Tujuan audit eksternal (eksternal audit) adalah untuk mengembangkan daftar
yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Seperti dijelaskan oleh istilah terbatas, audit eksternal tidak ditujukan untuk mengembangkan daftar yang sangat panjang tentang semua faktor yang mungkin memengaruhi suatu bisnis; sebaliknya ia ditujukan untuk mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respons yang dapat dijalankan. Perusahaan harus dapat merespons secara agresif atau defensif terhadap faktor- faktor tersebut dengan memformulasikan strategi yang diambil keuntungan dari peluang eksternal atau meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial.
Kekuatan-kekuatan eksternal (external forces) dapat dibagi menjadi lima
kategori besar:
1. Kekuatan Ekonomi. Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap
daya tarik potensial dari beragam strategi. Sebagai contoh, ketika tingkat suku bunga naik, dana yang diperlukan untuk ekspansi modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia. Juga, ketika tingkat suku bunga naik, pendapatan diskresioner menurun dan permintaan akan barang diskresioner pun turun. Ketika harga saham naik, permintaan akan ekuitas sebagai sumber modal bagi pengembangan pasar meningkat. Selain itu, ketika pasar bertumbuh, kekayaan konsumen dan bisnis meluas. 2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan. Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap hamper semua produk, jasa pasar, dan konsumen. Perusahaan ataupun organisasi-organisasi kecil maupun besar, berorientasi laba dan nirlaba di semua industri dikejutkan dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang muncul dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografis, dan lingkungan. Dalam hampir segala hal, dunia saat ini sangat berbeda dibandingkan kemarin, dan esok menjajikan perubahan yang lebih besar lagi. 3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum. Faktor politik, pemerintah, dan hukum, oleh karenanya, dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar. Untuk perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah atau subsidi, ramalan politik dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit eksternal. 4. Kekuatan Teknologi. Pengambilan keputusan strategi mutlak perlu memahami perkembangan teknologi yang sudah, sedang dan akan terjadi sehingga mampu mengetahui dan menetapkan teknologi mana yang tepat untuk diterapkan dalam segi dan proses bisnis yang akan di lakukan. Kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi tentunya memberikan sumbangan besar bagi kemajuan serta hasil produksi suatu perusahaan, apalagi jika orientasi para pengambil keputusan strategi semata-mata orientasi efisiensi, pemanfaatan teknologi akan cenderung semakin meluas dan meliputi makin banyak segi dan proses organisasional. 5. Kekuatan Bersaing. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Identifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri yang berbeda. Kebanyakan perusahaan multidivisi biasanya tidak memberikan informasi penjualan dan laba dengan basis divisi untuk alasan kompetitif. B. Analisis Bersaing: Model Lima Kekuatan Porter 1. Persaingan Antar-perusahaan yang Bersaing. Persaingan antarperusahaan saingan biasanya merupakan kekuatan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuh perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahan asing. Perubahan dalam strategi oleh suatu perusahan bisa jadi ditanggapi dengan serangan balasan, seperti penurunan harga ,peningkatan kualitas, penambahan fitur (feature), penyediaan layanan jasa, perpanjangan garansi, dan pengintensifan iklan. 2. Potensi Masuknya Pesaing Baru. Bila perusahan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan akan meningkat. Tetapi, hambatan bagi masuknya perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara tepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik – trik praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan regulatif pemerintah, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikaan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balik dari perusahan yang sudah mapan, dan potensi penyaringan pasar. 3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi. Di banyak industri,perusahaaan berkompetisis ketat dengan produsen produk – produk pengganti di industri lain. Hadirnya produk – produk pengganti ini meletakkaan batas tertinggi (plafon) untuk harga yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Batas tertinggi harga setara dengan batas tertinggi laba dan kompetisi yang lebih intens antarpesaing. Besarnya tekanan kompetitif yang berasal dari pengembangan produk pengganti biasanya ditunjukan oleh rencana pesaing untuk memperluas kapasitas produksi,selain angka penjualan dan pertumbuhan laba mereka. 4. Daya Tawar-menawar Pemasok. Daya tawar-menawar memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang mentah substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak yang berkepentingan. 5. Daya Tawar-menawar Konsumen. Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen cukup besar. Kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi C. Analisis Industri : Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) membantu pembuat stratejik dalam
merangkum dan mengevaluasi faktor ekonomi, sosial, kebudayaan, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan informasi persaingan. Matriks EFE dapat dikembangkan dengan lima langkah, yaitu : 1. Merinci faktor-faktor eksternal kunci yang terdiri dari kesempatan dan ancaman. 2. Menentukan bobot tiap-tiap faktor dengan jangkauan dari angka 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat penting) bagi perusahaan. Jumlah dari keseluruhan bobot harus sama dengan 1. 3. Menetukan urutan (rating) antara 1 (lemah) sampai 4 (kuat) dari tiap-tiap faktor eksternal utama untuk mengindikasikan seberapa efektifnya strategi yang diterapkan dari perusahaan untuk menanggapi faktor-faktor tersebut. 4. Mengalikan bobot tiap-tiap faktor untuk mendapatkan nilai bobot 5. Jumlahkan nilai bobot dari tiap variabel untuk mendapatkan total nilai bobot dari organisasi.