Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The
menyebut prematur.
Menurut World Health Organization’s Internationalization
maupun kategori yang didiagnosa. Hal ini juga dapat terkait dengan
pendek dan jangka panjang. Sebanyak hampir 50% bayi lahir prematur
kecamatan semampir surabaya, 78% bayi lahir dengan kodisi berat badan
bahwa Cerebral palsy merupakan salah satu bentuk ketidak normalan yang
cukup banyak terjadi dan dialami oleh para remaja. Ketidaknormalan secara
fisik pada remaja ini secara langsung ataupun tidak akan mempengaruhi rasa
palsy dan mendapatkan teraphy khusus saat jam istirahat di kelas. Dan
melalui beberapa wawancara dengan orangtua anak ada beberapa anak yang
B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dari
penelitian ini adalah apakah ada atau tidak ada " Hubungan Bayi Lahir
Prematur Dengan Kejadian Cerebral Palsy Di Sekolah Luar Biasa YPAC
Makassar?"
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah
YPAC.
2. Manfaat Institusi
Kesehatan Makassar.
3. Manfaat bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Prematur
1. Definisi
sebelum ibu mencapai akhir dari minggu ke-37 usia kehamilan. Ada
kelainan kognitif.
2. Penyebab Prematur
d. Kehamilan kembar
oleh Ifeoma Offiah dan tim peneliti dari Rumah Sakit Bersalin
f. Stres fisik
kabupaten kota.
dalam rahim. Anda tidak boleh minum sama sekali pada trimester
satu atau dua unit alkohol sekali atau dua kali seminggu,
maksimum.
1. Defenisi
Riwayat Obstetri
Keterangan :
B. Identifikasi Variabel
aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang dikenai
D. Hipotesis Penelitian
pertanyaan penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian
Makassar.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
a. Populasi
154 anak.
b. Sample
yang layak dimasukkan atau layak untuk diteliti sesuai dengan kriteria
a) Kriteria Inklusi
C. Lokasi
D. Waktu
E. Variabel
a. Variabel Independen
Usia Ibu
Riwayat Obstetri
Urutan Kehamilan
Antenatal Care
Lama Persalinan
Berat Badan Lahir
b. Variabel dependen
Cerebral Palsy
F. Defenisi Operasional
lain.
dapat berbicara.
35 tahun
2. 20 – 35
tahun
2. Tidak
memiliki
riwayat
2. Anak ke -> 1
atau bidan
cukup bulan)
3. 42 minggu
atau lebih
(bayi lebih
bulan)
lahirnya bayi
Berat Badan Lahir Adalah berat bayi lahir yang Wawancara Nominal
penolong persalinan
G. Instrumen Penelitian
a. Data Primer
dilapangan.
b. Data Sekunder
A. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB YPAC Makassar pada bulan oktober
2019. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian observasi analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen.
Data diperoleh dari olahan data SLB YPAC, wawancara langsung dan
membagikan kuesioner yang memuat pertanyaan tentang aktifitas ibu saat
hamil, dimana proses pengisian kuesionernya didampingi langsung oleh
peneliti.
Pada penelitian ini diperoleh responden sebanyak 15 orang yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Data yang diperoleh
kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan distribusi frekuensi
serta presentase dari data-data tersebut.
1. Analisis Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan bayi lahir prematur pada
anak di fisioterapi SLB YPAC Makassar
Variabel F %
Tidak prematur 8 53,3
Prematur 7 46,7
Jumlah 15 100,0
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 1 diperoleh data dari 15 responden menunjukkan
bahwa bayi lahir prematur adalah yang tidak mengalami prematur
sebanyak 8 (53,3%) responden, dan untuk yang mengalami prematur
sebanyak 7 (46,7%) responden.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian cerebral palsy pada
anak di SLB YPAC Makassar
Variabel F %
Ringan 7 46,7
Sedang 5 33,3
Berat 3 20,0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 2 diperoleh data dari 15 responden menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian cerebral palsy
pada anak yang ringan sebanyak 7 (46,7%) responden, dan yang
mengalami cerebral palsy sedang sebanyak 5 (33,3) responden sedangkan
yang berat sebanayak 3 (20,0%) responden.
2. Analisis Bivariat
Tabel 3
Hubungan bayi lahir prematur dengan kejadian cerebral palsy pada anak di
ruangan fisioterapi SLB YPAC Makassar
Kejadian cerebral palsy Jumla
Bayi lahir Nilai
Ringan Sedang Berat h
prematur ρ
n % n % N % n %
Tidak 85 4 5
6 2 0 0 8
prematur ,7 0,0 3,3
0,034
14 6 1 4
prematur 1 3 3 7
,3 0,0 00,0 6,7
10 1 1 1 1
Jumlah 7 5 3
0,0 00,0 00,0 5 00,0
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 15 responden
(100,0) pada bayi lahir prematur yang tidak mengalami prematur dengan
kejadian cerebral palsy ringan yaitu 6 (85,7%) responden, responden yang
mengalami prematur dengan kejadian cerebral pasy ringan lebih sedikit
yaitu 1 (14,3%), dan untuk pada kejadian cerebral palsy sedang dengan
bayi lahir tidak mengalami prematur yaitu 2 (40,0%) dan yang mengalami
prematur yaitu 3 (60,0 %). Sedangkan pada kejadian cerebral palsy berat
dengan bayi lahir tidak prematur tidak ada (0%), dan yang lahir prematur
sebanyak 3 (100,0).