Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN

AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ADS) PADA LANJ UT USIA DI


DESA KRAJAN GATAK SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
DWI SURYANTORO
J.210.080.133

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
1
 

 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
2
 

Hubungan tingkat Demensia dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari-hari pada
Lanj ut Usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo

Dwi Suryantoro*
Agus Sudaryanto, S.Kep ,Ns., M.Kes**
Ambarwati,S.Pd, M.Si**

Abstrak

Peningkatan harapan hidup di satu sisi merupakan suatu keberhasilan program


kesehatan di Indonesia. Lanjut usia yang mengalami gangguan demensia akan
menemui berbagai masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semakin
berat gangguan demensia yang dialami lansia, semakin sulit lansia dapat
melakukan aktivitas secara mandiri. Tujuan penelitian adalah mengetahui
hubungan tingkat demensia dengan tingkat kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-
hari (ADS) pada lansia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo, jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif, non eksperimen. Desain yang digunakan adalah
deskriptif korelatif, Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah populasi penelitian sebanyak 820 lanjut usia
di Desa Krajan Gatak Sukoharjo yang berusia 60 sampai 74 tahun. Sampel
sebanyak 90 lansia yang ditentukan dengan tehnik purposive sampel. Instrument
penelitian menggunakan kuesioner Clinical Dementia Rate (CDR) dan kuesioner
Indeks Barthel untuk mengukur kemampuan lansia dalam melakukan kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Alat analisis penelitian
menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diperoleh data sebanyak 30
responden (33,3%) mengalami gejala demensia, 33 responden (36,7%)
mengalami demensia ringan, 17 responden (18,6%) mengalami demensia
sedang, dan 10 responden (11,1%) mengalami demensia berat. Kemapuan
aktivitas sehari-hari menunjukkan 62 Responden (68,2%) dengan Tingkat
kemampuan aktivitas dasar sehari-hari kategori dengan bantuan dan 28
responden (30,8%) dengan Tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari
kategori mandiri. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai χ 2 = 15.987 Dengan p =
0,001 sehingga disimpulkan Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan tingkat
demensia dengan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari (ADS) lanjut
usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo.

Kata kunci : demensia, kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari, lanjut usia

 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
3
 

Correlation between Dementia Level with Activity of Daily Living of Elderly


in Gatak Krajan Village of Sukoharjo

Abstract

The Increasing of life expectancy would more impact occurrence of diseases


of elderly, one of diseases is dementia. Dementia disorders of elderly will have
some problems with activity of daily living. More severe dementia disorders of
elderly, will become more difficultly for Activity independently. The objective is
aim to know correlation between dementia level with activity of daily living of
elderly in gatak krajan village of Sukoharjo. The kind of research was a
quantitative, non-experimental. the design was using descriptive correlative,
research method was using cross sectional approcah. Population researh are 820
elderly, who have 60 to 74 years old. Sample was 90 elderly. Taking sample was
using purposive sampling technique. instrument research was using clinical
dementia rate (cdr) questionnaires and barthel index questionnaire to measure
ability of elderly to activity of daily living. Data analysis was using chi square
test. Results of research data 30 respondents (33.3%) with symptoms of dementia,
33 respondents (36,7.%) with mild dementia, 17 respondents (18.6% ) with
moderate dementia, and 10 respondents (11.1%) had severe dementia.activity of
daily living showed 62 respondents (68.2%) had with help category and 28
2
respondents (30,8%) with independent categories. results obtained Chi Square x
= 8.636 with p = 0.035. So it decision was Ho rejected, it means there was a
correlation between dementia level with activity of daily living of elderly in Gatak
Krajan Village of Sukoharjo.

keywords: dementia, activity of daily living, elderly

PENDAHUL UAN kemunduran aktivitas sehari-hari


(activity of daily/ADL). Awalnya,
Lanjut usia menurut Constanstinides kemunduran aktivitas sehari-hari ini
dalam Dar mojo (2004) adalah bagian berw ujud sebagai ketidakmampuan
dari proses tumbuh kembang. Selain untuk melakukan aktivitas hidup yang
penurunan pada jar ingan tubuh kompleks (complexs activity of daily
manusia, dalam proses penuaan juga living) lambat laun, penyandang
mengalami perubahan kesehatan.. tersebut tidak mampu melakukan
Azizah (2010) menjelaskan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar
bahw a demensia dapat (basic activity of daily living).
mempengaruhi kemampuan aktivitas Berdasarkan survei yang telah
sehari-hari karena dipengaruhi dilakukan di Puskes mas Gatak
kumpulan gejala yang ada seperti Kecamatan Gatak Kabupaten
penurunan fungsi kognitif, perubahan Sukoharjo pada Bulan Maret 2012,
mood, dan tingkah laku. Menurut didapatkan data bahw a jumlah lansia
Setiono dan Hidayati (2005), di Kecamatan Gatak adalah 12756
penyandang demensia selain orang. sedangkan yang berusia di atas
mengalami kelemahan kognisi secara 60 tahun sebanyak 5447 orang.
bertahap, juga akan mengalami Jumlah lanjut usia di Desa Krajan
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
4
 

sebanyak 1497 dan khusus lanjut usia dan daya ingat yang bersifat progresif
di atas 60 tahun sebanyak 820 orang. disertai gangguan bahasa, perubahan
Berdasarkan data dari Puskesmas kepribadian dan perilaku. Menurut
Gatak terdapat lansia di Desa Krajan Grayson (2004) demensia bukanlah
yang mengalami gangguan mental. sekedar penyakit biasa, melainkan
Jumlah lansia yang mengalami kumpulan gejala yang disebabkan
gangguan mental yang terdapat di beberapa penyakit atau kondisi
Desa Krajan tersebut belum semua tertentu sehingga terjadi perubahan
terdata dikarenakan banyak lansia kepribadian dan tingkah laku.
yang tidak mengunjungi posyandu Oley Mardi didalam Kuncoro
lansia. Berdasarkan survei tersebut, (2002) berdasarkan sejumlah hasil
peneliti akan meneliti tentang penelitian diperoleh data bahw a
gambaran kemampuan aktivitas dasar demensia seringkali terjadi pada
sehari-hari pada lanjut usia dengan lanjut us ia yang telah berumur
gangguan mental yaitu demensia. kurang lebih 60 tahun. Dimensia
Tujuan mengetahui hubungan tersebut dapat dibagi menjadi dua
tingkat demensia dengan tingkat kategori, yaitu: Demensia Pra
kemampuan aktivitas dasar sehari-hari Senilis (60 tahun), dan Demensia
(ADS) lanjut usia di Desa Krajan Senilis (60 tahun ke atas). Sekitar
Gatak Sukoharjo. 56,8% lanjut usia mengalami
demensia dalam bentuk Demensia
LANDASAN T EORI Alzheimer (4% dialami lanjut us ia
Lanjut Usia yang telah berusia 75 tahun, 16%
Menurut Stanley (2007) dalam pada usia 85 tahun, dan 32% pada
proses penuaan, lanjut usia usia 90 tahun). Sampai saat ini
mengalami penuaan secara biologis diperkirakan sekitar 30 juta penduduk
dan penuaan psikososial. Dalam teori dunia mengalami demensia dengan
biologis, penuaan merupakan proses berbagai sebab.
yang secara berangsur-angsur Menurut Stanley dan beare
mengakibatkan perubahan yang (2007) demensia adalah istilah umum
kumulatif dan mengakibatkan yang digunakan untuk
perubahan yang berakhir dengan menggambarkan kerusakan kognitif
kematian. global yang biasanya bersifat progresif
Azizah (2010) perubahan dan mempengaruhi aktivitas sosial
kognitif terjadi pada perubahan daya dan okupasi yang nor mal juga aktivitas
ingat (memory), IQ (intelegent kehidupan sehari-hari. Sedangkan
quocient), kemampuan belajar, menurut Jhon (1994) didalam Azizah
kemammpuan pemahaman, (2011) bahw a lanjut usia yang
pemecahan masalah, pengambilan 8  mengalami demensia akan mengalami
keputusan, kebijaksanaan, dan keadaan yang sama seperti orang
kinerja. Sedangkan perubahan depresi yaitu akan mengalami
psikososial terjadi perubahan aspek penurunan aktivitas kehidupan sehari-
kepribadian, perubahan peran sosial di hari(AKS).
masyarakat.
Aktivitas Dasar Sehari-hari
Demensia Setiabudhi (1999) menjelaskan
Demensia atau pikun itu sendiri bahw a aktivitas dasar sehari-hari
menurut Setiono dan Hidayati (2005) adalah kegiatan melakukan kegiatan
adalah salah satu penyakit yang rutin sehari-hari, yang dilakukan
ditandai dengan gangguan daya pikir individu dalam mengurus dirinya
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
5
 

sendiri, baik yang dilakukan tanpa alat mengalami sakit pada saat dilakukan
atau dengan alat. Pada lansia, penelitian.
aktivitas kehidupan sehari-hari dapat Instrument penelitian
terganggu oleh beberapa hal atau menggunakan kuesioner clinical
keadaan yaitu penurunan ADS yang dementia rate(CDR) dan kuesioner
disebabkan oleh persendian yang Indeks Barthel. Analisa Data penelitian
kaku, ini dilakukan uji statistik menggunakan
Pergerakan yang terbatas, Chi Square test
waktu beraksi lansia yang lambat,
keadaan yang tidak stabil bila berjalan,
keseimbangan tubuh yang jelek, HASIL PENELITIAN
gangguan peredaran darah,
penglihatan, pendengaran, dan Karakteristik Responden
gangguan perabaan. Untuk Berdasarkan Jenis Kelam in
mengetahui tingkat kemampuan lanjut
Tabel 1. Distribusi Responden Penelitian
usia dalam aktivitas sehari-hari dapat Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
dikaji menggunakan sebuah Krajan Gatak Sukoharjo
instrument. Instrument tersebut salah
satunya Indeks Barthel. Jenis kelamin N (%)
Menurut stanley dan beare
(2007) faktor-faktor internal yang turut
Perempuan 60 66.7
menyebabkan immobilitas adalah
penurunan fungsi muskuloskeletal, Laki-laki 30 33.3
perubahan fungsi neurologis,nyeri,
defisit perseptual, berkurangnya
Total 90 100.0
kemampuan kognitif seperti demensia,
jatuh, perubahan hubungan sosial,
Tabel 1. Menunjukan 66,7%
dan aspek psikologis.
responden penelitian berjenis kelamin
perempuan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian Karakteristik Responden
kuantitatif, non eksperimen. Desain berdasarkan Pendidikan
yang digunakan adalah deskriptif
korelatif, Metode penelitian yang Tabel 2. Distribusi Responden
digunakan adalah survei dengan penelitian Berdasarkan Pendidikan di
pendekatan cross sectional. Desa Krajan Gatak Sukoharjo
Populasi penelitian ini sebesar
820 lanjut usia yang berusia 60 -75 Pendidikan N (%)
tahun. sampel dalam penelitian ini
adalah 90 lanjut usia. tehnik Tidak 45 50.0
pengambilan sampel adalah purposive Sekolah
sampel. pemilihan sampel dilakukan
SD 23 25.6
dengan memperhatikan inklusi
sebagai berikut :Lanjut usia yang SMP 10 11.1
tinggal dan berada di Desa Krajan
Gatak Sukoharjo, Lanjut usia yang SMA 9 10.0
tinggal bersama keluarga, Bersedia
menjadi responden. Kriteria ekslusi Sarjana 3 3.3
adalah Lanjut usia yangtidak bersedia
menjadi responden, Lanjut usia yang Total 90 100.0
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
6
 

Tabel 2 menunjukan 50% Demensia lanjut usia


responden penelitian tidak sekolah Tabel 4. Tingkat Demensia lanjut
dan paling sedikit responden yang usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo
pendidikan terakhir sarjana yaitu 3,3%
Demensia N (%)
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan Gejala 30 33.3

Tabel 3. Distribusi Responden Ringan 33 36.7


Penelitian Berdasarkan Pekerjaan di
Desa Krajan Gatak Sukoharjo. Sedang 17 18.9

Pekerjaan N (%) Berat 10 11.1

Tidak 41 45.6 Total 90 100.0


bekerja

Petani 24 26.7
Tabel 4 Menunjukan sebagian
Pedagang 5 5.6 besar responden (36,7%) mengalami
demensia pada tingkat ringan dan
Wirasw asta 14 15.6
paling sedikit mengalami demensia
PNS 6 6.7 berat (11,1%)

Total 90 100.0 Tingkat kem ampuan aktivitas dasar


sehari-hari

Tabel 5. Tingkat Kemampuan Aktivitas


Tabel 3 menunjukan sebagian Dasar Sehari-hari di Desa Krajan
besar responden ( 45,6%) tidak Gatak Sukoharjo
bekerja, dan paling sedikit responden
yang bekerja sebagai pedagang Tingkat
(5,6%). kemampuan
aktivitas dasar
sehari-hari N (%)

Baik 46 51.1

Buruk 44 48.9

Total 90 100.0

Tabel 5. Menunjukan 51,1%


responden Memiliki tingkat
kemampuan aktivitas dasar sehari-hari
dalam kategori baik.
Analisis Univariat

 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
7
 

Analisis Bivariat
Tabel 6. Tabulasi Silang antara Tingkat Demensia dengan Tingkat Kemampuan
Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS) Lanjut Usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo

Kemampuan A DL
Demensia
Baik Buruk Total χ2 P

N % N % N %

Gejala 26 28,6 4 4,4 30 33,3

Ringan 25 27,5 8 8,8 33 36,7

Sedang 8 8,8 9 9,9 17 18,9 15.987 0,001

Berat 3 3,3 7 7,7 10 11,1

Total 62 68,2 28 30,8 90 100

Tabel 6 memperlihatkan data dengan p = 0,001≤α=0,05, sehingga


dari 30 responden yang mengalami keputusan hipotesa penelitian yang
gejala demensia, terdapat 4 diambil adalah Ho ditolak, yang artinya
responden melakukan aktivitas sehari- terdapat hubungan tingkat demensia
hari dengan mandiri, sementara 26 dengan tingkat kemampuan aktivitas
responden kemampuan aktivitas dasar sehari-hari (ADS) lanjut usia di
sehari-harinya adalah buruk. Desa Krajan Gatak Sukoharjo.
Sebanyak 33 responden yang
mengalami demensia ringan, 8 PEMBAHASAN
responden masih mandiri dalam Hasil penelitian ini menunjukkan
melakukan aktivitas sehari-hari, sebagian besar responden mengalami
sementara 25 responden demensia tingkat ringan sebesar
membutuhkan bantuan dalam 36,7%, namun responden masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. melakukan aktivitas sehari-hari
Tujuh belas responden yang dengan bantuan ringan. Hal ini
mengalalami demensia sedang, 9 dikarekan sebagian besar responden
responden masih dapat melakukan masih aktif dalam bekerja dan
aktivitas sehari-hari dengan baik, sebagian responden pernah
namun 8 responden memerlukan mengeyam bangku sekolah, baik
bantuan orang lain dalam melakukan Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar,
aktivitas sehari-hari. Terdapat 7 SMP dan SMA. Responden yang
responden yang mengalami demensia mengalami gejala demensia lebih
berat tetapi baik dalam melakukan cenderung masih dapat melakukan
aktivitas sehari-hari dan 3 respoden aktivitas sehari-hari secara mandiri,
yang mengalami demensia berat sebaliknya responden yang
buruk dalam melakukan aktivitas mengalami demensia dengan tingkat
sehari-hari. sedang lebih banyak tidak melakukan
Hasil pengujian hipotesa aktivitas secara mandiri atau dengan
penelitian dengan menggunakan uji istilah lain responden harus dibantu
Chi Square diperoleh nilai χ 2 = 15.987 orang lain dalam melakukan aktivitas
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
8
 

sehari-hari. Hal ini didukung dengan sosialisasi, spiritual, musik, kesenian,


data bahw a sebagian responden yang peribahasa, dan emosi. Aktivitas dua
demensia ringan masih beker ja seperti belahan otak itu dikoordinasi secara
biasa dan responden yang mengalami fisiologis melalui korpus kalosum
demensia sedang, sebagian besar Melalui serabut saraf " korpus kalosum
bekerja didalam rumah atau sudah inilah stimulus dari kedua belahan
tidak bekerja seperti w aktu muda. berlalu-lalang sehingga
Gambaran ini sejalan dengan memungkinkan orang menggunakan
pendapat Boustani dan Richard kedua belahan secara bergantian
(2007) yang menyatakan Demensia serta komplementer, menurut situasi
diakibatkan oleh proses kemunduran dan kondisi tertentu. Mekanisme ini
yang terus menerus pada fungsi memungkinkan penggunaan otak
kognitif yang berkaitan dengan secara keseluruhan. Penurunan fungsi
kerusakan otak atau penyakit pada belahan kanan lebih cepat daripada
otak yang tidak sesuai dengan yang kiri, sehingga para lansia terjadi
harapan pada proses penuaan nor mal. penurunan berupa kemunduran daya
. ingat visual ( misalnya, mudah lupa
Berdasarkan tabel 7 diketahui wajah orang), sulit berkonsentrasi,
26 responden yang mengalami gejala cepat beralih perhatian.
demensia dan dalam melakukan
aktivitas memerlukan bantuan orang Terdapat 25 responden yang
lain, sehingga dikategorikan buruk. mengalami demensia ringan, namun
Pada responden ini sebagian besar banyak membutuhkan bantuan orang
tidak mengeyam bangku sekolah dah lain dan dikategorikan aktivitas sehari-
sebaian kecil hanya mengeyam tingkat harinya buruk. Kondisi tersebut dapat
sekolah dasar, sehingga daya pikir terjadi disebabkan bahw a responden
dan daya ingat cepat mengalami yang mulai kesulitan mengingat hal-
penurunan. Bentuk bantuan orang lain hal yang telah dilakukan seperti lupa
ini seperti mengambilkan pakaian kapan harus mandi sore, mulai sering
yang diakibatkan responden mulai lupa di mana kacamata diletakkan
lupa menaruh pakaian. Contoh lain padahal responden baru saja
adalah responden yang mulai sering memakainya. Selain itu, lanjut usia
lupa apabila ada janji bertemu dengan yang mengalami demensia ringan dan
orang lain, sehingga anggota keluarga aktivitas buruk, pada w aktu muda tidak
harus mengingatkan kepada pernah bekerja keras dan rata-rata
responden mengenai keper luan berpendidikan rendah bahkan tidak
tersebut. Setiono dan Hidayati (2005) mengeyam bangku sekolah. Meskipun
menyatakan bahw a demensia adalah responden juga masih sempat
salah satu penyakit yang ditandai menyatakan bahw a responden ingin
dengan gangguan daya pikir dan daya buang air kecil, namun tidak jarang
ingat yang bersifat progresif disertai responden mengalami incontensia
gangguan bahasa, perubahan urine (ngompol) sehingga anggota
kepribadian dan perilaku. keluarga harus melakukan bantuan
Otak belahan kir i mempunyai kepada responden.
fungsi yang berbeda dengan otak Setiaw ati dan Der maw an
belahan kanan. Belahan kiri tugasnya (2005) mengemukakan bahw a lansia
lebih pada pusat kemampuan baca- akan merasa lebih aman apabila hidup
hitung-tulis yang logis analitis. Belahan di tengah-tengah keluarga sehingga
kanan pada pusat pemantauan dan keluarga dapat memberikan bantuan
perlindungan diri terhadap lingkungan, dalam melalukan aktivitas sehari-hari.
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
9
 

Akibat bantuan keluarga tersebut, usia: mudah jatuh atau sering jatuh
lansia mendapat kasih sayang dan berulang kali, mudah lelah, kekacauan
rasa aman. Rinajumita (2011) yang pikiran (acute mental confusion), nyeri
meneliti mengenai Faktor-Faktor yang dada, sesak nafas pada w aktu
Berhubungan dengan Kemandirian melakukan kerja fisik, berdebar-debar,
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas pembengkakan pada kaki bagian
Lampasi Kecamatan Payakumbuh baw ah, nyeri pinggang atau ketajaman
Utara Tahun 2011 menyimpulkan penglihatan, gangguan pada
bahw a faktor kondisi kesehatan, pendengaran, gangguan tidur/sulit
dukungan keluarga, kehidupan tidur, dan keluhan pusing-pusing/sakit
beragama mempengaruhi kemampuan kepala.
melakukan aktivitas sehari-hari. Responden dengan tingkat
Berbeda halnya pada 7 demensia menjadikan penurunan
responden yang mengalami demensia fungsi kognitif sehingga
berat namun dalam melakukan mempengaruhi penurunan
aktivitas sehari-hari tidak mendapat kemampuan aktivitas sejalan dengan
bantuan dari anggota keluarga penelitian yang dilakukan oleh Festi
sehingga aktivitas sehari-hari masuk (2010) Pengaruh Brain Gy m terhadap
kategori baik. Hasil penelitian Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia di
diperoleh informasi bahw a responden Karang Werdha Peneleh Surabaya.
hidup dengan anak yang sibuk Hasil penelitian tersebut
bekerja. Meskipun pekerjaan anggota menyimpulkan dengan pemberian
keluarga adalah pedagang, namun brain gym dapat meningkatkan fungsi
anggota keluarga menyatakan sangat kognitif lansia.
jarang membantu kepada responden Soenjono (2003) belajar
dalam memenuhi kebutuhan seperti merupakan aktivitas pemrosesan
membantu mandi atau pun informasi, yang dapat diartikan
berpakaian. Anggota keluarga hanya sebagai proses pembentukan
menyiapkan pakaian yang akan pengetahuan (proses kognitif). Proses
dipakai dan ditaruh di atas tempat komunikasi bagi lanjut usia dapat
tidur, dan menyiapkan makan di meja dilakukan dengan cara memberikan
makan. Dengan demikian segala informasi yang berulang-ulang. Hal ini
kebutuhan seperti mandi, berpakaian sangat erat hubungannya dengan
dan makan sepenuhnya dilakukan proses pengingatan atau
oleh responden. Selain itu lansia yang remembering. Bentuk pencatatan yang
mengalami aktivitas dasar sehari-hari dapat mengakomodir berbagai
kategori baik pada w aktu mudanya maksud sering disebut dengan Peta
sering bekerja keras dan mempunyai Pikiran (Mind Map). Mind map juga
tingkat pendidikan yang tinggi, memungkinkan terjadinya asosiasi
sehingga responden menyadari yang lebih lengkap pada informasi
pentingnya menjaga kebersihan dan yang ingin dipelajari, baik asosiasi
kesehatan antar sesama informasi yang ingin
Gangguan yang dialami oleh dipelajari ataupun dengan informasi
responden selain mengalami yang telah tersimpan sebelumnya
demensia, dari hasil penelitian ini diingatan. Mind mapping menjadi
ditemukan adanya keluhan kunci yang universal untuk membuka
berkurangnya penglihatan, potensi dari seluruh otak, karena
pendengaran, dan mulainya sakit pada menggunakan seluruh keterampilan
persendian. Menurut Depkes (2010) yang terdapat pada bagian neo-
keluhan yang umum dialami lanjut korteks dari otak atau yang lebih
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
10
 

dikenal sebagai otak kiri dan otak kebugaran tubuh sehingga dapat
kanan. mengurangi ketergantungan
Dengan demikian dar i hasil kepada anggota keluarga.
penelitian ini menunjukkan bahw a 4. Peneliti Lain
responden yang mengalami gejala Peneliti lain dapat melanjutkan
demensia masih banyak yang dapat penelitian ini dengan meneliti
melakukan aktivitas dasar sehari-hari peran keluarga terhadap
secara mandiri, namun bagi kemampuan ADL pada lansia yang
responden yang mengalami gangguan mengalami demensia.
demensia ringan atau sedang akan
semakin membutuhkan bantuan orang DAFTAR PUSTAKA
lain dalam melakukan aktivitas dasar
sehari-hari. Bantuan adl seperti Azizah, LM, 2011. Keperawatan
Usia Lanjut. Yogyakarta, Graha
Sim pulan Ilmu.
1. Sebagian besar responden
(36,7%) penelitian mengalami Dar mojo, B. 2006. GERIATRI (Ilmu
demensia dalam tingkat ringan Kesehatan Usila). Jakarta, FKUI.
2. Sebagian besar responden Festi, Pipit. Pengaruh Gym terhadap
(59,2%) penelitian dalam Peningkatan Fungsi Kognitif pada
melakukan aktivitas dasar Lansia di Karang Wredha
sehari-hari membutuhkan Peneleh Surabaya. Surabaya,
bantuan orang lain UMSurabaya.
3. Terdapat hubungan antara
tingkat demensia dengan Kuntjoro, Z, . 2002.Gangguan
tingkat kemampuan Aktivitas Psikologis dan Per ilaku
Dasar Sehar i-hari (ADS) pada pada Demensia dalam
lansia di Desa Krajan Gatak www.depkes.go.id, diakses
Sukoharjo. tanggal02 Mei 2012 jam 20.15
Saran
1. Petugas kesehatan Mangoenprasodjo dan Hidayati. 2005.
Diharapkan petugas kesehatan Mengisi Hari Tua dengan
memnberikan terapi bagi lansia Bahagia. Yogyakarta, Pradipta
khususnya pada saat melalukan Publishing.
kegiatan posyandu lansia, seperti
memberikan terapi senam otak Setiabudhi dan Hardyw inoto.1999.
atau memberikan permainan yang Panduan Gerontologi Tinjauan
dapat meningkatkan kognitif lansia. dari Berbagai Aspek, Menjaga
2. Anggota keluarga keseimbangan Kualitas Hidup
Sebaiknya anggota keluarga Para Lanjut Usia. Jakarta,
memberikan dukungan atau Gramedia Pustaka Utama.
perhatian yang lebih besar serta
untuk mendampingi lanjut usia Stanley dan Beare. 2007. Buku Ajar
dalam berkativitas khususnya bagi Keperawatan Gerontik. Jakarta,
lansia yang mempunyai EGC.
ketergantungan total.
3. Responden
Diharapkan lansia untuk tetap
Dw i Suryantoro*: Mahasiswa S-1
berusaha beraktivitas secara
mandiri agar dapat melatih
 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

 
11
 

Keperawatan FIK UMS

Agus Sudaryanto, S.Kes ,Ns., M.Kep**


: Dosen FIK UMS

Ambarw ati,S.Pd, M.Si**: Dosen FIK


UMS

 
Hubungan Tingkat Demensia  dengan Tingkat Aktiv itas Dasar Sehari‐hari pa da Lanjut Usia  
di Desa  Krajan Gatak S ukoharjo 

Anda mungkin juga menyukai