Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL

UPT PUSKESMAS ........

BAB I
DEFINISI

Kewaspadaan universal atau Universal Precautions merupakan upaya


pencegahan infeksi yang telah mengalami perjalanan panjang, dimulai sejak
dikenalnya infeksi nosokomial (infeksi yang ditimbulkan dari tindakan medis)
yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan pasien.
Bagi masyarakat umum, sarana kesehatan merupakan tempat pemeliharaan
kesehatan. Pasien mempercayakan sepenuhnya kesehatan dirinya atau
keluarganya kepada petugas kesehatan, maka kewajiban petugas kesehatan
adalah menjaga kepercayaan tersebut. Pelaksanakan Kewaspadaan
Universal merupakan langkah penting untuk menjaga sarana kesehatan
sebagai tempat penyembuhan, bukan menjadi sumber infeksi.
Hasil survei tentang upaya pencegahan infeksi di Puskesmas (Bachroen,
2000), menunjukkan masih ditemukannya beberapa tindakan petugas yang
potensial meningkatkan penularan penyakit kepada diri mereka, pasien yang
dilayani dan masyarakat luas, yakni :
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang tidak tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan tidak tepat.
5. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
Hal tersebut dapat saja meningkatkan risiko petugas kesehatan tertular
karena tertusuk jarum atau terpajan/cairan tubuh yang terinfeksi.
Sementara pasien dapat tertular melalui peralatan yang terkontaminasi atau
menerima darah atau produk darah yang mengandung virus.
Kewaspadaan Universal telah dikembangkan oleh DepKes sejak th 1980 an
dan pada tahun 2001 Depkes telah memasukkan Pengendalian Infeksi
Nosokomial sebagai salah satu tolok ukur akreditasi rumah sakit, dimana
termasuk di dalamnya adalah penerapan Kewaspadaan Universal.
Penerapan Kewaspadaan Universal merupakan bagian pengendalian infeksi
yang tidak terlepas dari peran masing-masing pihak yang terlibat di
dalamnya yaitu pimpinan termasuk staf administrasi, staf pelaksana
pelayanan termasuk staf penunjangnya dan juga para pengguna pelayanan
yaitu pasien dan pengunjung sarana kesehatan tersebut. Program ini hanya
dapat berjalan bila masing-masing pihak menyadari dan memahami peran
dan kedudukan masing-masing.
Pimpinan berkewajiban menyusun kebijakan mengenai kewaspadaan
universal.memantau dan memastikan bahawa kewaspadaan universal dapat
dilaksanakan tenaga kesehatan dengan baik. Pimpinan bertanggung jawab
atas penganggaran dan ketersediaan sarana untuk menunjang kelancaran
pelaksanakan kewaspadaan universal di unit yang dipimpinnya.
Tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dan
orang lain serta bertanggungjawab sebagai pelaksana kebijakan yang
ditetapkan pimpinan. Tenaga kesehatan juga bertanggung jawab dalam
menggunakan sarana yang disediakan dengan baik dan benar serta
memelihara sarana agar selalu siap pakai dan dapat dipakai selama
mungkin.
Secara rinci kewajiban dan tanggung jawab tersebut meliputi :
1. Bertanggung jawab melaksanakan dan menjaga keselamatan kerja di
linkungannya, wajib mematuhi instruksi yang diberikan dalam rangka
kesehatan dan keselamatan kerja dan membantu mempertahankan
lingkungan bersih dan aman.
2. Mengetahui kebijakan dan menerapkan prosedur kerja, pencegahan infeksi
dan mematuhinya dalam pekerjaan sehari-hari.
3. Tenaga kesehatan yang menderita penyakit yang dapat meningkatkan risiko
penularan infeksi baik dari dirinya ke pada pasien atau sebaliknya sebaiknya
tidak merawat psien secara langsung.
4. Sebagai contoh misalnya pasien penyakit kulit yang basah seperti eksim,
bernanah, harus menutupi kelainan kulit tersebut dengan plester kedap air,
bila tidak memungkinkan maka tenaga tersebut sebaiknya tidak merawat
pasien
5. Bagi tenaga kesehatan yang mengidap HIV mempunyai kewajiban moral
untuk memberitahu atasannya tentang status serologi bila dalam
pelaksanaan pekerjaaan status serologi tersebut dapat menjadi risiko pada
pasien, misalnya tenaga kesehatan dengan status HIV dan menderita eksim
basah.
Setiap orang berhak atas privasi dan sekaligus berkewajiban menjaga
keselamatan orang lain. Dengan demikian bila seorang pasien yang
mengetahui dengan pasti menderita penyakit yang dapat menular pada orang
lain, moral untuk memberitahukannya.Terutama bila terjadi kecelakaan
kerja pada petugas misalnya luka tusuk atau terkena alat tajam lain bekas
pasien, maka pasien seperti diatas sebaiknya memberi informasi atau izin
untuk pemeriksaan darah guna membantu tindak lanjut bagi tenaga
kesehatan yang mengalami kecelakaan tersebut. Dalam hal ini petugas
kesehatan wajib membrikan penyuluhan yang jelas tentang penerapan
kewaspadaan universal tanpa berlebihan dan tidak menyinggung perasaan
pasien agar dapat membangkitkan rasa tanggung jawab pasien mengenai
risiko yang sedang mereka hadapi. Dengan demikian pasien akan dengan
suka rela membuka diri, memberi informasi serta memberikan izin
pemeriksaan yang diperlukan, lebih-lebih pada persiapan tindakan yang
berisiko.
Ikatan kekerabatan di Indonesia dikenal sangat kuat. Bila salah satu
anggotanya ada yang dirawat, anggota keluarga yang lain akan membantu
dengancara menunggu di rumah sakit ataupun degancara menjenguknya
secara teratur atau setiap saat. Para penunggu atau pengunjung tersebut
potensial untuk menjadi sarana penyebaran infeksi. Dengan demikian peran
keluarga dalam pengendalian infeksi tersebut menjadi penting pula. Keluarga
perlu dilibatkan dalam setiap upaya penyembuhan ataupun upaya yang lain
yang terkait dengan perawatan pasien. Banyak informasi yang dapat digali
dari keluarga dalam upaya memberikan pelayanan ataupun upaya
pencegahan infeksi pada umumnya. Anggota keluarga pasien berhak untuk
tidak mendapatkan penularan infeksi selama mereka menjalankan fungsi
sosialnya, baik sebagai penunggu ataupun sebagai pengunjung. Oleh karena
itu mereka berhak pula untuk mendapatkan informasi secukupnya agar
dapat melindungi diri mereka dari infeksi tanpa mengabaikan hak pasien
untuk tetap terjaga kerahasiaannya.

BAB II
RUANG LINGKUP

Kewaspadaan Universal ini dilakukan di UPT Puskesmas ........, termasuk


didalamnya seluruh karyawan UPT Puskesmas ........mendukung
pelaksanaan Kewaspadaan Universal. Pasien dan pengunjung Puskesmas
juga diajak berperan aktif dalam pelaksanaan Kewaspadaan Universal ini
dalam lingkungan UPT Puskesmas .........
Prinsip utama Prosedur Kewaspadaan Universal pelayanan
kesehatanKewaspadaan Universal di UPT Puskesmas ........adalah menjaga
higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diri diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius yang lain
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

Anda mungkin juga menyukai