Anda di halaman 1dari 6

White Spot

Tanda awal terjadinya Karies, terlihat bercak putih seperti kapur, yang beda warnanya tampak jelas
lebih putih dari gigi. White spot lession merupakan proses awal terjadinya lubang gigi namun pada
fase ini permukaan gigi masih utuh.

http://www.enzim.com/white-spot-lession-apakah-itu

berdasarkan stadium karies


pada klasifikasi ini, karies dibagi menurut dalamnya:
1. Karies superfisialis
Karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.
2.Karies media
Karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
3. Karies profunda
Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. Karies
profunda ini dapat kita bagi lagi menjadi :
- Karies profunda stadium I . karies telah melewati setengah dentin, biasanya belum dijumpai radang
pulpa.
- Karies profunda stadium II. Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
Biasanya disini telah menjadi radang pulpa.
- Karies profunda stadium III . pulpa telah terbuka dan dijumpai bermacam-macam radang pulpa

lokasi karies
1. kelas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal ( ceruk dan fisura ) dari gigi premolar dan molar (gigi
posterior). Dapat juga terdapat pada gigi anterior diforamen caecum.

2.kelas II
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi molar atau premolar, yang umumnya meluas sampai
kebagian oklusal.
3. kelas III
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi depan, tetapi belum mencapai margo-insisalis.
4. Kelas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-geligi depan dan sudah mencapai margo-
insisalis (telah mencapai 1/3 insisal dari gigi ).
5. Kelas V karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-geligi depan maiupun belakang pada
permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi.

klasifikasi berdasarkan WHO


klasidikasi ini berdasarkan bentuk dan kedalaman lesi karies dan dibagi dalam 4 skala :
1. D1 : secara klinis dideteksi lesi email
2. D2 : kavitas pada email
3. D3 : kavitas mengenai dentin
4. D4 : lesi meluas kepulpa

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjABOAo&url=http
%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F20092%2F4%2FChapter
%2520II.pdf&ei=srzOVMb8GKLKmwXc-
YGwBQ&usg=AFQjCNEkUoHdRtl6H3gzLfTBiYgnM7QEOg&bvm=bv.85076809,d.dGY

Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa yang
disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat
saprofit dan juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang memang bersifat patogen.
Nekrosis pulpa sebagian besar terjadi karena komplikasi dari pulpitis akut dan kronik
yang tidak ditatalaksana dengan baik dan adekuat

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CCkQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fthesis.umy.ac.id%2Fdatapublik
%2Ft28163.pdf&ei=2r3OVOuXIePCmQXemoDAAw&usg=AFQjCNE8QU-
Pfl0I0pjlHGz2EVE2Twi1Vw&bvm=bv.85076809,d.dGY&cad=rja

Diagnosis Penyakit Pulpa

Diagnosis penyakit pulpa didasarkan pada tanda dan gejala klinis oleh karena

sedikit atau tidak adanya korelasi antara data histologik penyakit pulpa dan gejalanya.

Diagnosis penyakit pulpa sebagai berikut :

1. Pulpitis reversibel.

Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya

dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan

seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif,

kuretase periodontal yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin

terbuka adalah faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibel.1

Pulpitis reversibel biasanya asimtomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas, dapat

menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan

segera hilang.

2. Pulpitis irreversibel.

Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan

pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif,

terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam
perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversibel

merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat pulih walaupun penyebabnya

dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus

dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Aplikasi stimulus eksternal

seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas

pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan

perkusi berada dalam batas normal.

Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat simtomatik dan asimtomatik.

Pulpitis irreversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis irreversibel yang

ditandai dengan rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri

spontan terus menerus dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis

irreversibel simtomatik yang tidak diobati dapat bertahan atau mereda jika sirkulasi

dibuat untuk eksudat inflamasi. Sedangkan pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan

tipe lain dari pulpitis irreversible dimana eksudat inflamasi yang dengan cepat

dihilangkan. Pulpitis irreversibel asimtomatik yang berkembang biasanya disebabkan

oleh paparan karies yang besar atau oleh trauma sebelumnya yang mengakibatkan rasa

sakit dalam durasi yang lama.

3. Pulpitis irreversibel hiperplastik

Pulpitis irreversibel hiperplastik (polip pulpa) adalah bentuk pulpitis irreversibel

pada pulpa yang terinflamasi secara kronis hingga timbul ke permukaan oklusal. Polip

pulpa dapat terjadi pada pasien muda oleh karena ruang pulpa yang masih besar dan

mempunyai pembuluh darah yang banyak, serta adanya perforasi pada atap pulpa yang

merupakan drainase. Polip pulpa ini merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari serat
jaringan ikat dengan pembuluh kapiler yang banyak. Polip pulpa biasanya asimtomatik

dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat yang berwarna merah mengisi kavitas gigi di

permukaan oklusal. Polip pulpa disertai tanda klinis seperti nyeri spontan dan nyeri yang

menetap terhadap stimulus termal. Pada beberapa kasus, rasa nyeri yang ringan juga

terjadi ketika pengunyahan.

4. Nekrosis Pulpa

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis

irreversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah

ke pulpa.

Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga tidak memiliki

sirkulasi darah kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam ruang pulpa

menyebabkan kolapsnya pembuluh darah sehingga akhirnya terjadi nekrosis likuifaksi.

Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis irreversibel didrainase melalui kavitas karies

atau daerah pulpa yang terbuka, proses nekrosis akan tertunda dan jaringan pulpa di

daerah akar tetap vital dalam jangka waktu yang lama. Jika terjadi hal sebaliknya,

mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan total.

Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis parsial) dan nekrosis

total. Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti pulpitis irreversibel dengan nyeri

spontan sedangkan nekrosis total tidak menunjukkan gejala dan tidak ada respon terhadap

tes termal dan tes listrik.

https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved=0CDEQFjAG&url=http%3A%2F

%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F2709%2F8.%2520BAB

%2520II%2520Tinjauan%2520Pustaka.docx%3Fsequence
%3D8&ei=ar_OVPq6MsTJmAXBy4Eg&usg=AFQjCNH55Vz4IRANkyEyokWwWptRALh1RQ&bv

m=bv.85076809,d.dGY&cad=rja

Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang untuk

mengalirkan sekret luka serta untuk mengurangi rasa sakit.

https://books.google.co.id/books?

id=rtg4qFWVOSUC&pg=PA157&lpg=PA157&dq=trepanasi+gigi&source=bl&ots=BNEOwTUAJw

&sig=QXZ-

EWldk03TlFIuuHuVKC7cBuk&hl=id&sa=X&ei=7b_OVL_EEKO4mwWBp4DQBw&redir_esc=y#v

=onepage&q=trepanasi%20gigi&f=false

Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau nervus trigeminal
pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf trigeminal meliputi saraf
cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.
NERVUS MAKSILA
Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan gingiva di
maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus
alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu
nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior
posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris
superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus
alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan
molar III.
NERVUS MANDIBULA
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior
terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen
mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga
cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar
gigi.
Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus
buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang
biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam
beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis,
karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan
gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot
mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa
individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal

Anda mungkin juga menyukai