Makalah Fokus Pengkajian
Makalah Fokus Pengkajian
KELOMPOK 3:
1.ANJELI.M.E.LAPIAN
2.CHINDI.LIMBANADI
3.MASTIA.TONGKINGOTO
4.SAFITRA.PAPUTUNGAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang “Isu Etika Keperawatan
dalam Proses Pengambilan Keputusan” makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Etika Keperawatan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Batasan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Etika.........................................................................................................4
B. Isu Etika Keperawatan.............................................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Etik................................................................................................ 11
D. Kode Etik Keperawatan Indonesia......................................................................... 13
E. Penanganan Masalah Isu-Isu dalam Keperawatan................................................. 15
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 17
A. Kesimpulan............................................................................................................ 17
B. Saran/Kritik.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hariya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian.Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan
standar dan prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi
termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).Etika adalah peraturan atau norma
yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan
yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan
tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).Etika adalah peraturan atau norma yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik
dan buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001).Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan
masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya
setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan
pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dari pembuatan makalah ini adalah mengenai defenisi, isu-isu etika
dalam
keperawatan.
C. Tujuan
a. memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum keperawatan
b. membentuk sikap tanggung jawab dari setiap mahasiswa untuk menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik.
c. Untuk mempelajari lebih dalam mengenai isu etika keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).Etik atau ethics
berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku, atau karakter.
Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa
yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang
kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar,
yaitu : a) baik dan buruk, b) kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).Etik mempunyai
arti dalam penggunaan umum. Pertama, etik mengacu pada metode penyelidikan yang
membantu orang memahami moralitas perilaku manuia; yaitu, etik adalah studi moralitas.
Ketika digunakan dalam acara ini, etik adalah suatu aktifitas; etik adalah cara memandang
atau menyelidiki isu tertentu mengenai perilaku manusia. Kedua, etik mengacu pada praktek,
keyakinan, dan standar perilaku kelompok tertentu (misalnya : etik dokter, etik perawat).Etika
berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia
(yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.Moral, istilah ini berasal dari
bahasa latin yang berarti adat dan kebiasaan. Pengertian moral adalah perilaku yang
diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku” dan nilai-nilai” yang harus
diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat di mana ia tinggal.Etiket atau adat
merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan didalam
masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.
2. Isu-isu Bioetika
Beberapa contoh yang dapat dikemukakan tentang isu etika biomedis dalam arti
pertama (bioetika) adalah antara lain terkait dengan: kegiatan rekayasa genetik,teknologi
reproduksi,eksperimen medis, donasi dan transpalasi organ, penggantian kelamin, eutanasia,
isu-isu pada akhir hidup, kloning terapeutik dan kloning repraduktif. Sesuai dengan definisi di
atas tentang bioetika oleh International Association of Bioethics ,kegiatan-kegiatan di atas
dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi tidak hanya menimbulkan isu-isu etika,tapi
juga isu-isu sosial, hukum, agama, politik, pemerintahan, ekonomi,kependudukan,lingkungan
hidup,dan mungikin juga isu-isu di bidang lain.Dengan demikian,identifikasi dan pemecaha
masalah etika biomedis dalam arti tidak hanya terbatas pada kepedulian internal saja-
misalnya penanganan masalah etika medis ‘tradisional’- melainkan kepedulian dan bidang
kajian banyak ahlimulti- dan inter-displiner tentang masalah-masalah yang timbul karena
perkembangan bidang biomedis pada skala mikro dan makro,dan tentang dampaknya atas
masyarakat luas dan sistemnilainya,kini dan dimasa mendatang (F.Abel,terjemahan
K.Bertens).Studi formal inter-disipliner dilakukan pada pusat-pusat kajian bioetika yang
sekarang sudah banyak jumlahnya terbesar di seluruh dunia.Dengan demikian,identifikasi dan
pemecahan masalah etika biomedis dalam arti pertama tidak dibicarakan lebih lanjut pada
presentasi ini. yang perlu diketahui dan diikuti perkembangannya oleh pimpinan rumah sakit
adalah tentang ‘fatwa’ pusat-pusat kajian nasional dan internasional,deklarasi badan-badan
internasional seperti PBB, WHO, Amnesty International, atau’fatwa’ Akademi Ilmu
Pengetahuan Nasional (diIndonesia;AIPI) tentang isu-isu bioetika tertentu, agar rumah sakit
sebagai institusi tidak melanggar kaidah-kaidah yang sudah dikonsesuskan oleh lembaga-
lembaga nasional atau supranasional yang terhormat itu. Dan jika terjadi masalah bioetika
dirumah sakit yang belum diketahui solusinya,pendapat lembaga-lembaga demikian tentu
dapat diminta.
C.PRINSIP-PRINSIP ETIK
1.Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2.Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
3.Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4.Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
5.Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang
ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa
argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan
prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows
best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi
penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling
percaya.
6.Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik
yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7.Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh
dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
8.Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
A.Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan yang efektif maka perawat, dokter dan tim kesehatan harus
saling bekerjasama. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang
lainnya. Masing-masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga
ketika digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Banyaknya faktor yang berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling menerima, berbagi
tanggung jawab, komunikasi efektif sangat menentukan bagaimana suatu tim berfungsi.
Penangananan masalah yang efektif dan cepat dalam mengatasi masalah antara anggota tim
kesehatan dapat memfasilitasi terselenggaranya pelayanan pasien yang berkualitas.
B.Saran
Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, masing-masing profesi harus berpedoman
pada etika profesinya dan harus pula memahami etika profesi disiplin lainnya apalagi dalam
wadah dimana mereka berkumpul agar tidak saling berbenturan.
DAFTAR PUSTAKA
Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN , alih bahasa Indraty Secillia,
2000. Kolaborasi Perawat-Dokter ; Perawatan Orang Dewasa dan Lansia, EGC. Jakarta
Http//: www. Nursingworld. 1998.: Collaborations and Independent Practice: Ongoing Issues
for Nursing. Diakses pada tanggal 12 Maret 2007
Http//: www. Kompas.com/kompas-cetak/ 2001. Diskusi Era Baru: Perawat Ingin Jadi Mitra
Dokter. Diakses pada tanggal 20 Maret 2007