http://biologiikipmadiun.blogspot.com/2010/09/laporan-praktikum-sifat-koligatif.html
I. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa dapat memahami sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Penurunan titik beku larutan elektrolit maupun larutan non elektrolit.
Terampil untuk menentukan besarnya penurunan titik beku larutan non elektrolit.
Menjelaskan perbedaan besarnya penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koigatif
(diambil dari bahasa latin “colligare” yang artinya mengumpulkan bersama). Sifat-sifat itu
tergantung dari pada efek koligatif jumlah partikel terlarut, bukan pada sifat partikel yang
terlibat. Empat sifat larutan, diantaranya:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik (oxotoby, David W : 2004, 166).
1) Penurunan tekanan uap larutan merupakan parkel zat pelarut yang tidak mudah menguap
dalam larutan yang dapat mengurangi kemampuan partikel zat pelarut untuk menguap,
sehingga tekanan uap larutan akan lebih rendah dibanding tekanan uap pelarut murni.
Adanya partikel zat terlarut dalam larutan juga menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku larutan. Bila zant non elektrolit yang sukar menguap dilarutkan,
maka menurut hukum Raoult, besarnya tekanan uap:
2) Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya, selisihnya disebut
kenaikan titik didih larutan. Hingga grafik tekanan uap selalu ada di bawah pelarut;
∆Tb = T – T0
∆Tb hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung jenis zat
terlarut. Hubungan ∆Tb dengan konsentrasi larutan dapat dicari dengan persamaan
Clausius-clapeyron dan hukum Raoult.
3) Titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut
padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya. Proses
pembekuan zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antara partikel sedemikian
dekat satu sama lain dan akhirnya terjadi gaa tarik menarik antar molekul yang sangat kuat.
Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul
pelarut terhalang. Akibatnya untuk lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu
yang lebih rendah. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel dari zat terlarut
disebut penurunan titik beku (∆Tf).
∆Tf = kf . m
Titik beku larutan merupakan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya.
Tf = Tf0 - ∆Tf
o Sifat-sifat Reagen
a. Sifat Urea (CO(NH2)2)
Urea merupakan kristal, berwarna putih, tidak mudah terbakar, menghantarkan listrik.
Sifat fisis urea:
- Densitas (padat pada suhu 200C) = 1335 kg/m3
- Titik lebur = 126 J/mol/0C
- Spesifik heat (lebur) = 13,6 KJ/mol
- Berat molekul = 60,056
Reaksi pembuatan CO(NH2)2 terdiri atas dua tingkat yaitu reaksi pembentukan amonium
karbonat (NH2COONH4) dan reaksi penguraian amonium karbonat menjadi urea dan air.
Amonium karbonat dibuat dari amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO2). Menurut reaksi
sbb:
Reaksi ini merupakan reaksi eksotermis yang berlangsung cepat mengeluarkan panas dan
kesetimbangan karbamat cepat tercapai. Reaksi penguraian amonium karbamat bersifat
endotermis dan berlangsung lambat.
Panas reaksi yang dibutuhkan reaksi (2) dapat dipenuhi dari sebagian panas yang dihasilkan
(1) . Selama pembentukan urea, terjadi reaksi samping yaitu pembentukan biuret.
b. Sifat Garam
Garam merupakan larutan elektrolit kuat. Jika garam dilarutkan dalam air, maka ia akan
terurai menjadi ion.
Sifat NaCl :
- Berbentuk kristal
- Mudah larut dalam air (36 gr/100 ml air dari pada 20oC)
- Dalam bentuk bubuk bersifat higroskopis
- Banyak terdapat di udara (dari air laut)
- Campuran NaCl dengan es cair mencapai -20oC.
1 Tabung reaksi - 4
2 Gelas ukur 5 ml 1
3 Erlenmeyer 250 m 1
4 Stand tabung reaksi - 2
5 Pipet tetes - 1
6 Sendok - 1
7 Palu - 1
-10oC –
8 Termometer 1
100oC
9 Beker plastik - 1
1.2 Bahan
1. Urea (CO(NH2)2)
2. NaCl
3. Garam dapur
4. Es batu
V. DATA PERCOBAAN
Zat terlarut Titik beku (oC)
Rumus ∆Tf
Massa Molalitas Air Larutan
VI. PERHITUNGAN
1) Molalitas larutan non elektrolit Co(NH2)2
a. Molaritas Co(NH2)2 0,6 gram
= 1,075 mol
b. Molalitas Co(NH2)2 1,2 gram
= 1,612 mol
VII. PEMBAHASAN
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan
elektron terurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion. Larutan non elektrolit
merupakan larutan ang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak trurai menjadi
partikel-partikel yang berupa ion.
NaCl merupakan larutan elektrolit, sedangkan urea (CO(NH2)2) merupakan larutan non
elektrolit. Urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul, itulah sebabnya pada
konsentrasi yang sama NaCl mempunyai ∆Tf 2x lebih besar dari pada urea. Pada kemolalan
yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar dibanding larutan non
elektrolit (CO(NH2)2).
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat saya simpulkan:
- Makin besar molalitas suatu larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan.
- Titik beku pelarut murni (air) lebih tinggi dibanding titik beku larutan CO(NH2)2 dan NaCl.
- Titik beku larutan non elektrolit lebih rendah dari pada larutan elektrolit pada massa yang
sama.
- Titik beku NaCl lebih rendah dibanding CO(NH2)2 pada massa yang sama.