KEPERAWATANN KOMUNITAS
OLEH:
MARIA MOI DEU 011171061
DIAN CRISTIANI 01117041
FANSISKUS BORGIAS 011170028
ANDRIANUS F. NAY 0111725
MARIA YULITA 011170035
Puji dansyukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena berkat dan
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Keperawatan Komunitas.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya baik dari segi
materi maupun penulisanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurkannya.
Semoga makalah yang telah penulis susun dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi yang membaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
1. Agar mengetahui tentang konsep home care/home health care.
2. Agar mengetahui tentang konsep perawat keluarga.
3. Agar mengetahui tentang konsep ponkesdes.
2.4 Manfaat
1. Mengetahui tentang konsep home care/home health care.
2. Mengetahui tentang konsep perawat keluarga.
3. Mengetahui tentang konsep ponkesdes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat
(Elisabeth, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan
(Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/klien.
Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan
Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri.
Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.
Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat
wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.
2.3 Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme tersebut (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005), lingkungan
merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi.
Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan
sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
Mencuci tangan pakai sabun.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
Mengelola sampah dengan benar.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
Penyediaan air minum
Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
Pembuangan sampah padat
Pengendalian vector
Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
Higiene makanan, termasuk higiene susu
Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja
Pengendalian kebisingan
Perumahan dan pemukiman
Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
Perencanaan daerah dan perkotaan
Pencegahan kecelakaan
Rekreasi umum dan pariwisata
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah), bencana
alam dan perpindahan penduduk
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Perilaku Masyarakat
adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan
sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori
(Wawan, 2010), yaitu:
Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan
individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja
berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).
Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di
rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus yang di jumpai di komunitas.Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah
sakit adalah:
a. Klien dengan penyakit gagal jantung,
b. Klien dengan gangguan oksigenasi,
c. Klien dengan perlukaan kronis,
d. Klien dengan diabetes,
e. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
f. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
g. Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
h. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
i. Klien dengan HIV/AIDS.
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1. Klien dengan post partum,
2. Klien dengan gangguan kesehatan mental,
3. Klien dengan kondisi usia lanjut,
4. Klien dengan kondisi terminal.
5. Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis.
Alat/ sarana
a) Alat kesehatan
Tas/ kit
Pemeriksaan fisik
Set perawatan luka
Set emergency
Set pemasangan selang lambung
Set huknah
Set memandikan
Set pengambilan preparat
Set pemeriksaan lab. Sederhana
Set infus/ injeksi
Sterilisator
Pot/ urinal
Tiang infuse
Tempat tidur khusus orang sakit
Pengisap lender
Perlengkapan oxygen
Kursi roda
Tongkat/ tripot
Perlak/ alat tenun
b) Alat habis pakai
Obat emergency
Perawatan luka
Suntik/ pengamian darah
Untuk infuse
Pemasangan selang lambung
Huknah, selang lambung, kateter
Sarung tangan, masker
4.1 Simpulan
Situasi kesehatan saat ini sudah jauh berubah yaitu perubahan pola penyakit dari
infeksi menjadi penyakit degeneratif, umur harapan hidup meningkat (jumlah lansia
meningkat) krisis ekonomi menyebabkan daya beli turun (risiko kasus gizi buruk) harga obat
relatif tinggi, biaya perawatan di RS cukup mahal (cari pengobatan alternatif) penyakit-
penyakit yg masih menjadi masalah global seperti AIDS, SARS, TBC,Flu Burung semakin
meningkat.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat dan mutu pelayanan
menjadi kunci utama. Pelayanan kesehatan tidak hanya diberikan di tempat institusi
pelayanan kesehatan saja, tetapi mobilitas pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan di
masyarakat. Keberhasilan ditentukan produktifitas dan efisiensi dalam pelayanan kesehatan
diperlukan sumber daya yang handal.
4.2 Saran
Perawat dapat memilih dari dan menggunakan berbagai metode, materi, dan media
untuk mendukung kesehatan mereka kegiatan pendidikan. Sumber daya tersebut harus
ditinjau dan di evaluasi untuk kesesuaian mereka untuk kelompok sasaran yang dituju. Kunci
untuk memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat yang merangkul gagasan
bahwa pendidikan kesehatan adalah proses interaktif akan dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal banyak. Untuk rekan sejawat mengetahui trend issue keperawatan kesehatan
komunitas di Indonesia dan dunia diantaranya home care, home health care, perawat
keluarga, pondok kesehatan desa (ponkesdes).
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Sugeng, 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika
Efendi, Ferry dan Makhfud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung
Seto
Anderson, Elisabeth T, 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dari
Praktek. Jakarta: Ecg
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran dan Sikap Perilaku
Manusia,Yogyakarta: Nuha Medika
PerMenKes No 9. 2014. Tentang Klinik
Widyanto, 2014. Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
Sorowajan
Bukit, Evi Karota, 2008. Perawatan Kesehatan Rumah ( Home Health Care ),
Universitas Sumatra Utara. Medan.
Neis dan Mc. Even, 2010