Anda di halaman 1dari 34

Disampaikan pada Pra-PIT IKA ke 10

Manado, 7 September 2019

Schistosomiasis
di danau Lindu, Sulawesi Tengah
Konsekuensi Klinis
Ninny Meutia Pelupessy
Taman Nasional Lore Lindu
Flora dan
fauna
endemik di
Sulawesi
thatsfarming.com

https://basecamppetualang.blogspot.com/2014/11/
taman-nasional-lore-lindu-tnll.html

Keindahan danau
Lindu Berbagai megalith dari
https://aws-dist.brta.in/2015-

masa 3000−1300 SM
12/original_700/0_0_1000_666_49a071bfdfc
e04b0aeca0a645d780b4b02398194.jpg

Lembah Bada, Taman Nasional Lore Lindu. Lore Lindu Trekking. Foto: x-plorea.com
Hot Headlines News

https://lifestyle.kompas.com/read/2016/03/03/175100423/Penyakit.Langka.Demam.Keong.Masih.Menghantui.Warga.Poso

https://tirto.id/who-dan-kemenkes-upayakan-eradikasi-penyakit-demam-keong-cHhn

https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/18/01/17/p2owo2328-who-tegur-indonesia-karena-
belum-bebas-demam-keong
Demam Keong
Schistosomiasis
Bilharziasis
Schistosomiasis
• Neglected Tropical Diseases
• Penyakit infeksi ke-2 terbanyak setelah malaria
• Penyebabnya adalah parasit cacing Trematoda
• Host perantara adalah keong air tawar
• Bentuk infeksi parasit adalah cercariae yang berada di dalam
air yang dilepaskan dari keong
• Orang terinfeksi melalui kulit yang terkena kontaminasi air
sungai/danau.
https://www.who.int/schistosomiasis/disease/en/
Riwayat Schistosomiasis
Pemberantasan intensif
di Indonesia dengan pengobatan massal,
penyuluhan, peningkatan
Ditemukan Ditemukan di sarana sanitasi lingkungan,
oleh Brug & daerah pemeriksaan tinja penduduk,
Tesch di persawahan surveilans keong perantara &
dataran tinggi dataran Lindu tikus berkala dan rutin
Napu & Lindu Oncomelania hupensis Pengobatan
S. japonicum lindoensis massal

1935 1940 1972 1974 1982 −

Penelitian Pemberantasan
Schistosomiasis
Sandground &
Bone menemukan Pemberian obat Niridazole
prevalensi 53% untuk penderita,
dari 176 penduduk pemberantasan keong dengan
molusisida dan agroengineering
Pedoman teknis pengendalian schistosomiasis. 2015
Schistosomiasis di Indonesia
• Endemis di 28 Desa di
Sulawesi Tengah
o 5 Desa di Kabupaten Sigi
o 23 Desa di Kabupaten Poso
• Spesies penyebab adalah
Schistosoma japonicum Kab. SIGI
Kab. POSO

• Hospes perantara adalah


Oncomelania hupensis
lindoensis
• Semua golongan umur dapat
Gambar 1. Wilayah Kab. Sigi dan Kab. Poso
tertular Peluncuran roadmap eradikasi penyakit demam keong (schistosomiasis) 2018-2025. 2018.
Gambar 2. Lokasi area endemik S. japonicum di Prov. Sulawesi Tengah

Peluncuran roadmap eradikasi penyakit demam keong (schistosomiasis) 2018-2025. 2018.


Schistosomiasis
Jenis Infeksi Spesies Distribusi geografis

Afrika, Timur Tengah,


Schistosoma
Karibia, Brazil, Venezuela
mansoni
dan Suriname
Tabel 1. Schistosoma
Indonesia, China, Filipina
japonicum
Spesies Trematoda Schistosomiasis Beberapa distrik di
Intestinal Schistosoma
Schistosoma spp. mekongi
Kamboja dan Republik
Demokratik Rakyat Laos
dan Distrubusi Schistosoma
guineensis dan Daerah hutan hujan Afrika
Geografis berhubungan S.
intercalatum
Tengah

Schistosomiasis Schistosoma Afrika, Timur Tengah dan


Urogenital haematobium Corsica (Perancis)

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schistosomiasis
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
mansoni haematobiu intercalatum
m

Gambar 4. Trematoda Schistosoma spp.

A B

Schistosoma Schistosoma
japonicum mekongi By ‫عالء‬- Own work, CC BY-SA 4.0,
https://commons.wikimedia.org/
w/index.php?curid=55038168
Gambar 3. Morfologi Telur Trematoda Schistosoma spp. Pedoman teknis pengendalian schistosomiasis. 2015
S. haematobium S. mansoni S. japonicum
Cacing Jantan
Ukuran 10-15 x 1 mm 10 x 1 mm 12-20 x 0,5 mm
Kutikula Trabekula halus Trabekula kasar Tidak bertuberkel
Testis 4-5 berkelompok 8-9, deret zig-zag 6-7, berderet
Cacing Betina
Ukuran 20 x 0,25 mm 14 x 0,25 mm 26x0,3 mm
Ovarium Posterior pertengahan Anterior pertengahan
badan badan
Tabel 2. Telur dalam uterus 20-30 butir 1-3 butir 50 butir atau lebih
Deskripsi Sekum yang Panjang (menyatu di Terpanjang (menyatu Pendek (menyatu di
menyatu pertengahan badan) di anterior posterior pertengahan
spesies pertengahan badan) badan)
Hospes perantara Bulinus (Physopsis dan Biomphalaria dan Oncomelania hupensis
Trematoda Planobarius) Australorbis
Hospes definitif Manusia; Babon Manusia; Babon Manusia & hewan
domestik
Habitat Pleksus vena vesikalis Pleksus mesenterika Pleksus mesenterikus
dan prostatika daerah sigmoidorektal daerah ileocaecalis
(vena mesenterika (vena mesenterika
inferior dan cabang- superior dan cabang-
cabangnya) cabangnya)
Telur Duri terminal Duri lateral Benjolan lateral
Pedoman teknis pengendalian schistosomiasis. 2015
Gambar 5.
Host Perantara
Schistosoma
spp.

Bulinus sp.
Biophalamria sp. Oncomelania sp.
Host perantara untuk
Host perantara untuk Host perantara untuk
S. haematobium & S.
S. mansoni S. japonicum
intercalatum

https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Patogenesis

1 Telur Schistosoma spp. dieksresikan


melalui feses dan urin manusia di
lingkungan air tawar.
2 Dalam keadaan optimal di dalam air
tawar, telur akan menetas dan keluar
sebagai miracidia, berbentuk silia dan
infektif selama 6-12 jam.
3 berenang menuju keong air
tawar dan penetrasi ke dalamnya.

https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Patogenesis

4 Di dalam keong terjadi 2 stadium


perkembangan yaitu sporocysts selama
2−4 minggu dan bermetamorfosa
menjadi cercariae
5 Cercariae dikeluarkan dari keong dan
stimulasi cahaya membuatnya berenang
menuju host manusia

https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Patogenesis

6 Cercariae penetrasi melalui kulit host


manusia

7 Selama proses penetrasi, cercariae


kehilangan ekor dan menjadi
schistosomulae.
8 Schistosomulae mampu melewati
epidermis dan dan dermis sebelum
menyebar ke pembuluh darah dan
limfatik
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Patogenesis

9 Schistosomulae migrasi ke pembuluh


darah dalam hati dan maturasi sebagai
cacing dewasa
10 Sepasang cacing (jantan dan betina)
akan bermigrasi ke
• vena mesenterika usus besar/rektum
(selama bersirkulasi ke hepar, akan
bertelur dan dikeluarkan bersama feses)
• Vena plexus kandung kemih; telur
dikeluarkan bersama urin
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Gambar 6.
Siklus hidup
Schistosoma
spp.

https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Manifestasi Klinis

Schistomiasis
Gejala Dini
Kronis

• Pada awal terinfeksi, tidak tampak • Tanpa pengobatan,


gejala Schistosomiasis bisa menetap
• Kulit ruam atau gatal ditemukan bertahun-tahun
beberapa hari kemudian • Tanda dan gejala: nyeri perut,
• Demam, menggigil, batuk dan hepatomegali, darah di feses atau
pegal dirasakan 1-2 bulan setelah urin, nyeri berkemih
terinfeksi • Infeksi kronik berisiko terjadi
fibrosis hepatik dan kanker
Nurwidayati A. Strategi pengendalian hospes perantara schistosomiasis. Spirakel. 2015;7(2):38-45
Manifestasi Klinis Berdasarkan stadium Schistosoma

MASA TUNAS BIOLOGIK


• Kulit: eritema, papula, gatal
dan panas (hilang dalam 2-3 STADIUM AKUT
hari) • Mulai sejak cacing bertelur
• Paru: batuk, kadang-kadang • Efek patologis tergantung
pengeluaran darah yang jumlah telur dan cacing
produktif • Keluhan: demam, malaise,
• Toksemia: lemah, malaise, BB menurun, sindroma
tidak nafsu makan, mual & disentri
muntah. • 6−8 bulan terjadi
Hepatosplenomegali dan hepatomegali kemudian
nyeri tekan. (Timbul minggu splenomegali
ke-2−8, tergantung jumlah
cercariae yang masuk)
Nurwidayati A. Strategi pengendalian hospes perantara schistosomiasis. Spirakel. 2015;7(2):38-45
Manifestasi Klinis Berdasarkan stadium Schistosoma

STADIUM MENAHUN
• Penyembuhan dengan pembentukan jaringan ikat dan
fibrosis
• Sirosis periportal hepatik
• Splenomegali, edema tungkai bawah dan alat kelamin
bawah, ascites dan icterus
• Hematemesis kadang ditemui

Nurwidayati A. Strategi pengendalian hospes perantara schistosomiasis. Spirakel. 2015;7(2):38-45


Diagnosis

Kato Katz
3
• Teknik sediaan tebal
LAMP untuk pemeriksaan
2 Loop mediated di lapangan.
Reaksi Serologi isothermal • Telur yang
1 Circumoval Precipitin Test amplification: didapatkan lebih
(COPT), Indirect amplifikasi asam banyak karena tinja
Penemuan Telur
Haemagglutination Test nukleat isothermal. yang diperiksa
Ditemukan telur dalam
(IHT), Complement Dilakukan pada suhu volume lebih banyak.
tinja atau dalam
Fixation Test, Fluorescent konstan dan tidak • Untuk pemeriksaan
jaringan biopsi (biopsi
Antibody Test (FAT), memerlukan thermal massal karena
rectum, hati)
Enzyme Linked Immuno cycler sederhana dan
Surbent Assay (ELISA) murah.
Pedoman teknis pengendalian schistosomiasis. 2015
Tatalaksana
merupakan satu-satunya obat yang
direkomendasi untuk pengobatan Schistosomiasis
• Obat derivat pyrazinoisiquinoline ini memiliki efikasi
tinggi dan efek samping serius kurang
• Efektif mematikan cacing betina > 6 minggu pasca
infeksi
• Obat ini diberikan sebagai dosis tunggal.
This Photo by Unknown Author is licensed
https://www.cdc.gov/parasites/schistosomiasis/health_professionals/index.html#tx under CC BY-SA
Tatalaksana
• Untuk penderita schistosomiasis yang disebabkan oleh
S. mansoni dan S. haematobium dosis PZQ yang
diberikan adalah .
• Penderita S. japonicum dosis terbagi 2
sampai 3 kali diberikan dalam sehari
• Efek samping: demam, mual dan muntah, sakit kepala,
pusing drowsiness, gatal dan fatigue.
This Photo by Unknown Author is licensed
https://www.cdc.gov/parasites/schistosomiasis/health_professionals/index.html#tx under CC BY-SA
• Pengobatan massal pada manusia
1x/thn, hewan 2x/thn sampai tahun Roadmap
2020
• Modifikasi lingkungan terpadu lintas Eradikasi Schistosomiasis 2018-2025
sektoral
• Pemberantasan keong secara • Pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana
kimiawi • Lanjutan pembinaan kelompok tani
• Penyediaan air minum, sanitasi, • Lanjutan pemberantasan keong sesuai surveilans
hygiene • Pengelolaan hewan ternak (termasuk pembinaan kelompok peternak
• Pemeliharaan & perawatan sarana air minum, sanitasi, hygiene
• Penyediaan MCK• Surveilans pada manusia
umum di daerah (2019 &
• Pemeliharaan MCK2020), hewan, keong perantara
fokus • Kampanye perubahan perilaku dan peningkatan partisipasi masyarakat
Angka kejadian penyakit pada
manusia, hewan • Koordinasi multi sektor
dan keong perantara Angka&kejadian
monevpenyakit
terpadu secara intensif
pada Deklarasi pencapaian Indonesia
turun menjadi 0% manusia, hewan dan keong perantara dalam eradikasi Schistosomiasis
tetap 0%
MENURUNKAN PREVALENSI MEMELIHARA PREVALENSI DEKLARASI ELIMINASI &
SCHISTOSOMIASIS 0% SCHISTOSOMIASIS 0% MEMPERTAHANKAN KINERJA

Fase Pemeliharaan &


Fase Akselarasi Fase Deklarasi Eliminasi
Surveilans Pasca Intervensi

2018-2019 2020-2024 2025-dst


Peluncuran roadmap eradikasi penyakit demam keong (schistosomiasis) 2018-2025. 2018.
Target Terapi Schistosomiasis menurut WHO

• Anak usia sekolah di daerah endemik


• Kelompok orang dewasa yang berisiko di
daerah endemik, orang yang pekerjaannya
kontak dengan air yang terinfestasi seperti
nelayan, petani, pekerja irigasi dan
perempuan yang melakukan tugas
domestik rumah tangga terpapar air
terinfestasi.
• Komunitas yang tinggal di daerah endemik
tinggi
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/schistosomiasis
Schistosomiasis pada anak
What we know
What we need to know
Schistosomiasis pada Anak
• Schistosomiasis mempengaruhi 200 juta penduduk (90% di
negara Afrika sub-sahara), diantaranya 123 juta adalah
anak-anak.
• Penderita terbanyak adalah kelompok anak usia sekolah
(≥6−15 tahun).
• Gejala utama pada anak adalah anemia yang memicu
kekerdilan (stunting) dan mempengaruhi fungsi kognitif
anak.
• Anak usia <5 tahun jarang terjadi infeksi, sehingga untuk
waktu yang cukup lama tidak diperhatikan dampaknya yang
terjadi terhadap kesehatan anak.
Osakunor DNM, Woolhouse MEJ, Mutapi F (2018) Paediatric schistosomiasis: What we know and what we need to know. PLoS Negl Trop Dis 12(2): e0006144.
Schistosomiasis pada
Anak Usia Pra-Sekolah
(UPS)
• Pada anak UPS infeksi
berlangsung pasif
• Pajanan infeksi tergantung
pada orangtua atau
pengasuhnya
• Di daerah endemik tinggi
hampir semua anak berusia
>1 tahun terpajan dengan
cercariae schistosoma
Osakunor DNM, Woolhouse MEJ, Mutapi F (2018) Paediatric schistosomiasis: What we know and what we need to know. PLoS Negl Trop Dis 12(2): e0006144.
Schistosomiasis pada Anak UPS
• Gejala klinis pajanan dan infeksi schistosoma
(dermatitis cercariae dan demam) kadang tidak dikenali
atau didiagnosis sebagai penyakit infeksi lain seperti
malaria.
• Infeksi kronik schistosomiasis akan menurunkan efikasi
vaksin sehingga menimbulkan infeksi dan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
• Kelompok ini berisiko terjadi alami ko-infeksi.

Osakunor DNM, Woolhouse MEJ, Mutapi F (2018) Paediatric schistosomiasis: What we know and what we need to know. PLoS Negl Trop Dis 12(2): e0006144.
Terapi Schistosomiasis pada Anak
UPS
• WHO (2010) merekomendasi target pengobatan pada
anak UPS
• Formulasi PZQ yang tersedia saat ini tidak sesuai
dengan dosis untuk anak UPS
• Pediatric Praziquantel Consortium melakukan studi untuk
produksi tablet PZQ pediatri berupa tablet kecil dan dispersibel
serta rasa yang enak. Studi uji klinis fase I sudah selesai dan
fase II sementara berlangsung.

Mduluza and Mutapi Infectious Diseases of Poverty (2017) 6:85


Manifestasi Klinis

Kulit Toksemia
Eritema, papul, gatal Lemah, tidak nafsu makan,
mual dan muntah
Paru Demam, menggigil
Batuk

Abdomen
Nyeri perut, Hepato dan
atau splenomegali
Anemia
Darah di feses dan urin Stunting, gagal tumbuh,
Nyeri berkemih gangguan kognitif
Take home message

• Schistosomiasis merupakan
penyakit infeksi yang
menyebabkan mortalitas dan
morbiditas serius
• Semua golongan umur di
daerah endemik dapat
terinfeksi Schistosoma spp.
• Meskipun Praziquantel merupakan obat pilihan satu-
satunya untuk terapi schistosomiasis, namun perlu
formula untuk anak usia pra-sekolah dengan dosis yang
tepat dan sistem pengobatan yang baik.
• Anak usia pra-sekolah dapat terpajan pada usia dini,
dibutuhkan cara mengidentifikasi dan mengukur
konsekuensi infeksi dini yang berdampak pada
kesehatan anak.
Terima Kasih

This Photo by Unknown Author is


licensed under CC BY

Anda mungkin juga menyukai