Anda di halaman 1dari 3

Bagaiman hubungan riwayat kaki pasien yang terantuk dengan keluhan sekarang ?

Kulit mempunyai 3 bagian yaitu :

Epidermis

Lapisan epidermis adalah lapisan kulit dinamis, senantiasa beregenerasi,


berespon terhadap rangsangan diluar maupun dalam tubuh manusia. Penyusun
terbesar epidermis adalah keratinosit. Terselip diantara keratinosit adalah sel
Langerhans dan melanosit, kadang-kadang juga sel Merkel dan limfosit. Keratinosit
tersusun dalam beberapa lapisan :

a. Stratum basalis
Terdapat 3 subpopulasi keratinosit di stratum basalis yaitu, sel punca (stem
cell), transient amplifying cells (TAC), sel pascamitosis (post-mitotic cells)
b. Stratum spinosum
Pada epidermis yang terbentuk celah yang berisi keratinosit yang terlepas dari
kesatuannya disebut sel akantolitik. Celah tersebut secara klinis akan tampak
sebagai vesikel dan bulla. Keratinosit sendiri hingga derajat tertentujuga
mampu membangkitkan respon imunologik dengan cara melepas sitokin
proinflamasi, jika terjadi jejas yang mengancam.
c. Stratum granulosum
Keratinosit stratum granulosum mengandung keratohyaline granules (KG),
KG mengandung profilagrin dan loricrin yang penting dalam pembentukan
cornified cell envelope (CCE).
d. Stratum korneum
CCE mulai dibentuk pada stratum korneum akan mengalami penataan
bersama dengan lipid yang dihasilkan oleh LG.

Dermis

Serabut kolagen membentuk sebagian besar dermis bersama-sama serabut


elastik memberikan kulit kekuatan dan elastisitasnya. Keduannya tertanam dalam
matriks yang disebut ground substance yang terbentuk dari proteoglikans dan
glikosaminoglikans. PG dan GAG dapat menyerap dan mempertahankan air dalam
jumlah besar sehingga berperan dalam pengaturan cairan dalam kulit dan
mempertahankan growth factors dalam jumlah besar.
Subkutis

Subkutis yang terdiri dari jaringan lemak mampu mempertahankan suhu


tubuh dan merupakan cadangan energi, juga menyediakan bantalan yang meredam
trauma melalui permukaan kulit.

Hubungan riwayat kaki pasien yang terantuk dengan keluhan sekarang :

Kulit manusia tidak bebas hama (steril), kulit manusia tidak steril mudah
dimengerti, karena permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi)
untuk pertumbuhan bakteri. Spesies bakteri yang mampu menimbulkan penyakit
dianggap sebagai patogen, bakteri yang mampu mengkontaminasi kulit dapat hidup
dan bermultiplikasi dan kemudian dapat menimbulkan penyakit infeksi. Dinding
pembuluh darah sering merupakan tempat utama kelainan kulit pada penyebaran
infeksi. Manifestasi awal berupa perdarahan atau trombosis disertai infark.
Kemudiaan diikuti reaksi seluler akibat inokulasi bakteri dalam kulit, lalu timbul
inflamasi setempat dan supurasi.

Disertai kemungkinan adanya perubahan pada histopatologik jaringan kulit


mengakibatkan morfologi kulit berubah sehingga tampak kelainan kulit berupa plak
(Plaque) adalah peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan berisi zat
padat (biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lebih. Perubahan histologic terjadi
pada epidermis dan dermis. Dermis yang sembab maka pembuluh darah akan
melebar, sebukan sel radang terutama sel mononuclear, eosinophil juga dapat
ditemukan sehingga terjadilah kemerahan pada kulit. Gambaran histologic pada
stadium akut terdapat spongiosis dimana jumlah vesikel berkurang, epidermis mulai
menebal, tertutup krusta, stratum korneum mengalami parakeratosis setempat
sehingga hal-hal tersebut yang menyebabkan kulit tampak terlihat kehitaman
(hiperpigmentasi). Pruritus (gatal) memainkan peran utama dalam timbulnya pola
reaksi kulit berupa likenifikasi. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya
penyakit yang mendasari, misalnya dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, dan
aspek psikologik dengan tekanan emosi.

Referensi :

Kusmarinah Bramono, Wresti Indriatmi. 2018. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Sularsito, Sri Adi. 2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.

Anda mungkin juga menyukai