Anda di halaman 1dari 30

JURNAL PKP

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM SISWA
KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 1 AEKKANOPAN
KECAMATAN KUALUH HULU KABUPATEN
LABUHANBATU UTARA TP.2014-2015

Nama : Melda Ningsih


Nim : 822884036
Email : ningsihmelda40@yahoo.com

ABSTRAK

Melda Ningsih 2015.Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


IPA pada materi Sumber Daya Alam siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan
kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten labuhanbatu Utara T.P 2014-2015 Laporan PKP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penggunaan metode
Demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada materi pokok
Sumber daya alam. Rumusan penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sumber daya alam siswa
kelas IV SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten
Labuhanbatu Utara T.P 2014-2015. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. PadaSiklus I
siswa yang tuntas ada7 orang dan13 orang tidak tuntas. Pada Siklus II, siswa yang
tuntas17 orang dan 3 orang tidak tuntas. Hasil yang dicapai siswa meningkat dari yang
semula nilai tertinggi PraSiklus adalah 70 Siklus I meningkat 80 dan pada Siklus II
meningkat menjadi 100. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi sumber daya Alam.

Kata Kunci :HasilBelajar, Sumber Daya Alam, MetodeDemonstrasi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menghadapi zaman globalisasi saat ini dengan persaingan yang semakin ketat,
Penguasaan IPA dan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Untuk itu,
berbagai kebijakan telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia, misalnya
penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana, penataran dan
pelatihan serta inovasi pembaruan metode pembelajaran. Namun demikian,dari
hal pengamatan peneliti, hasil belajar siswa ditingkat Sekolah Dasar (SD) masih
sangat memprihatinkan khususnya mata pelajaran IPA.
Dari beberapa pemantauan yang bersifat formal atau non formal, individu
maupun kelompok masyarakat, saat ini banyak siswa yang mengeluh dalam upaya
menerima mata pelajaran IPA. Mereka merasa sangat kurang berkenan, bosan,
dan kurang puas. Hal tersebut diperberat dengan suasana kelas yang monoton dan
fasilitas pratikum yang kurang memadai. Dalam pendidikan formal, IPA diajarkan
sejak dijenjang Sekolah Dasar (SD), yang memberkan pemahaman bahwa betapa
pentingnya mempelajari IPA. Melalui pembelajaran dan pengembangan potensi
diri pada pembelajaran IPA siswa akan memperoleh bekal pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri
terhadap fenomena dan perubahan - perubahan di lingkungan sekitar dirinya,
disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi.Pembelajaran dan pengembangan potensi ini merupakan salah satu
kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam
memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi pada era globalisasi.
Kebermaknaan pembelajaran IPA sangat ditentukan oleh kegiatan-kegiatan
nyata, karena siswa Sekolah Dasar (SD) belum dapat menghubungkan alasan
yang bersifat hipotesis. Pengetahuan tumbuh kembang melalui pengalaman dan
pemahaman akan berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu di
uji dengan pengalaman baru. Dalam hubungannya dengan uraian di atas,
pembelajaran Sains pada umumnya masih dominan menggunakan metode
ceramah dan penugasan yang terkesan kaku, sehingga kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkrit.
Selama ini, siswa kurang diberi kesempatan untuk melakukan observasi,
penyelidikan, memahami sendiri, dan melakukan eksperimen terhadap konsep-
konsep IPA melalui pengalaman nyata. Siswa tidak menyadari apa yang terjadi
dan apa yang dialami di sekitarnya mengandung konsep-konsep ilmiah yang dapat
dipelajari melalui pelajaran IPA. Khususnya Pelajaran IPA dalam materi Sumber
DayaAlam, padahal materi ini sangat penting karena berhubungan dengan segala
sesuatu yang ada di alam dan keberadaannya dapat di manfaatkan manusia dalam
kehidupan sehari –hari. Pengertian sumber daya alam menurut Suryanegara
(1977) :mengatakan bahwa secara definisi sumber daya alam adalah unsur –
unsure lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.
Berdasarkan hasil observasi saya di kelas, khususnya kelas IV terdapat
permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu hasil belajar siswa yang masih
rendah, hal ini dibuktikan dari nilai ulangan pada tanggal 20 April 2015. Dari 20
Siswa hanya 7 siswa yang lulus.Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh
pembelajaran yang bersifat transfer ilmu, sehingga nilai ulangan siswa tidak
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70.
Permasalahan tersebut merupakan indicator bahwa proses belajar mengajar
yang dilakukan kurang berhasil, sehingga untuk mengetahui penyebab-penyebab
ketidak berhasilan tersebut perlu diadakan penelitian tindakan kelas, agar dapat
dibuat rencana perbaikan pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara optimal.
Pada tahap berikutnya penulis melaksanakan observasi langsung secara lebih
mendalam terhadap proses belajar mengajar di kelas dan penggunaan metode
yang tepat yaitu metode Demonstrasi. Metode Demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode Demonstrasi
biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti
benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain
(Cecep, 2005).
Dari latar belakang di atas, maka peneliti melakukan sebuah penelitian yang
berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
pada Materi Sumber Daya Alam Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 1
Aekkanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan batu Utara TP.2014-
2015”.

I. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang teridentifikasi oleh penulis dalam mengangkat
permasalahan ini adalah :
a. IPA merupakan pelajaran yang sulit dimengerti.
b. Siswa sulit dalam memahami pelajaran.
c. Hasil belajar siswa rendah.
d. Metode yang digunakan tidak tepat.
Dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA,guru di bantu dan dibimbing
oleh suvervisor untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat dan strategi
pembelajaran yang berbeda.

2. Analisis Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian tindakan untuk mengkaji lebih mendalam
masalah yang ada.
Adapun peneliti tertarik memilih judul tersebut dengan pertimbangan
sebagai berikut .
a. Peneliti sebagai guru kelas IV merasa perlu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada kompetensi dasar tersebut
b. Peneliti mengupayakan alat peraga buatan peneliti serta menggunakan
secara tepat dan optimal.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka guru merencanakan alternative pemecahan
masalah untuk perbaikan proses pembelajaran diantaranya:
a. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
IPAmateri Sumber Daya Alam di SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan
b. Menerapkan metode demonstrasi pada pelajaran IPApada materi
Sumber Daya Alam di Kelas IV SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan.
c. Penggunaan media gambar yang tepat digunakan agar siswa mudah
memahami materi Sumber Daya Alam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, yang telah dikemukakan di atas maka masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat Meningkatkan Hasil Belajar
IPA pada materi Sumber Daya Alam Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 1
Aekkanopan Kecamatan Kualu Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara
TP.2014-2015?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada materi Sumber Daya Alam Siswa
Kelas IV SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten
Labuhanbatu Utara TP.2014-2015.”

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi Guru
Memberikan pandangan baru sebagai pelaku pendidikan di sekolah yang
bersangkutan,mengenai penerapan metode dan strategi pembelajaran di kelas.
Sehingga guru lebih percaya diri dalam melakukan analisis kinerjanya dalam
kelas dan mampu mengembangkan metode lain untuk mengatasi permasalahan
yang ada di kelasnya baik mata pelajaran IPA atau pelajaran lainnya.
2. Bagi Siswa
Dapat memberikan motivasi sehingga aktifitas siswa dalam setiap proses
pembelajaran meningkat sehingga dapat memenuhi tercapainya ketuntasan
belajar yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi bahan perbandingan untuk perbaikan-perbaikan sejenis.
Selain itu perbaikan ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan perbaikan
pengembangan.Perbaikan ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
sumber informasi mengenai penerapan metode demonstrasi di sekolah.
4. Bagi Mahasiswa
Untuk mengembangkan pengalaman dan wawasan tentang pengaruh
penggunaan media nyata dan metode demonstrasi di sekolah. Hasil ini dapat
dijadikan sebagai acuan untuk melakukan kajian-kajian lebih lanjut pada mata
pelajaran lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi
Menurut Anonim (2009:67) dalam setiap melaksanakan suatu kegiatan dalam
suatu tugas atau pekerjaan selalu menggunakan cara-cara tertentu. Penggunaan
cara-cara tertentu tersebat dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam
tugas/pekerjaan itu dapat berlangsung dengan baik serta dapat mencapai tujuan
sesuai dengan yang diharapkan. Cara-cara yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan pada suatu tugas atau pekerjaan disebut metode.
Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu
siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data
yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan,
akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Sedangkan menurut Drs.Syaiful Bahri Djamarah dan Drs.Aswan Zain dalam
bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar menerangkan bahwa”Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan”
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau
menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat
kebenaran sesuatu. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan,berikut kelebihan
menurut Drs.Syaiful Bahri Djamarah dan Drs.Aswan Zain dalam bukunya yang
berjudul “Strategi Belajar Mengajar”.
1. Kelebihan Metode Demonstrasi
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau
kalimat).
b. Siswa Lebih mudah memahami apa yang di pelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
2. Langkah – Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni :
1) Rumusan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir
2) Persiapan garis besar langkah – langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-
pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong
siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari
suasana yang menegangkan
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas
yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama
tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

B. Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah perubahan yang terjadi pada setiap aspek-aspek itu adalah
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,hubungan
sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Hasil belajar relatif mantap dan
tidak berubah. Perubahan yang demikian, tidak sama dengan perubahan-
perubahan dalam belajar.Oleh karenaitu, tidak semua perubahan yang terjadi pada
diri seseorang dianggap sebagai hasil belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat
tergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku individu yang bersangkutan
terhadap yang dipelajari. Proses pendidikan mempunyai tujuan yang dicapai, yang
dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif (penguasaan
intlektual), bidang efektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang
psikomotorik (kemampuan/keterampilanuntukbertindak/perilaku).
Tipe belajar hasil: kognitif meliputi tipe belajar hasil pengetahuan hafalan, tipe
hasil belajar pemahaman, tipe hasil belajar penerapan, tipe belajar hasil analisis,
dan tipe belajar evaluasi.
Tipe hasil belajar efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sedangkan hasil
belajar bidang psikomotorik tanpa dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
bertindak individu. Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang diantara
ahli yang mempelajari rana-rana kejiwaan tersebut adalah Bloom, Kratwahi dan
Simpson. Mereka ini menyusun penggolongan perilaku berkenaan dengan
kemampuan internal dalam hubungannya dengan pengajaran. Hasil penelitian
mereka dikenal dengan taksonomi instruksional Bloom dan kawan-kawan. Bloom
dan kawan-kawan tergolong pelopor yang mengategorikan jenis perilaku hasil
belajar. Kebaikan toksonomi Bloom terletak pada jenis perilaku yang terkait
dengan kemampuan internal dan kata-kata kerja oprasional jenis perilaku tersebut
juga Sainsndang bersifat hirarkis.
Hasil belajar belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni
faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa ( Sudjana, 1989:39).
Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dari dalam diri siswa
perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark
(1981:21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor
dari luar siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
pembelajaran (Sudjana, 2002:39).
Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajar. Kualitas pengajar yang dimaksud adalah frofesional yang dimiliki oleh
guru. Artinya kemampuan guru baik dibidang kognitif (intlektual). Bidang sikap
(afektif), dan bidang perilaku (psikomotorik) (Sardiman.2006:28)
Dari beberapa pendapat diatas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan peropesional (internal) dan
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah
suatu yang dicapai atau yang diperoleh oleh siswa berkat adanya uasaha atau
fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
nampak pada diri individu pengunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bentuk aspek kehidupan sehingga
nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

C. Tinjauan Materi
1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul
secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusiapada
umumnya.Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik,
sepertihewan, tumbuhan, dan mikroorganisme saja, tetapi juga komponen abiotik,
sepertiminyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan
menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam tak dapat
diperbarui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam
yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.
Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah
beberapa contoh sumber daya alam terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat
berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat
terus berkelanjutan. Sumber daya alam tak dapat diperbarui adalah sumber daya
alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses
pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak
bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya
memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk
sehingga jumlahnya sangat terbatas., minyak bumi dan gas alam pada umumnya
berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama
dibentuk dan berasal dari lingkungan. Perubahan tekanan dan suhu panas selama
jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut
menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
2. Macam Sumber Daya Alam
a. Sumber Daya Tumbuhan
Sumber daya tumbuhan sangat penting bagi manusia maupun hewan.
Manusia dan hewan tidak mungkin hidup tanpa tumbuhan. Beraneka jenis
tumbuhan ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang sengaja
diupayaan oleh manusia.
Menurut asalnya, tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia
adalah tumbuhan hasil hutan serta hasil pertanian dan perkebunan.
b. Tumbuhan Hasil Hutan
Hutan merupakan sebuah areal tanah yang luas yang ditumbuhi tumbuh-
tumbuhan secara alami. Tumbuhan yang ada di hutan sangat beraneka
ragam, ada berupa pepohonan yang tinggi ada juga berupa semak-semak
belukar.
Sumber daya hutan banyak menghasilkan berbagai jenis kayu, seperti
kayu pinus, jati, dammar, mahoni dan cendana. Selain itu, tersedia juga anka
jenis bunga dan tumbuhan lain yang secara langsung maupun tidak langsung
bermanfaat bagi manusia dan hewan.
c. Tumbuhan Hasil Pertanian dan Perkebunan
Selain hasil hutan, tumbuhan ada yang sngaja diupayakan oleh manusia
dilahan pertanian dan perkebunan. Indonesia memiliki tanah yang subur
sehingga sangat cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan. Hasil
pertanian antara lain padi, palawija, rempah-rempah, sayur-sayuran dan
buah-buahan. Hasil perkebunan meliputi kapas, karet, kelapa sawit, the,
kopi, cokelat dan tebu. Semua hasil pertanian dan perkebunan tersebut
sangat penting bagi kehidupan manusia.
3. Sumber Daya Hewan
Beraneka jenis hewan ada di bumi. Semua hewan tersebut dibedakan atas
beberapa kelompok, misalnya mamalia, burung, ikan dan serangga.
Berdasarkan tempat hidupnya hewan dikelompokkan menjadi hewan darat,
hewan air dan hewan amfibi.
Hewan yng hidup di darat ada bermacam-macam. Misalnya semut, ayam,
kuda dan harimau. Demikian juga hewan yang hidup di air pun sangat
beragam. Ada hewan yang hidup di air tawar seperti di kolam, sungai dan
danau. Hewan air tawar misalnya ikan gurame, mujair, mas dan beberapa jenis
udang. Ada hewn yang hidup di air asin (laut). Hewan yang hidup di laut lebih
beraneka ragam lagi. Berbagai jenis ikan kecil, ikan sedang dan ikan besar
dapat dijumpai di laut. Selain ikan di laut banyak pula hewan-hewan lain
seperti udang, ubur-ubur, cumi-cumi, kuda laut, bintang laut dan timun laut.
Berdasarkan cara hidupnya, hewan dikelompokkan menjadi hewan liar dan
hewan peliharaan.
a. Hewan Liar
Hewan liar adalah hewan yang hdup dialam bebas. Hewan liar
bergantung pada makanan yang disediakan oleh alam. Contoh hewan liar
adalah gajah, harimau, banteng, anoa, orang utan, dan berbagai jenis
burung.
b. Hewan Peliharaan
Hewan peliharaan adalah hewan yng dipelihara oleh manusia untuk
diambil manfaatnya atau sekedar untuk hobi dan kesayangan semata.
Hewan yang dipelihara untuk diambil manfaatnya adalah hewan ternak.
Misalnya sapi, kerbau, kuda, kmbing, kelinci dan unggas.
4. Sumber Daya Barang Tambang
Barang tambang merupakan sumber daya alam yang diperoleh dengan cara
ditambang atau digali. Pada umumnya barang tambang berada di dalam tanah.
Barang tambang dikelompokkan menjadi barang tambang mineral dan barang
tambang bukan mineral.
a. Barang Tambang Mineral
Barang tambang mineral bukan berasal dari makhluk hidup, biasanya
berupa batuan. Mineral ada yang mengandung logam dan ada yang tidak
mengandung logam. Batuan mineral yang mengandung logam biasa disebut
juga dengan bijih. Contohnya adalah bijih emas, bijih besi, bijih bauksit, dan
bijih tembaga. Mineral yang tidak mengandung ligam misalnya tanah liat
atau lempung.
b. Barang Tambang Bukan Mineral
Barang tambang bukan mineral berasal dari makhluk hidup, contohnya
adalah minyak bumi dan batu bara. Minyak bumi dan batu bara berasal dari
jasad makhluk hidup yang tertimbun selama berjuta-juta tahun.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian landasan teori, kerangka berfikir, dan penelitian yang
relevan, maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah dengan penggunaan
metode demonstrasi Materi Sumber Daya Alam dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah
1 Aekkanopan, dengan rentang usia antara 9 - 10 Tahun dan siswa yang
berjumlah 20 orang terdiri dari 12 orang laki – laki dan 8 orang perempuan.
2. Tempat
Tempat penelitian di kelas IVB SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan
Jalan Jendral Sudirman No 201 C, kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten
Labuhanbatu Utara, Propinsi Sumatera Utara T.P 2014-2015. SD
Muhammadiyah 1 Aekkanopan adalah tempat dimana penulis bekerja pada
sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data.
3. Waktu Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV , waktu penelitian
dilakukan 20 April – 22 Mei 2015 pada mata pelajaran IPA Jadwal
Penelitian perbaikan pembelajaran dapat dilihat dari table berikut :
No Mata Kelas Prasiklus Siklus I Siklus Tempat
Pelajaran II

1 IPA IVB 20 April 30 April 22Mei SD


2015 2015 2015 Muhammadiyah
1 Aekkanopan

4. Pihak yang membantu


Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan bantuan dari :
a. Supervisor 1 (Bapak Drs. Awaluddin Sitorus, M.Pd) selaku Tutor
pembimbing yang membimbing peneliti dalam penulisan laporan
PKP ini.
b. Supervisor 2 (Ibu Evi Yusnita Sari, S.Pd.) yang membimbing
peneliti dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
c. Kepala SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan (Bapak Lahuddinnur
Harahap,SE) yang member izin dan kesempatan penulis untuk
melakukan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
d. Siswa – siswi kelas IVB SD Muhammadiyah 1Aekkanopan yang
menjadi Subjek Penelitian dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran
e. Semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan
dalam penulisan laporan perbaikanpembelajaran ini.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian dimulai dari pratindakan sedangkan peneliti adalah guru kelas IV
disekolah ini yang mengetahui masalah yang dihadapi selama ini dalam proses
pembelajaran. Untuk pemecahan masalah peneliti akan menggunakan metode
demonstrasi dan langkah – langkah proses pembelajaran metode demonstrasi.
Bentuk pratindakan yang lain adalah hasil belajar IPA selama dari KKM yang
ditetapkan sekolah.
Kurt Lewin menyatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus, setiap
siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan,
(3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat langkah tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:

Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin


Untuk dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran tersebut peneliti
bekerja sama dengan beberapa guru dalam merancang perencanaan pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti sebagai guru yang bertugas meleksanakan rancangan
pembelajaran, sedangkan sepervisor 2 mengamati aktivitas belajar siswa.
Tindakan ini dilaksanakan II siklus. Siklus I dirancang untuk mengidentifikasi
masalah dan siklus II merefleksi siklus I yang rendah.
Tabel 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan
Alur Tahapan pada Siklus 1
No Fase Tindakan Output

 Menyusun RPP sesuai  RPP sesuai hasil reflesi


dengan refleksi
 Menyiapkan lembar  Mengamati bentuk
observasi aktivitas aktivitas siswa selama
1 Perencanaan
siswa. proses pembelajaran.

 Menyiapkan LKS.  Digunakan untuk


mengukur pemahaman
(hasil belajar) siswa

 Melakukan kegiatan
pembelajaran.
 Penyediaan alat yang  Terlaksananya proses
2 Tindakan diperlukan dalam pembelajaran dengan
kegiatan demonstrasi. menggunakan metode
 Penentuan waktu untuk demonstrasi pada materi
persentase. SumberDayaAlam

 Melakukan pengamatan  Teridentifikasi aktivitas


3 Observasi dan pembelajaran yang siswa
meliputi aspek dari
kepribadian siswa yang
terdiri dari :
memperhatikan,
bertanya, menyalin,
memberi tanggapan, dan
bersemangat.
 Melakukan pengamatan
Teridentifikasi
terhadap aktivitas
aktivitas.
peneliti dalam proses
pembelajaran yang
meliputi aktivitas
mengabsen, berdoa
bersama, memotivasi
dan apersepsi,
penjelasan materi,
penjelasan metode,
memberikan tes, pujian,
dan bimbingan
membuat simpulan.

 Melakukan evaluasi  Obsrevasi siswa.


hasil belajar.
 Melakukan  Manganalisis hasil belajar.
4 Refleksi
penganalisaan hasil  Memperbaiki kelamahan
belajar. untuk siklus II.
 Mengidentifikasi
kelemahan pada siklus I
Tabel 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan
Alur Tahapan pada Siklus 2

No Fase Tindakan Output

 Menyusun RPP sesuai  RPP sesuai hasil


dengan refleksi refleksi Siklus I

 Menyiapkan lembar  Mengamati bentuk


1 Perencanaan observasi aktivitas siswa. aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran
 Menyiapkan LKS.
 Digunakan untuk
mengukur pemahaman
(hasil belajar) siswa.

 Melakukan kegiatan  Terlaksananya proses


pembelajaran. pembelajaran dengan
 Bernyanyi bersama menggunakan metode
2 Tindakan  Penyediaan alat yang demonstrasi pada materi
diperlukan dalam SumberDayaAlam
kegiatan demonstrasi.
 Penentuan waktu untuk
persentase.

 Melakukan pengamatan
dan pembelajaran yang
3 Observasi
meliputi aspek dari
kepribadian siswa yang
terdiri dari :
memperhatikan,
bertanya, menyalin,
memberi tanggapan, dan
bersemangat.
 Melakukan pengamatan
terhadap aktivitas
peneliti dalam proses
pembelajaran yang
meliputi aktivitas
mengabsen, berdoa
bersama, memotivasi dan
apersepsi, penjelasan
materi, penjelasan
metode, memberikan tes,
pujian, dan bimbingan
membuat simpulan.

 Melakukan evaluasi hasil  Observasi siswa.


belajar.
4 Refleksi  Melakukan  Manganalisis hasil
penganalisaan hasil belajar.
belajar.
C. TeknikAnalisis Data
Ketuntasan hasil belajar di analisis secara deskriptif dengan melihat skor
hasil belajar, yang diperoleh dari hasil penjumlahan skor kemudian hasilnya
dibagi dua untuk tiap siklus. Skor nilai ketuntasan belajar siswa digunakan rumus
sebagai berikut :
Untuk menghitung ketuntasan secara individu maka rumus :

Sedangkan untuk menghitung ketuntasan klasikal digunakan rumus :

Ketuntasan Individual : jika siswa mencapai nilai > 70


Ketuntasan Klasikal : jika > 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan >
70
Yang mencapai indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah apabila
ada peningkatan hasil dari setiap siklus yaitu tercapainya ketuntasan individual >
70 dan jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut >85 %.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus 1
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka guru melakukan perbaikan
pembelajaran yang di sebut siklus I dan di observasi oleh supervisor 2, Pada
Hari Kamis, 30 April 2015 Pukul 07.55 – 09.55 Wib. Berdasarkan hasil tes
Siklus I untuk mengetahui tentang penguasaan materi Sumber Daya Alam,
maka hasil belajar dari 20 orang anak Kelas IV SD Muhammadiyah 1
Aekkanopan adalah:

Tabel . Nilai Hasil Siklus I


No Siswa Nilai keterangan
1. Ahmad Maulana 60 Belum Tuntas
2. Alfiansya 74 Tuntas
3. Alqorimah 65 Belum Tuntas
4. Aman 75 Tuntas
5. AmandaDevina 72 Tuntas
6. Amelia Ananda 60 Belum Tuntas
7. AnisaRahmalia 60 Belum Tuntas
8. AzkiaAuliaBaruz 80 Tuntas
9. DzakwanZidane 80 Tuntas
10. FadillahRahmadani 68 Belum Tuntas
11. FahrezaHenaldi 69 Belum Tuntas
12. Gita Sabila 65 Belum Tuntas
13. IbnuHusein 50 Belum Tuntas
14. Khairilsyakban 70 Tuntas
15. Muhammad Rizky 70 Tuntas
16. Muhammad Hilmi 65 Tuntas
17. Nabila Khairunisa 60 Belum Tuntas
18. Novita 50 Belum Tuntas
19. NurAiyah 65 Tuntas
20 Nurainun 60 Belum Tuntas
Jumlah 1.318

Dari hasil tes Siklus I tergambar bahwa dari 20 orang murid Kelas IV SD
Muhammadiyah 1 Aekkanopan Tahun Pelajaran 2014/2015 terdapat 13orang
murid atau 65 % belum mencapai nilai Kriteria Ketentuan Minimal (KKM)
yaitu 70. Ini berarti sebesar 65 % belum mencapai kompetensi dasar dalam
menguasai materi Sumber Daya Alam menggunakan metode demonstrasi.
Sedangkan jumlah murid yang lebih dari atau sama dengan nilai KKM adalah
sebesar 35 % atau 7 orang anak.
Berdasarkan perolehan nilai yang dicapai oleh anak didik pada Siklus I,
peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal penting rendahnya hasil belajar
siswa, yaitu:
1. Masih banyak siswa yang belum memahami materi tentang
Sumber Daya Alam.
2. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran belum maksimal.
3. Perlu peningkatan metode pembelajaran dengan menggunakan
waktu yang lebih banyak.
4. Perlu motivasi yang lebih kuat agar peserta lebih bersemangat
belajar.

2. Hasil Tes Siklus II


Setelah diperoleh hasil belajar siswa pada Siklus I yang ternyata
menunjukkan persentase ketuntasan KKM yang masih sedikit (35%), maka
perlu diadakan kegiatan Siklus II. Tujuan dari Siklus II ini tentu untuk
meningkatkan perolehan ketuntasan belajar yang lebih maksimal.
Pada pelaksanaan Siklus II ini peneliti melanjutkan dan menambah
wawasan siswa dengan menyajikan materi pelajaran dengan metode
pembelajaran yang lebih menarik serta penggunaan media gambar. Siswa
lebih banyak melakukan praktek dan diberi keleluasaan untuk mengeluarkan
pendapat atas hasil prakteknya. Perubahan-perubahan ini diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk melakukan tanya jawab atau dialog dengan lebih
baik.
Dan setelah dilakukan perubahan-perubahan seperti yang disebutkan
diatas, maka diperoleh nilai-nilai yang lebih baik seperti yang tertera pada
tabel berikut:
Tabel . Nilai Hasil Siklus II
No Siswa Nilai keterangan
1. Ahmad Maulana 70 Tuntas
2. Alfiansya 75 Tuntas
3. Alqorimah 80 Tuntas
4. Aman 79 Tuntas
5. AmandaDevina 75 Tuntas
6. Amelia Ananda 65 Belum Tuntas
7. AnisaRahmalia 70 Tuntas
8. AzkiaAuliaBaruz 100 Tuntas
9. DzakwanZidane 100 Tuntas
10. FadillahRahmadani 75 Tuntas
11. FahrezaHenaldi 75 Tuntas
12. Gita Sabila 79 Tuntas
13. IbnuHusein 80 Tuntas
14. Khairilsyakban 65 Belum Tuntas
15. Muhammad Rizky 75 Tuntas
16. Muhammad Hilmi 75 Tuntas
17. Nabila Khairunisa 80 Tuntas
18. Novita 65 Belum Tuntas
19. NurAiyah 80 Tuntas
20 Nurainun 75 Tuntas
Jumlah 1.538

Dari hasil tes Siklus II ini terlihat bahwa dari 20 orang murid Kelas IV SD
Muhammadiyah 1Aekkanopan Tahun Pelajaran 2014/2015 terdapat 17 orang
murid atau 85 % telah mencapai nilai Kriteria Ketentuan Minimal (KKM)
yaitu 70. Ini berarti sebesar 85 % sudah mencapai kompetensi dasar yaitu
menjelaskan hubungan antara struktur akar dengan fungsinya. Sedangkan
jumlah murid yang belum mencapai nilai KKM adalah sebesar 15 % atau 3
orang anak.
Jika dibandingkan gambar Siklus I (persentase ketuntasan KKM 35%)
dengan Siklus II (persentase ketuntasan KKM 85%), maka dapat diketahui
ketuntasan siswa dalam mempelajari Sumber Daya Alam telah mengalami
peningkatan yang maksimal.
3. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat
disimpulkan Dalam hal ini pemahaman siswa terhadap materi semakin baik.
Ini dapat dilihat meningkatnya nilai hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus
II.
Hasil belajar dari siklus I dari 20 siswa terdapat 7 siswa (35%) yang tuntas
dan sebanyak 13 siswa (65%) yang Belum tuntas. Jika dibandingkan dengan
siklus II, dari 20 siswa terdapat 17 siswa (85%) yang tuntas dan 3 siswa
(15%) yang tidak tuntas maka dapat dikatakan terjadi peningkatan belajar
sebesar 50%.
Dari hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan pembelajaran
Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi Sumber Daya Alam dikelas lVB, dan juga dapat menarik perhatian
siswa, dapat membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran
berlangsung, serta siswa dapat belajar dengan senang dan apa yang dipelajari
siswa dapat lebih dipahami.
B. Pembahasan Hasil penelitian Perbaikan Pembelajaran
Melalui pendekatan model pembelajaran demonstrasidalam menyelesaikan
soal Sumber Daya Alam yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Akkanopan,
kemampuan siswa sudah meningkat pada siklus I . Hasil penelitian pada test
awal(Prasiklus) sebelum diberikan tindakan diperoleh nilai tertinggi 70 dan hanya
2 siswa (10%) dari 20 siswa yang tuntas. Dan setelah diberikan tindakan pada
siklus I dengan pendekatan model pembelajaran Demonstrasi diperoleh nilai
tertinggi 80 dan hanya 7 siswa (35%) yang tuntas. Namun hasil tersebut belum
memenuhi jumlah persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal 85%.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, diperoleh penigkatan hasil belajar
dari 20 siswa terdapat 17 siswa (85%) yang tuntas dan sebanyak 3 siswa (15%)
yang belum tuntas dengan nilai tertinggi 100. Dari hasil ini, maka dapat dikatakan
bahwa penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA pada Materi Sumber daya Alam dikelas lVB.SD
Muhammadiyah 1 Aekkanopan. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar
siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai saat test awal (Prasiklus), hasil belajar siklus
1 dan hasil belajar siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Perbandingan Nilai Siswa dari Tes Awal, Siklus 1 dan Siklus ll

Nilai Keterangan
No Nama Siswa Tes Awal Siklus I Siklus II
(Prasiklus)
1 Ahmad Maulana 40 60 70 Meningkat
2 Alfiansyah 70 74 75 Meningkat
3 Alqorimah 30 65 80 Meningkat
4 Aman 30 75 79 Meningkat
5 AmandaDevina 70 72 75 Meningkat
6 Amelia Ananda 50 60 65 Meningkat
7 AnisaRahmalia 30 60 70 Meningkat
8 AzkiaAuliaBaruz 50 80 100 Meningkat
9 DzakwanZidane 30 80 100 Meningkat
10 FadillahRahmadani 40 68 75 Meningkat
11 FahrezaHenaldi 30 69 75 Meningkat
12 Gita Sabila 60 65 79 Meningkat
13 IbnuHusein 40 50 80 Meningkat
14 Khairilsyakban 40 70 65 Meningkat
15 Muhammad Rizky 30 70 75 Meningkat
16 Muhammad Hilmi 30 65 75 Meningkat
17 Nabila Khairunisa 30 60 80 Meningkat
18 Novita 40 50 65 Meningkat
19 NurAiyah 50 65 80 Meningkat
20 Nurainun 30 60 75 Meningkat
Jumlah 820 1.318 1.538
Jumlah siswa tuntas 2 7 17
Persen siswa tuntas 10% 35% 85%
Jumlah siswa belum
18 13 3
tuntas
Persen siswa belum
90% 65% 15%
tuntas
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran IPA di Kelas IV SD
Muhammadiyah1 Aekkanopan ini ditemukan beberapa kesimpulan, yakni:
a. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Sumber Daya Alam
siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Aekkanopan kecamatan Kualuh
Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara T.P 2014-2015 adalah dengan
menggunakan metode Demonstrasi dalam proses Pembelajaran
b. Hasil belajar siswa meningkan ditentukan kemampuan guru dalam
menciptakan suasana belajar dan penggunaan media yang tepat
B. Saran Tindak Lanjut
Untuk menerapkan Metode Demonstrasi di kelas memerlukan pendekatan
berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dukungan dari berbagai pihak terutama
suvervisi, kepala sekolah, dan siswa itu sendiri. Dan sebagai tindak lanjut dari
penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Guru sebaiknya menerapkan Metode Demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran IPA di kelas khususnya pada materi Sumber Daya Alam
b. Kepala Sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada setiap guru
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan diluar sekolah berupa loka karya,
seminar, diklat, dan sejenisnya demi mendukung strategi pembelajaran
yang diterapkan guru di sekolah.
c. Siswa diharapkan dapat membangun interaksi atau kerja sama dalam
setiap kegiatan belajar di sekolah bersama guru.
DAFTAR PUSTAKA
 Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: CV
Bhinneka Cipta

 Arikunto, Suharsini. 2011 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT.


Bumi Aksara

 Murjinem, 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran


Sains,

 Hariyanto, 2004. Sains Kelas IV, Jakarta: Penerbit Erlangga.

 Wahyono, Budi. Dan Setyo Nurachmandi, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas 2008.

 http://repository.borneo.ac.ic.id.xmlui/handle/123456789/503

 ANITA SRI W TAHUN 2007 STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


JAKARTA UNIVERSITAS TERBUKA
 ARIKUNTO TAHUN 2006 METODE DOKUMENTASI JAKARTA BINA
AKSARA
 BAHRI SYAIFUL DJAMARAH TAHUN 2000 KEGUNAAN METODE
DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARANJAKARTA RINEKA CIPTA
 ELIZAR TAHUN1999 METODE DEMONTRASI DALAM
PEMBELAJARAN JAKARTA ERLANGGA
 GIMYATI DAN MUJIONO TAHUN 2000 BELJAR DAN
PEMBELAJARANJAKRTA RINEKA CIPTA
 HAMALIK OEMAR 1990 KURIKULUM DAN PEBELAJARAN
JAKARTA BINA AKSARA
 MUJIONO 2002 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN JAKARTA RINEKA
CIPTA
 NASUTION NOEHI 2007 PENDIDIKAN SAINS DI SD JAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
 NAWAWI 1981 HASIL BELAJAR SISWA BANDUNG P[USTAKA
MARTINA
 PURWANTO 1985 METODE OBSERVASI JAKARTA ANGKASA JAYA
 SUKARDI 1983 PEDOMAN PENILAIAN JAKARTA RINEKA CIPTA .

Anda mungkin juga menyukai