Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA/I SD NEGERI LUBUK PAKAM

KIRANA PATROLINA SIHOMBING, MANTA ROSMA, LAMTIUR AYU REALITA

Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

Abstrak
Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut. Peranan rongga mulut sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan
manusia. Secara umum, sesorang dikatakan sehat bukan hanya tubuhnya yang sehat melainkan juga
sehat rongga mulut dan giginya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak tentang menjaga
kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah dan media puzzle. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 30 orang.
Hasil data yang diperoleh selisih tingkat pengetahuan antara metode ceramah dan media
puzzle memiliki perbedaan. Sebelum dan sesudah diberikan metode ceramah, mendapat skor 80
dengan rata-rata 5,3 menjadi 129 dengan rata-rata 8,6. Untuk tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan media puzzle, mendapat skor 90 dengan rata-rata 6 menjadi 149 dengan rata-rata
9,9. Artinya selisih rata-rata skor metode ceramah yaitu 3,2 sedangkan media puzzle 3,9.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah jika dibandingkan antara metode ceramah dan media
puzzle, siswa/I lebih paham dan mengerti terhadap kegiatan media puzzle. sebab, media puzzle lebih
menarik karena terdapat gambar tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga
bermanfaat bagi anak untuk menambah pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Kata Kunci : Metode Ceramah Dan Media Puzzle

Latar belakang mencakup estetika dan seluruh kesehatan


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik umum(Kesehatan Gigi dan Mulut, 2010).
secara fisik, mental,spiritual maupun social Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup (RISKESDAS) tahun 2018, data kesehatan gigi
produktif secara sosial dan ekjonomi. (Undang- dan mulut, diketahui proporsi masalah gigi dan
Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009). Untuk mulut sebesar 57,6% yang mendapatkan
memajukan kesejahteraan Negara, maka pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar
dilakukan perilaku hidup yang sehat dan 10,2%. adapun perilaku menyikat gigi dengan
mampu menjangkau pelayanan kesehatan benar adalah 2,8%. Data penyakit karies gigi
yang bermutu. (Kementrian Kesehatan RI, pada anak usia dini (5-6 tahun) 93%.
2012) Martyn (2018) mengatakan bahwa,
Kesehatan merupakan harga yang apabila dilihat dari sisi ilmu pengetahuan,
sangat mahal, jika kesehatan sudah masih banyak dari masyarakat yang belum
terganggu, maka segala aktivitas dalam hidup mengetahui pentingnya menjaga kesehatan
pun akan menjadi terganggu. kesehatan jiwa gigi dan mulut sehingga mereka juga tidak
harus selalu dijaga dengan berbagai cara, mengetahui mulut dan menjaga kebersihannya
yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi karena mulut bukan sekedar pintu masuknya
dan cukup olahraga terarur serta dengan makanan dan minuman saja, tetapi mulut juga
menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menjadi pintu masuknya mikroorganisme
(Kurniastuti, 2015). Kesehatan gigi dan mulut yang dapat menyebabkan kerusakan pada
merupakan upaya untuk memelihara dan gigi.
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Berdasarkan uraian di atas, peneliti
dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, merasa perlu melakukan upaya dalam
pencegahan penyakit gigi, pengobatan meningkatkan pengetahuan anak dengan
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi memberikan penyuluhan metode dan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau penggunaan media puzzle. Aktivitas tersebut
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, dapat mempengaruhi kecerdasan kognitif pada
terintegrasi dan berkesinambungan. (UU anak. Media pembelajaran dapat diartikan
Kesehatan RI No.36 Pasal 93 Tahun 2009). sebagai seperangkat alat bantu atau
Secara umum masyarakat Indonesia pelengkap yang digunakan oleh pendidik
masih sangat mengabaikan kondisi kesehatan dalam rangka berkomunikasi dengan peserta
gigi secara menyeluruh, meskipun sebenarnya didik. Manfaat media pembelajaran juga dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang Jenis dan Desain Penelitian
dimiliki oleh sasaran penyuluhan kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Penyuluhan metode ceramah merupakan desain penelitian Deskriptif dengan metode
penyuluhan yang paling sederhana dan paling Prosecsional Desain (Potong Lintang) yang
sering diselenggarakan untuk meningkatkan bertujuan untuk mengetahui Gambaran
kesadaran dan minat sasaran (Aprina, 2013). Tingkat Pengetahuan Anak Cara Menjaga
(Soebachman, 2012) mengatakan bermain Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum dan
puzzle adalah permainan yang terdiri atas Sesudah Dilakukan Penyuluhan Metode
kepingan-kepingan dari satu gambar tertentu Ceramah dan Media Puzzle.
yang dapat melatih tingkat konsentrasi. Melalui
penggunaan media puzzle bertema kesehatan Lokasi dan Waktu Penelitian
gigi dan mulut, anak akan mendapat Penelitian dilakukan di SD Negeri
pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut 101904 Desa Pasar Melintang Kecamatan
melalui kegiatan pembelajaran aktivitas Lubuk Pakam yang dilakukan mulai bulan
mencocokkan gambar sehingga terpengaruh April – Mei 2019.
terhadap pengetahuannya.
Berdasarkan latar belakang peneliti
tertarik untuk mengetahui bagaimana
Gambaran Tingkat Pengetahuan Anak Cara Populasi dan Sampel Penelitian
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum Populasi penelitian adalah seluruh
dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan Metode siswa/I Kelas 1 dan 2 yaitu 30 orang anak SD
Ceramah dan Media Puzzle Pada Siswa/I Negeri 101904 Desa Pasar Melintang
Kelas 1 dan 2 SD Negeri 101904 Desa Pasar Kecamatan Lubuk Pakam.
Melintang Kecamatan Lubuk Pakam belum Dalam penelitian ini dipilih
pernah ditinjau aspek pengetahuan. menggunakan metode Purposive Sampling,
dan mengambil dengan kriteria sampel
Rumusan Masalah sebanyak 30 orang yang dipilih penelitian
Berdasarkan latar belakang maka secara acak. Dalam penelitian ini sampel
perumusan masalah dalam penelitian adalah dibagi 2 kelompok yaitu :
bagaimana gambaran pengetahuan anak - Kelompok 1 sebanyak 15 siswa =
tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut Penyuluhan Metode Ceramah
dengan metode ceramah dan media puzzle - Kelompok 2 sebanyak 15 siswa = Media
pada siswa/I SD Negeri Desa Pasar Melintang Puzzle
Kecamatan Lubuk Pakam.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Tujuan Penelitian Jenis data yang digunakan penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan adalah data primer dan data sekunder
anak tentang menjaga kesehatan gigi dan 1. Data Primer yaitu data pengetahuan
mulut sebelum dan sesudah diberi yang diperolah langsung dari siswa/I
penyuluhan dengan metode ceramah. melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang diberikan kepada responden berisi
anak tentang menjaga kesehatan gigi dan 10 pertanyaan sedangkan data tentang
mulut sebelum dan sesudah diberi penggunaan puzzle diperoleh dari
penyuluhan media puzzle. penggunaan langsung media puzzle pada
siswa/I I Kelas 1 dan 2 SD Negeri 101904
Manfaat Penelitian Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk
1. Bagi Anak Pakam.
Menambah wawasan dan pengetahuan 2. Data sekunder adalah data pengetahuan
anak tentang penggunaan media puzzle yang diperoleh langsung dari biodata
sebagai media pembelajaran tentang siswa/I (jumlah, nama, jenis kelamin) di
kesehatan gigi dan mulut khususnya. SD Negeri 101904 Desa Pasar Melintang
2. Bagi Sekolah Kecamatan Lubuk Pakam.
Memberi edukasi bagi sekolah untuk lebih Dalam penelitiannya ini cara
meningkatkan pelayanan kesehatan pengumpulan datanya yaitu
disekolah. 1. Melakukan izin penelitian ke sekolah
3. Bagi Peneliti melalui pendekatan ke pihak sekolah.
Sebagai pengetahuan yang bermanfaat 2. Mengurus etika penelitian ke komisi etik
dalam menambah pemahaman penelitian 3. Memberikan lembar informed consent
pada peneliti dan prosesnya. kepada orang tua.

2
4. Menjelaskan kepada responden tentang Ceramah dan Media Puzzle Pada Siswa/I
prosedur dan tahapan penelitian dan Kelas 1 dan 2 SD Negeri 101904 Desa Pasar
proses kerja. Melintang Kecamatan Lubuk Pakam
5. Memberikan kuesioner kepada responden Data yang telah diolah dianalisis
sebelum melaksanakan metode ceramah secara manual dan disajikan dalam bentuk
dan sesudah dilakukan metode ceramah tabel frekuensi.
pada hari pertama
6. Memberikan kuesioner kepada responden Hasil Penelitian
sebelum melaksanakan media puzzle dan Setelah dilakukan pengumpulan data
sesudah dilakukan media puzzle pada hari dan analisa data maka didapat hasil penelitian
kedua. sebagai berikut :
Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat dan Tabel 4.1
bahan yang akan digunakan untuk Distribusi Tingkat Pengetahuan Sebelum
pengumpulan data (Notoadmojo, 2010). Dalam dan Sesudah Diberikan Penyuluhan
penelitian instrument penelitian atau alat yang Dengan Metode Ceramah
digunakan untuk mengambil data adalah Penyuluhan dengan Metode
sebagai berikut : Ceramah
1. Puzzle Kesehatan Gigi dan Mulut. Sebelum Sesudah
2. Kuesioner. Kriteria
3. Alat Tulis (n) (%) (n) (%)
4.
Baik 4 26,6 13 86,6
Sedang 8 53,3 2 13,3
Buruk 3 20 0 0
Jumlah 15 100 15 100

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat hasil


pengetahuan siswa/I sebelum diberikan
penyuluhan metode ceramah, diperoleh 4
orang siswa (26,6%) dengan kriteria baik, 8
orang siswa (53,3%) dengan kriteria sedang
dan 3 orang siswa (20%) dengan kriteria
buruk. setelah dilakukan penyuluhan dengan
metode ceramah, diperoleh 13 orang siswa
(86,6%) dengan kriteria baik, 2 orang siswa
(13,3%) dengan kriteria sedang dan tidak ada
Gambar 1. Media Puzzle promosi
yang memiliki kategori buruk.
kesehatan gigi untuk anak
Pengolahan Data dan Analisa Data
Tabel 4.2
1. Proses Editing
Distribusi Tingkat Pengetahuan Sebelum dan
Melakukan pengecekan kelengkapan
Sesudah Diberikan Media Puzzle
data yang telah dikumpul, bila terdapat
Media Puzzle
kesalahan dan kekeliuran dalam pengumpulan
atau pengisian data diperiksa dengan cara Sebelum Sesudah
memeriksa jawaban yang kurang. Kriteria
2. Proses Cooding (n) (%) (n) (%)
Pada tahap ini kuesioner dan
responden akan diberikan kode tertentu Baik 6 40 15 100
sehingga lebih memudahkan dan bentuknya Sedang 7 46,6 0 0
lebih sederhana. Buruk 2 13,3 0 0
3. Proses Tabulating Jumlah 15 100 15 100
Tahap ini data yang diperoleh akan
dikelompokkan dalam sebuah table frekuensi, Dari tabel diatas dapat dilhat hasil
sehingga terlihat jelas kuantitatif. pengetahuan siswa-siswi terdapat perbedaan
Data yang telah dikumpulkan, sebelum diberikan Media Puzzle, diperoleh 6
kemudian diolah untuk melihat pengetahuan orang siswa (40%) dengan kriteria baik, 7
Tingkat Pengetahuan Anak Cara Menjaga orang siswa (46,6%) dengan kriteria sedang
Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum dan dan 2 orang siswa (13,3%) dengan kriteria
Sesudah Dilakukan Penyuluhan Metode

3
buruk. Setelah diberikan media puzzle sebanyak 15 orang siswa (100%), yang
mendapat hasil pengetahuan yang baik mendapat kriteria sedang dan buruk tidak ada.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Kuesioner Sebelum dan Sesudah Metode Ceramah
Jawaban
NO. Pernyataan
Sebelum Sesudah
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
1. Menyikat gigi itu penting untuk 13 86 2 10 15 100 0 0
menjaga kebersihan gigi dan
mulut
2 waktu yang baik menyikat gigi 1 6,6 14 90 14 93,3 1 6,7
adalah pagi sesudah sarapan
dan malam sebelum tidur
3 Menyikat gigi yang baik harus 7 46,6 8 53,3 13 86,6 2 13,4
mengenai seluruh permukaan
gigi
4 Memeriksa gigi ke dokter 4 26,6 11 73,3 13 86,6 2 13,4
gigi/klinik gigi dan pengobatan
gigi secara
teratur 6 bulan sekali
5 Jika sakit gigi pengobatan 12 80 3 20 14 93,3 1 6,7
dilakukan oleh dokter gigi
6 Setiap orang harus memiliki 8 53,3 7 46,6 12 80 3 20
sikat gigi sendiri
7 Buah-buahan dan sayuran 11 73,3 4 26,6 14 93,3 1 6,7
yang baik untuk kesehatan
gigi
8 Gigi kotor dan tidak disikat 11 73,3 4 26,6 13 86,6 2 13,4
menyebabkan bau mulut
9 Coklat dan permen makanan 7 46,6 8 53,3 8 53,3 7 46,7
yang tidak menyehatkan gigi
10 Buah jeruk, apel dan 7 46,6 8 53,3 14 93,3 1 6,7
semangka makanan yang
menyehatkan gigi

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui pengetahuan siswa meningkat menjadi 86,6%


terjadinya perubahan pengetahuan yang baik tentang kapan waktu yang baik dalam
siswa/I pada soal no 2 , yang sebelumnya memeriksakan gigi ke dokter gigi. Dan pada
mendapat 6,6% dan ketika sudah diberikan soal no 10 yang sebelumnya mendapat 46,6%
penyuluhan metode ceramah, skor meningkat setelah penyuluhan metode ceramah
menjadi 93,3% tentang waktu yang baik dilakukan, meningkat menjadi 93,3% tentang
ddalam menyikat gigi. Juga pada soal no 4 makanan yang menyehatkan gigi.
yang sebelumnya mendapat 26,6%
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Kuesioner Sebelum dan Sesudah media puzzle
Jawaban
NO. Pernyataan Sebelum Sesudah
Benar Salah Benar Salah
n % n % n % n %
1. Menyikat gigi itu penting untuk 15 100 0 0 15 100 0 0
menjaga kebersihan gigi dan
mulut
2 waktu yang baik menyikat gigi 3 20 12 80 15 100 0 0
adalah pagi sesudah sarapan
dan malam sebelum tidur

4
3 Menyikat gigi yang baik harus 7 46,6 8 53,3 15 100 0 0
mengenai seluruh permukaan
gigi
4 Memeriksa gigi ke dokter 5 33,3 10 66,7 15 100 0 0
gigi/klinik gigi dan pengobatan
gigi secara
teratur 6 bulan sekali
5 Jika sakit gigi pengobatan 14 93,3 1 6,7 15 100 0 0
dilakukan oleh dokter gigi
6 Setiap orang harus memiliki 6 40 9 60 14 100 1 6,7
sikat gigi sendiri
7 Buah-buahan dan sayuran yang 14 93,3 1 6,7 15 100 0 0
baik untuk kesehatan gigi
8 Gigi kotor dan tidak disikat 10 66,7 5 33,3 15 100 0 0
menyebabkan bau mulut
9 Coklat dan permen makanan 6 40 9 60 15 100 0 0
yang tidak menyehatkan gigi
10 Buah jeruk, apel dan semangka 9 60 6 40 15 100 0 0
makanan yang menyehatkan
gigi
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui kedua hasil kuesioner sebelum dan sesudah
terjadinya perubahan pengetahuan yang baik diberikan metode ceramah dan media puzzle.
pada siswa/I terlihat pada soal no 2 tentang Pada penelitian ini intervensi yang
waktu yang baik menyikat gigi sebelumnya diberikan adalah menggunakan metode
mendapat sebanyak 20% setelah diberikan ceramah dan media puzzle. Alasan pemilihan
penyuluhan media puzzle, meningkat menjadi metode ini, karena ceramah merupakan
100%. Pada soal no 3 tentang menyikat gigi metode yang paling lama dan sudah sering
yang baik harus mengenai seluruh permukaan digunakan sedangkan media puzzle
gigi, sebelumnya mendapat sebanyak 46,6% merupakan media gambar yang disenangi oleh
meningkat menjadi 100%. Pada soal no 4 anak-anak.
tentang waktu yang baik memeriksakan gigi ke Ceramah adalah salah satu cara
dokter gigi, sebelumnya mendapat sebanyak pendidikan kesehatan yang didalamnya kita
33,3% meningkat menjadi 100%. Pada soal no menerangkan atau menjelaskan sesuatu
6 tentang setiap orang apakah harus memiliki secara lisan disertai dengan Tanya jawab,
sikat gigi sendiri sebelumnya mendapat diskusi dengan sekelompok pendengar serta
sebanyak 40% meningkat menjadi 100%. Dan dibantu dengan beberapa alat peraga yang
juga pada soal no 9 tentang makanan yang dianggap perlu.(Herijulianti dkk, 2006).
tidak menyehatkan gigi, sebelumnya mendapat Salah satu kelebihan dari metode
sebanyak 40% meningkat menjadi 100%. ceramah adalah metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi, selain itu
Pembahasan metode ini juga dapat diikuti sasaran dalam
Berdasarkan hasil penelitian jumlah yang besar dan mudah dilaksanakan
gambaran pengetahuan anak tentang menjaga (Djamarah, 2000). Disamping itu juga , metode
kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah mempunyai kekurangan yaitu pesan
ceramah dan media puzzle diperoleh rata- rata yang terinci mudah dilupakan setelah
menggunakan metode ceramah sebanyak 3,2 beberapa lama (Notoadmodjo, 2007).
dan untuk media puzzle sebanyak 3,9. Artinya (Soebachman, 2012) mengatakan
pengetahuan siswa-siswi lebih memahami Puzzle adalah permainan yang terdiri atas
menggunakan media puzzle tentang cara kepingan-kepingan dari satu gambar tertentu
menjaga kesehatan gigi dan mulut yang dapat melatih tingkat konsentrasi.
dibandingkan menggunakan metode ceramah. Manfaat menggunakan media puzzle yang
Kegiatan dimulai dari sebelum disampaikan oleh (Yuliani, 2008) yaitu anak
diberikan metode ceramah dan media puzzle mengasah otaknya dengan mencari ,
terlebih dahulu memberikan kuesioner kepada menemukan, menyusun strategi,
siswa-siswi tersebut untuk mengetahui mencocokkan bentuk, melatih kesabaran dan
pemahaman mereka tentang menjaga menyelesaikan kepingan puzzle secara
kesehatan gigi dan mulut Setelah itu siswa- mandiri dan selesai dengan benar.
siswi diberikan ceramah dan media puzzle lalu Pengunaan media puzzle dalam
menyebarkan kuesioner. Lalu membandingkan proses pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan. Adapun kelebihan media puzzle

5
yaitu gambar nya menarik minat atau perhatian buruk. Setelah diberikan media puzzle
siswa , menantang daya kreatifitas dan ingatan sebanyak 100% memeproleh pengetahuan
siswa untuk menyelesaikan masalah, melatih kategori baik.
nalar anak dalam memecahkan masalah.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki media Saran
puzzle adalah lebih menekankan pada indera Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
penglihatan (visual) , pemilihan gambar yang menyarankan hal-hal berikut ini :
tidak tepat atau terlalu kompleks menjadikan 1. Pihak sekolah diharapkan agar dapat
pembelajaran kurang efektif dan penggunaan meningkatkan pengetahuan siswa/I tentang
gambar kurang maksimal bila diterapkan menjaga kesehatan gigi dan mulut dan
dalam kelompok besar.(Dewi, 2013). menerapkan UKGS secara rutin kepada
Penginderaan menghasilkan siswa/i.
pengetahuan sangat dipengaruhi oleh 2. Bagi siswa/I diharapkan agar
intensitas persepsi terhadap objek. Menurut mengaplikasikan pengetahuan tentang
Notoadmodjo (2003) sebagian besar menjaga kesehatan gigi dan mulut dalam
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata kehidupan sehari-hari dengan rajin
dan telinga. Pengetahuan merupakan hasil menyikat gigi
mengingat suatu hal, termasuk mengingat 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar
kembali kejadian yang pernah dialami baik memahami serta menggali lebih dalam lagi
sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi mengenai metode ceramah dan aktivitas
setelah seseorang melakukan kontak atau media puzzle dengan tingkat pengetahuan.
pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Wahid, 2007). Daftar Pustaka
Pemeriksa gigi rutin ke dokter gigi Buku Cerita Dan Aktivitas Dengan Stiker.
setiap 6 bulan sekali wajib dilakukan untuk Jakarta : PT Penerbit Erlangga.
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan
utama melakukan pemeriksaan secara rutin Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat
yaitu untuk melakukanpembersihan karang gigi Pengetahuan Kesehatan Gigi Dengan
dan dapat mendeteksi secara dini kerusakan- Perilaku Perawatan Gigi Pada
kerusakan yang mungkin terjadi pada gigi Anak Usia Sekolah. Depok : Skripsi.
(Santik,2016).
Metode ceramah dan media puzzle Dewi, SC., 2013.Penerapan Model Problem
sangat cocok digunakan untuk Based Learning Dengan Media Puzzle
membandingkan hasil pengetahuan dan Untuk Meningkatkan Kualitas
pemahaman anak tentang menjaga Pembelajaran Ipa Di Kelas IV B
kesehatan gigi dan mulut. Tambakaji 04.Semarang : Skripsi

Simpulan Djamarah, B.S, 2000. Guru dan Anak Didik


Dari hasil peneltian yang telah dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT
dilakukan terhadap siswa/I kelas 1 dan 2 SD Rineka Cipta
Negeri 101904 Desa Pasar Melintang
Fitriana, R. 2006. Perawatan Kesehatan Gigi
Kecamatan Lubuk Pakam dapat disimpulkan
Anak. Desember 23, 2011.
sebagai berikut :
http://www.kharisma.de/?q=node/297.
1. Tingkat pengetahuan siswa/I sebelum Herijulianti E, Tati Svasti Indriani dan Sri Artini,
diberikan penyuluhan metode ceramah, Pendidikan Kesehatan Gigi.
diperoleh 4 orang siswa (26,6%) dengan Jakarta : EGC
kriteria baik, 8 orang siswa (53,3%)
dengan kriteria sedang dan 3 orang siswa Hidayati, EW., 2018. Penggunaan Media
(20%) dengan kriteria buruk. setelah Puzzle Konstruksi terhadap Hasil
dilakukan penyuluhan dengan metode Belajar Kognitif Siswa SDN
ceramah, diperoleh 13 orang siswa Kemangsen III Krian.Vol.1.
(86,6%) dengan kriteria baik, 2 orang https://ejournal.iai-
siswa (13,3%) dengan kriteria sedang dan tribakti.ac.id/index.php/edy/article/view
tidak ada yang memiliki kategori buruk. /519.
2. Tingkat pengetahuan siswa/i sebelum
diberikan Media Puzzle, diperoleh 6 orang Jatmika, YN. 2012. Ragam Aktivitas Harian
siswa (40%) dengan kriteria baik, 7 orang Untuk Plygroup. Jogjakarta: DIVA
siswa (46,6%) dengan kriteria sedang dan Prress.
2 orang siswa (13,3%) dengan kriteria

6
Kementerian Kesehatan RI.,2012.Pusat Data Usia 5-6 Tahun Di Tk Lpm Raman
Dan Informasi Profil Kesehatan.jakarta Endra.Lampung: Skripsi.
: Kementerian Kesehatan RI.
Soebachman, Agustina. 2012. Permainan
Kusumawardani, E. 2012. Pengaruh Asyik Bikin Anak Pintar. IN Azna
Penyuluhan Kesehatan Terhadap Books : Yogyakarta
Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan
Praktik Ibu Dalam Pencegahan Wahid, A., 2007. Pedoman Perilaku Manusia.
Demam Berdarah Dengue Jakarta : Graha Ilmu.
Pada Anak. Medan : KTI.
Worang, TY dkk., 2014. Hubungan Tingkat
Mashfedz, Ircham. 2006. Menjaga Kesehatan Pengetahuan Orang Tua Dengan
Dan Mulut. Yogyakarta: Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak Di TK
Fatramaya. Tunas Bhakti Manado. Vol 2.

Murini., 2016.Upaya Meningkatkan Yekti dan Pratiwi., 2013. 45 Masalah Dan


Kemandirian Melauli Kegiatan Solusi Penyakit Gigi Dan Mulut. Andi.
Menyusun Puzzle Pada Anak.
Yogyakarta : Skripsi.

Martyn., 2018.Tingkat Pengetahuan


Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan
Menggunakan Kuesioner. Medan :
Skripsi.

Notoadmodjo,S., 2003. Pendidikan Dan


Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta

., 2012. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pasaribu, HER., 2005. Perbandingan


Penyuluhan Kesehatan Metode
Ceramah Tanya Jawab Dengan
Penyuluhan Kesehatan. Semarang :
Skripsi.

Putri, Aprina 2013.Perbedaan Pengetahuan


Anak Sekolah Dasar Tentang
Keamanan Makanan Jajanan Sekolah
Setelah Mendapat Penyuluhan
Dengan Menggunakan
Strategi Berbeda (Media Permainan
Edukatif Ular Tangga Dan Metode
Ceramah) Di SD N Soropadan
Karangasem
Surakarta.

Risert Kesehatan Dasar., 2018. Badan


Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.

Santik, NK., Hubungan Pengetahuan


Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan
Karies dan OHI-S Pada Anak SMP.
Medan FKG USU 2016

Sari, YR., 2018. Pengaruh Penggunaan Media


Puzzle Terhadap Peningkatan
Perkembangan Kognitif Anak

Anda mungkin juga menyukai