Mn/Fe
hal tersebut, maka pada jurnal ini akan Jenis-jenis mangaan
dibahas karakteristik dan kualitas mineral Bijih utama mangaan yang sering
mangaan sebagai bahan tambang untuk dijumpai dan bernilai ekonomis adalah
dimanfaatkan dalam bidang industri maupun pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai
bidang lainnya. komposisi oksida dan terbentuk dalam
cebakan sedimenter dan residu. Dikenal
TEORI beberapa jenis mineral bijih yang
mengandung mangaan (Sukandarrumidi,
Mangaan termasuk unsur terbesar
2007), yaitu Pirolusit (MnO2), Psilomelan
yang terkandung dalam kerak bumi.
(Ba, H2O) 4Mn10O20, Mangaanit (Mn2 O3.H2
Mangaan merupakan salah satu unsur kimia
O), Braunit (3Mn2 O3.MnSiO3), Hollandite
yang keberadannya memiliki arti penting
Ba2 (MnO2)8, Kriptomelan (K2 (MnO2)8),
bagi kehidupan manusia dan kebutuhan
Rhodonit (Mn,Fe,Mg,Ca)SiO, Rhodokrosit
manusia terhadap mangaan semakin lama
(MnCO3)
semakin meningkat, karena mangaan banyak
Proses pembentukan endapan mangaan
digunakan terutama sebagai bahan
Park (1956) dalam KESDM, 2013
pencampur dalam industri baja, batu baterai,
membagi cebakan mangaan dalam lima tipe
keramik, gelas dan keperluan pertanian. Saat
yaitu endapan hidrotermal, endapan
sekarang mangaan merupakan logam yang
sedimenter, endapan dengan atau tanpa
sangat penting pada proses pembuatan alloy,
material vulkanik, endapan yang berasosiasi
hampir semua alloy memanfaatkan logam
dengan aliran lava bawah laut, endapan
mangaan [6]
metamorfik, dan akumulasi residual dan
laterit.
Geologi regional berhubungan secara menjari. SEMua satuan
Menurut Samodera dkk [8], tatanan di atas dipengaruhi oleh terobosan andesit,
stratigrafi dari geologi daerah penelitian dasit, diorit, dan basal (Tomi) yang diduga
berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar berumur Oligo-Miosen.
Pacitan (Skala 1:100.000) diketahui tersusun Batuan klastika Formasi Jaten (Tmj)
batuan sedimen dan batuan terobosan. yang berumur awal Miosen Tengah
Satuan tertua yang tersingkap di sekitar menindih selaras satuan dibawahnya.
daerah penelitian adalah himpunan batuan Selanjutnya satuan ini ditindih selaras oleh
Oligo-Miosen yang terdiri dari batuan batuan gunungapi Formasi Wuni (Tmw)
sedimen dan batuan gunungapi. Adapun yang berumur Meosen Tengah. Satuan ini
litologi secara regional dari tua ke muda ditindih oleh Formasi Nampol (Tmn).
sebagai berikut: Batuan karbonat Miosen Tengah hingga
Formasi Mandalika tersebar di bagian Meosen Akhir, yaitu Formasi Wonosari
utara Pacitan, menempati wilayah (Tmwl), menindih selaras satuan di
perbukitan bertimbulan rendah. Tebal bawahnya. Formasi Mandalika (Tomm)
seluruh satuan lebih dari 150 m [8]Batuan terdiri atas perselingan lava, breksi
terobosan (Tomi) yang dapat berupa andesit, gunungapi dan tuf, bersisipan batupasir
dasit, diorit, dan basal. Batuan beku ini tufan, batulanau dan batulempung. Satuan
menerobos batuan Oligo-Miosen, terutama ini diduga terbentuk bersamaan dengan
Formasi Mandalika dan batugamping kegiatan magmatisme yang menghasilkan
Formasi Campurdarat. Terobosan andesit, terobosan andesit, dasit dan basal sehingga
dasit, dan diorit umumnya berbentuk stok. terjadi pemineralan pirit dan kalkopirit.
Retas andesit-basal di sekitar sungai Formasi Wuni (Tmw) terdiri atas
Gembuk dan di sebalah Barat Panggul breksi gunung api, tuf, batupasir tufan,
mempunyai lebar rata-rata 1 m [8]. batupasir sela, dan batulanau, setempat
Formasi Watupatok (Tomw) terdiri bersisipan lignit, berlensa batugamping, dan
atas lava, bersisipan batupasir, batulempung mengandung kayu terkersikkan. Sebarannya
dan rijang. Tebal satuan diduga lebih dari di sebelah Utara Punung dan Wonodoyo
200 m. Sebarannya menempati wilayah membentuk perbukitan menggelombang [8].
perbukitan yang berjulang lebih dari 500 m Formasi Nampol (Tmn) tersusun atas
terutama di bagian utara Pacitan [8] batupasir tufan, batulanau, batugamping
Formasi Arjosari (Toma) terutama tufan, batulempung, setempat berlensa atau
disusun oleh sedimen turbidit, berumur lapisan tipis lignit, sisipan konglomerat dan
Oligosen Akhir-Miosen Awal. Formasi batupasir konglomeratan. Tebal seluruh
Mandalika (Tomm) yang juga berumur satuan ini kurang dari 100 m, dengan
Oligosen Akhir-akhir Miosen Awal, sebarannya menempati wilayah perbukitan
meskipun kedudukan startigrafinya masih rendah yang menggolombang [8]
lebih muda, disusun oleh batuan gunung api. Formasi Wonosari (Tmwl) terdiri atas
Satuan Oligo-Miosen lainnya adalah batugamping terumbu, batugamping
Formasi Watupatok (Tomw), yang terutama berlapis, batugamping mengeping,
disusun oleh lava basal. Ketiga satuan ini batugamping pasiran dan napal. Sebarannya
meliputi bagian baratdaya Pacitan, dan deretan bukit batugamping kemungkinan
merupakan lanjutan dari kompleks besar dikontrol oleh struktur tersebut [8]. Di
batugamping terumbu Pegunungan Selatan sepanjang bidang sesarnya, beberapa
daerah Wonosari atau perbukitan Seribu teralihkan miring ke kiri atau ke kanan.
daerah Jawa Timur [8] Sesar yang arahnya timurlaut-baratdaya
Geomorfologi regional mempunyai jenis medatar mengiri, sedang
Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian yang arahnya Baratlaut-Tenggara
besar (49%) merupakan wilayah perbukitan mempunyai geseran menganan. Sistem sesar
bergelombang sampai bergelombang kuat geser di lembar ini saling berpotongan dan
dengan kemiringan lereng >40%, dan membentuk pola huruf V. Diduga struktur
lainnya berupa daerah dengan bentuk tersebut adalah sesar-sesar tua yang dalam
wilayah datar sampai bergelombang (lereng perkembangannya mengalami peremajaan
0-8%) yang menempati wilayah 17%, [8].
bergelombang lemah (8-15%) menempati Kedudukan sumbu lipatan, jurus dan
wilayah ±2,5%, lahan bergelombang sedang jenis sesar yang ada di daerah Lembar
(lereng 26-40%) yang menempati wilayah Pacitan memberikan dugaan bahwa gaya
±28%. utamanya mempunyai arah Utara-Selatan.
Dataran hingga pegunungan Arah penekanan ini berkaitan dengan
bergelombang dapat dijumpai di beberapa kegiatan penunjaman lempeng samudera
wilayah, yakni di dataran aluvium Sungai Hindia-Australia ke bawah lempeng benua
Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium Asia.
muara Sungai Lorog. Pegunugan Runtunan batuan gunungapi Oligosen
bergelombang dapat dijumpai di daerah Akhir-Miosen Awal di Lembar Pacitan
Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku, diduga merupakan hasil dari kegiatan
serta di berbagai kecamatan lain dalam gunungapi yang muncul karena adanya
luasan SEMpit (spot-spot). daerah penunjaman pada kala itu. Kegunungapian
bergelombang sedang menyebar merata di itu terjadi bersamaan dengan pengendapan
tiap kecamatan. Namun yang paling luas sedimen klastika anekabahan, klastika
adalah di Pringkuku, Tegalombo, Tulakan gunungapi dan batugamping di daerah
dan pegunugan bergelombang kuat (>40%) lerengan busur kepulauan bawah laut. Stok
banyak dijumpai di Arjosari, Nawangan, dan retas batuan beku yang diduga terjadi
Tegalombo, dan Tulakan. sejak Oligosen Akhir berakhir menjelang
Struktur regional Oligosen Awal.
Sistem lipatan di Lembar Pacitan Pada permulaan Miosen Tengah terjadi
hanya berkembang di bagian utara, sumbu susut laut, yang secara cepat diikuti oleh
lipatan umumnya berarah barat-timur atau genanglaut pada pertengahan Miosen
baratdaya-timurlaut. Di lapangan, sesar yang Tengah. Pada lingkungan darat-peralihan
umumnya berjenis turun dan geser terbentuk Formasi Jaten, diikuti dengan
ditunjukkan oleh terganggunya kedudukan kegiatan gunungapi bersusunan andesit
lapisan, adanya gawir, lipatan seretan dan hingga dasit yang menghasilkan Formasi
cermin sesar. Beberapa kelurusan sungai dan Wuni, dan pengendapan peralihan dan laut
dangkal Formasi Nampol, selanjutnya Prospek mineralisasi Bandar-Arjosari-
terjadi genang laut pada kala akhir Meosen Tegalombo, lokasinya berada di perbatasan
Tengah, menghasilkan pengendapan ketiga Kec. Bandar, Kec. Arjosari dan Kec.
batugamping paparan yang sangat luas dari Tegalombo, indikasi yang ditemukan adalah
Formasi Wonosari, yang bagian bawahnya adanya sebaran anomali unsur Cu, Pb, Zn
masih dipengaruhi oleh kegiatan gunungapi dan Ag contoh sedimen sungai. Prospek
(Formasi Oyo). Kondisi daratan di daerah mineralisasi Slahung, lokasinya di sungai
Pacitan dimulai pada kuarter, dengan Nepo, Desa Nepo, Kec. Slahung, Kab.
terbentuknya endapan darat fluviatil Formasi Ponorogo, indikasi yang ditemukan adalah
Kalipucung [8] singkapan urat-urat silisifikasi mengandung
galena, berarah Utara–Selatan [10].
Mineralisasi regional
Pegunungan Selatan Jawa Timur METODOLOGI
merupakan bagian dari lajur Pegunungan
Selatan Jawa, berpotensi sebagai tempat Metode dalam penelitian ini adalah
kedudukan bahan galian mineral logam. tahap persiapan terdiri dari studi literatur
Secara umum daerah ini ditempati oleh yang merupakan kajian awal mengenai
berbagai batuan sedimen vulkanik yang geologi regional daerah penelitian,
berumur Tersier hingga Kuarter serta interpretasi peta topografi dan mengkaji
beberapa batuan terobosan batuan beku yang peneliti-peneliti terdahulu sehingga didapat
menyebabkan terjadinya proses ubahan gambaran umum mengenai kondisi geologi
batuan hidrotermal dan termineralisasi pada daerah penelitian. pemetaan geologi tahap
beberapa tempat. Di dalam zona ubahan, ini bertujuan untuk pengambilan data-data
dijumpai beberapa batuan termineralisasi lapangan untuk mengetahui kondisi geologi
dan mengandung bijih yang daerah penelitian yang meliputi litologi,
mengiindikasikan adanya pembentukan geomorfologi. Analisis megaskopis sampel
mineral di daerah ini. Adanya beberapa mangaan yang diambil pada lokasi
singkapan bijih sulfida dan urat kuarsa penelitian dengan ukuran hand spacement
menunjukkan adanya aktivitas magma yang kemudian dianalisis secara megaskopis yang
erat hubungannya dengan proses hidrotermal terdiri dari tekstur, struktur, kekerasan,
pembentukan mineral logam tipe urat [10]. belahan, goresan, pecahan untuk mengetahui
karakteristik dari mineral mangaan. Analisis
Prospek mineralisasi Tegalombo, SEM-EDX (Scanning Electron Microscope-
lokasinya berada di Desa Kasihan, Kec. Energy Dispersive X-Ray) untuk
Tegalombo. Di daerah ini ditemukan adanya mengetahui kandungan mineral mangaan
singkapan bijih sulfida (galena, kalkopirit, pada batuan dan disesuaikan dengan
sfalerit dan pirit). Hasil analisis kimia kalasifikasi jenis mangaan berdasarkan
batuan menunjukkan kandungan 1.1 ppm Au kandungannya.
dan 2,2% Cu, 0,225–1,121% Zn. Daerah ini
juga merupakan sebaran anomali unsur Cu
dan Zn contoh sedimen sungai [10]
batuan yang telah termetakan
Batugamping ini juga sebagian besar
telah terubah dengan bentuk alterasi
skarn yang banyak mengandung
mangaan yang berbentuk melensa [8].
2. Dasit pada daerah penelitian berwarna
abu-abu terang hingga putih. Batuan ini
telah mengalami alterasi hidrotermal
dan pelapukan fisik. Alterasi yang
terjadi cukup intens, Karena batuan ini
telah mengalami pelapukan dan alterasi
Gambar 1. Bagan alur penelitian yang cukup intens maka penamaan dasit
disesuaikan dengan peta geologi
regional yang dibuat oleh Tun [8].
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Breksi pada daerah penelitian berwarna
Geologi daerah penelitian kecoklatan, struktur masif, ukuran butir
Daerah penelitian termasuk ke dalam krakal sampai lempung, sortasi buruk,
Formasi Arjosari yang tersusun atas kebundaran menyudut tanggung, kemas
konglomerat, batupasir, batulanau, dan terbuka, komposisi fragmen andesit,
batulempung, setempat terdapat matrik tuf dengan SEMen silika.
batugamping, napal pasiran dan batupasir
Geomorfologi daerah penelitian
kerikilan berbatuapung, serta terdapat
Secara umum geomorfologi daerah
sisipan breksi gunungapi, lava dan tuf. Di
penelitian merupakan daerah perbukitan
sekitar batuan terobosan, satuan ini
dengan ketinggian antara 600-700 meter di
umumnya terkersikan dan banyak
atas permukaan air laut. Daerah penelitian
mengandung pirit berukuran halus. Tebal
memiliki medan yang cukup terjal terletak
satuan ini diduga lebih dari 500 m dan
pada zona pegunungan selatan klasifikasi
tersebar hampir diseluruh wilayah
[11]. Pembagian morfologi daerah penelitian
perbukitan [5]. Hasil pemetaan geologi
(Gambar 2) dengan deskripsi sebagai berikut
permukaan (Gambar 1) lokasi pengamatan
:
didapatkan tiga satuan litologi dari tua ke
Satuan bergelombang kuat sampai
muda yaitu batugamping klastik, breksi dan
perbukitan dengan slope 16o-20o yang
dasit dengan deskripsi sebagai berikut :
mempunyai lereng yang curam memiliki
1. Batugamping klastik berwarna abu-abu
beda tinggi 50 sampai 100 meter pada
kecoklatan, struktur masif, ukuran butir
ketinggian 600-700 meter diatas permukaan
pasir sedang, sortasi baik, kemas
laut yang tersusun atas batugamping, breksi
tertutup, berkomposisi fragmen pasir
dan dasit dan menepati 70% daerah
sedang dengan SEMen karbonat,
penelitian.
kedudukan batuan ini sulit ditentukan
Satuan dataran yang terdapat pada
dikarenakan kondisi batuan sangat
bagian timur daerah penelitian tersusun atas
lapuk, pada beberapa lokasi dijumpai
hasil lapukan batuan disekirtanya yang yang bekerja selama pembentukan endapan
digunakan untuk persawahan dan skarn bervariasi tergantung pada kedalaman
menempati 30% daerah penelitian. formasi batuan. Mangaan pada daerah
penelitian mengikuti penyebaran
Struktur daerah penelitian batugamping yang telah mengalami alterasi
Struktur geologi daerah penelitian skarn (Gambar 5).
secara umum dikontrol oleh kegiatan
vulkanik, hal tersebut didasarkan dari analsis Dari hasil analisis menggunakan
data kenampakan kelurusan dari data DEM metode SEM-EDX dapat diketahui bahwa.
(Digital Elevation Model) yang diperluas intensitas unsur Mn dan oksigen dalam
menejadi 2,5 km2 (Gambar 3). Kenampakan sampel cukup tinggi, dengan kadar Mn
kelurusan pada data DEM (Digital sekitar 41.17% (Tabel 1) dan mengalami
Elevation Model) terlihat pola-pola radial peningkatan saat ditambah dengan perlakuan
(konsentris) mengacu pada [8], pola tersebut oxide (Tabel 2) sehingga meningkat menjadi
diakibat dari kegiatan kembang kempis dari 50.23% untuk Mn dan MnO sebesar
kegiatan vulkanik. Berdasarkan data 64.68%. unsur-unsur sisanya adalah
kelurusan tersebut kemudian di masukkan pengotor seperti, Al dan Fe. Adanya unsur
ke dalam diagram roset didapati arah karbon berasal dari grafit yang digunakan
tegasan utama Tenggara-Barat Laut namun pada saat proses pengujian.
dari pola roset cenderung mempunyai pola Dari data yang bersumber dari
melingkar, dari pola terebut dapat International Mangaanese Institute Dalam
disimpulkan bahwa pola struktur vulkanik [4], memperlihatkan produksi biji mangaan
lebih dominan di bandingkan pola tektonik dunia terbagi ke dalam tiga tingkatan
pada daerah penelitian (Gambar 3). kualitas (Tabel 3)
Hasil perbandingan dari analisis
Mineralisasi daerah penelitian munggunakan SEM-EDX dengan data
Pada daerah penelitian terdapat batuan kualitas mangaan (Tabel 3) maka kandungan
teralterasi berupa skarn [10]. Endapan skarn mangaan pada daerah penelitian termasuk
terbentuk sebagai efek dari kontak antara dalam kualitas tinggi setelah ditambah
larutan hidrothermal yang kaya silika perlakuan oxide. Sedangkan tanpa perlakuan
dengan batuan sedimen yang kaya kalsium. oxide, kualitas mangaan termasuk dalam
Proses pembentukannya diawali pada kualitas menengah.
keadaan temperatur 400°C-650°C dengan Kegunaan mangaan sangat luas, baik
mineral-mineral yang terbentuk berupa untuk tujuan metalurgi maupun
mineral calc-silicate seperti diopsid dan nonmetalurgi. Sekitar 85-90% kegunaan
wollastonit sebagai mineral-mineral utama mangaan adalah untuk keperluan metalurgi
pembawa mineral bijih. Tapi terkadang terutama pembuatan logam khusus seperti
dijumpai juga pembentukan endapan skarn german silver dan cupro mangaanese.
juga terbentuk pada temperatur yang lebih Keperluan non-metalurgi biasanya
rendah, seperti endapan skarn yang kaya digunakan untuk produksi baterai, keramik,
akan kandungan Pb-Zn. Pengaruh tekanan gelas, dan glasir. Mangaan juga digunakan
untuk pertanian dan proses produksi Kebanyakan endapan mangaan bersal
uranium. Berdasarkan kandungan mineral dari endapan sedimenter dan endapan
mangaan dalam bijih mangaan, mangaan residual. Endapan residual berasal dari hasil
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu pelapukan sekis yang mengandung Mn
mangaanese ore dengan kadar mangaan seperti terdapat di India. Mn yang berasal
lebih dari 40%, ferrugineous mangaanese mineral garnet mangaan. Disamping itu
dengan kadar mangaan 15 % sampai 40%, dapat pula berasal dari batuan pegmatit,
dan mangaaniferous iron ore dengan kadar batuan sedimen marin, urat-urat ataupun
Mangaan 5% sampai 15%. karena proses penggantian. Endapan
Berdasarkan klasifikasi KESDM mangaan sering juga didapatkan berasosiasi
(Tabel 4) mangaan daerah penelitian dapat dengan batugamping, misalnya mangaan
dimanfaatkan dalam industri metalurgi, yang terdapat di daerah Kliripan,
kimia maupun baterai karena memenuhi Nanggulan, Yogyakarta dan di daerah
syarat dalam presentase kandungan baik Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat.
unsur Mn, Fe maupun Alumina (Al2O3) Disamping berasosiasi dengan batugamping
dengan penjelasan sebagai berikut : mangaan juga berasosiasi dengan breksi
1. Bidang metalurgi: mangaan daerah volkanik yang banyak mengandung andesit
penelitian termasuk dalam tipe B dan basalt [9].
dengan kandungan 50.23% Mn (oxide) Mangaan pada daerah penelitian
dari minimal 40% Mn, Fe 11.12% dan terbentuk sebagai endapan hidrotermal.
Fe 13% (oxide) (dari maksimal Fe 16%) Pembentukan endapan hidrotermal
sedangkan untuk Al2O3 digunakan dipengaruhi oleh fluida panas yang biasanya
tergantung kebutuhan. bersifat asam. Fluida ini sering dikenal
2. Bidang kimia : mangaan daerah sebagai fluida hidrotermal. Pada saat fluida
penelitian memiliki kandungan 41.17% hidrotermal yang kaya akan unsur Mn
Mn dan 50.23% Mn (oxide) dari menerobos batuan-batuan yang dilewatinya
minimal 50% Mn, Alumina (Al2O3) maka akan terjadi pergantian susunan kimia
3.59% dari maksimal 4% allumina dari batuan-batuan yang dilewati tersebut.
(Al2O3). Sebelum fluida hidrotermal ini sampai ke
3. Baterai : mangaan daerah penelitian permukaan, terlebih dahulu akan
memiliki kandungan 41.17% Mn dan melepaskan gas-gas yang membawa Mn
50.23% Mn (oxide) dari minimal 48% pada batuan diatasnya. Gas-gas ini akan
Mn. mengisi pori-pori pada batugamping
Pada pembahasan ini akan dijelaskan sehingga mangaan akan berbentuk melensa
secara detail hasil analisis karakteristik pada batuagamping. sembari melepaskan
mangaan dan kualitas mangaan berdasarkan gas-gas, fluida hidrtermal terus menuju ke
analisis menggunakan metode SEM-EDX permukaan dan mengubah batuan yang ada
untuk mengetahui kualitas mangaan di permukaan dengan mengendaapkan unsur
sehingga dapat dimanfaatkan dalam dunia Fe, Al dan lain-lain.
industri. Awalnya mangaan yang pertama kali
Karakteristik mangaan daerah penelitian terbentuk pada batugamping adalah kristal-
kristal pirolusit yang berbentuk menjarum, dengan menggunakan kendaraan roda
namun pengaruh kontak dengan permukaan dua maupun roda empat dengan waktu
seperti air dan udara sehinga pirolusit akan yang ditempuh ±3,5 jam dengan jarak
teroksidasi menjadi mineral mangaan lainya ±100 km dari Yogyakarta.
yang lebih amorf pada bagian permukaan 2. Geomorfologi daerah penelitian terdiri
batuan sedangkan bagian dalam tetap dari dua satuan yaitu Satuan
terdapat kristal-kristal pirolusit. bergelombang kuat sampai perbukitan
Pada pengamatan megaskopis, lensa- dan Satuan dataran.
lensa mangan memiliki ukuran dan arah 3. Daerah penelitian terdiri atas tiga
yang bervariasi. Mangaan ini berwarna satuan litologi dari tua ke muda yaitu
hitam legam, cerat berwarna hitam, bentuk batugamping klastik, dasit dan breksi.
4. Hasil analisis menggunakan metode
mineral menjarum (acicular), kekerasan
SEM-EDX dapat diketahui bahwa
yang didapatkan dari agregat mangaan
intensitas unsur Mn dan oksigen dalam
tersebut adalah >2,5 karena tidak tergores
sampel cukup tinggi, dengan kadar Mn
oleh kuku.apabila digosok agak melekat di
sekitar 41.17% dan mengalami
tangan. Mangaan yang diamati memiliki
peningkatan saat ditambah dengan
belahan tiga arah bersudut, pecahan uneven
perlakuan oxide sehingga meningkat
(pecahan yang permukaan pecahannya tidak
menjadi 50.23% untuk Mn dan MnO
rata), kemagnetan lemah sehingga disebut
sebesar 64.68%. unsur-unsur sisanya
diamagnetik, dan mempunyai kilap tanah.
adalah pengotor seperti, Al dan Fe.
Mangaan murni tidak bereaksi dengan HCl.
Adanya unsur karbon berasal dari
mangaan tidak bisa meneruskan cahaya
grafit yang digunakan pada saat proses
sehingga disebut opaque. Dari hasil
pengujian.
pengamatan secara megaskopis, mangaan
pada daerah penelitian merupakan pirolusit.
UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Himpunan


KESIMPULAN Mahasiswa Teknik Geologi “GAIA” yang telah
mendukung sehingga peneliti tertarik untuk
Kesimpulan dan saran dari penelitian
melakukan penelitian yang berada daerah ngreco
ini dapat diuraikan sebegai berikut :
kecamatan tegalombo kabupaten pacitan jawa
timur. Tak lupa juga untuk para Dosen-dosen
1. Lokasi penelitian secara adminitrasi
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi
terletak di Daerah Ngreco dan
Mineral Institut Sains & Teknologi AKPRIND
sekitarnya, Kecamatan Tegalombo, Yogyakarta yang selalu memberi dukungan
Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa dalam segi keilmuan.
Timur. Luasan lokasi penelitian yaitu
±500 m2 dan Secara geografis terletak DAFTAR PUSTAKA
pada 529.600 mE-530.100 mE &
9.103.300 mN-9.103.700 mN. [1] Asrafil. 2015. “Eksplorasi Geofisika
Kesampaian daerah dapat ditempuh Terhadap Endapan Hidrotermal
Menggunakan Metode Magnetik dan
Metode Polarisari Terinduksi (IP) Di [7] Pusat Data dan Teknologi Informasi
Daerah Kasihan, Pacitan, Jawa Energi dan Sumber Daya
Timur”.Tesis. Program Pascasarjana Mineral.2013. Kajian Suply Demand
Fakultas Teknik Program Studi S-2 Mineral. Kementerian Energi dan
Teknik Geologi. Yogyakarta. Sumber Daya Mineral. Jakarta.

[2] Barthelmy David. 2007. [8] Samodera, H., Gafour, S., dan
http://mineralatlas.com/manganesse- Tjokrosapoutro, S., 1992, Geology
minerals / diakses 11 Agustus 2017 Lembar Pacitan, Jawa, Pusat
pukul 13:00 WIB. Penelitian dan Pengembangan
Geologi; Bandung.
[3] Bemmelen, R.W. Van, 1949, The
Geology of Indonesia, Vol. I.A, [9] Sukandarrumidi, 2007, Geologi Mineral
General Geology, Martinos Nijhoff, Logam untuk Explorer Muda, Gadjah
The Haque, Holand.
Mada University Press,Yogyakarta.
[4] Bonita Intan Susimah. 2015.”Bahan
Galian Industri Mangan”. Teknik [10] Widodo, W., Prapto, A.S., dan
Pertambangan Fakultas Teknik Nursahan, I., 2002. Inventarisasi dan
Kebumian dan Energi Universitas Evaluasi Mineral Logam di
Trisakti. Jakarta. Pegunungan Selatan Jawa Timur
(Kabupaten Pacitan, dll), Jawa Timur.
[5] Bronto, S., 2006. Fasies gunung api dan (http://psdg.bgl.esdm.go.id), diakses
aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia, 12 November 2017.
2 (1), h. 59-71
[11] Van Zuidam, R.A. & Van Zuidam-
[6] LPPTUGM. 2018. http://lppt.ugm.ac.id/. Cancelado, F.I. 1979. Terrain analysis
Peralatan Laboratorium. diakses 20 and classification using aerial
photographs. A geomorphological
Januari 2018 pukul 15:00 WIB approach. ITC Textbook of Photo-
interpretation. ITC. Enschede.

Anda mungkin juga menyukai