Anda di halaman 1dari 17

TUGAS I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Prinsip Sains dan Biomedik Dasar Dalam

Fisioterapi/ Fisiologi Sebagai Bahan Untuk Mengikuti Materi Selanjutnya

NAMA : MUHAMAD HIKMAT ILHAM

NIM : R021191024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksiadanya perubahan sistem tubuh.

Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyutnadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Tanda

vital mempunyai nilaisangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital, misalnya

suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyutnadi dapat

menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensipernapasan dapat menunjukkan

fungsi pernapasan, dan tekanan darahdapat menilai kemampuan sistem kardiovaskuler, yang

dapat dikaitkandengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling berhubungan dansaling

mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalamkondisi aktifitas berat atau

dalam keadaan sakit dan perubahan tersebutmerupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh.

Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan digunakan untuk memantau perkembangan pasien.

Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, tetapi merupakan

tindakanpengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh.

B. TUJUAN

Tujuan dilakukan pemeriksaan tanda vital pada pasien , yaitu:

1. Untuk mengetahui nilai tekanan darah

2. Untuk mengetahui rentang suhu tubuh

3. Untuk mengetahui frekuensi denyut nadi


4. Mengetahui frekuensi pernafasan

C. RUMUSAN MASALAH

1. Berapa nilai TD,Suhu, Nadi, Dan respirasi?

2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan tanda vital?

D.MANFAAT

1.Mengetahui nilai tekanan darah,rentang suhu tubuh,frekuensi denyut nadi,dan frekuensi

pernafasan pada masing-masing pasien.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Vital sign terdiri dari tekanan darah, pulsus, laju respirasi, dan suhu tubuh. Terdapat dua

keuntungan dari pengukuran vital sign selama pemeriksaan awal. Pertama, penentuan nilai dasar

normal dapat memastikan perbandingan standar saat kegawatdaruratan terjadi selama perawatan.

Jika kegawatdaruratan terjadi, pengetahuan pasien tentang nilai normal penting untuk

menentukan keparahan masalah. Sebagai contoh, jika pasien hilang kesadaran secara tidak

terduga dan tekanan darahnya 90/50 mmHg, perhatiaannya tentu akan berbeda pada pasien yang

memiliki tekanan darah normalnya 115/65 mmHg dibanding dengan pasien dengan hipertensi

yang memiliki tekanan darah normalnya 180/110 mmHg. Contoh kedua, pasien yang berada

pada keadaan shock mungkin akan baik-baik saja.


Manfaat kedua adalah untuk mengidentifikasi abnormalitas baik yang sudah terdiagnosis

maupun yang belum terdiagnosis. Sebagai contoh, pasien dengan hipertensi parah yang tidak

terkontrol yang tidak teridentifikasi dan tidak mendapat manajemen yang baik akan sangat

berbahaya. Tujuan dari pemeriksaan ini hanya untuk mendeteksi buat untuk mendiagnosis. Jika

terdapat temuan abnormalitas yang signifikan, pasien harus dirujuk ke dokter untuk evaluasi

lebih lanjut

1. Tekanan Darah

Tekanan darah menunjukkan kekuatan darah mendorong dinding arteri selama kontraksi dan

relaksasi jantung. Pemeriksaan tanda-tanda vital ini memiliki kaitan erat dengan pemeriksaan

denyut nadi. Hal ini dikarenakan setiap kali jantung berdetak maka darah terpompa ke arteri dan

akan menghasilkan tekanan darah.

Apabila jantung berkontraksi maka tekanan darah yang dihasilkan akan tinggi dan apabila

jantung rileks maka tekanan darah akan turun. Ada dua jenis angka untuk pengukuran tekanan

darah, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah tekanan di dalam arteri saat jantung berkontraksi memompa darah ke

seluruh tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan di dalam arteri ketika jantung rileks untuk

kembali mengisi darah.

Satuan tekanan darah (sistol dan diastol) dinyatakan dalam mmHg yang akan terlihat pada

manometer air raksa pada alat Sphygmomanometer (tensimeter). Pemeriksaan tekanan darah

masa kini sudah mulai banyak menggunakan tensimeter digital.


Tujuan dari pemeriksaan tekanan darah adalah untuk menentukan adanya normotensi, hipertensi

atau hipotensi.

Tekanan darah diukur dengan pemeriksaan indirek pada ekstremitas atas dengan maset tekanan

darah dan stetoskop. Maset harus memiliki lebar yang tepat untuk mendapatkan pengukuran

yang akurat. Idealnya, kantong dalam manset harus mencakup 80% dari keliling lengan, dengan

pusat kantong diatas arteri brakialis. Standar lebar manset untuk rata-rata lengan dewasa yaitu

12-14 cm. manset yang terlalu kecil memberikan hasil lebih tinggi,sedangkan manset yang

terlalu besar menghasilkan nilai yang lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Manset yang lebih

sempit tersedia untuk digunakan pada anak-anak, dan manset yang lebih lebar atay manset paha

digunakan untuk pasien obesitas atau pasien dengan tubuh yang besar. Untuk alternatif pasien

obesitas, manset ukuran standar dapat diletakkan pada lengan bawah dibawah fossa antecubital,

dan arteri radialis dapat dipalpasisehingga hanya hanya nilai sistolik rata-rata yang dapat terukur.

Instrumen yang mengukur tekanan darah pada pergelangan tangan atau jari mulai populer,

namun, penggunaannya kurang disarankan karena potensi ketidakakuratannya. Stetoskop harus

yang memiliki standar yang baik. Bell end (cup)lebih digunakan untuk auskultasi pada arteri

brakialis; namun, penggunaan diafragma (datar) lebih sering digunakan dan dapat diterima.

Metode auskultasi pada pengukuran tekanan darah yang direkomendasikan American Heart

Association adalah sebagai berikut:

1) Pasien harus didudukkan dengan nyaman dengan tidak menyilangkan kaki. Kemudian

manset segera dipasangkan pada lokasi arteri brakialis. Manset diletakkan ketat pada

lengan atas dengan lengan baju yang sudah disingkap, dengan batas bawah kira-kira satu

inchi diatas fossa antecubital. Manset standar memiliki tanda panah yang didesain
menunjukkan titik tengah manset, yang berpusat diatas arteri brakialis yang sebelumnya

telah dipalpasi (pada aspek medial pada tendon bisep).

2) Selanjutnya, saat pulsus radialis dipalpasi, manset dikembangkan hingga pulsus radial

menghilang; dikembangkan hingga ditambahkan 20-30 mmHg (tekanan sistolik

palpatoir).

3) Stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis yang sebelumnya telah dipalpasi yang

membelok pada siku dalam fossa antecubital (tidak menyentuh manset), dan seharusnya

tidak ada suara yang terdengar.

4) Katup tekanan perlahan dilepaskan, jarum menurun 2-3 mmHg perdetik. Seiring jarum

menurun, titik yang dicatat yaitu suara denyut pertama (suara Korotkoff) yang terdengar.

Pada titik ini dicatat sebagai tekanan sistolik.

5) Selanjutnya jarum masih berlanjut turun, suara denyut menjadi lebih kencang, sehingga

berkurang hingga detak yang terdengar melemah untuk beberapa saat dan menghilang

seketika. Indeks tekanan diastolik yang paling tepat saat suara hilang sempurna. Kadang,

suara redaman dapat terdengar berlanjut jauh dibawah tekanan diastolik sesungguhnya.

Jika hal ini terjadi, suara meredam pertama digunakan sebagai tekanan diastolic.

6) Pada pasien usia lanjut dengan tekanan pulsus yang lebar, bunyi Korotkoff mungkin tidak

dapat terdengar antara tekanan sistolik dan diastolic, dan mungkin muncul kembali jika

pengempisan manset dilanjutkan. Fenomena ini disebut auscultatory gap.

Pada dewasa normal sehat, tekanan sistolik normal berkisar 90-140 mmHg dan umumnya

meningkat seiring usia. Nilai normal tekanan diastole berkisar 60-90 mmHg. Tekanan pulsus
bervariasi diantara tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi pada orang dewasa ditandai dengan

tekanan darah sama atau lebih besar dari 140/100 mmHg. Sangat dianjurkan untuk mengukur

tekanan darah dua kali selama perawatan, diberi jeda beberapa menit, dan pengukuran akhir

diambil dari rata-rata dua pengukuran.

2. Nadi/Pulsus

Pemeriksaan denyut nadi sama dengan pengukuran denyut jantung. Pengukuran denyut jantung

adalah mengukur berapa kali jantung berdetak setiap menit. Jantung berdetak setiap kali

mendorong darah ke arteri sehingga arteri mengembang dan berkontraksi.

Setiap peningkatan suhu sebanyak 1 derajat celcius maka akan meningkatkan denyut nadi

sebanyak 15-20 kali per menit. Pengukuran denyut jantung bisa juga untuk mengetahui ritme

jantung dan kekuatan denyut nadi. Nilai normal denyut nadi untuk orang dewasa (di atas 18

tahun) yang sehat adalah 60-100 kali per menit.

Angka denyut jantung bisa berbeda pada kelompok usia di bawah 18 tahun dan lanjut usia. Nilai

angka denyut nadi ini juga bisa meningkat apabila Anda melakukan olahraga, merokok, sedang

sakit, atau perubahan perasaan seperti emosi atau takut. Nilai normal denyut nadi yang dimiliki

oleh para atlet berkisar 40 kali per menit.

Pengukuran denyut jantung bisa dilakukan di beberapa bagian tubuh. Anda bisa melakukan

pemeriksaan denyut nadi sendiri pada beberapa bagian seperti pada pergelangan tangan, leher,

pelipis, dan beberapa lipatan (paha, siku, dan lutut). Di rumah sakit, pengukuran denyut nadi

dilakukan oleh tenaga medis dengan menggunakan stetoskop.

Prosedur standar untuk memeriksa pulsus adalah


1) Palpasi arteri karotis pada tepi trakea atau arteri radial pada sisi ibu jari lengan. .

Penggunakaan arteri karotis untuk pengukuran pulsus memiliki beberapa keuntungan.

Pertama, arteri karotis cukup familiar karena umumnya dokter gigi mendapatkan pelatihan

resusitasi jantung paru (RJP). Kedua, arteri ini cukup menggambarkan karena merupakan

arteri utama yang mensuplai otak; terlebih pada situasi kegawatdaruratan, arteri ini dapat

dipalpasi ketika arteri perifer lainnya tidak dapat dipalpasi. Terakhir, arteri ini letaknya

mudah ditemukan dan mudah dipalpasi karena ukurannya. Untuk pemeriksaan terbaik

sebaiknya dilakukan selama satu menit penuh untuk mendeteksi adanya ritme irregular.

2) Meraba dengan tiga jari tangan (digiti Ii, ii, iv manus) tepat di atas arteri radialis. Digiti II dan

IV digunakan untuk fiksasi dan digiti II untuk deteksi denyutan. Setelah denyut nadi teraba

jari-jari dipertahankan pada posisinya kemudian dilakukan pengukuran frekuensi dan irama

nadi.

Pulsus harus dipalpasi selama 1 menit sehingga ritme abnormal dapat terdeteksi. Sebagai

alternative, dapat dipalpasi selama 30 detik dan dikalikan 2. Untuk denyut teratur hitung

frekuensi nadi selama 15 detik dikalikan 4 (atau Alecs count hitung cepat selama 6 detik

dikalikan 10).

Rata-rata pulsus orang dewasa normal adalah 60-80 kali permenit. Jika pulsus lebih dari 100 kali

permenit disebut takikardia, sedangkan juka pulsus kurang dari 60 kali permenit disebut

bradikardia. Nilai pulsus abnormal dapat menjadi tanda dari kelainan kardiovaskulat namun

dapat dipengaruhi oleh latihan fisik, keadaan pasien, kecemasan, obat, atau demam. Pulsus

normal merupakan serial dari ritme detak jantung yang terjadi pada interval yang regular. Ketika

detak terjadi pada interval yang ireguler, pulsus disebut ireguler, disritmia atau aritmia.
3. Pernapasan

Tanda-tanda vital selanjutnya adalah laju pernapasan. Pengukuran laju pernapasan bisa

menunjukkan apakah Anda memiliki pernapasan normal atau tidak normal. Pernapasan tidak

normal akan mengindikasikan bahwa Anda memiliki pernapasan cepat, lambat atau sulit

bernapas.

Laju pernapasan adalah jumlah tarikan napas setiap menit. Pengukuran laju pernapasan biasa

dilakukan saat sedang beristirahat. Anda bisa mengukurnya sendiri di rumah. Pemeriksaan laju

pernapasan diketahui dengan cara menghitung berapa kali tarikan napas yang ditandai dengan

mengembangnya rongga dada selama satu menit.

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ini cukup menggunakan

stopwatch. Laju pernapasan normal untuk orang dewasa ketika beristirahat adalah 12-24 kali per

menit. Anda bisa mengukur nilai pengukuran laju pernapasan yang telah Anda lakukan dengan

nilai laju pernapasan normal ini.

Apabila nilai laju pernapasan di bawah angka 12 atau di atas 24 maka dianggap pernapasan tidak

normal. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkannya, di antaranya adalah demam, cemas,

penyakit paru-paru, asma, pneumonia, gagal jantung, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Tujuan : untuk menilai frekuensi pernafasan

Teknik : Operator berdiri di belakang dan tanpa sepengetahuan pasien kemudian dilakukan

observasi sangkar dada. dihitung jumlah gerakan sangkar dada (siklus fase inspirasi dan

ekspirasi) dalam 1 menit.


Intepretasi : kecepatan respirasi normal

 Bayi adalah 24-30 siklus per menit

 Anak-anak adalah 20-24 siklus per menit

 Remaja dan dewasa muda adalah 12-18 siklus per menit

 Dewasa adalah 8-12 siklus per menit

4. Suhu

Suhu tubuh merupakan salah satu jenis pemeriksaan tanda-tanda vital yang sederhana karena

bisa dilakukan sendiri di rumah dengan menggunakan termometer selain dibantu oleh tenaga

medis.

Pemeriksaan suhu tubuh berguna untuk menilai kondisi metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh

berkaitan dengan suhu tubuh. Hal ini dikarenakan, proses metabolisme di dalam tubuh akan

menghasilkan panas secara kimiawi.

Nilai normal suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, waktu

pemeriksaan, aktivitas fisik, lingkungan, dan masalah pada organ. Akan tetapi, nilai normal suhu

tubuh memiliki kisaran mulai dari 36 hingga 37,4 derajat Celcius.

Pengukuran suhu tubuh ternyata tidak hanya bisa dilakukan pada ketiak dan mulut saja. Ada

beberapa cara untuk mengukur suhu tubuh yang perlu Anda ketahui. Pengukuran suhu tubuh bisa

dilakukan di mulut (oral), di ketiak (aksilaris), di telinga, dan di dubur (rektal).

Tujuan : untuk menentukan suhu tubuh penderita


Teknik : menggunakan berbagai alat tera suhu tubuh , disesuaikan alat tera yang digunakan

Intepretasi :

 Suhu tubuh orang dewasa normal 36,1 C sampai dengan 37,5 C

 Sub febris 37,5 C sampai dengan 38,5 C

 Febris di atas 38,5 C

DAFTAR PUSTAKA

Ibmm.fkg.ugm.ac.id. (2017). Vital Sign – Tekanan Darah, Nadi, Respirasi, dan Suhu –

Bedah Mulut dan Maksilofasial. [online] Available at:

https://ibmm.fkg.ugm.ac.id/2017/11/03/vital-sign-tekanan-darah-dan-nadi/ [Accessed 18

Sep. 2019].

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital & Nilai Normal - Dokter Sehat. Retrieved 18 September

2019, from https://doktersehat.com/tanda-tanda-vital/


BAB III HASIL PENGUKURAN

1.Nama :Muhammad Asef Hasan

Usia :36 tahun

Pekerjaan :-

Alamat :jalan perintis kemerdekaan 7

Hasil Pengukuran:

NO. PENGUKURAN VITAL SIGN HASIL PENGIKURAN INTERPRETASI

1. Tekanan Darah 120/100 mmhg Normal

2. Denyut Nadi 90 per menit Normal

3. Respirasi 17 Normal

4. Suhu Tubuh 35,8 Normal

Nama :Muhammad Taslim

Usia :20 tahun

Pekerjaan :Mahasiswa

Alamat :JL. Sahabat 5 lorong 1

Hasil Pengukuran:
NO. PENGUKURAN VITAL SIGN HASIL PENGIKURAN INTERPRETASI

1. Tekanan Darah 120/90 mmhg Normal

2. Denyut Nadi 80 Normal

3. Respirasi 18 Normal

4. Suhu Tubuh 36,0 Normal

Nama :Akram Abdul Syawal

Usia : 18 tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat :JL. Perintis kemerdekaan 7

Hasil Pengukuran:

NO. PENGUKURAN VITAL SIGN HASIL PENGIKURAN INTERPRETASI

1. Tekanan Darah 100/80 mmhg Normal

2. Denyut Nadi 90/menit Normal

3. Respirasi 18 Normal

4. Suhu Tubuh 36,9 Normal

Anda mungkin juga menyukai