Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa transisi, dimana akan terjadi perubahan
dalam dirinya baik dalam fisik, emosional, intelektual, maupun sosial. Saat
memasuki masa transisi kemungkinan dapat menimbulkan krisis, yang berarti
bahwa bila masa krisis itu tidak bisa dilalui secara harmonis akan
menimbulkan suatu gejala. Gejala yang dimaksud disini yaitu seperti
keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri, kepribadian terganggu
bahkan menjadi gagal sekali untuk menjadi makhluk sosial untuk mengadakan
hubungan yang baik antar manusia dan lingkungannya (Gunarsa, 1981).
Menurut Kartono (2010), fakta sosial menunjukkan semakin banyaknya
perilaku remaja yang keluar dari batas dan nilai moral yang ada di masyarakat.
Perbuatan-perbuatan tersebut merugikan orang lain baik harta maupun jiwa
seperti ketenangan, kenyaman dan sebagainya, yang meresahkan dan
mengancam ketentraman masyarakat. Kenakalan remaja merupakan persoalan
masyarakat luas dan telah menjadi masalah banyak pihak seperti orangtua,
pendidik dan petugas negara. Suatu kenyataan bahwa banyak remaja laki-laki
maupun remaja perempuan yang melakukan pelanggaran-pelanggaran sudah
menuju ke perbuatan kriminal. Kenakalan-kenakalan ini disertai dengan
tindakan yang melanggar ketentraman masyarakat.
Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang perilaku kenakalan semakin
beragam seolah-olah menggambarkan mulai pudarnya nilai-nilai moral di
kalangan remaja. Remaja berusaha memperoleh manfaat dengan melakukan
tindakan yang menguntungkan atau menyenangkan, tapi dalam kenyataan
sering merugikan dan menganggu keamanan masyarakat dengan berbagai
perilaku yang menyimpang (Prihardani, 2012). Remaja tidak lagi hanya
mencoret-coret tembok, membolos, kebutkebutan di jalan raya atau pun
berkelahi, tetapi perbuatan remaja yang dilakukan saat ini mulai merambah ke
segi-segi kriminal secara yuridis formal, menyalahi ketentuan-ketentuan yang
ada di dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), seperti
pencurian, pencopetan, pemerasan, pemerkosaan, pembunuhan atau
penyalahgunaan obat terlarang.
Kenakalan remaja dapat ditinjau dari tiga faktor penyebab, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah, dan lingkungan sosial atau masyarakat yang secara
potensial dapat membentuk perilaku kenakalan remaja (Willis, 1981).
Berdasarkan hasil penelitian dari Siti Fatimah dan M Towil Umuri (2014)
menyebutkan bahwa faktor yang paling dominan dari penyebab kenakalan
remaja yaitu faktor dalam diri remaja, faktor yang berasal dari teman sebaya di
lingkungan masyarakat, dan faktor teman di sekolah. Faktor dalam diri remaja
itu sendiri antara lain lemahnya pertahanan diri pada remaja. Lemahnya
mempertahankan diri adalah faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan
mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.
Jika ada pengaruh negatif berupa bujukan seperti pecandu narkoba, minuman
keras, merokok sering kali remaja tidak bisa menghindar dan terpengaruh
ajakan tersebut.
Akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja yaitu dapat merugikan
dirinya sendiri seperti merusak fisik dan mental akibat gaya hidup yang tidak
teratur sedangkan dampak bagi mentalnya yaitu mengantarkannya kepada
pemikiran yang tidak stabil dan akan mudah menyimpang dari segi moral,
akibat yang ditimbulkan selanjutnya adalah bagi keluarga seperti anak tidak
dapat meneruskan keluarga atau tidak memiliki hubungan yang harmonis di
dalam keluarga karena mereka sering menghabiskan waktu diluar rumah dan
tidak terjadi komunikasi yang baik antara keluarga tersebut, dan yang terakhir
yaitu akibat bagi lingkungan masyarakat seperti apabila remaja melakukan
tindakan yang menyimpang seperti mabuk-mabukan maka hal yang akan
terjadi yaitu remaja akan membuat keributan di lingkungan masyarakat.
(Dadan Sumara dkk, 2017)
Dewasa ini dapat kita lihat banyak remaja melakukan berbagai
pelanggaran atau berbagai kenakalan yang melanggar norma sosial maupun
hukum, sehingga peneliti tertarik untuk membahas masalah kenakalan remaja
dan mengetahui bagaimana gambaran kenakalan remaja tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kenakalan remaja pada mahasiswa tingkat pertama?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui gambaran kenakalan remaja pada mahasiswa tingkat
pertama

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini penulis dapat mengetahui gambaran
kenakalan remaja pada mahasiswa tingkat pertama dan mengetahui faktor
penyebab kenakalan remaja tersebut.

2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan
informasi mengenai kenakalan remaja terutama pada mahasiswa tingkat
pertama dan apa yang menjadi penyebabnya, sehingga dapat membantu
untuk mencegah terjadi kenakalan remaja.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja


Menurut Kartono (2003), kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah
latin “juvenile delinquere”. Juvenile, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri
dan karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja.
Delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas
artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggaran aturan,
pembuat ribut, pengacau, peneror, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian
dari istilah tersebut, dapat dipahami bahwa kenakalan remaja adalah perbuatan
yang dilakukan remaja yang berupa pelanggaran aturan, tindakan kriminal dan
sebagainya. Perilaku yang dilakukan oleh remaja ini bisa diakibatkan oleh
akibat perasaan terabaikan atau mengabaikan.
Hurlock (1973) menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelangaran
hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut dapat membuat
seorang individu yang melakukannya masuk penjara. Sedangkan menurut
Fuhrman (1990) kenakalan remaja adalah suatu tindakan anak muda yang
dapat merusak dan mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Dari pengertian tersebut, maka kenakalan remaja adalah tindakan anak muda
yang masih berusia remaja yang mengganggu atau merusak dirinya sendiri
atau orang lain bahkan bisa sampai masuk penjara. Tindakan yang sampai
masuk penjara yaitu jika remaja melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
Perbuatan sampai masuk penjara berarti remaja sudah membuat pelanggaran
yang cukup berat dan harus dihukum.
Menurut Gerungan (2006) anak digolongkan nakal apabila dalam dirinya
nampak kecenderungan-kecenderungan anti sosial yang memuncak sehingga
yang berwajib terpaksa atau perlu mengambil suatu tindakan terhadapnya,
dengan jalan menahannya atau mengasingkannya. Sudarsono (2008),
mengatakan ada pedoman yang paling mudah dan amat sederhana untuk
mengerti suatu perbuatan tergolong kenakalan remaja yaitu jika perbuatan
tersebut melawan hukum, anti sosial, anti susila atau yang melanggar norma-
norma agama yang dilakukan oleh subjek yang berusia remaja antara umur 13
sampai 21 tahun, maka perbuatannya tersebut cukup disebut kenakalan
remaja.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kenakalan
remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh anak berusia 13-21 tahun,
tindakan yang dilakukan ini dapat menganggu dan merusak orang lain maupun
dirinya sendiri bahkan tindakan yang dilakukan tersebut dapat membuat
remaja masuk penjara untuk mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut.
Tindakan-tindakan atau perbuatan yang dilakukan remaja ini terkadang akibat
perasaan terbaikan atau mengabaikan lingkungan sekitarnya, sehingga
akibatnya perbuatan yang dilakukan yaitu perbuatan yang melanggar norma-
norma di masyarakat, lingkungan, bahkan hukum.

2.2 Aspek-Aspek Kenakalan Remaja


Gunarsa (2005) menggolongkan kenakalan remaja dalam dua aspek,
sebagai berikut:
a. Aspek asosial, dan tidak diatur dalam undang-undang dan hukum
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran
hukum. Kenakalan yang dilakukan oleh remaja dan para muda-mudi di
sekolah maupun, remaja yang putus sekolah maupun tidak sekolah.
Indikatornya antara lain:
1) Berbohong, memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan
menutupi kesalahan.
2) Membolos, pergi meninggalkan tempat tanpa sepengetahuan
sekolah.
3) Kabur, meninggalkan rumah tanpa ijin orangtua, menentang
pengertian.
4) Keluyuran, pergi sendiri atau berkelompok tanpa tujuan dan
mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
5) Memiliki dan membawa benda yang membahayakan bagi
orang lain sehingga mudah terangsang untuk
menggunakannya.
6) Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk
sehingga mudah terjebak dalam perkara yang benar-benar
kriminal.
7) Membawa buku-buku cabul dan kebiasaan menggunakan
bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh, seolah
menggambarkan kurang perhatian orangtua.
8) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan sehingga
mudah terjebak dalam perkara kriminal.
9) Secara berkelompok di rumah makan tanpa membayar atau
naik bus tanpa membeli tiket atau karcis.
10) Cara berpakaian tidak sopan atau meminum minuman keras
beralkohol secara berlebihan.
b. Aspek hukum, Kenakalan yang dianggap melanggar hukum
diselesaikan melalui hukum dan seringkali bisa disebut dengan
kejahatan. Kejahatan ini bisa diklasifikasikan sesuai dengan berat
ringannya kejahatan yang dilakukan tersebut. Indikator aspek hukum
antara lain:
1) Perjudian dengan segala bentuk judi dengan uang.
2) Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan
pencopetan, perampokan, penjambretan.
3) Penggelapan uang.
4) Pelanggaran tata susila, menjual gambar porno dan
pemerkosaan.
5) Penipuan dan pemalsuan.
6) Pemalsuan uang dan surat resmi.
7) Tindakan anti sosial, perbuatan yang merugikan milik orang
lain.
8) Percobaan pembunuhan.
9) Pengguguran kandungan.
10) Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian.
2.3 Faktor-Faktor Kenakalan Remaja
Tumer & Helms (Uut, 2015), faktor-faktor penyebab kenakalan remaja
antara lain:
1. Kondisi keluarga yang berantakan (broken home)
Kondisi keluarga yang berantakan merupakan cerminan adanya
ketidakharmonisan antara individu (suami-istri, atau orangtua-anak) dalam
rumah tangga. Hubungan yang tidak sejalan atau seirama yakni ditandai
dengan pertengkaran. Percekcokan, maupun konflik terus menerus.
Selama pertengkaran, anak akan melihat, mengamati, dan memahami tidak
adanya kedamaian dan ketentraman antara kedua orangtua mereka.
Akibatnya mereka melarikan diri untuk mencari kasih sayang dan
perhatian dari pihak lain dengan cara melakukan kenakalan di luar rumah.
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua
Kebutuhan hidup seorang anak tidak hanya bersifat materi saja,
tetapi lebih dari itu anak juga memerlukan kebutuhan psikologis untuk
pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya. Dalam memasuki zaman
industrialisasi ini, banyak keluarga modern suami-istri bekerja diluar
rumah hanya untuk mengejar kebutuhan materi yang berkecukupan makin
lama ada kecenderungan tugas dan tanggungjawab sebagai orangtua
diserahkan kepada pembantu, akibatnya anak-anak cenderung tidak betah
di rumah, anak melarikan diri dengan cara melakukan pergaulan bebas.
Hal ini memeiliki dampak buruk dari perkembangan pribadi dan
perilakunya, mereka melakukan tindakan yang melanggar norma
masyarakat.
3. Status sosial ekonomi orangtua rendah
Kehidupan ekonomi yang terbatas atau kurang, menyebabkan
orangtua tidak mampu memberikan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
makanan, kesehatan dan pendidikan. Dengan tidak tersedianya kebutuhan
ekonomi yang cukup, anak-anak tidak mampu menyelesaikan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Rendahnya pendidikan membuat individu
bekerja ala kadarnya, bahkan menjadi pengangguran dan untuk
menyalurkan energinya mereka melakukan hal-hal yang melanggar norma
masyarakat.
4. Kondisi keluarga yang tidak tepat
Sebagian dari orangtua beranggapan bahwa penerapan disiplin
terhadap anak-anak berarti harus dilakukan secara tegas, keras tidak kenal
kompromi serta tidak mengenal belas kasihan kepada anak. Ketika anak
sering memperoleh perlakuan kasar dan keras dari orangtua, mungkin anak
akan patuh dihadapan orangtua, akan tetapi sifat kepatuhan itu hanya
sementara mereka cenderung melakukan tindakan-tindakan yang negatif
sebagai pelarian maupun protes terhadap orangtuanya.

Willis 1981 (Olivia, 2009) menyatakan ada berbagai faktor yang


mempengaruhi terjadinya perilaku kenakalan remaja, yaitu faktor keluarga,
sekolah, dan masyarakat, yaitu:
a. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan terkecil dalam masyarakat namun
menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Keluarga pada
hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya
terutama remaja yang masih dalam munculnya perilaku kenakaln remaja
ada tiga hal, yaitu:
1) Keluarga tidak harmonis
Dikatakan tidak harmonis apabila struktur keluarga tidak utuh lagi
dan interaksi diantara keluarga tidak berjalan dengan baik. Masa
remaja adalah masa dimana seseorang mengalami saat krisis sebab ia
akan menginjak ke masa dewasa. Proses perkembangan yang serba
sulit membuat remaja membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang-
orang terdekatnya terutama keluarganya. Masalah keluarga broken
home bukanlah hal baru tetapi merupakan masalah utama dalam akar-
akar kehidupan remaja. Penyebab timbulnya keluarga tidak harmonis,
antara lain:
a) Orangtua yang bercerai
Perceraian menunjukkan suatu kenyataan dari kehidupan
hubungan suami istri yang sudah tidak berlandaskan dasar-dasar
perkawinan dan tidak mampu menompang keutuhan kehidupan
keluarga yang harmonis. Hal ini menyebabkan hubungan antara
suami istri tersebut makin lama menjadi semakin renggang
sehingga bisa berakibat perhatian pada anak-anaknya menjadi
terabaikan.
b) Minimnya komunikasi antar keuarga
Hal ini ditandai oleh tidak adanya komunikasi dan dialog
yang baik antar anggota keluarga, keadaan ini akan memunculkan
rasa frustasi dan rasa jengkel pada anak-anak. Bila orangtua tidak
memberikan kesempatan dialog dan komunikasi dalam arti yang
sungguh yaitu bukan basa-basi atau sekedar bicara pada hal-hal
yang penting saja, anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan
permasalahannya dan membuka diri. Kenakalan remaja dapat
berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-kanak dan masa
berikutnya karena orangtua terlalu menyibukkan diri sehingga
kebutuhan cinta kasih terabaikan dan pada akhirnya membuat anak
menjadi terlantar dalam kesendirian.
c) Konflik dalam keluarga
Konflik dalam keluarga ini tidak hanya kurang terciptanya
dialog tetapi juga disisipi adanya perselisihan dan rasa kebencian
dari masing-masing pihak. Awalnya dapat disebabkan karena
suami istri masing-masing mau mempertahankan pendapatnya dan
keinginanya sendiri. Suasana tersebut dapat menimbulkan beberapa
akibat, seperti rasa takut pada anak sehingga menjadi tidak betah
berada di rumah, anak menjadi tertutup dan tidak dapat
mendiskusikan masalah yang sedang dialami, semangat belajar
serta konsentrasi menjadi lemah, dan anak-anak mencari
kompensasi.
2) Pengasuhan yang salah
Pendidikan yang baik akan mengembangkan pribadi yang dewasa
bagi anak, namun pendidikan yang salah akan dapat mengakibatkan
tidak baik bagi perkembangan anak. Baumrid (dalam Hetheringtin dan
Parke 1998) mengatakan pola asuh orangtua mencakup aspek:
pemenuhan kebutuhan, penerapa disiplin/aturan/kontrol dan cara
komunikasi. Menurut Santrock (2003) ada 3 macam pola asuh yang
turut berpengaruh dalam perkembangan remaja, yaitu:
a) Pengasuhan otoriter
Pola pengasuhan ini adalah gaya yang membatasi dan
bersifat menghukum yang mendesak remaja untuk mengikuti
perunjuk orangtua (Santrock, 2003). Orangtua yang bersifat
otoriter membuat batasan dan kembali tegas terhadap remaja dan
hanya melakukan komunikasi verbal.
Rasa takut yang disebabkan sikap otoriter orangtua akan
menyebabkan anak tidak berkembang daya kreativitasnya sehingga
menjadi orang yang penakut dan memiliki kemampuan komunikasi
yang rendah. Selain itu, sikap otoriter orangtua juga bisa
menimbulkan dendam sehingga merupakan sumber kenakalan
remaja, seperti menentang, tidak ada rasa kasih sayang terhadap
orangtua, bahkan melakukan hal-hal yang berlawanan dengan
agama.
b) Pengasuhan permisif
Pola pengasuhan ini adalah dimana orangtua terlalu
memberikan kebebasan terhadap anak tanpa adanya norma-norma
tertentu yang harus diikuti (Santrock, 2003). Pola pengasuhan ini
berkaitan dengan ketidakcakapan sosial remaja, terutama
kurangnya pengendalian diri sendiri sehingga dapat menimbulkan
gejala-gejala tingkah laku yang tidak baik, seperti agresif,
berbohong bahkan melampiaskan keinginan tanpa kekangan
sehingga merusak diri dan masyarakat sekitar.
c) Pengasuhan demokratis
Pola pengasuhan ini adalah gaya dimana orangtua
memberikan kesempatan kepada setiap anaknya untuk menyatakan
pendapat maupun keluhan dan oleh orangtua ditanggapi secara
wajar serta dibimbing seperlunya. Orangtua yang seperti ini
memahami akan hakekat perkembangan anak, yakni mencakup
kedewasaan fisik, mental, dan sosial anak.
3) Anak yang ditolak
Penolakan terhadap anak yaitu sikap menyesal dan tidak setuju
karena beberapa sebab dengan adanya anak itu (Gerungan, 1998).
Ketidaksukaan orangtua pada anak sering ditunjukkan dalam bentuk
penolakan terhadap kehadiran anak, mengabaikan, dan kurang
memperhatikan. Penolakan tersebut mudah memunculkan ciri-ciri
agresivitas dan tingkah laku bermusuhan pada anak tersebut, membuat
anak merasa tidak disayangi, tidak dihargai, tidak dicintai, dan ditolak
sehingga menimbulkan kemarahan dan dendam dalam diri anak
terhadap orangtua.

b. Faktor Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah keluarga.
Terkadang tidak menutup kemungkinan sekolah menjadi penyebab dari
timbulnya perilaku kenakalan remaja, hal ini bisa besumber dari guru,
fasilitas pendidikan, dan norma pendidikan.
1) Faktor guru
Menurut Erikson dalam Santrock (2003) guru yang baik tahu
bagaimana caranya menghargai usaha khusus yang telah dilakukan
murid. Mereka juga tahu bagaimana mencptakan keadaan dimana
remaja merasa nyaman terhadap dirinya sendiri dan tahu bagaimana
menghadapi remaja yang tidak menganggap pergi ke sekolah sebagai
suatu hal yang penting untuk dilakukan, berbeda dengan guru yang
bekerja tanpa dedikasi dan hanya sekedar bermotif mencari uang tanpa
rasa tanggungjawab biasanya bersikap tidak peduli dengan masalah
murid. Akibatnya murid yang menjadi korban, kelas kacau, murid
menjadi terlantar, disiplin murid menjadi menurun dan inilah yang bisa
menjadi sumber kenakalan sebab guru tidak memberikan perhatian
penuh pada tugasnya.
Kemampuan guru juga menentukan dalam usaha membina murid.
Guru tidak hanya sekedar menguasai materi tapi bagaimana dia
mampu menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga akan
memunculkan ketertarikan murid pada pelajaran tersebut. Sebab,
apabila mutu guru rendah menyebabkan ketidakberhasilan
pembentukan yang baik pada murid.
2) Faktor fasilitas pendidikan
Fasilitas pendidikan dalam hal ini adalah gedung, alat-alat sekolah,
fasilitas belajar dan lingkungan sosial lainnya dimana lingkungan
sekolah yang tidak teratur, kotor, tidak ada tanam-tanaman akan
menimbulkan kebosanan. Kurangnya fasilitas atau alat-alat yang
membantu kelancaran pendidikan membuat murid kesulitan dalam
belajar belajar dan tugas guru akan menjadi lebih berat. Selain itu,
ketidaklengkapan fasilitas pendidikan dapat menyebabkan penyaluran
bakat serta keinginan murid-murid menjadi terhalang sehingga ketika
semuanya tidak dapat tersalur pada masa sekolah, mungkin akan
mencari penyaluran pada hal-hal yang negatif.
3) Norma pendidikan
Dibutuhkan norma-norma yang sama bagi setiap guru dan norma
tersebut harus dimengerti oleh anak didik. Apabila diantara guru
terdapat perbedaan norma dalam cara mendidik, hal ini dapat menjadi
sumber timbulnya kenakalan remaja, sebab guru tidak kompak dalam
menentukan aturan dan teknik mengarahkan anak didik. Selain itu,
guru juga harus konsekuen dengan norma atau aturan yang diajarkan
pada anak didik sehingga ada kesamaan antara apa yang dikatakan
dengan perbuatannya.
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat menjadi penyebab kenakalan remaja karena masyarakat
merupakan bagian dari lingkungan tempat remaja tumbuh dan berkembang
untuk menuju pendewasasaan, yang termasuk dalam faktor masyarakat
yaitu:
1) Kurangnya pelaksanaan ajaran agama
Nyata sekali bahwa sebagian anggota masyarakat telah melupakan
agama dalam kehidupan sehari-hari karena terpengaruh oleh kehidupan
materi sehingga tak jarang perasaan manusiawinya menghilang.
Masyarakat dapat pula menjadi penyebab munculnya perilaku
kenakalan remaja terutama di lingkungan masyarakat yang kurang
sekali dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, padahal
dalam ajaran-ajaran agama banyak sekali hal-hal yang dapat
membantu pembinaan remaja
Masyarakat yang kurang beragama tersebut merupakan sumber
munculnya perilaku kejahatan dimana tingkah laku tersebut akan
mudah mempengaruhi remaja yang sedang berada dalam masa
perkembangan.
2) Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan
Keterbelakangan pendidikan banyak terjadi dalam masyarkat dan
ini berpengaruh pada bagaimana cara orangtua mendidik anak-anaknya
dimana kurang memahami perkembangan jiwa anak, bagaimana
membantu ke arah pendewasaan anak dan bagaimana membantu usaha
sekolah dalam meningkatkan kecerdasan anak sehingga sering
membiarkan saja keinginan anak-anaknya.
Lingkungan dengan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga
banyak pengangguran dan kemiskinan akan berpengaruh pada
kehidupan remaja, asumsinya adalah seseorang belajar menjadi
kriminal karena interaksi. Apabila lingkungannya cenderung tidak
baik, maka seseorang akan mempunyai kemungkinan besar untuk
belajar tentang teknik dan nilai-nilai devian yang pada gilirannya akan
memungkinkan untuk menumbuhkan tindakan kriminal.
3) Pengaruh norma-norma baru yang lahir
Kebanyakan anggota masyarakat beranggapan bahwa setiap norma
yang datang dari luar itulah yang benar, melalui sarana televisi atau
media massa, pergaulan sosial, model dan sebagainya. Remaja
biasanya dengan mudah menelan apapun yang dilihatnya namun
terkadang bertentangan dengan masyarakat yang masih berpegang
pada norma asli yang bersumber pada agama dan adat istiadat.
Pertentangan juga dapat timbul dari dalam diri remaja sendiri, yakni
ketika norma-norma yang dianut dari rumah (keluarga) bertolak
belakang dengan norma masyarakat yang menyimpang dari norma
keluarga.
Apabila secara terus-menerus terjadi konflik pada remaja yakni
antara keinginannya dengan tuntutan masyarakat, maka akan timbul
perilaku negatif seperti menentang atau bermusuhan dengan
lingkungan, mengganggu ketertiban umum, bahkan melanggar norma
agama masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan faktor-
faktor penyebab kenakalan remaja yaitu berasal dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

2.4 Tugas Perkembangan Remaja


Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar
suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, jika gagal akan
menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas
berikutnya (Hurlock, 1980).
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut Hurlock (1980)
adalah sebagai berikut:
1) Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria dan wanita.
2) Mencapai peran sosial pria dan wanita
3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif
4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggungjawab
5) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang
dewasa lainnya.
6) Mempersiapkan karier ekonomi
7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku mengembangkan ideologi.

2.5 Kerangka Berpikir


Masa remaja merupakan masa transisi yang dialami individu dari masa
anak-anak menuju masa dewasa, sehingga masa remaja merupakan masa
krisis identitas yang membuat individu berpeluang untuk melakukan berbagai
aktivitas atau perbuatan demi mencari jati dirinya. Proses pencarian jati diri
inilah yang dikhawatirkan oleh semua pihak, dikhawatirkan remaja nantinya
mendapatkan atau menerima informasi-informasi dari lingkungan sekitarnya
dan belum bisa mengelolah informasi tersebut dengan baik, sehingga remaja
akhirnya terjerumus untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma-norma
sosial maupun hukum. Perilaku pelanggaran ini dapat dikatakan sebagai
kenakalan remaja.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Design Penelitian


Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Lexy J. Meleong (2010) pendekatan kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Alasan peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian kualitatif dapat
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
subjek.
3.2 Variabel
Variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian suatu
penelitian yang bervariasi (Olivia, 2009). Variabel dalam penelitian ini yaitu
kenakalan remaja.
3.3 Defenisi Operasional
Kartono (2010) kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar
norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja
atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Kenakalan remaja adalah tindakan
yang dilakukan oleh anak berusia 13-21 tahun, tindakan yang dilakukan ini
dapat menganggu dan merusak orang lain maupun dirinya sendiri bahkan
tindakan yang dilakukan tersebut dapat membuat remaja masuk penjara untuk
mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut. Tindakan-tindakan atau
perbuatan yang dilakukan remaja ini terkadang akibat perasaan terbaikan atau
mengabaikan lingkungan sekitarnya, sehingga akibatnya perbuatan yang
dilakukan yaitu perbuatan yang melanggar norma-norma di masyarakat,
lingkungan, bahkan hukum.
3.4 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data merupakan suatu cara memperoleh data-data
yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
antara lain sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan aktifitas penelitian dalam rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui
proses pengamatan langsung dilapangan. Peneliti berada di tempat
yang sama secara langsung untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid
dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana
yang mereka saksikan selama penelitian (W. Gulo, 2002)
Observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara,
interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan
sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(responden) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J.
Meleong, 2010). Melalui wawancara inilah peneliti menggali data,
informasi, dan kerangka keterangan dari subjek penelitian.
Teknik wawancara yang dilakukan adalah bebas terpimpin yang
menggunakan petunjuk umum wawancara, yaitu pertanyaan yang
diberikan kepada responden tidak harus ditanyakan secara berurutan.
Penggunakan petunjuk wawancara sebagai bertujuan agar interviewer
fokus kepada aspek yang ingin digali dari responden tersebut. Berikut
guide wawancara dalam penelitian ini:
1) Ucapkan salam dan perkenalkan diri
2) Menyebutkan tujuan wawancara
3) Menanyakan kesediaan reponden untuk diwawancarai
4) Meminta responden memperkenalkan diri
5) Biasanya dalam kehidupan sehari-hari sering tidak kamu
berhong?
6) Kenapa kamu berbohong? Coba ceritakan alasan kamu sampai
berbohong
7) Pernah tidak kamu membolos?
8) Coba ceritakan kenapa kamu sampai melakukannya
9) Biasanya kamu pergi kemana kalau membolos?
10) Pernah tidak kamu kabur?
11) Coba ceritakan kenapa kamu sampai kabur
12) Kemana kamu kabur?
13) Apakah kamu suka pergi keluar tanpa tujuan ?
14) Berapa lama kamu diluar?
15) Apa saja yang kamu lakukan dengan waktu segitu?
16) Pernahkah kamu keluar dengan membawa benda berbahaya?
17) Coba ceritakan kenapa kamu membawanya
18) Pernah tidak kamu merasa bahwa kamu sedang berteman
dengan orang-orang yang salah?
19) Adakah perubahan yang terjadi setelah kamu berteman dengan
mereka? Coba ceritakan
20) Pernah tidak kamu berbicara dengan menggunakan bahasa
yang tidak senonoh?
21) Apa alasan kamu begitu?
22) Pernahkah kamu membuat keributan di tempat umum?
23) Kamu melakukannya dengan kelompok atau sendiri?
24) Coba ceritakan kenapa kamu melakukannya
25) Pernahkah kamu terlibat perjudian?
26) Judi seperti apa yang kamu lakukan?
27) Coba ceritakan kenapa kamu sampai melakukan itu
28) Pernahkah kamu melakukan tindakan kekerasan?
29) Tindakan seperti apa yang kamu lakukan?
30) Coba ceritakan mengapa kamu melakukannya
31) Pernahkah kamu melakukan penggelapan uang?
32) Coba ceritakan kenapa kamu melakukannya
33) Pernahkah kamu melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
norma susila?
34) Perbuatan apa yang kamu lakukan?
35) Coba ceritakan alasan kamu melakukannya
36) Pernahkah kamu terlibat dalam perbuatan atau tindakan
penipuan atau pemalsuan?
37) Penipuan atau pemalsuan apa yang kamu lakukan? Coba
ceritakan
38) Pernahkah kamu melakukan percobaan pembunuhan?
39) Kenapa kamu melakukannya? Coba ceritakan
40) Pernahkah kamu menganiaya orang lain?
41) Kenapa kamu melakukannya? Coba ceritakan
42) Kerahasiaan data responden
43) Ucapkan terimakasih
44) Salam penutup
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini kajian dokumen yang digunakan untuk
memperoleh data antara lain: recording, transkip, blueprint, sehingga
akan memudahkan penelitian dalam penyajian data.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif. Peneliti menggunakan menggunakan teknik analisis
data model Miles dan Huberman yaitu suatu aktifitas yang meliputi data
reduction, data display, dan conclusions drawing atau verification (Sugiyono,
2014). Penjelasannya sebagai berikut:
1. Data Reduction adalah mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya.
2. Data Display yaitu proses mendisplaikan data-data yang diperoleh dari
lapangan. Data display yaitu mengorganisir data, menyusun data dalam
suatu pola hubungan sehingga semakin mudah dipahami.
3. Conclusion drawing atau verification adalah langkah ketiga dalam
analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Penelitian


Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistematis
maka disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007), ada
empat tahapan dalam pelaksaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pra lapangan
Peneliti mengadakan survey pendahuluan yakni dengan
mencari subjek sebagai responden. Selama proses survey ini
peneliti melakukan penjajagan lapangan (field study) terhadap
latar penelitian, mencari data dan informasi tentang kenakalan
remaja tersebut. Peneliti juga menempuh upaya mencari
referensi seperti buku-buku maupun jurnal pendukung
penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan
rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pekerjaan lapangan
Dalam hal ini peneliti memasuki dan memahami latar
penelitian dalam rangka pengumpulan data.
3. Tahap analisis data
Penelitian dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses
analisis data kualitatif sampai pada interpretasi data-data yang
telah diperoleh sebelumnya. Selain itu peneliti juga menempuh
proses triangulasi data yang diperbandingkan dengan teori
kepustakaan.
4. Tahap evaluasi dan pelaporan
Pada tahap ini peneliti berusaha melakukan konsultasi dan
pembimbingan dengan dosen pembimbing yang telah
ditentukan.
4.2 Profil Subjek
Menurut Suharsimi (1998) subjek penelitian adalah benda, hal atau
organisasi tempat data atau variabel penelitian yang dipermasalahkan
melekat. Tidak ada satupun penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya
subjek penelitian, karena seperti yang telah dketahui bahwa
dilaksanakannya penelitian dikarenakan adanya masalah yang harus
dipecahkan, maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk memacahkan
persoalan yang timbul tersebut. Hal ini dilakukan dengan jalan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari responden.
Melihat pendekatan penelitian yang digunakan, maka subjek
penelitian ditentukan berdasarkan ciri dan karakteristik tertentu. Adapun
ciri dan karakteristik yang digunakan yaitu:
1. Kenakalan yang dilakukan remaja yang melanggar sosial yang
termasuk aspek Asosial
2. Kenakalan yang dilakukan remaja yang melanggar hukum yang
termasuk aspek hukum.
4.3 Hasil Wawancara
Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan kepada kedua
responden maka akan dibahas dengan melihat aspek-aspek kenakalan
remaja menurut Gunarsa (2005), yaitu:
a. Aspek asosial
1) Berbohong, memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan
menutupi kesalahan.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek jarang
berbohong, karena menurutnya kejujuran merupakan hal yang
penting. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Saya kalau untuk berbohong jarang, saya orangnya ceplas
ceplos, jujur, karena walaupun menyakitkan jujur itu obat yakan”
(K22, B80-85)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek sesekali
berbohong jika ia tidak ingin melakukan suatu hal. Dikutip dari
perkataan subjek sebagai berikut:
“Kalau berbohong ya pasti pernah, ga mungkin setiap orang setiap
manusia gak pernah berbohong kan” (K17, B52-56 )
“Yaa misalkan seperti kuliah ya, aa nanti pergi kuliah katanya, ya
nanti bilang pergi tapi alasan ga masuk kuliah karena malas ke
Pekanbaru” (K19, B60-65)

2) Membolos, pergi meninggalkan tempat tanpa sepengetahuan


sekolah.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
membolos saat masih sekolah. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Kalau untuk disekolah tidak pernah, karena menurut saya ilmu
yang diberikan guru saat di bangku sekolah itu sangat penting.”
(K24, B93-98)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek sering
membolos saat masa SMP karena terpengaruh oleh lingkungannya,
dan mulai berubah saat SMA. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Yaa perubahan ibaratnya nakal saya itu sangat berkurang,
ibaratnya kalo saya SMP itu bolos saya bisa sebulan, absen saya
bisa sebulan, sakit saya bisa sebulan. Itu waktu saya SMP, karna
kebetulan SMP saya itu di kabupaten Lampung utara lagian
lingkungan disana juga termasuk lingkungan yang sangat nakal,
ya bisa kita taulah kan Lampung itu banyak orang-orang yang
nakal ya, kemungkinan saya yang termasuk terbawa lingkungan
mungkin, yaa makanya saya bisa sering bolos sampai sebulan alpa
sebulan sakit buat-buatan sebulan” (K27, B90-113)

3) Kabur, meninggalkan rumah tanpa ijin orangtua, menentang


pengertian.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
kabur dari rumah, tetapi ia pernah kabur dari sekolah untuk
mengikuti suatu acara yang berkaitan dengan organisasi yang ia
ikuti. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Aaa kalau untuk kabur yang pernah itu sekolah. Pertama dulu
waktu saya SMA aktif di organisasi pramuka, jadi disitu saya di
utus oleh kapolres Rokan Hilir untuk menghadiri acara yang
diadakan oleh polres setempat, jadi saya untuk mendapatkan izin
dari sekolah itu tidak bisa, jadi sudah dilarang ya saya kabur aja,
karena untuk kebaikan kok, kenapa dilarang” (K28, B109-124)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
kabur dari rumah, tetapi ia pernah kabur dari sekolah saat pertama
kali dipindahkan ke pesantren. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Kabur tu pernah, kabur saya alhamdulillah, bukan kabur dari
rumah sih, kabur dari pondok saya pernah, ha kenapa saya bilang
saya pernah kabur dari pondok, karena ketika saya SMP, SMP
saya kelas 2 saya ketahuan nakal sama orangtua karena dia
melihat absen saya satu semester itu hampir 3 bulan ga masuk
kemudian saya di pindahkan ke pondok pesantren, saya
dipindahkan ke pondok pesantren saya dari SMP itu kelas 2
dipindahkan ke pesantren saya ngulang lagi kelas 1, aa awal-awal
saya masuk pesantren itulah saya mulai kabur karna ga betah
karna masih mungkin belum cocoklah ya, masih belum bisa
beradaptasi di pondok mungkin ya makanya saya kabur dari
pondok, kalo dari rumah alhamdulillah belum pernah” (K39, B198-
227)

4) Keluyuran, pergi sendiri atau berkelompok tanpa tujuan dan


mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek sering
keluyuran tetapi tidak sampai menimbulkan perbuatan negatif.
Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Pernah, ya seringlah, keluar sendiri awalnya ga ada tujuan nanti
akhirnya ada tujuan kok, jumpa teman-teman” (K56, B282-286)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
keluyuran yang sampai menimbulkan perbuatan negatif. Dikutip
dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Gak pernah sih, pasti setidaknya ada tujuan, misalnya tujuan cari
angin, kan tujuannya ya kan, masih ada tujuan, apalagi sampai
bikin celaka orang lain” (K51, B281-287)

5) Memiliki dan membawa benda yang membahayakan bagi orang


lain sehingga mudah terangsang untuk menggunakannya.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek setiap hari
membawa benda tajam untuk berjaga-jaga. Dikutip dari perkataan
subjek sebagai berikut:
“Setiap hari, setiap pergi ke kampus, setiap harilah, kalo orang
bilang, bukan saya aja sih, teruntuk anak mesin kalo mahasiswa
lain ke kampus bawa pena kalo kami ke kampus bawa pisau pasti
ada bawa kunci-kunci pasti ada ya itu rahasia umum tu, tapi gak
kebanyakan orang tau, untuk unri aja ga ada yang tau.” (K58, B291-
303)
“Tujuan kami bawa senjata tajam sebenarnya untuk kadangkan
kalo di mesin motor ada yang perlu dipotongkan kita potong pakai
pisau bisa juga kalo ada yang mengganggu kita kami kalo prinsip
kami gamau di ganggu jangan ganggu oranglah. Kalo gamau
disakiti jangan nyakiti orang gitu aja prinsip kami” (K60, B308-320)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah
membawa benda yang membahayakan saat SMP tetapi saat SMA
tidak pernah. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Alhamdulillah kalo masa SMA gak pernah ya, tapi kalo masa
SMP itu pernah keluar bawak senjata tajam itu ketika masa SMP
waktu tawuran ya itulah bawak senjata tajam eh bukan senjata
tajam ya tapi kayu balok yakan karna kita ya nakal dulu lah ya”
(K53, B291-301)

6) Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk sehingga


mudah terjebak dalam perkara yang benar-benar kriminal.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah
bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk kepadanya
saat dilingkungan balap, pernah ditahan polisi, dan pernah
memakai narkoba. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Dulu hobi saya balap liar kan, jadi dulu pernah masuk penjara
ditangkap polisi karna balap liar, orangtua ya tau, orangtua yaa
memindahkan apa namanya tu mentransformasikan dari balap liar
ke balap resmi jadi dulu saya pernah ikut gestreklah kalo anak
internasionalnya motorcross, aa di motorcross itu aa disitulah
kenak yang namanya narkoba pergaulan kawan-kawan memang
rata-rata senior-senior di teman-teman balap ya pengguna
narkobalah” (K82, B414-433)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah
bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk kepadanya,
saat masih SMP. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Yaa itu tadi awal saya cerita tadi kan udah berteman dengan
orang yang salah, dampaknya ya kayak sering bolos sekolah jadi
mata pelajaran saya tinggal, padahal dulu, bukannya sombong ya,
padahal dulu saya di SMP itu salah satu murid yang pintar di
bidang matematika sehingga saya hampir, hampir ya, hampir mau
diikutkan olimpiade lah yakan, waktu SMP ya itu tadi salah satu
orang yang berprestasi di bidang matematika, cuman karna saya
nakal, pengetahuan saya jadi berkurang yaa awal kejadian
semuanya itu karna saya di kompas” (K99, B583-604)

7) Membawa buku-buku cabul dan kebiasaan menggunakan bahasa


yang tidak sopan, tidak senonoh, seolah menggambarkan kurang
perhatian orangtua.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah berkata
yang tak seronoh dengan sesama teman laki-lakinya. Dikutip dari
perkataan subjek sebagai berikut:
“Pernahlah, kalo sesama laki-laki kami ngomong ya biasa aja,
frontal aja, karena manusia ni kalo gak gitu susah ngertinya,
otaknya tiap manusia ni beda-bedakan soalnya” (K102, B540-546)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah berkata
yang tak seronoh hanya kepada teman-teman akrabnya saja.
Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Kalo kata-kata yang seronoh tu ya pernah, ha kan sama-sama
kawan itu bahasa yang gak seronoh juga ibaratnya kan dia kawan
dekat kita dah ngerti bahasa kita, kalo dengan orang lain yang
belum kenal atau gak kenal sama sekali ya belum pernah sih, tapi
kalo udah teman dekat, seperti sahabat, kawan akrab kata-kata-
kata yang tak seronoh tu bukan sering kali mungkin tiap detik
hehe” (K105, B646-661)

8) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan sehingga


mudah terjebak dalam perkara kriminal.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan tidak didapatkan
informasi mengenai indikator ini, karena peneliti tidak
menanyakannya.
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah pergi
ke acara orgen tunggal di kampung tetangga sampai menimbulkan
keributan dan sampai membuat temannya meninggal. Dikutip dari
perkataan subjek sebagai berikut:
“Ada nih, di Lampung itu ketika zaman SMP saya kan masih suka
orang main-main seperti orgen tunggal gitu yakan, dia pergi liat
gitu, kebetulan rombongan kami itu pergi ke kampung salah satu
kampung orang, kami disana pergi ikut-ikut acara orgen tunggal
karna dulu memang masih zamannya kalo di Lampung, gatau sih
kalo disini, ha kemudian ketika teman saya joget diatas panggung,
dia sambil memegang rokok, memegang rokok, kemudian rokok
dia itu kenak sama orang, orang tuan rumah kan, kami kan
ibaratnya tamu, tamu datang ke kampung orang, rokok itu kenak
sama tuan rumah nah disitu mulai cekcok, kemudian diajaknya one
by one satu lawan satu yaa pas satu lawan satu ini masih tinju,
kawan saya ini gak azab tapi yang musuh ini azab, musuh ni azab
ha setelah kami pulang itu, jam jam 4 kami pulang ha disini
kejadian kawan saya ini meninggal, karna kami ni pulangnya
berpencar ya, kami pulang berpencar rupanya kawan saya yang
berkelahi tadi dia sudah diincar ibaratnya dah ditunggulah yakan
sama rombongan tadi rombongan musuh, ha pas kami pulang
pencar, ha disitulah mulai kawan saya yang aa berantem tadi
langsung di hajar langsung aa sampai terbelahlah perutnya
kemudian meninggal di tempat. Yaa sampai ditusuk juga pakai
kalo orang disana mainnya mainan orang Lampung kan khasnya
senjata tajamnya kan khas badik yang ditarok di pinggang, ha
kemudian masuk pisau badik ni tembus ke perut kawan saya
makanya sampai meninggal di tempat” (K75, B388-450)

9) Secara berkelompok di rumah makan tanpa membayar atau naik


bus tanpa membeli tiket atau karcis.
Tidak mendapat informasi tentang indikator ini
dikarenakan interviewer tidak memasukkan kedalam guide
wawancara.

10) Cara berpakaian tidak sopan atau meminum minuman keras


beralkohol secara berlebihan.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah
mencoba minum minuman beralkohol. Dikutip dari perkataan
subjek sebagai berikut:
“....Kayak contohnya minuman mabukkan minum boleh tapi
segelas aja, kata orangtua gitu” (K94, B499-503)
Reponden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan tidak didapatkan
informasi mengenai indikator ini karena interviewer tidak
menanyakannya.

b. Aspek hukum
1) Perjudian dengan segala bentuk judi dengan uang.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan perjudian. Dikutip dari perkataan subjek sebagai
berikut:
“Perjudian tidak pernah” (K148, B821)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan perjudian dengan uang, tetapi hanya dengan main game
dan berhadiah pulsa. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“Berjudi, alhamdulillah berjudi, kalo berjudi pakai duit yaa gak
pernah lah ya, cuman kalo main-main game seperti game online
biasa yang cari cari, kan sekarang ada nih game game yang dapat
pulsa nih sambil iseng-iseng yaa kan siapa tau dapat pulsa yaa
kan bisa telponan yaa kan” (K121, B706-716)

2) Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan,


pencopetan, perampokan, penjambretan.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan pencurian. Dikutip dari perkataan subjek sebagai
berikut:
“Pencurian juga tidak pernah” (K150, B826-827)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan pencurian tetapi pernah mendapat dampak dari
pencurian yang dilakukan oleh kelompoknya. Dikutip dari
perkataan subjek sebagai berikut:
“....kalo mencuri, kalo saya yang mencuri gak pernah, tapi kalo
kelompok saya yang mencuri tapi berdampak ke saya pernah”
(K125, B736-740)
“.....kenak denda, alhamdulillah sih ga sampai ke polisi ya, karna
kami masih di bawah umur” (K129, B774-778)
3) Penggelapan uang.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan penggeapan uang. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Tidak pernah” (K164, B882)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan penggelapan uang. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Oh kalo penggelapan uang gak berani, gak berani, gak pernah,
belum pernah ada yang menawarkan” (K135, B786-790)

4) Pelanggaran tata susila, menjual gambar porno dan


pemerkosaan.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan pelanggaran tata susila. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Tata susila itu yang berhubungan seperti dengan wanita ya, gak
pernahlah” (K166, B885-888)
“Porno ndaklah itu merusak orang lain gak lah, anak baik-baik”
(K168, B890-892)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan pelanggaran tata susila. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Alhamdulillah tidak pernah sih, kalo norma-norma susila tidak
pernah….” (K137, B795-797)
“Kalo pelecehan itu, pelecehan ke wanita alhamdulillah gak
pernah ya, nauzubillah ya pelecehan ke wanita” (K139, B807-811)
5) Penipuan dan pemalsuan.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan penipuan dan pemalsuan. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Gak” (K170, B895)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan penipuan dan pemalsuan. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Penipuan alhamdulillah belum pernah pemalsuan juga
alhamdulillah belum pernah” (K141, B814-817)

6) Pemalsuan uang dan surat resmi.


Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan pemalsuan. Dikutip dari perkataan subjek sebagai
berikut:
“Gak” (K170, B895)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan pemalsuan. Dikutip dari perkataan subjek sebagai
berikut:
“Penipuan alhamdulillah belum pernah pemalsuan juga
alhamdulillah belum pernah” (K141, B814-817)

7) Tindakan anti sosial, perbuatan yang merugikan milik orang


lain.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah
melakukan perbuatan yang merugikan milik orang lain ketika
terlibat tawuran di kampus. Dikutip dari perkataan subjek sebagai
berikut:
“….papan bunga pas orang wisuda tu kan banyak tu sepanjang
jalan ha itu terbakar itu kerugian kebanyakan dialami oleh papan
bunga sendiri sih…” (K144, B784-789)
Reponden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan tidak didapatkan
informasi mengenai indikator ini karena interviewer tidak
menanyakannya.

8) Percobaan pembunuhan.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek pernah
melakukan percobaan pembunuhan dengan cara pengayiayaan
secara berkelompok. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
“....ada yang ketangkap satu orang ha disitu dipukuli dii termasuk
dianiaya lah karna disitu kan perang antar kampung, motornya
dibakar kondisinya pun gak kita ketahui waktu itu antara hidup
atau mati” (K154, B836-844)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan percobaan pembunuhan. Dikutip dari perkataan subjek
sebagai berikut:
“Iii apalagi itu, alhamdulillah belum pernah” (K143, B820-823)

9) Pengguguran kandungan.
Tidak ditanyakan karena kedua responden dalam penelitian
ini adalah laki-laki.
10) Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian.
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan subjek tidak pernah
melakukan penganiayaan berat dengan kelompoknya tetapi subjek
tidak mengetahui apakah tindakan tersebut sampai mengakibatkan
kematian atau tidak. Dikutip dari perkataan subjek sebagai berikut:
““....ada yang ketangkap satu orang ha disitu dipukuli dii
termasuk dianiaya lah karna disitu kan perang antar kampung,
motornya dibakar kondisinya pun gak kita ketahui waktu itu antara
hidup atau mati” (K154, B836-844)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang dilakukan kelompok subjek
pernah melakukan penganiayaan tetapi tidak sampai
mengakibatkankan kematian, lebih ke arah bullying. Dikutip dari
perkataan subjek sebagai berikut:
“...bukan saya sih, tapi karna saya ikut di kelompok teman-teman
saya itu jadinya saya juga terbawak yakan, jadi ada lah adek kelas
orang Jawa jadi mereka sampe memain mainkan mengayun
ayunkan adek itu sampai terlempar ke semak-semak...” (K145, B829-
839)

Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan kepada kedua


responden maka dapat diketahui faktor penyebab kenakalan remaja yaitu:
Responden 1
Dari hasil wawancara yang dilakukan faktor penyebab kenakalan
subjek adalah masyarakat. Faktor masyarakat disini yaitu pergaulan
sosialnya atau lingkungan pertemanan responden, dapat dilihat dari:
1. Saat masih berada di lingkungan balap ia berada dalam
lingkungan pemakai narkoba dan akhirnya pernah ikut
mencobanya juga (K92B472-488, K94B491-503)
Responden 2
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan faktor penyebab
kenakalan subjek adalah masyarakat dan sekolah. Faktor masyarakat disini
yaitu pergaulan sosialnya atau lingkungan pertemanan responden dan
faktor sekolah yaitu tidak adanya fasilitas pendidikan yang baik seperti
sekolah tersebut tidak memiliki peraturan tegas untuk menciptakan
ketertiban, dapat dilihat dari
1. Faktor sekolah (K31B127-132, K33B135)
2. Faktor pergaulan sosial (K37B158-195)
4.4 Pembahasan Teori
Berdasarkan aspek kenakalan remaja dari Gunarsa (2005) terdapat
dua aspek kenakalan remaja yaitu aspek asosial dan aspek hukum. Aspek
asosial adalah perlikau yang tidak diatur dalam undang-undang dan hukum
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum,
sedangkan aspek hukum adalah perilaku yang melanggar hukum
diselesaikan melalui hukum dan seringkali bisa disebut dengan kejahatan.
Kejahatan ini bisa diklasifikasikan sesuai dengan berat ringannya
kejahatan yang dilakukan tersebut. Kenakalan yang dilakukan oleh remaja
dan para muda-mudi di sekolah maupun, remaja yang putus sekolah
maupun tidak sekolah. Dalam wawancara ini hasil jawaban kedua
responden menunjukkan mereka melakukan kenakalan pada aspek asosial,
kenakalan kedua responden ini berada pada tingkat asosial.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan responden 1 memenuhi
7 indikator dari 10 indikator yang ada pada aspek asosial dan 3 indikator
dari 10 indikator yang ada pada aspek hukum, sedangkan responden 2
memenuhi 8 indikator dari 10 indikator yang ada pada aspek asosial dan 1
indikator dari 10 indikator yang ada pada aspek hukum. Responden 1
melakukan perbuatan berbohong, kabur, keluyuran, membawa benda
tajam, pergaulan yang membawa pengaruh buruk, berbicara dengan
bahasa yang tidak seronoh, dan meminum minuman berakohol pada aspek
asosial dan melakukan perilaku anti sosial, percobaan pembunuhan, dan
penganiayaan pada aspek hukum. Responden 2 melakukan perbuatan
berbohong, membolos, kabur, keluyuran, membawa benda tajam,
pergaulan yang membawa pengaruh buruk, berbicara dengan bahasa yang
tidak seronoh, berpesta pora tanpa pengawasan pada aspek asosial dan
melakukan perilaku pencurian pada aspek hukum.
Berdasarkan hasil penemuan dan penelitian, bahwa kenakalan
remaja paling rawan disebabkan oleh faktor pergaulan sosial atau faktor
pertemanannya tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa faktor sekolah
juga dapat mempengaruhi perilaku remaja tersebut, seperti tidak adanya
peraturan yang tegas di sekolah tersebut. Tingkat kenakalan remaja yang
didapatkan dalam penelitian ini yaitu hanya berada pada aspek asosial saja,
walaupun responden 1 pernah berurusan dengan pihak berwajib, tetapi itu
karena ia melanggar aspek asosial sehingga mendapat hukuman tersebut,
sedangkan responden 2 tidak pernah melakukan aspek hukum seperti
pencurian tetapi karena kelompoknya pernah ia juga terseret ke dalam
perbuatan kelompoknya sehingga mendapat hukuman ikut membayar
denda atas pencurian yang dilakukan oleh kelompoknya tetapi tidak
sampai berurusan dengan pihak berwajib.
Pada indikator cara berpakaian yang terdapat dari aspek asosial
didapatkan hasil bukan dari guide wawancara, tetapi dilihat dari pakaian
kedua responden saat bertemu dengan interviewer. Maka didapatkan hasil
cara berpakaian responden 1 saat bertemu interviewer memakai celana
jeans sobek di bagian kedua lututnya, memakai baju kaus, memakai topi
warna merah yang ada bordir tanaman ganja (tidak terlihat jelas jika tidak
dilihat dari dekat), rambut diatas bahu dan tidak di ikat, memakai sepatu.
Responden 2 memakai celana jeans, memakai baju kemeja lengan panjang
yang tidak dikancingkan bagian kedua tangannya dan bagian 3 kancing
teratas sehingga terlihat bahwa responden memakai kalung, rambut tidak
gondrong tetapi berantakan, memakai sendal. Diantara kedua responden
dilihat dari penampilan saat itu maka yang dirasa akan menjadi pusat
perhatian dari orang-orang disekeliling adalah responden 1.
BAB V
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedua responden
memenuhi kenakalan remaja pada aspek asosial dan faktor yang menjadi
penyebab kenakalan tersebut adalah faktor pergaulan sosial atau lingkungan
pertemanannya dan faktor pendidikan yang ada di sekolah seperti tidak adanya
aturan yang tegas.
5.2 Saran
Berdasarkan proses dan hasil penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik terhadap tema yang sama dengan peneliti ini disarankan agar
mempertimbangkan sebagai berikut:
a. Hendaknya peneliti selanjutnya dapat melakukan pengambilan data
yang lebih mendalam mengenai kenakalan remaja dan faktor-faktor
penyebabnya.
b. Hendaknya dalam penelitian berikutnya juga dilengkapi dengan cara
mengatasi kenakalan remaja agar dapat membantu pembaca yang
mengalami permasalahan mengenai kenakalan remaja ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta
Fatimah, Siti & M. Towil Umuri. 2014. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan
Remaja di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten
Gunungkidu. Prodi PPKn FKIP UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Gulo, W. 2012. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Grasindo
Gunarsa, S.D. 1981. Psikologi Remaja. Yogyakarta: BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia
Gerungan, W.A. 2006. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco
Hurlock, E.B. 1980. Developmental Psychology A Life-Span Approach, fifth
edition. Alih bahasa, Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Psikologi
Perkembangan Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Hurlock, E.B. 1994. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Janesari, Olivia. 2009. PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU
KENAKALAN REMAJA. Skripsi Fakultas Psikologi UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Kartono, K. 2010. Patologi Sosial II:Kenakalan Remaja. Cet 9.Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Moleong, L.J. 2010. Metedologi Penelitian Kualitati. Bandung : Remaja Rosda
Karya
Prihardani, Indar. 2012. HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS GENG
DENGAN KENAKALAN REMAJA. Naskah Publikasi Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sumara, Dadan, dkk. 2017. KENAKALAN REMAJA DAN PENANGANANNYA.
Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial UNIVERSITAS
PADJAJARAN
Triwiyarto, Uut. 2015. STUDI KASUS TENTANG PENYABAB KENAKALAN
REMAJA. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Willis, S.S. 1981. Problema Remaja dan Pemacahannya. Bandung : Angkasa.
LAMPIRAN

Verbatim 1
Hari/Tanggal: Jum’at/ 24 mei 2019
Keterangan :
Kolom (K)
Baris (B)
Interviewer (A)
Responden (B)
No No Verbatim Ide Utama Tema Tema Utama
Kolom Baris (Indikator) (Aspek)
1 A: Assalamualaikum Perkenalan
1 2 warahmatullahi
3 wabarakatu
4 B: Waalaikumussalam Perkenalan
2 5 warahmatullahi
6 wabarakatuh
7 A: Perkenalkan saya izatul Perkenalan
8 ma’rifah saya mahasiswi
9 UIN SUSKA Riau ingin
3 10 mewawancarai anda untuk
11 memenuhi tugas mata
12 kuliah metode wawancara,
13 apakah anda bersedia?
4 14 B: Bersedia Kesediaan
15 A: Baik, tapi sebelumnya Perkenalan
5 16 bisakah anda perkenalkan
17 diri anda terlebih dahulu?
18 B: Ya, nama saya Jo dari Perkenalan
6 19 Universitas Riau jurusan
20 Teknik Mesin
7 21 A: Jo, aa dari mana asal Perkenalan
22 kamu?
23 B: Asal kelahiran sumatera Perkenalan
8 24 barat untuk besar di Riau,
25 Rokan Hilir
26 A: Aaa Rokan Hilir, kamu Perkenalan
9 27 bersekolah berarti dari SD
28 di Rokan Hilir?
10 29 B: Ya, SD, MTS, sampai Perkenalan
30 SMA
31 A: Oooh begitu, aa Jo bisa
11 32 kita mulai wawancaranya
33 sekarang?
12 34 B: Bisaa
35 A: Jo, disekolahkan
36 biasanya ada aturan, nah
13 37 pernah tidak kamu
38 melakukan tindakan atau
39 perbuatan yang melanggar
40 aturan?
14 41 B: Pernah, sering malahan. Individu Asosial
pernah
melakukan
pelanggaran
42 A: Sering ya Jo aa bisa
15 43 kamu ceritan perbuatan
44 atau tindakan apa saja
45 yang kamu lakukan?
46 B: Disekolah ya, kalau Tidak setuju Asosial
47 disekolah peraturan bagi dengan aturan
48 saya dulu tu untuk yang ada di
49 dilanggar, contoh sekolah
50 merokok. Merokok itu kan
51 hak masing-masing tapi
16 52 kenapa dibuat sebagai
53 aturan apalagi contoh
54 rambut, sepatu, itu kan
55 ndak berpengaruh terhadap
56 prestasi. Setiap orang kan
57 punya ciri khas dan
58 karakternya masing-
59 masing.
60 A: Ooh merokok ya Jo, aa
17 61 kamu melakukannya
62 tindakan itu pada tingkat
63 sekolah apa Jo?
18 64 B: Dari MTS, mulai dari Mulai Asosial
65 MTS sampai SMA merokok dari
MTS
66 A: MTS ya Jo, pernah
67 tidak kamu melakukan
19 68 tindakan atau perbuatan
69 yang melanggar aturan
70 dari SD?
20 71 B: SD saya hobinya Berkelahi
72 berkelahi sejak dari SD
73 A: Berkelahi ya Jo, nah Berbohong Asosial
74 biasanya manusia itu kan
75 jarang yang tidak
21 76 berbohong, nah biasanya
77 dalam kehidupan sehari-
78 hari sering tidak kamu
79 berbohong?
80 B: Saya kalau untuk Kejujuran Berbohong Asosial
81 berbohong jarang, saya merupakan hal
22 82 orangnya ceplas ceplos, yang penting
83 jujur, karena walaupun
84 menyakitkan jujur itu obat
85 yakan
86 A: Yaa, nah tadi kan di Membolos Asosial
87 sekolah ada aturan Jo,
88 salah satu aturan di
23 89 sekolah itu kan tidak boleh
90 keluar saat masih jam
91 pelajaran, pernah tidak
92 kamu melakukan hal itu?
93 B: Kalau untuk disekolah Ilmu yang Membolos Asosial
24 94 tidak pernah, karena diberikan di
95 menurut saya ilmu yang sekolah
96 diberikan guru saat di penting
97 bangku sekolah itu sangat baginya
98 penting.
99 A: Oooh berarti tidak Kabur Asosial
25 100 pernah ya Jo, aa kalau
101 kamu pergi atau kabur
102 pernah tidak?
103 B: Kabur pernah, kabur Memperjelas Kabur Asosial
26 104 dari segi apa dulu, dari pertanyaan
105 sekolah atau dari keluarga
106 atau gimana nih
27 107 A: Aaa bisa kamu
108 ceritakan keduanya?
109 B: Aaa kalau untuk kabur Kabur dari Kabur Asosial
110 yang pernah itu sekolah. sekolah karena
111 Pertama dulu waktu saya tidak diizinkan
112 SMA aktif di organisasi hadir di acara
113 pramuka, jadi disitu saya yang diadakan
114 di utus oleh kapolres polres untuk
28 115 Rokan Hilir untuk mewakili
116 menghadiri acara yang organisasi
117 diadakan oleh polres pramuka
118 setempat, jadi saya untuk
119 mendapatkan izin dari
120 sekolah itu tidak bisa, jadi
121 sudah dilarang ya saya
122 kabur aja, karena untuk
123 kebaikan kok, kenapa
124 dilarang
125 A: Aaa kamu kabur,
126 apakah kamu tidak
29 127 mendapat dukungan dari
128 sekolah kamu untuk
129 mengikuti kegiatan itu?
130 B: Sekolah itu Sekolah tidak Kabur Asosial
131 mendukung, tetapi karena memberi izin
132 melihat tingkah laku saya karena catatan
133 mungkin ya, padahal tingkah laku
134 kedua orangtua saya guru yang
135 SMA saya sendiri, disitu dilakukan di
30 136 sampai orangtua saya sekolah
137 berantam dengan dengan
138 orang apa namanya
139 kesiswaan kalau di masa
140 sekolah kan, orangtua saya
141 hampir berantam dengan
142 orang kesiswaan untuk
143 membela saya gitu, untuk
144 pergi ke acara tersebut,
145 tapi saya kabur aja
146 A: Aaa tadi kamu bilang
147 sekolah tidak mengizinkan
31 148 karena melihat perilaku
149 kamu, memangnya
150 perilaku apa yang kamu
151 timbulkan di sekolah?
152 B: Kalau di sekolah saya, Individu Asosial
153 yang pernah saya lakukan merasa pihak
154 paling kasus sekolah itu sekolah tidak
32 155 merokok, tawuran, ya bisa melihat
156 pihak sekolah hanya potensi yang
157 melihat saya dari situ ada dalam
158 bukan dari potensi itu dirinya
159 sama saja memendam
160 potensi seorang anak.
161 A: Tadi kamu bilang kamu
162 pernah tawuran ya Jo, bisa
33 163 kamu ceritakan kenapa
164 kamu sampai melakukan
165 itu?
166 B: Kalo bagi saya tawuran Terlibat Asosial
167 tu, itu karena satu orang tawuran
168 kan, saya orangnya tu karena tidak
169 solidaritasnya tinggi kan terima
170 jadi melihat teman temannya
171 dipukuli saya jadi ga tega dipukuli pada
34 172 kan lebih baik saya aja saat kelas 2
173 yang di pukuli gitu, jadi dan membalas
174 untuk membela teman anak kelas 3
175 sesama teman ya saling
176 melindungi lah gitu. Itu
177 kejadiannya di sekolah
178 tawuran antara kelas 2
179 sama kelas 3 SMA, itu
180 dulu saya masih kelas 2.
35 181 A: Kamu dulu SMA di?
36 182 B: SMA di Rokan Hilir
183 A: Dalam kejadian itu
37 184 apakah menimbulkan
185 korban?
186 B: Korban ada dari kelas Ada korban Asosial
38 187 3, 2 orang, itu gatau dalam tawuran
188 pingsan gitu aja 2 orang itu
189 A: Setelah kamu
39 190 melakukan tindakan itu
191 apa respon dari para guru
192 yang ada disitu apalagi kan
193 orangtua kamu juga
194 mengajar disitu
195 B: Kalo guru kebanyakan Orangtua tidak Asosial
196 terkejut, mungkin mereka mempermasal
197 besarnya di kota, tapi kalo ahkan jika
198 untuk orang tua saya yang hanya
199 dari kecil sampai besarnya berkelahi
40 200 idup sendiri dan idup keras
201 jadi udah biasa untuk
202 orangtua saya. Dia lebih
203 senang saya itu jahat di
204 berantam daripada narkoba
205 atau gimana gitu, merokok
206 sama berantam biasa kalo
207 untuk orangtua saya.
208 A: Oooh biasa ya Jo,
209 setelah kamu melakukan
41 210 itu, apakah ada hukuman
211 yang kamu terima?
212 B: Hukuman dari sekolah Menerima
213 kena skorsing kami yang hukuman
42 214 terlibat yang mau skorsing 1
215 mengakui skorsing satu minggu
216 minggu
217 A: Seingat kamu Jo,
43 218 berapa orang yang terlibat
219 dalam tindakan itu?
220 B: Untuk yang terlibat Hanya
221 sebenarnya seluruh laki- sebagian yang
222 laki kelas 2 dan kelas 3 mau mengakui
44 223 tetapi yang mengakui tindakan
224 perlakuannya hanya tersebut
225 beberapa orang, sisanya
226 pengecut
45 227 A: Ketika tawuran itu
228 dilakukannya dimana Jo?
229 B: Tawuran dilakukan di Tawuran Asosial
46 230 sekolah waktu ada terjadi saat
231 kegiatan bola kaki antara permainan
232 kelas 2 sama kelas 3 bola kaki kelas
2 vs kelas 3
233 A: Ketika tawuran itu
47 234 kamu membawa atau
235 memakai benda tajam atau
236 hanya saling pukul saja?
237 B: Waktu SMA tu Saat tawuran Memiliki dan Asosial
238 memang kalo untuk SMA tidak membawa
48 239 namanya berantam atau memakai benda yang
240 tawuran menggunakan senjata tajam membahayaka
241 senjata tajam gak ada. n bagi orang
242 Memang tangan kosong. lain sehingga
ditakutkan
untuk
mencelakai
orang lain

243 A: Tangan kosong, setelah


49 244 tawuran itu bagaimana
245 perasaan kamu Jo?
246 B: Yaa, setelah tawuran Setelah Asosial
247 perasaan ya senang, lihat tawuran
248 teman yang terluka, luka merasa lega
249 itu bisa dibalaskan ya karena sudah
50 250 senang gitu. Karena membalas
251 menyakiti orang itu perbuatan
252 sebenarnyakan hukumnya yang
253 tidak baik, jadi kalau tidak dilakukan
254 mau di sakiti gausahlah kepada
255 nyakiti orang kan. temannya
256 A: Ya, setelah terjadi
257 tawuran itu kan pasti satu
51 258 sekolah jadinya tau kan Jo,
259 gimana pandangan anak
260 sekolah itu terhadap kalian
261 yang tawuran?
262 B: Pandangan sekolah Dari SD sudah
263 melihat kami ya dah biasa dibekali
264 karena mereka pun tau beladiri
265 kehidupan kami, kami dari pencak silat
266 kecil, dari SD sampai
52 267 SMA basic kami memang
268 dari bela diri, orangtua
269 saya memang mengajarkan
270 kehidupan saya dari kecil
271 bela diri. Silat. Contohnya
272 pencak silat gitu. Dari
273 SMA pun saya udah
274 pernah mewakili sekolah
275 untuk kabupaten
53 276 A: Jo kalo kamu keluar
277 tanpa tujuan pernah tidak?
54 278 B: Keluar darimana dulu
279 nih?
55 280 A: Ya jalan-jalan dengan
281 teman kamu, sendiri
282 B: Pernah, ya seringlah, Keluar Keluyuran Asosial
56 283 keluar sendiri awalnya ga awalnya tidak
284 ada tujuan nanti akhirnya ada tujuan tapi
285 ada tujuan kok, jumpa akhirnya ada
286 teman-teman tujuan
287 A: Ketika kamu keluar itu
57 288 kamu membawa benda
289 atau barang yang
290 berbahaya tidak?
291 B: Setiap hari, setiap pergi Membawa Membawa Asosial
292 ke kampus, setiap harilah, benda tajam benda yang
293 kalo orang bilang, bukan ke kampus membahayaka
294 saya aja sih, teruntuk anak n
295 mesin kalo mahasiswa lain
296 ke kampus bawa pena kalo
58 297 kami ke kampus bawa
298 pisau pasti ada bawa
299 kunci-kunci pasti ada ya
300 itu rahasia umum tu, tapi
301 gak kebanyakan orang tau,
302 untuk unri aja ga ada yang
303 tau.
304 A: Oooh, aa apa alasan
59 305 kamu dan teman-teman
306 kamu membawa benda
307 seperti itu Jo?
308 B: Tujuan kami bawa Tujuan Membawa Asosial
309 senjata tajam sebenarnya membawa benda yang
310 untuk kadangkan kalo di senjata ke membahayaka
311 mesin motor ada yang kampus untuk n
312 perlu dipotongkan kita membantu jika
313 potong pakai pisau bisa diperlukan
60 314 juga kalo ada yang saat
315 mengganggu kita kami pembelajaran,
316 kalo prinsip kami gamau dan bisa untuk
317 di ganggu jangan ganggu pegangan diri
318 oranglah. Kalo gamau sendiri
319 disakiti jangan nyakiti
320 orang gitu aja prinsip kami
321 A: Hmm, begitu ya Jo, tapi
322 pernah tidak kamu
61 323 khususnya memakai benda
324 tajam itu untuk menyakiti
325 atau melukai orang?
62 326 B: Pernah waktu SMA Pernah Asosial
menggunakan
senjata waktu
SMA
327 A: Apa yang kamu
63 328 lakukan Jo? Bisa tolong
329 diceritakan?
330 B: Waktu itu ada tawuran Pernah
331 antar kecamatan kalo menjadi
64 332 ditempat saya, saya korban saat
333 termasuk korban berdarah tawuran antar
334 ditangan disini kena kecamatan
335 samurai kan koyak, di kaki
336 koyak, jadi waktu malam-
337 malam setelah seminggu
338 kejadian kami jumpa
339 orangnya kami tangkap
340 tapi gatau hidup
341 sekarangnya gatau
342 A: Antar kecamatan ya Jo,
65 343 seingat kamu itu antar
344 kecamatan apa Jo?
345 B: Kecamatan Tanah Putih
66 346 dan kecamatan Tanjung
347 Belawan
348 A: Seingat kamu lagi Jo,
67 349 berapa orang yang terlibat
350 dalam tawuran itu?
351 B: Dari anak SMP, anak Tawuran Asosial
68 352 SMA, remaja sampai diikuti semua
353 bapak-bapak kalangan
69 354 A: Aaa kira-kira ada lebih
355 dari 20 orang?
356 B: Lebihlah, untuk satu
70 357 kecamatan mungkin ada
358 sampai 50 lebihlah
359 A: Aaa itu apakah
71 360 orangtua kamu
361 mengetahuinya Jo?
362 B: Enggak, karna saya Orangtua tidak
363 sendiri prinsipnya, mengetahui
364 orangtua tu tau tentang individu
365 kita hal baiknya ajalah, hal mengikuti
72 366 buruk gausah, tapi tawuran
367 orangtua laki-laki saya
368 tanpa dikasih tau dia tau
369 sendiri
370 A: Tadi kan kamu bilang
371 ada bagian di diri kamu
73 372 yang luka, tangan kaki,
373 gimana cara kamu
374 menutupinya Jo?
74 375 B: Bilang aja jatuh
376 A: Oooh bilang aja jatuh
75 377 ya Jo, aa apakah orangtua
378 laki-laki kamu pasti tau,
379 kalo ibu kamu?
380 B: Ibu saya ya namanya
381 perempuan besarnya kan
76 382 dirumah aja, kalo orangtua
383 laki-laki saya bisa jadi
384 kehidupan dia dulu yang
385 menirukannya saya gitu
386 bisa jadi makanya
387 mungkin dia tau apa
388 semua kenakalan saya gitu
389 A: Aaa begitu ya Jo ya, aa
390 lalu Jo, kan kita hidup ini
391 punya pergaulan, pernah
77 392 tidak kamu berasa bergaul
393 dengan orang yang
394 membawa pengaruh buruk
395 bagi hidup kamu?
396 B: Pengaruh buruk itu
78 397 pasti ada, tapi tergantung
398 kita yang menyikapinya
399 lah lagi
400 A: Pernah berarti ya, ada,
79 401 pengaruh buruk apa yang
402 dibawa mereka dan apa
403 yang kamu rasakan Jo?
404 B: Pengaruh buruk dalam
80 405 segi apa dulu nih?
406 Narkoba? Tingkah laku?
407 Banyak soalnya
408 A: Bisa kamu ceritakan
409 kamu bergaul dengan
81 410 siapa saja lalu apa saja
411 dampak yang kamu
412 dapatkana berteman
413 dengan mereka
414 B: Dulu hobi saya balap Individu Hukum
415 liar kan, jadi dulu pernah pernah
416 masuk penjara ditangkap ditangkap
417 polisi karna balap liar, polisi dan
418 orangtua ya tau, orangtua pernah
419 yaa memindahkan apa mencoba
420 namanya tu narkoba saat
421 mentransformasikan dari di lingkungan
422 balap liar ke balap resmi balap
82 423 jadi dulu saya pernah ikut
424 gestreklah kalo anak
425 internasionalnya
426 motorcross, aa di
427 motorcross itu aa disitulah
428 kenak yang namanya
429 narkoba pergaulan kawan-
430 kawan memang rata-rata
431 senior-senior di teman-
432 teman balap ya pengguna
433 narkobalah
434 A: Saat kamu ditangkap
83 435 polisi itu saat kamu
436 sekolah apa Jo?
437 B: SMA lah itu, SMA Saat SMA
438 tangkap polisi sehari karna individu
439 balap liar kalo kamu pernah ditahan
84 440 keluar harus dijemput polisi sehari
441 orangtua gitu, tapi polisi
442 rata-rata teman orangtua
443 kan jadi bentar aja
85 444 A: SMA kelas berapa Jo?
86 445 B: Kelas 2
446 A: Setelah itu apakah
87 447 orangtua tau kamu
448 ditangkap polisi?
449 B: Tau, itukan ditelfon Orangtua
450 sama temen orangtua, jadi mengetahui
451 ini ada anak nih disini bahwa
88 452 katanya kan yaudah anaknya
453 orangtua bilang aja suruh ditahan polisi
454 lepas ajalah udah tau nya karena balap
455 kelakuannya. liar
456 A: Oooh, kalo tadi ayah
89 457 kamu pasti tau, gimana
458 respon ibu kamu Jo?
459 B: Ya ibu yaa bilang Ibunya sudah
460 gausahlah kek gitu menasehati
461 gausahlah kek gini ya jika anaknya
90 462 namanya perempuan kan melakukan
463 gatau gimana sebenarnya tindakan yang
464 kehidupan laki-laki berbahaya
465 A: Tadi kamu bilang,
466 kamu berteman juga
91 467 dengan orang yang
468 memakai narkoba, pernah
469 tidak suatu waktu yang
470 membuat kamu ingin
471 mencobanya juga?
472 B: Ya karna waktu itu saya Individu Asosial
473 pembalap, jadi ya gimana awalnya hanya
474 ya kan cobalah coba, coba-coba
475 awalnya sama ya kan kek narkoba dan
476 dibilang orang-orang, merasakan
477 awalnya coba-coba lama- perbedaan saat
92 478 lama ketagihan kan bertanding
479 awalnya cobak ya memang
480 beda rasanya kamu balap
481 ini dengan apa namanya
482 steril dengan yang gak
483 steril, gak steril ini
484 maksudnya dengan
485 narkoba gitu, bedalah
486 apanya adrenalinnya,
487 emosi kamu beda, PD nya
488 beda
93 489 A: Oooh berarti kamu
490 pernah memakainya?
491 B: Pernahlah kalo dibilang Individu Asosial
492 masa lalu kelamlah, semua pernah
493 jenislah, hampir semua mencoba
494 jenis dulu pernahlah, ya hampir semua
495 orangtua saya pernah juga jenis narkoba
496 cerita sama orangtua untuk dan minuman
94 497 mencoba gapapa tapi keras
498 jangan sampai ketagihan
499 kata orangtua. Kayak
500 contohnya minuman
501 mabukkan minum boleh
502 tapi segelas aja, kata
503 orangtua gitu
504 A: Aaa kamu pernah
95 505 mencoba itu kira-kira
506 berapa lama kamu berada
507 dalam lingkup itu Jo?
508 B: Dari mulai balap Individu Asosial
509 sampai berhenti balap berhenti
510 sampai kuliah, setelah menggunakan
511 masuk kuliah berhenti. narkoba ketika
96 512 Karena kalo namanya sudah kuliah
513 orang minang dia semua
514 yang dilakukannya bakal
515 dikasih kesimpulan sendiri
97 516 A: Kesimpulan?
517 B: Iya kesimpulan,
518 contohnya oh ini gini
98 519 gabaik untuk badan ni, itu
520 namanya kesimpulan tapi
521 hanya dia sendiri yang tau
99 522 A: Tadi kamu balap mulai
523 dari kelas berapa?
524 B: Mulai dari kelas 2 Mulai
525 berhenti balap kelas 3 bergabung di
526 karena kecelakaan parah dunia balap
527 pada waktu itu, disuruh kelas 2 dan
100 528 berhenti daripada rusak berhenti kelas
529 diri sendiri, ya yang suruh 3 karena
530 berhenti ibu, ya dia suruh kecelakaan
531 berhenti yaudah kita ikuti parah
532 aja berhenti
533 A: Jo dikehidupan sehari-
101 534 hari kan kita banyak nih
535 menggunakan gaya
536 bahasanya, pernah tidak
537 kamu berkomunikasi
538 dengan bahasa yang tidak
539 sopan atau tidak seronoh?
540 B: Pernahlah, kalo sesama Pernah Berbicara Asosial
541 laki-laki kami ngomong ya menggunakan dengan
542 biasa aja, frontal aja, bahasa yang bahasa yang
102 543 karena manusia ni kalo tidak seronoh tidak seronoh
544 gak gitu susah ngertinya,
545 otaknya tiap manusia ni
546 beda-bedakan soalnya
547 A: Setelah kamu begitu
548 pernah tidak kamu
103 549 menemukan orang yang
550 tidak setipe gaya
551 bahasanya dengan kamu?
552 B: Pernahlah, ada orang
553 yang sok intelek gaya
554 bahasanya tapi sebenarnya
555 dia gak intelek gitukan,
556 hanya memanipulasi,
557 manusia kan banyak kek
104 558 gitu pengen nampak lebih
559 dari gaya bahasa gaya
560 tampilan tapi untuk saya
561 gak gitu orangnya, frontal
562 ya frontal aja jadilah diri
563 sendiri
564 A: Jadi gimana pendapat
105 565 kamu tentang orang seperti
566 itu Jo?
567 B: Untuk orang seperti itu
568 ya gimana ya, pendapat
569 saya gabisa juga sih,
570 soalnya kan kehidupan
571 kehidupan mereka yakan
106 572 setiap manusia punya
573 kehidupannya masing-
574 masing biarlah bakalan
575 waktu yang memberikan
576 mereka jawaban
577 A: Pernah tidak kamu
107 578 membuat keributan di
579 tempat umum Jo?
580 B: Keributan inikan
581 banyak jenisnya, pasti
582 pernahlah, contohnya
108 583 diam-diam aja, ada yang
584 aneh pasti kita tanya kan
585 “ada apa nih bang?” gitu
586 contohnya atau gak kita
587 tanya-tanya orang saya
588 orangnya usil juga, ga ada
589 kegiatan saya wawancarai
590 orang, wawancara ni
591 maksudnya tanya
592 kehidupannya supaya
593 kenal, karna kan manusia
594 ni kebanyakan ga berani
595 bicara, terpengaruh
596 elektronik kan, jarak jauh
597 tanpa melihat orangnya
598 langsung kan
599 A: Kalau keributan yang
600 seperti membuat keributan
109 601 seperti di tempat makan
602 sambil menimbulkan
603 korban pernah Jo?
604 B: Gaklah, karna kan Tidak pernah Asosial
110 605 prinsip kita kalo gamau membuat
606 disakiti jangan menyakiti keributan yang
merugikan
orang lain
111 607 A: Kembali ke prinsip lagi
608 ya Jo
112 609 B: Iyalah
610 A: Jo di lingkungan
611 masyarakat kan ada aturan,
612 pernah tidak kamu
113 613 melakukan tindakan yang
614 melanggar aturan di
615 masyarakat?
616 B: Kalau di masyarakat Tidak pernah Asosial
617 gaklah, soalnya melanggar
618 masyarakat aturannyakan aturan yang
619 memang aturan hidup ada di
620 seperti biasa gitu, masyarakat
621 sebenarnyakan hidup kita,
114 622 hidup saya juga hidup
623 seperti hidup biasa gitu,
624 Cuman karena disebuah
625 instansi atau sekolah
626 peraturannya kan agak
628 lebay gitu.
629 A: Oiya Jo kamu di
115 630 keluarga anak ke berapa ya
631 Jo?
632 B: Anak kedua dari 3
633 bersaudara, kakak
116 634 perempuan adek
635 perempuan, anak laki-laki
636 satu-satunya.
637 A: Gimana pendapat
117 638 kakak dan adik kamu
639 tentang kelakuan-kelakuan
640 kamu Jo?
641 B: Kalo kakak ya fair fair
642 aja kan dia juga lumayan
643 jauh jaraknya dari saya
644 kalo adek mungkin karna
645 dia masih kecil tiap tau ya
118 646 pasti bilang ke orangtua
647 gitu sih, orangtua nanti ya
648 paling iya gini-gini terus
649 saya jawab aja gak ada do
119 650 A: Berapa jarak umur
651 kamu dan kakak Jo?
120 652 B: Kakak ke saya 5 tahun
653 saya ke adik 5 tahun
654 A: Jo kalau kelakuan yang
655 kamu lakukan selama
121 656 kamu sudah kuliah ini ada
657 tidak? Yang termasuk
658 dalam kategori
659 membahayakan gitu
122 660 B: Tawuran, tawuran antar Pernah ikut Asosial
661 jurusan di kampus tawuran di
kampus
123 662 A: Dari tawuran itu seingat
663 kamu berapa korbannya?
664 B: Korban kalo dari Banyak
665 fakultas teknik 4 orang korban di
666 termasuk saya kalo fisip tawuran yang
667 lebihlah dari 10 orang terjadi di
124 668 termasuk satpam dan ada kampus
669 mahasiswa ada yang patah
670 kaki, kritis, banyaklah dari
671 fisip
672 A: Itu tawurannya hanya
125 673 angkatan kamu atau
674 seluruh angkatan?
675 B: Itu tawurannya dari
676 seluruh angkatan, alumni
126 677 pun ikut, alumni yang tua-
678 tua 2001, 2006, yang
679 wisudawan ikut juga
680 A: Dari tindakan itu apa
127 681 pendapat kampus tentang
682 tawuran yang terjadi antara
683 fisip dan teknik itu?
128 684 B: Yaa kampus mungkin
685 hanya bisa memaklumi
686 lah, karena biasanya
687 memang setiap 5 tahun
688 sekali pasti ada, ceritanya
689 sih gitu, soalnya di tahun
690 2011 atau di 2012 itu ada
691 tu tawuran juga sebelum
692 2017 kemarin
129 693 A: Apakah ada tindakan
694 tegas dari kampus?
695 B: Kampus gaberani
696 menindak kalo untuk di
130 697 teknik kalo gasalah ya,
698 soalnya rektor belum
699 pernah sih main-main ke
700 teknik
701 A: Setau kamu ni Jo lebih
702 parah mana tawuran yang
131 703 terjadi pada saat tahun
704 kamu kemarin atau 5 tahun
705 sebelumnya?
706 B: Kalo untuk parah
707 korban lebih parah 2012
132 708 karna orang masih main
709 pakai parang kalo di 2017
710 gak sih cuma main lempar-
711 lempar batu aja
133 712 A: Disitu mayoritas laki-
713 laki ya yang ikut?
134 714 B: Iya
715 A: Di sekitar unri kan
716 pemukiman masyarakat
135 717 Jo, gimana tanggapan atau
718 reaksi masyarakat saat
719 tawuran itu terjadi?
720 B: Masyarakat hanya
721 bertanya-tanya soalnya
722 unri itu luas, masyarakat
723 ya hanya sekedar tau aja,
136 724 soalnya kita kan di dalam
725 kampus gitu, polisi pun
726 susah masuk pada saat itu,
727 Cuma brimob yang bisa
728 masuk
729 A: Saat polisi itu datang
730 gimana reaksi kalian?
137 731 Langsung kabur atau
732 bagaimana?
733 B: Kami ya ga kabur yang
734 kabur itu fisip, kami
138 735 melawan sama polisi
736 korban dari kami banyak
737 karna ada yang dipukuli
738 polisi ya kami balaslah
739 polisi yang mukuli eh gak
740 polisi lah brimob, brimob
741 yang mukuli ya kok
742 mukul-mukul dia di
743 kawasan kampus gitu kan,
744 kenapa polisi ada di dalam
745 kampus waktu itu, itu yang
746 kami pertanyakan
747 A: Pada saat tawuran itu
139 748 terjadi apa ada atasan
749 kampus yang datang untuk
750 mendamaikan?
751 B: Ada, waktu itu sempat Dosen teknik Asosial
752 ada negosiasi antara ikut
753 petinggi kampus, tapi ya memfasilitasi
754 tetap aja mahasiswa saat tawuran
755 melakukan perlawanan terjadi
756 gitu, kalo namanya
757 dipukul ya harus dibalas
140 758 pukullah kalo gak
759 datangkan siapa yang
760 mukul, tapi ni gak ada titik
761 terangnya ya gitu jadinya,
762 untuk dosenpun dari
763 teknik ya membelikan
764 perlatan waktu itu seperti
765 membelikan minum
766 belikan apa dari dosen
767 teknik
141 768 A: Untuk tawuran?
769 B: Iya, dosen teknik kan
770 namanya anak teknik masa
142 771 kuliahnya sama gak jauh
772 bedalah dengan kita, gitu
773 sih
774 A: Apakah banyak Banyak
775 kerusakan di kampus kerusakan
143 776 akibat tawuran itu? akibat tawuran
777 Misalnya apa aja tersebut
778 kerusakan di fakultas
779 kalian atau fisip
780 B: Kalo di teknik ga ada
781 kerusakan tapi kalo di fisip
782 itu pos satpam dibakar
144 783 lobinya pecah-pecah sama
784 papan bunga pas orang
785 wisuda tu kan banyak tu
786 sepanjang jalan ha itu
787 terbakar itu kerugian
788 kebanyakan dialami oleh
789 papan bunga sendiri sih,
790 sampe ada ibuk-ibuk yang
791 menangis papan bunganya
792 terbakar, tapi kan diganti
793 sih sama pihak kampus
794 gitu
795 A: Setelah tawuran itu
796 terjadi pasti ada
145 797 ketegangan yang
798 terjadikan, berapa
799 ketegangan itu terjadi?
800 B: Kalo untuk ketegangan Mahasiswa
801 gak ada sih soalnya setelah teknik dan
802 tawuran kami diliburkan fisip
803 selama satu minggu untuk diliburkan
804 mendinginkan suasana, selama
805 soalnya yang ditakutkan seminggu
806 rektor itu mahasiswa fisip, setelah
146 807 mahasiswa fisip rata-rata tawuran
808 mengeluh ketakutan kalo tersebut
809 dari teknik kami ga ada
810 rasa takut, kami kadang
811 selesai libur satu minggu
812 ya main-main ke fisip
813 mutar-mutar fisip mencari
814 siapa orangnya semalam
815 siapa tapi ya ga ada yang
816 berani
817 A: Jo selain tawuran apa
818 lagi yang pernah kamu
147 819 lakukan? Seperti perjudian
820 pernah tidak?
148 821 B: Perjudian tidak pernah Tidak pernah Perjudian Hukum
berjudi
822 A: Kalo pencurian atau
149 824 tindakan kekerasan
825 lainnya? Pernah tidak?
150 826 B: Pencurian juga tidak Tidak pernah Pencurian Hukum
827 pernah mencuri
828 A: Tindakan kekerasan
151 829 lainnya? Seperti
830 penganiayaan
152 831 B: Pernah
153 832 A: Bisa tolong ceritakan Jo
833 B: Itu saat masih-masih Pernah Percobaan Hukum
834 SMA saat masa tawuran melakukan pembunuhan
154 835 antar kecamatan antar penganiayaan &
836 kampung, ada yang ketika tawuran penganiayaan
837 ketangkap satu orang ha antar berat
838 disitu dipukuli dii kecamatan
839 termasuk dianiaya lah saat SMA
840 karna disitu kan perang
841 antar kampung, motornya
842 dibakar kondisinya pun
843 gak kita ketahui waktu itu
844 antara hidup atau mati
845 A: Jo dalam tindakan itu
155 846 seingat kamu berapa orang
847 yang terlibat ?
156 848 B: Banyak, sekitar 30
849 orang
850 A: Itu penganiayaannya
157 851 menggunakan senjata atau
852 bagaimana?
853 B: Tidak, pakai tangan Penganiayaan Penganiayaan Hukum
854 kosong , tapi waktu terjadi menggunakan
855 tawuran itu baru tangan kosong
856 menggunakan senjata, tapi
857 waktu ada yang tertangkap
858 itu gak pakai tangan
859 kosong, memang disitu
158 860 ditanyainlah darimana,
861 kenapa ikut, menurut dia
862 apa masalahnya gitu antara
863 dua kampung ni sambil
864 dipukuli, ya sama kayak
865 polisi introgasi penjahatlah
866 A: Tawuran atau
867 penganiayaan itu terjadi
159 868 waktu kapan Jo? Pagi
869 siang atau malam?
160 870 B: Masuk dini hari jam 1
871 A: Setelah tawuran antar
872 kecamatan itu apakah ada
161 873 kabar tentang korban yang
874 kalian aniaya itu?
875 B: Gak ada, tapi ada
876 beberapa orang yang
162 877 nyusup ke kecamatan kami
878 untuk mencari siapa yang
879 memukuli kawannya itu
163 880 A: Kalau penggelapan
881 uang pernah tidak Jo?
164 882 B: Tidak pernah Tidak pernah Penggelapan Hukum
melakukan uang
penggelapan
uang
165 883 A: Kalau pelanggaran tata
884 susila Jo?
166 885 B: Tata susila itu yang Tidak pernah Pelanggaran Hukum
886 berhubungan seperti melanggar tata tata susila
887 dengan wanita ya, gak susila
888 pernahlah
167 889 A: Yaa seperti porno
890 B: Porno ndaklah itu
168 891 merusak orang lain gak
892 lah, anak baik-baik
169 893 A: Penipuan pemalsuan Jo,
894 pernah tidak?
170 895 B: Gak Tidak pernah Pemalsuan Hukum
melakukan
pemalsuan
896 A: Baik Jo saya rasa
897 informasi yang ingin saya
898 dapatkan sudah terpenuhi,
899 terimakasih atas
171 900 partisipasinya ya Jo sudah
901 bersedia menjadi
902 narasumber saya, tapi
903 sebelumnya bolehkah data
904 ini di publikasi?
172 905 B: Boleh
906 A: Terimakasih Jo, kita Penutup
173 907 akhiri wassalamualaikum
908 warahmatullahi
909 wabarakatu
910 B:Walaikumsalam Penutup
174 911 warahmatullahi
912 wabarakatu
Verbatim 2
Hari/Tanggal: Jum’at/ 31 mei 2019
Keterangan :
Kolom (K)
Baris (B)
Interviewer (A)
Responden (B)
No No Verbatim Ide Utama Tema Tema Utama
Kolom Baris (Indikator) (Aspek)
1 A: Asssalamualaikum Pembukaan
1 2 warahmatullahi
3 wabarakatuh
4 B: Waalaikumsalam Pembukaan
2 5 warahmatullahi
6 wabarakatuh
7 A: Perkenalkan saya izatul Perkenalan
8 ma’rifah saya mahasiswa
9 fakultas psikologi UIN
3 10 SUSKA RIAU ingin
11 mewawancarai anda untuk
12 memenuhi tugas mata
13 kuliah metode wawancara,
14 apakah anda bersedia?
4 15 B: Ya saya bersedia Kesediaan
16 A: Baik boleh anda
5 17 perkenalkan diri terlebih
18 dahulu?
19 B: Perkenalkan nama saya Perkenalan
20 Reza Effendy usia 21
21 tahun alamat di
6 22 Bangkinang Seberang
23 pekerjaan mahasiswa
24 pendidikan lagi
25 menjenjang S1 dan status
26 perkawinan masih lajang
7 27 A: Kamu mahasiswa
28 universitas apa Reza?
29 B: Saya mahasiswa Perkenalan
8 30 Universitas Islam Riau
31 (UIR)
9 32 A: Jurusan ?
10 33 B: Jurusan Ilmu Perkenalan
34 Komunikasi
11 35 A: Kamu di Pekanbaru
36 tinggal dimana Reza?
37 B: Kalo di Pekanbaru saya Perkenalan
12 38 tinggal di jalan Purwodadi
39 di Gg. Twitunggal
13 40 A: Kos?
14 41 B: Kontrak Perkenalan
15 42 A: Kalo di Bangkinang?
43 B: Kalo di Bangkinang Perkenalan
44 saya tinggal sama orangtua
45 yaitu di Bangkinang
16 46 Seberang
47 A: Aaa Reza di kehidupan
48 sehari-hari kan biasanya
49 berbohong itu hal yang
50 biasa, pernah tidak kamu
51 berbohong?
52 B: Kalau berbohong ya Individu Berbohong Asosial
53 pasti pernah, ga mungkin pernah
17 54 setiap orang setiap berbohong
55 manusia gak pernah
56 berbohong kan
57 A: Bisa ceritakan
18 58 kebohongan-kebohongan
59 yang kamu lakukan?
60 B: Yaa misalkan seperti Individu Berhohong Asosial
61 kuliah ya, aa nanti pergi berbohong
62 kuliah katanya, ya nanti jika malas
19 63 bilang pergi tapi alasan ga pergi kuliah
64 masuk kuliah karena malas
65 ke Pekanbaru
20 66 A: Itu salah satunya, kalo
67 kebohongan lain?
68 B: Kebohongan lain apaya
21 69 ya adasih tapi saya agak-
70 agak lupa
22 71 A: Oooh sulit untuk kamu
72 mengingatnya?
23 73 B: Yaa sangat sulit
74 A: Baik, lalu kan di
75 sekolah itu biasanya ada
24 76 aturan, pernah tidak kamu
77 melanggarnya? Seperti
78 membolos
79 B: Kalo masa sekolah Individu mulai
80 masa nakal saya yaitu melakukan
81 masa SMP yaa kalo masa pelanggaran
25 82 saya SMP saya bisa saat SMP
83 dibilang anak nakallah tapi
84 beranjak ke SMA mulai
85 ada perubahan
86 A: Mulai ada perubahan
26 87 itu kamu tidak
88 melakukannya sama sekali
89 atau bagaimana?
90 B: Yaa perubahan Individu Membolos Asosial
91 ibaratnya nakal saya itu membolos
92 sangat berkurang, karena di
93 ibaratnya kalo saya SMP pengaruhi
27 94 itu bolos saya bisa lingkungannya
95 sebulan, absen saya bisa
96 sebulan, sakit saya bisa
97 sebulan. Itu waktu saya
98 SMP, karna kebetulan
99 SMP saya itu di kabupaten
100 Lampung utara lagian
101 lingkungan disana juga
102 termasuk lingkungan yang
103 sangat nakal, ya bisa kita
104 taulah kan Lampung itu
105 banyak orang-orang yang
106 nakal ya, kemungkinan
107 saya yang termasuk
108 terbawa lingkungan
109 mungkin, yaa makanya
110 saya bisa sering bolos
111 sampai sebulan alpa
112 sebulan sakit buat-buatan
113 sebulan
114 A: Hmm begitu, biasanya
28 115 kamu kalo membolos
116 pergi kemana Reza?
117 B: Yaa pergi ke kadang-
118 kadang sih pergi ke
119 warung ke belakang
29 120 sekolah, pokonya ga ke
121 sekolah lah, ibaratnya ga
122 di lingkungan sekolah tapi
123 diluar sekolah
124 A: Hmm, itu apakah kamu
30 125 tidak pernah mendapat
126 sanksi dari guru?
127 B: Kebetulan SMP tu Sekolah tidak
128 terkenal dengan SMP terlalu tegas
31 129 nakal ya aturan gimana ya dengan aturan
130 kena sanksi ya pernah sih
131 waktu itu berdiri di depan
132 tiang bendera di lapangan
32 133 A: Berapa lama kamu di
134 hukum itu Reza?
33 135 B: 1 mata pelajaran
34 136 A: Itu orangtua kamu tau
137 tidak kamu membolos?
138 B: Awalnya tidak tau, yaa Individu mulai
139 karna disitu ada saudara, melakukan
140 saudara ibaratnya bukan kenakalan
141 saudara juga ya tapi semenjak ada
142 kenalan aa disitu orangtua yang
35 143 saya menanya-nanya memalaknya
144 kemudian dikasih taunya di sekolah
145 karna saya mulai-mulai
146 bolos itu mulai-mulai
147 nakal itu semenjak saya
148 pertama masuk, gimana
149 ceritanya ya, saya pertama
150 masuk saya langsung ada
151 yang orang mintak
152 ngompas gitulah ya, ada
153 orang yang mintak
154 ngompas kan pertama saya
155 masih cupu yakan masih
156 SMP
36 157 A: Kelas 1?
158 B: Kelas 1, karna ada yang Individu di
159 ngompas-ngompas palak saat
160 kemudian saya cerita dia awal masuk
161 manggil saya kemudian SMP dan
162 dia mintak duit saya bilang memiliki
163 ga ada, kemudian saya teman dan
164 bilang saya orang kenalan yang
165 kampung ini, saya berasal kuat sehingga
166 dari kampung A kebetulan merasa
167 ada ibaratnya preman yang terlindungi
168 ibaratnya gimana ya orang
169 dulu, centeng lah paling
170 jagoklah di sekolah itu
171 paling bagaklah, kebetulan
37 172 itu teman saya sekampung
173 kemudian waktu saya
174 pulang saya bilang ke
175 teman saya kemudian
176 besok paginya orang yang
177 mintak kompas ke saya itu
178 di hajar, semenjak itulah
179 saya mulai nakal,
180 ibaratnya saya ada tameng,
181 lalu saya diajak, gimana ya
182 kalo di Lampung itu
183 hidupnya kan agak keras
184 ya, banyak orang begal,
185 banyak orang ini,
186 kemudian ada teman saya
187 bilang saudara-saudara
188 jauhlah, diajaknya saya
189 kesana kesini cari kenalan,
190 pas pulak kenalan saya itu
191 rata-rata orang nakal
192 semua, ibaratnya jadi
193 tamenglah karna
194 kehidupan di Lampung itu
195 keras, dah gitu
38 196 A: Kalo kabur, pernah
197 tidak kamu kabur Reza?
198 B: Kabur tu pernah, kabur Individu Kabur Asosial
199 saya alhamdulillah, bukan pernah kabur
200 kabur dari rumah sih, saat pertama
201 kabur dari pondok saya kali
202 pernah, ha kenapa saya dipindahkan
203 bilang saya pernah kabur ke pesantren
204 dari pondok, karena ketika
205 saya SMP, SMP saya kelas
39 206 2 saya ketahuan nakal
207 sama orangtua karena dia
208 melihat absen saya satu
209 semester itu hampir 3
210 bulan ga masuk kemudian
211 saya di pindahkan ke
212 pondok pesantren, saya
213 dipindahkan ke pondok
214 pesantren saya dari SMP
215 itu kelas 2 dipindahkan ke
216 pesantren saya ngulang
217 lagi kelas 1, aa awal-awal
218 saya masuk pesantren
219 itulah saya mulai kabur
220 karna ga betah karna
221 masih mungkin belum
222 cocoklah ya, masih belum
223 bisa beradaptasi di pondok
224 mungkin ya makanya saya
225 kabur dari pondok, kalo
226 dari rumah alhamdulillah
227 belum pernah
40 228 A: Itu kamu kabur pas
229 kelas 1?
230 B: Iya kelas 1 MTS, masih
41 231 baru masih masih masuk
232 pondok
42 233 A: Terus pas naik kelas 2
234 kelas 3 nya aman?
235 B: Aaa pas masuk naik Saat kelas 2
236 kelas 2 kelas 3 ya mulai MTS individu
237 ada perubahan lah kan mengalami
238 cuman ya kalo nakal tu perubahan ke
239 ibaratnya ga seberapa lagi arah yang
240 ibaratnya udah mulai lebih baik
43 241 bekurang sih ketika di karena
242 pondok karna kan lingkungannya
243 lingkungan pondok orang- berubah
244 orangnya kan rata-rata
245 orang-orang ramah yah
246 tapi masih di cap nakal
247 juga sih karna sering kabur
248 awal-awal masuk
249 A: Tadi kamu bilang
44 250 masih parah ketika kamu
251 masih saat di pondok
252 daripada SMA
45 253 B: Aaa iya, masa SMP lah
254 daripada masa SMA gitu
255 A: Mana yang lebih kamu
46 256 senangi masa SMP itu atau
257 masa SMA?
258 B: Lebih senang SMA sih SMA sudah
259 lebih enak, kita tu udah mulai berubah
260 bisa berpikir dewasa mana karena
261 yang baik dan mana yang perubahan
262 buruk, kalo masa SMP lingkungan
263 dulu kan kita masih anak- dan sudah
264 anak ya masih ngikut mulai bisa
47 265 suruh ini gini-gini kita berpikir
266 nurut kan ibaratnya kan dewasa
267 awal-awal gimana ya sok-
268 sok jagok masa SMP,
269 cuman kalo mas SMA kan
270 kita udah bisa berpikir
271 dewasa, udah mulai bisa
272 berpikir dewasa
48 273 A: Kalau keluar tanpa
274 tujuan sering tidak?
275 B: Keluar tanpa tujuan Tidak pernah Keluyuran Asosial
276 alhamdulillah belum keluar tanpa
49 277 pernah sih, keluar itu pasti tujuan
278 ada tujuan ya, kalo ga ada
279 tujuan ya
50 280 A: Keliling keliling?
281 B: Gak pernah sih, pasti
282 setidaknya ada tujuan,
283 misalnya tujuan cari angin,
284 kan tujuannya ya kan,
51 285 masih ada tujuan, apalagi
286 sampai bikin celaka orang
287 lain
288 A: Kalo kamu pergi-pergi
52 289 pernah gak kamu bawa
290 senjata tajam?
291 B: Alhamdulillah kalo Tidak pernah Membawa Asosial
292 masa SMA gak pernah ya, membawa benda yang
293 tapi kalo masa SMP itu senjata tajam membahayaka
294 pernah keluar bawak saat keluar n
53 295 senjata tajam itu ketika rumah ketika
296 masa SMP waktu tawuran SMA, tetapi
297 ya itulah bawak senjata ketika SMP
298 tajam eh bukan senjata pernah
299 tajam ya tapi kayu balok membawa
300 yakan karna kita ya nakal balok kayu
301 dulu lah ya untuk tawuran
54 302 A: SMP kelas berapa itu?
55 303 B: Itu awal-awal kelas 2
304 SMP
56 305 A: Makanya di pindahin?
306 B: Ketika semester 2, Individu
307 semester 2 yakan ketika dipindahkan
308 orangtua saya udah ngeliat ke pesantren
309 rapor saya selama setahun karena
57 310 setengah ha makanya saya orangtua
311 dipindahin ke pondok, mengetahui
312 dipindahin ke pondok, perilaku
313 kemudian ngulang lagi melalui rapor
314 dari kelas 1
315 A: Kalo balok tadi itu
58 316 kamu bawak untuk jaga-
317 jaga aja atau memang udah
318 memakainya?
319 B: Untuk jaga-jaga aja
59 320 karna kan kita niatnya
321 tawuran kan
322 A: Untuk jaga-jaga ya, jadi
323 kamu belum pernah,
60 324 belum sempat
325 menggunakannya, tidak
326 mau atau bagaimana?
327 B: Kalo menggunakannya
328 belum sempat ya, belum
329 sempat menggunakannya
330 karna saya orang ibaratnya
61 331 dulu itu tawurannya kita
332 yang di belakang, bukan
333 yang di depan, yang di
334 depan itu biarlah ibaratnya
335 anak buah
62 336 A: Tawuran itu tetap
337 terjadi?
338 B: Tawuran tetap terjadi,
339 cuman muka saya itu
340 ibaratnya di cap lah ya
341 kan, di cap oleh musuh
342 ibaratnya oh ini dia
63 343 orangnya salah satu
344 kelompok, kami kan ada
345 beberapa teman ni
346 alhamdulillah teman saya
347 orang-orang centeng
348 semualah ya orang bagak
349 ya ndak, jadi muka saya di
350 capnya juga oleh lawan
351 tawuran ya saya juga di
352 incar sih
64 353 A: Tawuran antar apa tu?
65 354 B: Tawuran antar SMP
355 A: Seingat kamu berapa
66 356 orang yang terlibat
357 tawuran?
358 B: Banyak sih, kalo ibarat
67 359 100 ga sampe tapi kurang
360 lebih mungkin 50an
68 361 A: Dari satu kubu atau
362 kedunya?
69 363 B: Dari satu kubu
364 A: Itu spesifik satu SMP
70 365 atau cuma kayak kelas 1, 2
366 atau 3 aja?
367 B: Satu SMP, satu SMP
368 tapi ya gamungkinlah kan
369 satu SMP tu semua orang
370 nakal ya kan, ada juga lah
71 371 orang baiknya ya kan,
372 cuman orang yang
373 bergabung tawuran tu
374 adalah sekitar kurang lebih
375 50 orang
72 376 A: Apakah ada korban?
377 B: Korban yaa, korban Ada korban
378 luka aja sih, kalo korban luka dari
379 mati alhamdulillah sih gak tawuran
380 ada, ada korban mati tapi
73 381 bukan yang tawuran ini
382 sih, cerita yang lain lagi,
383 meninggal karna
384 perkelahian ada jugak
385 A: Hmm bisa kamu
74 386 ceritakan perkelahian yang
387 kamu maksud itu?
388 B: Ada nih, di Lampung Individu dan Berpesta pora Asosial
389 itu ketika zaman SMP saya kelompoknya semalam
390 kan masih suka orang mendatangi suntuk tanpa
75 391 main-main seperti orgen orgen tunggal pengawasan
392 tunggal gitu yakan, dia dan salah satu sehingga
393 pergi liat gitu, kebetulan di mudah
394 rombongan kami itu pergi kelompoknya terjebak
395 ke kampung salah satu mengalami dalam perkara
396 kampung orang, kami perkelahian kriminal
397 disana pergi ikut-ikut acara sampai
398 orgen tunggal karna dulu akhirnya
399 memang masih zamannya menyebabkan
400 kalo di Lampung, gatau kematian
401 sih kalo disini, ha
402 kemudian ketika teman
403 saya joget diatas
404 panggung, dia sambil
405 memegang rokok,
406 memegang rokok,
407 kemudian rokok dia itu
408 kenak sama orang, orang
409 tuan rumah kan, kami kan
410 ibaratnya tamu, tamu
411 datang ke kampung orang,
412 rokok itu kenak sama tuan
413 rumah nah disitu mulai
414 cekcok, kemudian
415 diajaknya one by one satu
416 lawan satu yaa pas satu
417 lawan satu ini masih tinju,
418 kawan saya ini gak azab
419 tapi yang musuh ini azab,
420 musuh ni azab ha setelah
421 kami pulang itu, jam jam 4
422 kami pulang ha disini
423 kejadian kawan saya ini
424 meninggal, karna kami ni
425 pulangnya berpencar ya,
426 kami pulang berpencar
427 rupanya kawan saya yang
428 berkelahi tadi dia sudah
429 diincar ibaratnya dah
430 ditunggulah yakan sama
431 rombongan tadi
432 rombongan musuh, ha pas
433 kami pulang pencar, ha
434 disitulah mulai kawan saya
435 yang aa berantem tadi
436 langsung di hajar langsung
437 aa sampai terbelahlah
438 perutnya kemudian
439 meninggal di tempat. Yaa
440 sampai ditusuk juga pakai
441 kalo orang disana mainnya
442 mainan orang Lampung
443 kan khasnya senjata
444 tajamnya kan khas badik
445 yang ditarok di pinggang,
446 ha kemudian masuk pisau
447 badik ni tembus ke perut
448 kawan saya makanya
449 sampai meninggal di
450 tempat
451 A: Itu kejadiannya pas
452 kalian udah sampai
76 453 kampung sendiri atau
454 masih di kampung musuh?
77 455 B: Masih di kampung
456 lawan terjadinya
78 457 A: Kalian berapa orang?
458 B: Sekitar berapa ya,
459 sekitar 15 oranglah kami,
460 cuman kami tu pulangnya
461 berpencar, kami 7 honda
462 ya, 7 honda tapi ga bareng-
463 bareng lagi berpencar kami
464 pulang disitulah kesalahan
465 kami sehingga memakan
79 466 korban kawan saya sendiri
467 yaa karna perkelahian
468 yang dia lakukan sampai
469 akhirnya dihajar
470 rombongan lain ibaratnya
471 di keroyok, aa kenapa saya
472 bilang di keroyok, karna
473 dia itu berdua dengan
474 temannya,
80 475 A: Siapa yang berdua?
476 B: Yang kawan saya yang
477 berkelahi tadi berdua, yang
478 kawan saya yang berkelahi
479 tadi berdua sama
480 kawannya cuman yang
481 diincar sama musuh ini
81 482 orang yang bertinju
483 dengan dia tadi bukan
484 kawan saya yang satunya
485 lagi tu sempat lolos,
486 sempat lari ha disitulah
487 kami mendapat cerita kalo
488 kejadiannya itu seperti itu
489 A: Itu kalian langsung
82 490 dapat kabar atau pagi dulu
491 baru kalian tau?
492 B: Dapat kabar kalo saya
83 493 itu dapat kabar ketika pagi,
494 jam jam 8 lah ya kan saya
495 pulang jam jam 4, sampai
496 rumah langsung tidur
497 disitu datang teman saya
498 langsung bilang “za za za
499 kebetulan nama teman
500 saya anggap lah Z ya “si Z
501 udah meninggal” jangan
502 bercanda saya bilang
503 yakan, saya juga ga
504 percaya sih karna semalam
505 baru ketemu yakan, “iya si
506 Z udah meninggal”
507 katanya, aku masih gak
508 percaya sih tapi karna dia
509 bujuk bujuk “ayokla ke
510 rumahnya” dia bilang
511 seperti itu dalam bahasa
512 Lampung kan dia
513 ngomong, saya masih ga
514 percaya ga percaya, tapi
515 karna dia masih bersikeras
516 yaudah, ternyata memang
517 iya, tapi awalnya saya
518 masih belum tau
519 meninggalnya karna apa
520 sih, cuman karna disitu
521 ada banyak rombongan
522 saya, akhirnya saya tanya-
523 tanya kejadiannya kenapa,
524 baru disitu saya tau
525 kejadiannya
526 A: Hmm, setelah kejadian
84 527 itu ada tidak niat ingin
528 membalas dendam?
529 B: Kalo niat balas dendam,
530 pasti ada ya, rombongan
531 kami ada niat balas
532 dendam tapi balas dendam
85 533 ini ketika melihat orang itu
534 masuk kampung kami baru
535 kami mau balas dendam
536 tapi tidak di kampung
537 mereka, tapi sampai waktu
538 itu belum sempat balas
539 dendam
540 A: Berarti habis kejadian
86 541 itu udah maksudnya gak
542 ada kalian ketemu mereka
543 atau gimana?
544 B: Kalo ketemu musuh
545 gak ada, kalo balas
87 546 dendam ee gak sampai
547 sampai lah ya lagian
548 kampung mereka tu juga
549 jauh ibaratnya kami cari-
550 cari sela tu agak payah
551 juga karna dia juga
552 berjaga-jaga yakan pasti
553 dia lari-lari juga lah kan
88 554 A: Itu kalian laporkan ke
555 polisi atau gak?
89 556 B: Lapor polisi
90 557 A: Terus gak di usut?
558 B: Aaa alhamdulillah gak
559 ke usut, gak ke usut, karna
560 gimana ya, saksi cuma
91 561 satu orang ibaratnya saksi
562 belum kuat, di usut ya di
563 usut ya cuman gak tuntas
564 gak ketemu orangnya
92 565 A: Reza, kejadian itu
566 waktu kamu kelas berapa?
567 B: Kejadian ituu, kalo ga
93 568 salah waktu saya masih
569 SMP
94 570 A: Kelas?
571 B: Kalo gak salah sih
95 572 akhir-akhir ee kelas 1 ya
573 kelas 1
96 574 A: Mau naik kelas 2?
97 575 B: Ya mau naik kelas 2
576 A: Tadi kamu bilang di
577 Lampung itu lingkungan
578 kurang baik lah ya, pernah
98 579 gak kamu ngerasa
580 berteman dengan orang
581 yang salah dan apa
582 dampaknya bagi kamu?
583 B: Yaa itu tadi awal saya Individu Bergaul Asosial
584 cerita tadi kan udah berteman dengan teman
585 berteman dengan orang dengan orang yang memberi
586 yang salah, dampaknya ya yang memberi pengaruh
587 kayak sering bolos sekolah dampak buruk buruk
99 588 jadi mata pelajaran saya seperti
589 tinggal, padahal dulu, membolos
590 bukannya sombong ya,
591 padahal dulu saya di SMP
592 itu salah satu murid yang
593 pintar di bidang
594 matematika sehingga saya
595 hampir, hampir ya, hampir
596 mau diikutkan olimpiade
597 lah yakan, waktu SMP ya
598 itu tadi salah satu orang
599 yang berprestasi di bidang
600 matematika, cuman karna
601 saya nakal, pengetahuan
602 saya jadi berkurang yaa
603 awal kejadian semuanya
604 itu karna saya di kompas
605 A: Itu tadi pas SMP, kalo
606 waktu pas MTS apa yang
100 607 kamu lakukan atau
608 pengaruh apa yang
609 diberikan?
610 B: Ketika awal masuk Ketika MTS
611 MTS ya itu saya sering individu
612 kabur, ketika sudah kembali mulai
613 berjalannya waktu mulai berprestasi
614 ada perubahan, saya mulai karena
615 berprestasi lagi di perubahan
616 pesantren cuman kalo lingkungan
617 nakal saya di pesantren
618 yaitu masih nakal-nakal
101 619 yang wajar lah ya, kabur,
620 malas ikut ini malas ikut
621 baca kitab, itu ajasih yaa
622 masih nakal yang wajar
623 sih, kalo menurut saya,
624 mulai da perubahan sih
625 udah mulai berprestasi
626 udah membawa nama
627 harum pesantren juga
628 A: Jadi kamu rasa
102 629 perubahan kamu terjadi
630 karna lingkungan kamu
631 juga berubah?
632 B: Iya, sebenarnya kalo
633 menurut saya sih, nakal
634 seseorang itu karna
635 lingkungan, karna
103 636 lingkungan aja, terbawa
637 lingkungan, tergantung
638 lingkungan dan gimana dia
639 membawanya maksudanya
640 gimana cara dia
641 menyikapinya gitu
642 A: Reza pernah tidak
104 643 kamu berbicara dengan
644 bahasa yang tidak sopan,
645 tidak seronoh ?
646 B: Kalo kata-kata yang Individu mulai Berbicara Asosial
647 seronoh tu ya pernah, ha berbicara tidak dengan
648 kan sama-sama kawan itu seronoh bahasa yang
649 bahasa yang gak seronoh kepada orang- tidak seronoh
650 juga ibaratnya kan dia orang
651 kawan dekat kita dah terdekatnya
652 ngerti bahasa kita, kalo saja, seperti
653 dengan orang lain yang teman
105 654 belum kenal atau gak akrabnya
655 kenal sama sekali ya
656 belum pernah sih, tapi kalo
657 udah teman dekat, seperti
658 sahabat, kawan akrab kata-
659 kata-kata yang tak seronoh
660 tu bukan sering kali
661 mungkin tiap detik hehe
662 A: Hehe Itu dari SMP atau
106 663 gimana, kan ada tu yang
664 dari SD udah kenal
665 bahasa-bahasa yang gitu?
666 B: Oh kalo saya mulai
667 bahasa-bahasa yang tak
668 seronoh tu masa-masa
669 SMA ya, tapi waktu saya
670 SMP ada juga, ada juga
671 ngomong bahasa-bahasa
672 yang gitu tapi masih
673 jarang, kenapa, karna dulu
107 674 kawan-kawan saya masih
675 orang-orang yang masih
676 lebih besar dari saya,
677 ibaratnya gamungkin
678 jugalah yakan kita buat dia
679 seperti kawan-kawan
680 setara kita, kalo sekarang
681 sih kebanyakan setara jadi
682 lebih sering
683 A: Pernah tidak kamu
108 684 membuat keributan di
685 tempat umum?
686 B: Kalo keributan di
109 687 tempat umum, keributan di
688 tempat umum ituuu
110 689 A: Ya yang sendiri atau
670 berkelompok
671 B: Kalo kelompok ya tadi,
672 tawuran, membuat
111 673 keributan di tempat umum,
674 cuman kalo sendiri ya
675 alhamdulillah belum
676 pernah sih, mana berani
677 saya sendiri
112 678 A:Yang orgen tunggal
679 tadi?
680 B: Kalo yang orgen Individu Keributan Asosial
681 tunggal tadi kami bukan membuat ditempat
682 membuat keributan di keributan di umum
683 tempat umum, kami tempat umum
113 684 memisahkan diri yakan, seperti
685 one by one, dimana tawuran
686 tempatnya, kalo tawuran
687 itu baru keributan kan
688 membuat keresahan
689 masyarakat
114 690 A: Jadi bertinjunya bukan
691 di tempat orgen itu?
692 B: Gak, kami cari tempat,
693 terus sehabis berkelahi
115 694 kami masih pergi ke orgen
695 itu lagi, sebelum kejadian
696 yang tadi
116 697 A: Yang tawuran tadi itu
698 dimana Za?
117 699 B: Ya itu di Lampung
700 A: Gak maksudnya di
118 701 sekolah atau di daerah
702 tertentu
119 703 B: Ooo, gak, di jalan sih,
704 dijalan
120 705 A: Kalo judi pernah tidak?
706 B: Berjudi, alhamdulillah Individu tidak Berjudi Hukum
707 berjudi, kalo berjudi pakai pernah berjudi
708 duit yaa gak pernah lah ya, yang
709 cuman kalo main-main menggunakan
710 game seperti game online uang sebagai
121 711 biasa yang cari cari, kan hasil
712 sekarang ada nih game taruhannya
713 game yang dapat pulsa nih
714 sambil iseng-iseng yaa kan
715 siapa tau dapat pulsa yaa
716 kan bisa telponan yaa kan
717 A: Aaa kalo apa namanya
122 718 tu seperti yang taruhan
719 bola-bola tu kan termasuk
720 judi tu, pernah tidak?
721 B: Alhamdulillah sama
722 sekali tidak pernah, sama
123 723 sekali belum pernah, tapi
724 ntah kedepannya yakan,
725 tapi jangan sampai
726 A: Aminn, kalo tindakan
124 727 kekerasan? Yaa seperti
728 mencuri merampas
729 B: Kalo tindakan Individu Pencurian Hukum
730 kekerarasan itu melakukan dengan
731 alhamdulillah gak pernah tindakan kekerasan
732 ya, eh, tindakan kekerasan kekerasan maupun tanpa
733 pernah, seperti tawuran seperti kekerasan,
734 tadi, itukan termasuk tawuran, dan pencopetan,
125 735 tindakan kekerasan, cuman pernah perampokan,
736 kalo mencuri, kalo saya mendapatkan penjambretan.
737 yang mencuri gak pernah, dampak akibat
738 tapi kalo kelompok saya kelompoknya
739 yang mencuri tapi mencuri
740 berdampak ke saya pernah
741 A: Berdampak gimana?
126 742 Kamu hanya melihat atau
743 kamu ikut membantu
744 mereka?
745 B: Ceritanya gini, ketika
746 itu bulan ramadhan, bulan
747 ramdhan itu malam-
748 malamnya kami sering
749 tidur di masjid yakan,
750 ketika saya tidur di masjid
751 dengan kawan-kawan
752 saya, ketika tidur di masjid
753 ada rupanya kawan saya
754 gimana ya, dia
755 membongkar warung,
756 pokoknya tiap dia susul
127 757 kami dia bawak makanan,
758 kami jugak bingung,
759 awalnya kami gatau sih dia
760 dapat darimana, karena dia
761 sering sering sering ha
762 akhirnya dia ketahuan, nah
763 disitulah dampaknya kami
764 dipanggil satu per satu, dia
765 yang mencuri tu 3 sampai
766 4 orang cuman tapi dia
767 hasil mencuri tu kasihnya
768 ke kamii yang ada di
769 masjid itu
128 770 A: Berapa orang yang di
771 masjid?
772 B: Rame sih, ada sekitar Pencurian tadi Pencurian Hukum
773 10 orang, ha 10 orang mendapat
129 774 itulah kenak semua, kenak hukuman di
775 denda, alhamdulillah sih denda
776 ga sampai ke polisi ya,
777 karna kami masih di
778 bawah umur
130 779 A: Itu kelas berapa?
131 780 B: Aa itu masih awal-awal
781 saya masuk SMP
132 782 A: Kelas 1?
133 783 B: Iya kelas 1
134 784 A: Kalo penggelapan
785 uang?
786 B: Oh kalo penggelapan Individu tidak Penggelapan Hukum
787 uang gak berani, gak pernah uang
135 788 berani, gak pernah, belum melakukan
789 pernah ada yang penggelapan
790 menawarkan uang
791 A: Aaa Reza, kalo kamu
136 792 melakukan hal-hal yang
793 tidak sesuai dengan norma
794 susila pernah tidak?
795 B: Alhamdulillah tidak Individu tidak Pelanggaran Hukum
796 pernah sih, kalo norma- pernah tata susila
797 norma susila tidak pernah, melanggar
137 798 cuman yaa itu kenakalan norma susila
799 saya tadi aja, tawuran yaa
800 itu aja bolos sampai
801 sebulan kadang 3 bulan itu
802 aja
803 A: Kalo pelecehan? Kan
138 804 ada tu dengan kata-kata aja
805 termasuk pelecehan,
806 pernah gak?
807 B: Kalo pelecehan itu,
808 pelecehan ke wanita
139 809 alhamdulillah gak pernah
810 ya, nauzubillah ya
811 pelecehan ke wanita
140 812 A: Kalo penipuan dan
813 pemalsuan pernah tidak ?
814 B: Penipuan alhamdulillah Individu tidak Penipuan dan Hukum
141 815 belum pernah pemalsuan pernah pemalsuan
816 juga alhamdulillah belum melakukan
817 pernah penipuan dan
pemalsuan
142 818 A: Kalo percobaan
819 pembunuhan?
820 B: Iii apalagi itu, Individu tidak Percobaan Hukum
143 821 alhamdulillah belum pernah pembunuhan
823 pernah melakukan
percobaan
pembunuhan
144 824 A: Penganiayaan ?
825 B: Ha di Lampung itu Kelompok Penganiayaan Hukum
826 orang-orangnya sangat individu
827 meremehkan orang Jawa pernah
828 yakan, jadi pernah waktu melakukan
829 itu, bukan saya sih, tapi penganiayaan
830 karna saya ikut di kepada adik
831 kelompok teman-teman kelas saat
832 saya itu jadinya saya juga SMP
145 833 terbawak yakan, jadi ada
834 lah adek kelas orang Jawa
835 jadi mereka sampe
836 memain mainkan
837 mengayun ayunkan adek
838 itu sampai terlempar ke
839 semak-semak sampai dia
840 ngomong bahasa jawa “tak
841 aduake karo bapak ku koe”
842 katanya
146 843 A: SMP?
147 844 B: Iya waktu masih SMP
845 A: Dari semua kelakuan
148 846 kamu tadi, ada gak yang
847 sampai berurusan dengan
848 polisi?
849 B: Kalo polisi, Individu Hukum
850 alhamdulillah belum belum pernah
851 pernah, karna kenapa, di berurusan
149 852 Lampung sana polisi juga dengan polisi
853 takut sama masyarakat,
854 ada juga
855 A: Keluarga kamu tau
150 856 tidak semua perbuatan
857 kamu tadi?
858 B: Yaa taulah, kalo gatau
151 859 kenapa saya dipindahin ke
860 pesantren
152 861 A: Gimana responnya?
153 862 B: Yaa marah
154 863 A: Dimarahin aja ?
864 B: Dimarahin, dimarahin
865 sampe di suruh ulang
866 sekolah, yang awalnya
155 867 udah kelas 2 yakan, dah
868 capek sampe kelas 2
869 disuruh ulang dari kelas 1
870 lagi
156 871 A: Itu pas SMP aja? Pas
872 SMA udah gak?
873 B: Pas SMA udah gak,
157 874 udah mulai bebas, dia
875 berpikir, dia pernah bilang
876 gini “kau udah besar, udah
877 tau mana yang jelek udah
878 tau mana yang buru ha
879 pandai pandai kau lah
880 hidup” itu aja
158 881 A: Itu kata ayah atau ibu?
159 882 B: Itu kata almarhum ayah
883 A: Kamu berapa
160 884 bersaudara Reza kalo
885 boleh tau?
161 886 B: Aaa 3
162 887 A: Kamu anak ke ?
163 888 B: Anak ke 2
164 889 A: Punya abang?
165 890 B: Punya
166 891 A: Punya adek?
167 892 B: Aaa punya
168 893 A: Adek cewek?
169 894 B: Aaa iya cewek
895 A: Hmm, baik saya rasa
896 informasi yang saya cari
170 897 sudah dapat, terimakasih
898 atas partisipasinya, tapi
899 sebelumnya, boleh tidak
900 informasi ini di publish
901 B: Silahkan di publish Kerahasian
902 cuman jangan perlihatkan identitas
171 903 nama saya, ya nama inisial
904 ajasih, jangan
905 diperjelaskan namanya.
906 A: Baik, terimakasih Reza. Penutup
172 907 Wassalamualaikum
908 warahmatullahi
909 wabarakatuh
910 B: Waalaikumsalam Penutup
173 911 warahmatullahi
912 wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai