Proses kepemimpinan secara singkat sering dikatakan sebagai cara untuk mencapai tujuan
melalui orang lain. Orang lain disini bisa diartikan sebagai orang-perorang, atau sekelompok
orang. Akan tetapi karena orang banyak itu terdiri dari individu dengan kebutuhan yang
bervariasi, diperlukan kiat-kiat khusus untuk mengatur supaya kebutuhan, keinginan, dan
kepentingan yang bermacam-macam tersebut bisa terakomodasi sehingga timbul dorongan atau
motivasi untuk secara mandiri bekerja mencapai tujuan pribadi maupun kelompok. Dalam proses
kepemimpinan, motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam kepemimpinan, karena
memimpin adalah memotivasi. Seorang pemimpin harus bekerja bersama-sama dengan orang
lain atau bawahannya, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.
Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, sebab keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
bergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi di dalam
diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Seorang pemimpin
memotivasi pengikut melalui gaya kepemimpinan tertentu yang akan menghasilkan pencapaian
tujuan kelompok dan tujuan individu. Pengikut yang termotivasi akan berusaha mencapai tujuan
secara sukarela dan selanjutnya menghasilkan kepuasan. Kepuasan mengakibatkan kepada
perilaku pencapaian tujuan yang diulang kembali untuk mencapai tujuan atau memenuhi
kebutuhan di masa yang akan datang.
Motivasi adalah kekuatan atau daya dorong yang menggerakkan sekaligus mengarahkan
kehendak, perilaku seseorang dan segala kekuatannya untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya, yang muncul dari keinginan memenuhi kebutuhannya. Motivasi timbul karena
adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi. Kebutuhan ini menimbulkan keinginan dalam diri
seseorang untuk memenuhinya. Di sisni kebutuhan dapat dilihat sebagai kekurangan (defisiensi)
yang dialami individu pada waktu tertentu. Kekurangan tersebut dapat bersifat fisik (misalnya :
kebutuhan akan makanan), psikologis (misalnya : kebutuhan untuk beraktualisasi diri), atau
sosiologis (misalnya : kebutuhan untuk interaksi sosial). Kekurangan-kekurangan merupakan
pemicu timbulnya keinginan dan perilaku untuk meresponnya. Sebenarnya kalau ditelusuri lebih
dalam, motivasi bukan saja karena adanya kebutuhan, melainkan lebih karena adanya harapan
akan dapat dipenuhinya kebutuhan itu.
Ada 8 (delapan) faktor yang mempengaruhi motivasi, antara lain :
1. Pekerjaan yang bermakna.
2. Kolaborasi.
3. Fair.
4. Otonomi.
5. Pengakuan.
6. Pertumbuhan.
7. Hubungan dengan pemimpin.
8. Hubungan dengan rekan kerja.