Anda di halaman 1dari 14

Binamulia Hukum Vol. 7 No.

2, Desember 2018
PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
MEWUJUDKAN TUJUAN PERJANJIAN

Niru Anita Sinaga


Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Jakarta
anita_s1naga@yahoo.com

ABSTRAK
Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Secara umum
perjanjian adalah kesepakatan para pihak tentang sesuatu hal yang melahirkan perikatan/
hubungan hukum, menimbulkan hak dan kewajiban dan apabila tidak dijalankan sebagaimana
yang diperjanjikan akan menimbulkan sanksi. Tujuan dibuatnya perjanjian adalah sebagai
dasar penyelesaian apabila timbul masalah di kemudian hari agar para pihak terlindungi,
mendapatkan kepastian hukum, dan keadilan. Penelitian ini membahas hal-hal yang harus
diperhatikan atau dipenuhi dalam membuat perjanjian dan bagaimana peranan asas-asas
hukum perjanjian dalam mewujudkan tujuan perjanjian. Penyelesaian sengketa perjanjian
hendaklah diselesaikan tidak hanya didasarkan pada apa yang tertulis dalam perjanjian tetapi
memperhatikan keselarasan dari seluruh asas-asas hukum perjanjian, yaitu asas kebebasan
berkontrak, asas konsensualisme, asas kepastian hukum (pacta sunt servanda), asas itikad
baik (good faith), asas kepribadian, asas kepercayaan, asas persamaan hak, asas moral, asas
kepatutan, asas kebiasaan, asas kepastian hukum, asas keseimbangan, dan asas perlindungan.

Kata Kunci: perjanjian, asas perjanjian, tujuan perjanjian.

ABSTRACT
Article 1313 of the Civil Code states that an agreement is an act in which one or more people
bind themselves to one or more other people. In general, the agreement is the agreement of
the parties about a matter that creates a legal relationship, raises the rights and obligations
and if not executed as promised it will impose sanctions. The purpose of the agreement is to
be the basis of a settlement if problems arise later in order to protect the parties, obtain legal
certainty and justice. This study discusses the things that must be considered or fulfilled in
making agreements and how the role of the principles of a legal agreement in realizing the
objectives of the agreement. The settlement of the dispute of the agreement shall be settled
not solely on the basis of what is written in the agreement but to consider the harmony of all
the principles of the law of the agreement, namely the principle of contractual freedom, the
principles of consensualism, the principles of legal certainty (pacta sunt servanda), good
faith principles, personality principles, trust principles, principles of equality of rights,
moral principles, The principle of propriety, customary principle, equilibrium principles,
and The principle of protection.

Keywords: agreement, principles of agreement, the purpose of the agreement.

PENDAHULUAN dari tujuan hukum pada umumnya, yaitu:


Latar Belakang keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum.
Theo Huijbers menguraikan tiga tujuan
Berbicara tentang perjanjian tidak hukum: Pertama, memelihara kepentingan
terlepas dari masalah keadilan. Fungsi umum dalam masyarakat. Kedua, menjaga
dan tujuan hukum perjanjian tidak lepas hak-hak manusia. Ketiga, mewujudkan

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 107


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
keadilan dalam hidup bersama.1 Dalam menjalani kehidupan bersama itu
Apabila dilakukan analisis tentang diperlukan suatu keharmonisan, antara lain:
asas-asas dalam perjanjian harus dimulai Rasa kepedulian, kepekaan, tenggang rasa,
dari filosofi keadilan dalam perjanjian. saling menghormati, dan saling menolong.
Berbicara keadilan sering didengar, namun Di dalam merumuskan dan melaksanakan isi
pemahaman yang tepat justru rumit bahkan perjanjian harus memperhatikan kepentingan
abstrak terlebih apabila dikaitkan dengan semua pihak diperlakukan sama, tidak ada
berbagai kepentingan yang demikian yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah,
kompleks.2 Dalam perjanjian terkandung juga mempunyai hak dan kewajiban yang
makna “janji harus ditepati” atau “janji sama untuk dilindungi.
adalah hutang”. Perjanjian merupakan suatu Secara umum nilai-nilai keadilan
jembatan yang akan membawa para pihak haruslah merupakan pencerminan sikap
untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan hidup karakteristik bangsa Indonesia
dari pembuatan perjanjian tersebut yaitu sebagaimana tertuang dalam Pancasila
tercapainya perlindungan dan keadilan bagi dan UUD 45 yaitu didasarkan pada nilai
para pihak. Dengan perjanjian diharapkan proporsional, nilai keseimbangan, nilai
masing-masing individu akan menepati janji kepatutan, itikad baik, dan perlindungan.
dan melaksanakannya.3 Nilai kemanusiaan didasarkan pada sila
ke 2 dari Pancasila yaitu Kemanusiaan
Konsep dan makna keadilan sebagai
yang adil dan beradab. Dengan demikian,
tujuan dari pembuatan perjanjian yang
semua pihak saling menghormati dan saling
digunakan dalam penelitian ini adalah melindungi dalam mewujudkan cita-cita
dengan menitikberatkan pada peranan asas- bersama. Namun, di dalam pembuatan dan
asas yang terdapat pada hukum perjanjian, pelaksanaan perjanjian tersebut sering tidak
antara lain: asas kebebasan berkontrak, berjalan dengan baik, bahkan menimbulkan
asas konsensualisme, asas kepastian hukum konflik, tidak mencerminkan keadilan bagi
(pacta sunt servanda), asas itikad baik (good para pihak, terutama dalam perjanjian baku.
faith), asas kepribadian, asas kepercayaan, Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan dari
asas persamaan hukum, asas keseimbangan, pembuatan perjanjian tersebut. Hal semacam
asas kepastian hukum, asas moral, ini memerlukan sarana hukum untuk
asas kepatutan, dan asas perlindungan. menyelesaikannya. Eksistensi hukum sangat
Keseluruhan asas ini saling berkaitan satu diperlukan untuk dihormati dan asas-asas
dengan yang lainnya, tidak dapat dipisah- hukum dijunjung tinggi. Asas-asas dalam
pisahkan, diterapkan secara bersamaan, hukum berfungsi sebagai perlindungan
berlangsung secara proporsional dan adil, kepentingan masyarakat. Harapan untuk
dan dijadikan sebagai bingkai mengikat isi menaati hukum dalam praktik hendaklah
perjanjian tersebut. berjalan dengan baik.
Perjanjian haruslah dibuat dan Tolok ukur asas ini dapat dilihat
dilaksanakan berdasarkan akal pikiran sehat sejauh mana para pihak mendapatkan
berdasarkan penghargaan pada nilai-nilai perlindungan hukum apabila timbul
moralitas kemanusiaan. Manusia sebagai masalah dalam pelaksanaan perjanjian.
makhluk ciptaan Tuhan dalam menjalani Dalam penyelesaiannya masih sering tidak
kehidupannya tidak dapat hidup sendiri, menerapkan asas-asas perikatan yang baik
tetapi selalu membutuhkan orang lain. yang diatur dalam hukum perjanjian. Untuk
1. Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: Kanisius, 1982), hlm. 289.
2. Fauzie Yusuf Hasibuan, “Harmonization of the UNIDROIT Principles into the Indonesian Legal System to Achieve
Justice of Factoring Contracts,” Disertasi, (Jakarta: Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Jayabaya, 2015),
hlm. 216.
3. Raymond Wacks, Jurisprudence, (London: Blackstone’s Press Limited, 1995), hlm. 191.

108 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
mengatasinya, dalam pembuatan perjanjian dalam mewujudkan tujuan perjanjian?
perlu diketahui hal-hal apa saja yang harus 2. Manfaat penelitian secara teoretis:
diperhatikan atau dipenuhi dalam membuat a) Penelitian ini diharapkan dapat
perjanjian dan bagaimana peranan asas-asas memberikan pemikiran dalam
hukum perjanjian dalam mewujudkan tujuan pengembangan khasanah ilmu
perjanjian. Hal ini dapat diwujudkan, antara pengetahuan khususnya kepada materi
lain dengan memberikan perlindungan bagi yang menyangkut hukum perjanjian
para pihak, terutama pihak yang dirugikan. secara umum; Hal-hal yang harus
Peranan asas-asas dalam hukum perjanjian diperhatikan atau dipenuhi dalam
harus ditegakkan untuk mewujudkan membuat perjanjian dan Peranan
keadilan. Misalnya, pihak yang dirugikan asas-asas hukum perjanjian dalam
harus dilindungi dengan cara pihak yang telah mewujudkan tujuan perjanjian; b)
melakukan wanprestasi harus menanggung Apabila timbul masalah dalam suatu
akibat/konsekuensi yuridis yaitu haruslah perjanjian, maka asas-asas dapat
menanggung akibat atau hukuman berupa digunakan sebagai landasan untuk
ganti rugi. Asas-asas dijadikan sebagai menyelesaikannya, sehingga keadilan
landasan seseorang melakukan perbuatan bagi para pihak dapat ditegakkan sesuai
hukum dalam membuat suatu perjanjian. dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan asas-asas ini para pihak harus Manfaat praktis: a) Penelitian ini
melaksanakan substansi perjanjian. Dengan diharapkan dapat memberikan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, masukan-masukan kepada regulator
penulis ingin mengetahui dan membahas atau Pemerintah khususnya dalam
lebih dalam tentang perjanjian dengan judul: membuat regulasi yang berkaitan
“Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian dengan perjanjian guna mewujudkan
Dalam Mewujudkan Tujuan Perjanjian” tujuan perjanjian dengan menerapkan
keselarasan seluruh asas hukum
Rumusan Masalah perjanjian yang ada; b) Penelitian ini
Dari latar belakang yang telah diuraikan berguna untuk menambah wawasan
di atas, dirumuskan 2 permasalahan sebagai dengan memberikan gambaran
berikut: bagi pembaca terutama di bidang
1. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan hukum, baik para mahasiswa fakultas
hukum maupun masyarakat tentang
atau dipenuhi dalam membuat
pentingnya penerapan asas-asas
perjanjian? dalam perjanjian serta implikasinya
2. Bagaimana peranan asas-asas hukum terhadap penyelesaian masalah yang
perjanjian dalam mewujudkan tujuan timbul berkaitan dengan perjanjian
perjanjian? sehingga dapat mewujudkan tujuan
Tujuan dan Manfaat Penelitian dari perjanjian yaitu keadilan bagi para
pihak.
Berdasarkan latar belakang dan pokok
permasalahan di atas, tujuan dan manfaat Metode Penelitian
penelitian adalah sebagai berikut: Penelitian ini menggunakan
metode yuridis normatif yaitu dengan
1. Tujuan penelitian: a) Untuk mengetahui menginventarisasi, mengkaji, dan
dan menjelaskan hal-hal apa saja menganalisis, serta memahami hukum
yang harus diperhatikan atau dipenuhi sebagai perangkat peraturan atau norma-
dalam membuat perjanjian; b) Untuk norma positif di dalam sistem perundang-
mengetahui dan menjelaskan bagaimana undangan yang mengatur mengenai
peranan asas-asas hukum perjanjian kehidupan manusia.4 Spesifikasi Penelitian
4. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2003), hlm. 13.

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 109


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
ini adalah penelitian deskriptif analitis yang memberi keadilan bagi para pihak;
merupakan penelitian untuk menggambarkan 2. Middle Range Theory: Keseimbangan.
alur komunikasi ilmiah dan menganalisis Pelaksanaan perjanjian harus dilakukan
masalah yang ada yang akan disajikan secara dengan asas keseimbangan. Asas
deskriptif.5 Jenis data yang digunakan adalah keseimbangan dalam perjanjian
data sekunder. Data sekunder adalah antara merupakan unsur penting, sekaligus
lain mencakup bahan-bahan pustaka yang sebagai upaya penegakan hukum di
terkait penelitian, data sekunder mencakup bidang perjanjian; dan
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
3. Applied Theory: Teori Perlindungan.
dan bahan hukum tersier.6 Pengumpulan
Agar tujuan di bidang perjanjian dapat
data dalam penelitian ini dilakukan melalui
diwujudkan salah satu caranya adalah
studi pustaka. Studi pustaka merupakan
penelaahan terhadap bahan-bahan pustaka dengan jalan melindungi para pihak
yang berkaitan dengan permasalahan yang melalui sarana hukum yang ada.
diteliti. Data dianalisis secara normatif-
kualitatif. PEMBAHASAN
Kerangka Teori Pengertian Perjanjian dan Hukum
Kerangka teori adalah pemikiran atau Perjanjian
butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai Manusia dalam memenuhi berbagai
suatu kasus atau permasalahan yang dapat kepentingannya melakukan berbagai macam
menjadi bahan perbandingan dan pegangan cara, salah satu di antaranya dengan membuat
teoretis. Hal mana dapat menjadi masukan perjanjian. Dalam KUH Perdata perjanjian
eksternal bagi penulis.7 Pada hakikatnya, diatur dalam Buku III (Pasal 1233-1864)
teori merupakan serangkaian proposisi tentang Perikatan. BW menggunakan istilah
atau keterangan yang saling berhubungan kontrak dan perjanjian untuk pengertian
dan tersusun dalam sistem deduksi, yang yang sama. Hal ini dapat dilihat jelas dari
mengemukakan penjelasan atas sesuatu judul Bab II Buku III BW yaitu: Tentang
gejala.8 Umumnya terjadi tiga elemen dalam perikatan-perikatan yang dilahirkan dari
suatu teori. Pertama, penjelasan tentang kontrak atau perjanjian. Dari judul tersebut
hubungan antar berbagai unsur dalam dapat diberikan makna bahwa kontrak dan
suatu teori. Kedua, teori menganut sistem perjanjian dimaknai dengan pengertian yang
deduktif, yaitu sesuatu yang bertolak dari sama. Pengertian tentang perjanjian atau
suatu yang umum (abstrak) menuju suatu kontrak beraneka ragam, antara lain:
yang khusus dan nyata. Ketiga, bahwa teori
memberikan penjelasan atas segala yang Subekti mengatakan, perjanjian adalah
dikemukakannya. Dengan demikian, untuk suatu peristiwa dimana seorang berjanji
kebutuhan penelitian, maka fungsi teori kepada seorang lain atau dimana dua orang
adalah mempunyai maksud/tujuan untuk itu saling berjanji untuk melaksanakan
memberikan pengarahan kepada penelitian suatu hal. Sedangkan perikatan adalah
yang akan dilakukan.9 perhubungan hukum antara dua orang atau
1. Grand Theory: Teori Keadilan. Hukum dua pihak, berdasarkan mana pihak yang
perjanjian lahir dari pemikiran untuk satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
5. Ibid., hlm. 30.
6. Ibid., hlm. 13.
7. M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 1994), hlm. 80.
8. Sri Gambir Melati Hatta, Beli Sewa Sebagai Perjanjian Tak Bernama: Pandangan Masyarakat dan Sikap Mahkamah
Agung, Cetakan 2, (Bandung: Alumni, 2000), hlm. 16.
9. Duane Monette, Thomas Sullivan, dan Cornell DeJong, Applied Social Research, (San Francisco: Halt. Reinhart and
Winston. Inc, 1989), hlm. 31.

110 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban perjanjian adalah: Adanya kaidah hukum,
untuk memenuhi tuntutan tersebut. subjek hukum, adanya prestasi, kata sepakat,
Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan: akibat hukum. Dengan demikian, suatu
“Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan kesepakatan berupa perjanjian atau kontrak
mana satu orang atau lebih mengikatkan pada hakikatnya adalah mengikat, bahkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”10 sesuai dengan Pasal 1338 ayat (1) KUH
Perdata, kesepakatan ini memiliki kekuatan
Black’s Law Dictionary merumuskan
mengikat sebagai undang-undang bagi para
kontrak sebagai berikut: “an agreement
pihak yang membuatnya.
between two or more persons which creates
an obligation, to do or not to do a particular Berdasarkan rumusan pengertian
thing.” Diartikan kontrak adalah perjanjian perjanjian yang telah dikemukakan di atas,
antara 2 (dua) orang atau lebih yang dapat disimpulkan bahwa perjanjian itu terdiri
menciptakan kewajiban untuk melakukan atas:14 ada pihak-pihak, ada persetujuan
atau tidak melakukan suatu tindakan antara pihak-pihak, ada prestasi yang akan
tertentu.11 Untuk mengatur semua yang dilaksanakan, sebab yang halal, ada bentuk
berhubungan dengan perjanjian dibutuhkan tertentu lisan atau tulisan, ada syarat-syarat
suatu hukum yang disebut hukum perjanjian. tertentu sebagai isi perjanjian dan ada tujuan
yang hendak dicapai. Dalam pembuatan
Lawrence M. Friedman mengartikan perjanjian ada beberapa hal penting yang
hukum kontrak adalah: “Perangkat hukum harus diperhatikan antara lain sistem
yang hanya mengatur aspek tertentu pengaturan hukum perjanjian, asas hukum
dari pasar dan mengatur jenis perjanjian perjanjian, syarat sahnya suatu perjanjian,
tertentu.”12 dan bentuk dan jenis-jenis perjanjian. Tujuan
Salim H.S, mengatakan hukum kontrak dari perjanjian adalah sebagai sarana untuk
adalah: “Keseluruhan dari kaidah-kaidah mengatur pertukaran hak dan kewajiban
hukum yang mengatur hubungan hukum diharapkan dapat berlangsung dengan baik,
antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata fair, dan proporsional sesuai kesepakatan
sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.” para pihak.
Menurut Munir Fuady, Hukum bisnis Hal-Hal yang Harus Diperhatikan atau
adalah suatu perangkat kaidah hukum Dipenuhi Dalam Membuat Perjanjian
(termasuk enforcement-nya) yang mengatur 1. Sistem pengaturan hukum perjanjian.
tentang tatacara pelaksanaan urusan atau Sistem pengaturan hukum perjanjian
kegiatan dagang, industri atau keuangan adalah sistem terbuka (open system).
yang dihubungkan dengan produksi Artinya, bahwa setiap orang bebas
atau pertukaran barang atau jasa dengan untuk mengadakan perjanjian, baik
menempatkan uang dari para entrepreneur yang sudah diatur maupun yang
dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu belum diatur di dalam undang-undang.
Disimpulkan dari ketentuan yang
dengan motif (dari entrepreneur tersebut)
tercantum dalam Pasal 1338 ayat (1)
adalah untuk mendapatkan keuntungan.13 KUH Perdata, yang berbunyi “Semua
Dari definisi di atas, dapat dikemukakan perjanjian yang dibuat secara sah
unsur-unsur yang tercantum dalam hukum berlaku sebagai undang-undang bagi
10. R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, (ed.), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata: Burgerlijk Wetboek, Cetakan 8,
(Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), hlm. 338.
11. Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary 6th Edition, (United States of America: West Publishing Co, 1990),
hlm. 322.
12. Lawrence W. Friedman, American Law an Introduction, ed. Wishnu Basuki, (Jakarta: Tatanusa, 2001), hlm. 196.
13. Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Globalisasi, Edisi revisi, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2005), hlm. 2.
14. Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Liberty, 1999), hlm. 82.

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 111


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
mereka yang membuatnya”. Dengan kegiatan hukum sehari-hari. Dengan
kata lain, memberi kebebasan kepada demikian, keseluruhan asas tersebut di
para pihak untuk: Membuat atau tidak atas merupakan hal yang penting dan
membuat perjanjian; Mengadakan mutlak harus diperhatikan bagi para
perjanjian dengan siapa pun; pembuat perjanjian sehingga tujuan
Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, akhir dari suatu kesepakatan dapat
dan persyaratannya dan; Menentukan tercapai dan terlaksana sebagaimana
bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau diinginkan oleh para pihak.
lisan. 4. Bentuk dan jenis-jenis perjanjian.
2. Syarat sahnya suatu perjanjian. Pasal Bentuk perjanjian dapat dibedakan
1320 KUH Perdata menentukan empat menjadi dua macam, yaitu tertulis dan
syarat sahnya perjanjian, yaitu: a)Adanya lisan.
kesepakatan kedua belah pihak; b) 5. Istilah dan ketentuan yang harus
Kecakapan untuk melakukan perbuatan diperhatikan dalam pembuatan
hukum; c) Adanya objek perjanjian; perjanjian: a) Prestasi merupakan
dan d) Adanya causa yang halal. Syarat hal yang harus dilaksanakan dalam
pertama dan kedua disebut syarat suatu perikatan. Pemenuhan prestasi
subjektif karena menyangkut pihak- merupakan hakikat dari suatu
pihak yang mengadakan perjanjian. perikatan; b) Wanprestasi artinya tidak
Syarat ketiga dan keempat disebut dipenuhinya prestasi atau kewajiban
syarat objektif, karena menyangkut yang telah ditetapkan terhadap pihak-
objek dari perjanjian. Apabila syarat pihak tertentu di dalam suatu perikatan,
pertama dan kedua tidak terpenuhi, baik perikatan yang dilahirkan dari
maka perjanjian dapat dibatalkan. suatu perjanjian ataupun perikatan
Jika syarat ketiga dan keempat tidak yang timbul karena undang-undang;
terpenuhi, maka perjanjian itu batal demi dan c) Somasi diatur dalam Pasal
hukum. Artinya, dari semula perjanjian 1238 dan 1243 KUH Perdata. Somasi
dianggap tidak pernah terjadi. adalah teguran dari si berpiutang
3. Asas hukum perjanjian. Selain syarat (kreditor) kepada si berutang (debitor)
sahnya suatu perjanjian yang diatur agar dapat memenuhi prestasi sesuai
dalam Pasal 1320 KUH Perdata, dalam dengan isi perjanjian yang telah
pelaksanaannya perjanjian juga harus disepakati antara keduanya. Ada tiga
memperhatikan dan menerapkan asas- cara terjadinya somasi itu, yaitu: 1)
asas dalam hukum perjanjian.15 Di Debitor melaksanakan prestasi yang
dalam hukum perjanjian dikenal asas- keliru, misalnya kreditor menerima
asas hukum perjanjian, yaitu: Asas sekeranjang jambu seharusnya
Konsensualisme, Asas Kebebasan sekeranjang apel; 2) Debitor tidak
Berkontrak, Asas Kekuatan Mengikat memenuhi prestasi pada hari yang
Perjanjian (pacta sunt servanda), telah dijanjikan; dan 3) Prestasi yang
Asas Itikad Baik (good faith), Asas dilakukan oleh debitor tidak lagi berguna
Kepercayaan, Asas Personalitas, bagi kreditor setelah lewat waktu yang
Asas Persamaan Hukum, Asas diperjanjikan; d) Ganti rugi. Ada dua
Keseimbangan, Asas Kepastian Hukum, sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti
Asas Moral, Asas Kepatutan, Asas rugi karena wanprestasi dan perbuatan
Kebiasaan dan Asas Perlindungan. Asas- melawan hukum. Ganti rugi karena
asas inilah yang menjadi dasar pijakan wanprestasi diatur dalam buku III KUH
bagi para pihak dalam menentukan Perdata. Sedangkan ganti rugi karena
dan membuat suatu perjanjian dalam perbuatan melawan hukum diatur
15. Anita Kamilah, Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer/BOT) Membangun Tanpa Harus Memiliki Tanah:
Perspektif Hukum Agraria, Hukum Perjanjian, dan Hukum Publik, (Bandung: Keni Media, 2013), hlm. 97.

112 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
dalam Pasal 1365 KUH Perdata; e) ketentuan umum; dan bagian penutup:
Keadaan memaksa. Keadaan memaksa subbagian kata penutup dan subbagian
adalah suatu keadaan dimana debitor ruang penempatan tanda tangan;
tidak dapat melakukan prestasinya dan c) pasca penyusunan perjanjian.
kepada kreditor, yang disebabkan Apabila perjanjian telah dibuat dan
adanya kejadian yang berada di luar ditandatangani oleh para pihak.
kekuasaannya. Misalnya, karena adanya Bentuk-Bentuk Penyelesaian Sengketa
gempa bumi, banjir bandang, lahar, dan
Pada dasarnya setiap perjanjian
lain-lain; dan f) Risiko.
(perjanjian) yang dibuat para pihak harus
6. Hal-hal yang diperhatikan oleh para dapat dilaksanakan dengan sukarela atau
pihak yang akan mengadakan dan itikad baik, namun dalam kenyataannya
membuat perjanjian: kewenangan perjanjian yang dibuatnya seringkali
hukum para pihak; perpajakan; alas dilanggar. Pola penyelesaian sengketa dapat
hak yang sah; masalah keagrariaan; dibagi menjadi dua macam, yaitu melalui
pilihan hukum; penyelesaian sengketa;
pengadilan, dan alternatif penyelesaian
pengakhiran perjanjian, dan bentuk
sengketa. Penyelesaian melalui pengadilan
perjanjian standar.
adalah suatu pola penyelesaian sengketa yang
Hal Lain yang Harus Diperhatikan terjadi antara pihak yang diselesaikan oleh
1. Penyusunan perjanjian, antara lain: a) pengadilan. Putusannya bersifat mengikat.
Pra penyusunan perjanjian. Sebelum Sedangkan penyelesaian sengketa melalui
perjanjian disusun, ada empat hal yang alternatif penyelesaian sengketa (ADR)
harus diperhatikan oleh para pihak, adalah lembaga penyelesaian sengketa
antara lain: identifikasi para pihak, atau beda pendapat melalui prosedur yang
penelitian awal aspek terkait, pembuatan disepakati para pihak, yakni penyelesaian
memorandum of understanding (MOU), di luar pengadilan dengan cara konsultasi,
Negosiasi; b) Tahap penyusunan. negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian
pembuatan draf pertama, yang meliputi: ahli.
judul perjanjian, pembukaan (biasanya
Tujuan Pembuatan Perjanjian
berisi tanggal pembuatan perjanjian),
pihak-pihak dalam perjanjian, recital Tujuan yang hendak dicapai dalam
(penjelasan resmi/latar belakang perjanjian adalah isi dari perjanjian itu sendiri.
terjadinya suatu kontrak), isi perjanjian Dalam menentukan isi perjanjian meskipun
(inti perjanjian yang dikehendaki, didasarkan atas kebebasan berkontrak,
hak, dan kewajiban), penutup (tata akan tetapi tidak boleh bertentangan
cara pengesahan suatu perjanjian). dengan ketertiban umum, kesusilaan dan
Di sini perlu: saling menukar draf tidak dilarang oleh undang-undang. Hal
perjanjian, jika perlu diadakan revisi, yang diperjanjikan berupa: memberikan
dilakukan penyelesaian akhir, penutup sesuatu, berbuat sesuatu, tidak berbuat
dengan penandatanganan kontrak oleh sesuatu. Masing-masing pihak berhak untuk
masing-masing pihak. Dalam membuat menerima apa yang dijanjikan oleh pihak
perjanjian perlu diperhatikan bagaimana lain. Bagi pihak yang gagal melaksanakan
membuat struktur yang baik: bagian sesuatu yang telah diperjanjikan, pihak
pendahuluan: subbagian pembuka, lain dapat menggunakan otoritas lembaga
subbagian pencantuman identitas para pengadilan untuk melaksanakan kontrak
pihak (caption), subbagian penjelasan; tersebut bahkan untuk memperoleh ganti
bagian isi: klausula definisi, klausula rugi atau pemulihan lain yang dimungkinkan
transaksi, klausula spesifik, dan klausula oleh hukum.16 Dengan memperhatikan hal di
16. Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Bisnis, (Bandung: Mandar Maju, 2003), hlm. 28.

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 113


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
atas, diharapkan tujuan pembuatan perjanjian hukum perjanjian yang ditemukan di dalam
yaitu terciptanya keadilan, ketertiban, dan KUH Perdata pada satu pihak dengan cara
kepastian hukum. berpikir bangsa Indonesia di pihak lain telah
Para pihak melakukan suatu perjanjian difungsikan.19
lazimnya dilandasi suatu tujuan atau Menurut Soepomo tujuan keempat
maksud tertentu yang dilandaskan pada dari suatu perjanjian adalah mencapai
kehendak yang telah diungkapkan, yaitu keseimbangan, kepantasan, atau sikap
dalam bentuk janji-janji di antara para pihak sosial tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk
yang terkait. Di dalam dunia ekonomi, mencerminkan rasa syukur atau kepuasan
perjanjian merupakan instrumen yang dan upaya secara sadar untuk menggapai
terpenting untuk mewujudkan perubahan- peluang eksistensi immateriil (immateriele
perubahan ekonomi dalam pembagian zijnsmogelijkheid).
barang dan jasa. Perjanjian memiliki tujuan Atas hal tersebut, Rawls berpendapat
untuk menciptakan keadaan yang lebih baik bahwa: Happiness (kepuasan batin) seperti
bagi kedua belah pihak. Dalam pandangan di atas merupakan landasan dari asas the
Patrick S. Atiyah, perjanjian memiliki tiga good of justice yang mencakup dua aspek
tujuan dasar, sebagaimana digambarkan di yaitu;
bawah ini:17 “....one is the successful execution of a
1. Memaksakan suatu janji dan melindungi rational plan (the schedule of activities
harapan wajar yang muncul darinya; and aims) which a person strives to
2. Mencegah pengayaan (upaya realize, the other is his state of mind, his
memperkaya diri) yang dilakukan sure of confidence supported by good
secara tidak adil atau tidak benar; dan reason that his success will endure....”20
3. To prevent certain kinds of harm. Syarat keseimbangan sebagai tujuan
keempat dicapai melalui kepatutan sosial,
Di samping ketiga tujuan yang eksistensi immateriil yang dicapai dalam
disebutkan di atas, Herlien Budiono jiwa keseimbangan. Dalam suatu perjanjian,
menambahkan tujuan keempat dari kepentingan individu dan masyarakat akan
perjanjian yaitu mencapai keseimbangan. bersamaan dijamin oleh hukum objektif.
Antara kepentingan sendiri dan kepentingan Perjanjian dari sudut substansi atau maksud
dan tujuan ternyata bertentangan dengan
terkait dari pihak lawan, yang diturunkan dari
kesusilaan dan/atau ketertiban umum akan
asas laras (harmoni) di dalam hukum adat.18 batal demi hukum dan pada hakikatnya
Penutupan suatu perjanjian yang berjalan hal serupa akan berlaku berkenaan dengan
sepenuhnya sebagaimana dikehendaki perjanjian yang bertentangan dengan undang-
para pihak memberikan arti bahwa tujuan undang. Di dalam perjanjian terkandung
akhir perjanjian akan tercapai dan secara makna “janji harus ditepati” atau “janji adalah
hutang.” Dengan perjanjian diharapkan
umum telah tercipta “kepuasan,” sehingga
masing-masing individu akan menepati janji
jiwa atau semangat keseimbangan sebagai dan melaksanakannya.21 Dengan adanya
suatu asas yang mengharmonisasikan perjanjian diharapkan pihak-pihak yang
pranata-pranata hukum dan asas-asas pokok terlibat di dalamnya dapat menjadikkan bisnis
17. Stephen A. Smith dan Patrick S. Atiyah, An Introduction to the Law of Contract, Edisi 5, (New York: Oxford
University Press, 1995), hlm. 35.
18. Herlien Budiono dan Tristam P Moeliono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia: Hukum Perjanjian
Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 310.
19. Kamilah, Op.cit., hlm. 105.
20. John Rawls, A Theory of Justice, (London: Oxford University Press, 1992), hlm. 549.
21. Wacks, Op.cit., hlm. 191.

114 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan masyarakat masuk ke dalam hukum. Dengan
yang telah disetujui, melakukannya dengan demikian, asas hukum menjadi semacam
keseimbangan, dan sebagai dasar untuk sumber untuk menghidupi tata hukumnya
menyelesaikan apabila timbul masalah di dengan nilai-nilai etis, moral, dan sosial
kemudian hari.
masyarakatnya.24
Berkaitan dengan isi atau maksud dan
Asas hukum merupakan landasan yang
tujuan perjanjian para pihak memperluas
paling luas bagi lahirnya suatu peraturan
dengan meningkatkan pengharapan untuk
hukum. Ini berarti bahwa peraturan-peraturan
mencapai prestasi yang dipercayakan di
hukum pada akhirnya dapat dikembalikan
kemudian hari. kepada asas-asas tersebut.25 Asas hukum
Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian berfungsi sebagai pedoman atau arahan
Dalam Mewujudkan Tujuan Perjanjian orientasi berdasarkan mana hukum dapat
Sejumlah prinsip atau asas hukum dijalankan. Asas-asas hukum tersebut tidak
merupakan dasar bagi hukum perjanjian. saja akan berguna sebagai pedoman ketika
Prinsip-prinsip atau asas-asas utama menghadapi kasus-kasus sulit, tetapi juga
dianggap sebagai sokoguru hukum dalam hal menerapkan aturan.26
perjanjian, memberikan sebuah gambaran Di dalam hukum perjanjian dikenal
mengenai latar belakang cara berpikir yang lima asas penting yaitu:27
menjadi dasar hukum perjanjian. Satu dan 1. Asas kebebasan berkontrak (freedom
of contract). Dapat dianalisis dari
lain karena sifat fundamental hal-hal tersebut,
ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH
maka prinsip-prinsip utama itu dikatakan Perdata yang berbunyi “Semua
pula sebagai prinsip-prinsip dasar.22 Asas perjanjian yang dibuat secara sah
hukum merupakan landasan yang paling berlaku sebagai undang-undang
luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. bagi mereka yang membuatnya.”
Ini berarti bahwa peraturan-peraturan hukum Berdasarkan asas kebebasan
pada akhirnya dapat dikembalikan kepada berkontrak, maka orang pada asasnya
dapat membuat perjanjian dengan isi
asas-asas tersebut.23 Asas berfungsi sebagai
yang bagaimanapun juga, asal tidak
pedoman atau arahan orientasi berdasarkan bertentangan dengan undang-undang,
mana hukum dapat dijalankan. kesusilaan dan ketertiban umum. Ruang
Menurut Satjipto Rahardjo, asas lingkup asas kebebasan berkontrak,
hukum dapat diartikan sebagai suatu hal menurut hukum perjanjian Indonesia
adalah: kebebasan untuk membuat atau
yang dianggap oleh masyarakat hukum
tidak membuat perjanjian, kebebasan
yang bersangkutan sebagai basic truth atau untuk memilih pihak dengan siapa ia
kebenaran asasi, sebab melalui asas-asas ingin membuat perjanjian, kebebasan
hukum itulah pertimbangan etis dan sosial untuk menentukan atau memilih kausa
22. Herlien Budiono, Het Evenwichtbeginsel Voor Het Indonesisch Contractenrecht, (Holland: Diss Leiden, 2001),
hlm. 64. “Sebagai Prinsip-Prinsip Hukum Kontrak, Nieuwenhu adalah menyebutkan: asas otonomi, asas kepercayaan
dan asas kausa (Drie beginselen van het contracten recht).”
23. Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Cetakan 2, (Bandung:
Refika Aditama, 2007), hlm. 50.
24. Satjipto Rahardjo, “Peranan dan Kedudukan Asas-Asas Hukum Dalam Kerangka Hukum Nasional,” dalam Seminar
dan Lokakarya Ketentuan Umum Peraturan Perundang-Undangan, (Jakarta, 2000).
25. Ibrahim dan Sewu, Loc.it.
26. Kamilah, Op.cit., hlm. 97.
27. Salim H.S, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 9.

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 115


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
dari perjanjian yang akan dibuatnya, melahirkan perjanjian cukup dengan
kebebasan untuk menentukan sepakat saja dan bahwa perjanjian
objek perjanjian, kebebasan untuk itu (dan perikatan yang ditimbulkan
menentukan bentuk suatu perjanjian, karenanya) sudah dilahirkan pada saat
dan kebebasan untuk menerima atau atau detik tercapainya konsensus. Untuk
menyimpang ketentuan undang-undang terjadinya sebuah persetujuan pada
yang bersifat opsional (aanvullend, umumnya persesuaian kehendak yang
optional).28 memenuhi persyaratan-persyaratan
Berlakunya asas kebebasan berkontrak tertentu adalah sebuah kontrak yang sah
ini tidaklah mutlak, KUH Perdata menurut hukum.29 Asas konsensualisme
memberikan pembatasan atau ketentuan dapat disimpulkan dalam Pasal 1320
terhadapnya, inti pembatasan tersebut ayat (1) KUH Perdata. Pada pasal
dapat dilihat antara lain: tersebut ditentukan bahwa salah satu
syarat sahnya perjanjian adalah adanya
a. Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata, kata kesepakatan antara kedua belah
bahwa perjanjian tidak sah apabila pihak.
dibuat tanpa adanya sepakat dari
pihak yang membuatnya; 3. Asas pacta sunt servanda. Baik dalam
sistem terbuka yang dianut oleh
b. Pasal 1320 ayat (2) KUH Perdata, hukum perjanjian ataupun bagi prinsip
kebebasan yang dibatasi oleh kekuatan mengikat, kita dapat merujuk
kecakapan untuk membuat suatu pada Pasal 1374 ayat (1) BW (lama)
perjanjian; atau Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata:
c. Pasal 1320 ayat (4) jo Pasal “Semua persetujuan yang dibuat secara
1337 KUH Perdata, menyangkut sah berlaku sebagai undang-undang bagi
causa yang dilarang oleh undang- mereka yang membuatnya.” Adagium
undang atau bertentangan dengan (ungkapan) pacta sunt servanda
kesusilaan baik atau bertentangan diakui sebagai aturan bahwa semua
dengan ketertiban umum; persetujuan yang dibuat oleh manusia
d. Pasal 1332 KUH Perdata batasan secara timbal-balik pada hakikatnya
kebebasan para pihak untuk bermaksud untuk dipenuhi dan jika
membuat perjanjian tentang objek perlu dapat dipaksakan, sehingga
yang diperjanjikan; secara hukum mengikat.30 Dengan
e. Pasal 1335 KUH Perdata, tidak kata lain, perjanjian yang diperbuat
adanya kekuatan hukum untuk secara sah berlaku seperti berlakunya
suatu perjanjian tanpa sebab, atau undang-undang bagi para pihak yang
sebab yang palsu atau terlarang; dan membuatnya (Pasal 1338 ayat (1) dan
f. Pasal 1337 KUH Perdata, larangan ayat (2) KUH Perdata. Artinya, para
terhadap perjanjian apabila pihak harus mentaati apa yang telah
bertentangan dengan undang- mereka sepakati bersama.
undang, kesusilaan baik atau 4. Asas itikad baik. Dalam Pasal 1338 ayat
ketertiban umum. (3) KUH Perdata, disebutkan bahwa
2. Asas konsensualisme (concensualism). perjanjian harus dilaksanakan dengan
Asas konsensualisme mempunyai itikad baik. Sebenarnya itikad baik
arti yang terpenting, bahwa untuk yang disebut dalam bahasa Belanda
28. Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjanjian
Kredit Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, (Jakarta: Institute Bankir Indonesia, 1993), hlm. 147.
29. Budiono, Op.cit., hlm. 66.
30. Ibrahim dan Sewu, Op.cit., hlm. 98.

116 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
dengan te goeder trouw, yang sering melainkan juga untuk kepentingan ahli
juga diterjemahkan dengan kejujuran, warisnya dan untuk orang-orang yang
dapat dibedakan atas 2 (dua) macam, memperoleh hak dari padanya.
yaitu: (1) Itikad baik pada waktu akan Di samping kelima asas itu, di
mengadakan perjanjian; dan (2) Itikad dalam Lokakarya Hukum Perikatan yang
baik pada waktu melaksanakan hak-hak diselenggarakan oleh badan Pembinaan
dan kewajiban-kewajiban yang timbul Hukum Nasional, Departemen Kehakiman
dari perjanjian tersebut.31 Adapun dari tanggal 17-19 Desember 1985
suatu perjanjian dilaksanakan dengan telah berhasil dirumuskan 8 asas hukum
itikad baik atau tidak, akan tercermin perikatan nasional. Kedelapan asas itu:
pada perbuatan-perbuatan nyata orang asas kepercayaan, asas persamaan hukum,
yang melaksanakan perjanjian tersebut. asas keseimbangan, asas kepastian hukum,
Meskipun itikad baik dalam pelaksanaan asas moral, asas kepatutan, asas kebiasaan,
perjanjian itu terletak pada hati sanubari dan asas perlindungan.33 Secara garis besar
manusia yang sifatnya subjektif, tetapi maksud masing-masing asas ini adalah
itikad baik itu pun dapat diukur juga sebagai berikut:34
secara objektif. 1. Asas Kepercayaan. Seorang yang
mengadakan perjanjian dengan pihak
5. Asas kepribadian (personality). Asas lain, harus dapat menumbuhkan
kepribadian tercantum dalam Pasal kepercayaan diri di antara kedua pihak
1340 KUH Perdata: “Suatu perjanjian bahwa satu sama lain akan memenuhi
hanya berlaku antara pihak-pihak yang prestasinya dikemudian hari. Tanpa
membuatnya. Suatu perjanjian tidak adanya kepercayaan itu maka perjanjian
itu tidak mungkin akan diadakan kedua
dapat membawa rugi kepada pihak-
belah pihak, dengan kepercayaan ini
pihak ketiga; tak dapat pihak-pihak kedua pihak mengikatkan dirinya untuk
ketiga mendapat manfaat karenanya, keduanya perjanjian itu mempunyai
selain dalam hal yang diatur dalam kekuatan mengikat sebagai undang-
Pasal 1317.”32 Pasal 1315 KUH undang;
Perdata menegaskan: “Pada umumnya 2. Asas Persamaan Hak. Asas ini
seseorang tidak dapat mengadakan menempatkan para pihak di dalam
perikatan atau perjanjian selain untuk persamaan derajat, tidak ada perbedaan,
dirinya sendiri.” Namun demikian, walaupun ada perbedaan kulit, bangsa,
ketentuan itu terdapat pengecualiannya kepercayaan, kekuasaan, jabatan, dan
lain-lain;
sebagaimana pengantar dalam Pasal
1317 KUH Perdata yang menyatakan: 3. Asas Moral. Asas ini terlibat dalam
“Dapat pula perjanjian diadakan untuk perikatan wajar, dimana suatu perbuatan
sukarela dimana perbuatan seseorang
kepentingan pihak ketiga, bila suatu
tidak menimbulkan hak baginya untuk
perjanjian yang dibuat untuk diri menggugat kontra prestasi dari pihak
sendiri, atau suatu pemberian kepada debitor. Juga hal ini terlihat di dalam
orang lain, mengandung suatu syarat zaakwaarneming, dimana seseorang
semacam itu.” Sedangkan di dalam yang melakukan suatu perbuatan dengan
Pasal 1318 KUH Perdata, tidak hanya sukarela (moral) yang bersangkutan
mengatur perjanjian untuk diri sendiri, mempunyai kewajiban (hukum)
31. Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perdata, Cetakan 7, (Bandung: Sumur Bandung, 1979), hlm. 56.
32. Subekti dan Tjitrosudibio, Op.cit., Pasal 1340 ayat (1).
33. H.S, Op.cit., hlm. 13.
34. Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni, 1994), hlm. 42-44.

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 117


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
untuk meneruskan dan menyelesaikan diharapkan masing-masing individu akan
perbuatannya, asas ini terdapatnya menepati janji dan melaksanakannya.35
dalam Pasal 1339 KUH Perdata; Berdasarkan hal tersebut, terdapat
4. Asas Kepatutan. Asas ini dituangkan hubungan antara keadilan dan perjanjian
dalam Pasal 1339 KUH Perdata. Asas yang bersifat keterikatan, sehingga dalam
kepatutan di sini berkaitan dengan pembentukan suatu perjanjian harus
ketentuan-ketentuan mengenai isi dilandasi keadilan. Tujuan dari perjanjian
perjanjian; tidak semata-mata pada saat terjadi apa
5. Asas Kebiasaan. Asas ini diatur dalam yang diinginkan saat itu, tetapi juga harapan
Pasal 1339 jo 1347 KUH Perdata, dimasa depan yang terwujud melalui
yang dipandang sebagai bagian dari perbuatan hukum terkait.36
perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya Masalah keadilan berkaitan secara
mengikat untuk hal-hal yang diatur timbal-balik dengan kegiatan bisnis. Dalam
secara tegas, tetapi juga hal-hal yang praktik, walaupun asas kebebasan berkontrak
dalam keadaan dan kebiasaan yang dikedepankan untuk mencapai kesepakatan
diikuti; pembentukan perjanjian ternyata masih
6. Asas Kepastian Hukum. Kepastian menimbulkan banyak persoalan hukum,
sebagai suatu figur hukum harus khususnya yang terkait dengan pelaksanaan
mengandung kepastian hukum. perjanjian itu sendiri, masih belum
Kepastian ini terungkap dari kekuatan mampu mengakomodir keseimbangan dan
mengikat perjanjian itu, yaitu sebagai perlindungan di antara para pihak sehingga
undang-undang bagi para pihak; berakibat belum dapat menjamin keadilan
dalam melakukan perjanjian. Dalam
7. Asas keseimbangan. Keseimbangan memahami keberadaan asas proposionalitas
sangat perlu guna mewujudkan tidak terlepas dari asas-asas pokok hukum
perlindungan dan keadilan bagi para perjanjian.37 Pemahaman ini perlu untuk
pihak. Asas ini menghendaki kedua mengetahui cara kerja asas proposionalitas
pihak memenuhi dan melaksanakan dengan asas-asas hukum perjanjian yang
perjanjian itu. Asas keseimbangan lain. Asas-asas tersebut tidak terpisah,
ini merupakan kelanjutan dari asas namun dalam berbagai hal saling mengisi
persamaan; dan dan melengkapi. Melalui pendekatan ini,
8. Asas perlindungan. Semua pihak yang ada tujuan yang hendak dicapai yaitu
terlibat dalam suatu perjanjian harus tercipta suatu hubungan kontraktual yang
sama-sama dilindungi kepentingannya. proporsional antara pelaku bisnis, sebagai
Sehubungan dengan keadilan dalam suatu pola hubungan win-win solution yang
perjanjian, beberapa sarjana mengajukan mencerminkan suatu hubungan simbiosis
pemikiran tentang keadilan yang berbasis mutualisme.
perjanjian antara lain J. Locke, J.J. Akan tetapi dalam praktiknya sekarang
Rousseau, Immanuel Kant, serta John Rawls. ini, Indonesia sebagai negara hukum belum
Para pemikir tersebut menyadari bahwa bisa memberikan keadilan secara merata.
masyarakat bisnis tidak akan berjalan tanpa Banyak para pencari keadilan merasa tidak
adanya perjanjian yang melahirkan hak dan puas dan kecewa. Dalam penerapan hukum
kewajiban. Tanpa perjanjian orang tidak akan oleh penegak hukum di Indonesia saat ini,
bersedia untuk terikat dan bergantung pada seringkali para penegak hukum menjalankan
pernyataan pihak lain. Dengan perjanjian tugasnya tidak sesuai dengan aturan yang ada.
35. Wacks, Loc.it.
36. Hasibuan, Op.cit., hlm. 42.
37. Ibid., hlm. 229.

118 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
Untuk mengatasi hal tersebut, setiap berfungsi sebagai pedoman atau arahan
permasalahan yang timbul dalam hal ini orientasi berdasarkan mana hukum
permasalahan di bidang perjanjian haruslah dapat dijalankan. Agar perlindungan
diselesaikan dengan peraturan yang berlaku dan keadilan terwujud dalam suatu
dengan memperhatikan syarat-syarat sahnya perjanjian, diperlukan keselarasan dari
perjanjian, asas-asas atau prinsip-prinsip seluruh asas-asas hukum perjanjian,
dalam hukum perjanjian. Agar perlindungan yaitu asas kebebasan berkontrak, asas
dan keadilan terwujud dalam suatu perjanjian, konsensualisme, asas kepastian hukum
diperlukan keselarasan dari seluruh asas- (pacta sunt servanda), asas itikad
asas hukum perjanjian, yaitu asas kebebasan baik (good faith), asas kepribadian,
berkontrak, asas konsensualisme, asas asas kepercayaan, asas persamaan
kepastian hukum (pacta sunt servanda), asas hak, asas moral, asas kepatutan, asas
itikad baik (good faith), asas kepribadian, kebiasaan, asas kepastian hukum, asas
asas kepercayaan, asas persamaan hukum, keseimbangan, dan asas perlindungan.
asas keseimbangan, asas kepastian hukum, Keseluruhan asas ini saling berkaitan
asas moral, asas kepatutan, dan asas
satu dengan yang lainnya, tidak
perlindungan. Keseluruhan asas ini saling
dapat dipisah-pisahkan, diterapkan
berkaitan satu dengan yang lainnya, tidak
dapat dipisah-pisahkan, diterapkan secara secara bersamaan, berlangsung secara
bersamaan, berlangsung secara proporsional proporsional dan adil, dan dijadikan
dan adil, dan dijadikan sebagai bingkai sebagai bingkai mengikat isi perjanjian
mengikat isi perjanjian tersebut. Dengan tersebut. Dengan demikian diharapkan
demikian diharapkan penerapan hukum penerapan hukum yang ideal dan
yang ideal dan dikehendaki dapat terwujud. dikehendaki dapat terwujud.
Saran
PENUTUP 1. Para pihak yang hendak melakukan
Kesimpulan perjanjian harus benar-benar memahami
betapa pentingnya peranan asas-asas
1. Hal-hal yang harus diperhatikan hukum perjanjian dalam pembuatan
atau dipenuhi dalam membuat suatu dan pelaksanaan perjanjian.
perjanjian, antara lain: apa itu perjanjian; 2. Apabila timbul masalah yang
tujuan pembuatan perjanjian; syarat berhubungan dengan perjanjian,
sahnya suatu perjanjian; asas-asas diharapkan hakim yang menangani
hukum perjanjian; bentuk dan jenis- dalam putusannya tidak hanya
jenis perjanjian; istilah dan ketentuan berdasarkan pada apa yang tertulis dalam
dalam pembuatan perjanjian; sistem perjanjian tetapi harus memperhatikan
pengaturan hukum perjanjian; struktur dan mempertimbangkan keselarasan
dan anatomi perjanjian; bentuk-bentuk dari seluruh asas-asas hukum perjanjian
penyelesaian sengketa; berakhirnya tersebut.
perjanjian.
2. Peranan asas-asas hukum perjanjian DAFTAR PUSTAKA
dalam membuat perjanjian sangat Buku
diperlukan, antara lain: asas-asas utama Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum
dianggap sebagai sokoguru hukum Bisnis. Bandung: Alumni. 1994.
perjanjian; asas hukum merupakan Budiono, Herlien. Het Evenwichtbeginsel
landasan yang paling luas bagi Voor Het Indonesisch Contractenrecht.
lahirnya suatu peraturan hukum; asas Holland: Diss Leiden. 2001.

PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga) 119


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
__________, dan Tristam P Moeliono. Asas Monette, Duane, Thomas Sullivan, dan
Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Cornell DeJong. Applied Social
Indonesia: Hukum Perjanjian Research. San Francisco: Halt. Reinhart
Berlandaskan Asas-Asas Wigati and Winston. Inc. 1989.
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Prodjodikoro, Wirjono. Azas-Azas Hukum
Bakti. 2006. Perdata. Cetakan 7. Bandung: Sumur
Dirdjosisworo, Soedjono. Hukum Bisnis. Bandung. 1979.
Bandung: Mandar Maju. 2003. Rawls, John. A Theory of Justice. London:
Friedman, Lawrence W. American Law Oxford University Press. 1992.
an Introduction. (ed) Wishnu Basuki. Sjahdeini, Sutan Remy. Kebebasan
Edisi Revisi. Jakarta: Tatanusa. Berkontrak dan Perlindungan yang
2001. Seimbang Bagi Para Pihak Dalam
Fuady, Munir. Pengantar Hukum Bisnis, Perjanjian Kredit Perjanjian Kredit
Menata Bisnis Modern di Era Bank di Indonesia. Jakarta: Institute
Globalisasi. Edisi Revisi. Bandung: Bankir Indonesia. 1993.
Citra Aditya Bakti. 2005. Smith, Stephen A, dan Patrick S. Atiyah. An
Garner, Bryan A. Black’s Law Dictionary Introduction to the Law of Contract.
Edisi 5. New York: Oxford University
Sixth Edition. United States of
Press. 1995.
America: West Publishing Co. 1990.
Soekanto, Soerjono, dan Sri Mamudji.
H.S, Salim. Hukum Kontrak: Teori
Penelitian Hukum Normatif: Suatu
dan Teknik Penyusunan Kontrak.
Tinjauan Singkat. Jakarta: RajaGrafindo
Jakarta: Sinar Grafika. 2010.
Persada. 2003.
Hatta, Sri Gambir Melati. Beli Sewa Subekti, R., dan R. Tjitrosudibio, (ed). Kitab
Sebagai Perjanjian Tak Bernama: Undang-Undang Hukum Perdata:
Pandangan Masyarakat dan Sikap Burgerlijk Wetboek. Cetakan 8. Jakarta:
Mahkamah Agung. Cetakan 2. Pradnya Paramita. 1976.
Bandung: Alumni. 2000.
Wacks, Raymond. Jurisprudence. London:
Huijbers, Theo. Filsafat Hukum Dalam Blackstone’s Press Limited. 1995.
Lintasan Sejarah. Yogyakarta:
Hasil Penelitian
Kanisius. 1982.
Hasibuan, Fauzie Yusuf. “Harmonization
Ibrahim, Johannes, dan Lindawaty of the UNIDROIT Principles into the
Sewu. Hukum Bisnis Dalam Indonesian Legal System to Achieve
Persepsi Manusia Modern. Cetakan Justice of Factoring Contracts.”
2. Bandung: Refika Aditama. 2007. Disertasi. Program Doktor Ilmu Hukum
Kamilah, Anita. Bangun Guna Serah Universitas Jayabaya. 2015.
(Build Operate and Transfer/BOT) Prosiding
Membangun Tanpa Harus Memiliki
Rahardjo, Satjipto. “Peranan dan Kedudukan
Tanah: Perspektif Hukum Agraria,
Asas-Asas Hukum Dalam Kerangka
Hukum Perjanjian, dan Hukum Hukum Nasional.” dalam Seminar dan
Publik. Bandung: Keni Media. 2013. Lokakarya Ketentuan Umum Peraturan
Lubis, M Solly. Filsafat Ilmu dan Perundang-Undangan. Jakarta. 2000.
Penelitian. Edisi Revisi. Bandung:
Mandar Maju. 1994.
Mertokusumo, Sudikno. Mengenal
Hukum Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Liberty. 1999.

120 PERANAN ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN... (Niru Anita Sinaga)

Anda mungkin juga menyukai