Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
3
Tabel 2.1 Komposisi serat mahkota nanas (Berry,2015)
2.2.1 Selulosa
Selulosa yang terdiri dari ribuan unit glukosa dapat saling terhubung
dan membentuk struktur kristal yang dihubungkan dengan ikatan hidrogen
sehingga memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Satu fibril selulosa pada
dinding sel tanaman memiliki ukuran diameter 2-20 nm dan panjangnya 100-
400 nm (Akin 2010). Satu fibril selulosa saling berikatan membentuk
mikrofibril dan kemudian membentuk serat. Reaktivitas dan sifat selulosa
sangat dipengaruhi oleh gugus hidroksilnya (OH), gugus -OH tersebut dapat
berinteraksi dengan gugus –S, -O, dan –N membentuk ikatan hidrogen.
Adapun gugus - OH pada selulosa juga dapat berikatan dengan gugus –H pada
air sehingga membuat selulosa bersifat hidrofilik (Placket, 2011).
4
Gambar 2.1 Struktur Selulosa (Sridianti,2019)
a. α-Selulosa
b. β-Selulosa
5
Gambar 2.3 Struktur β-selulosa (Muchlisin R,2018)
2.2.2 Hemiselulosa
6
Pada dinding sel tanaman, hemiselulosa terdapat pada matriks di
middle lamella dan berfungsi sebagai perekat antar serat/microfibril selulosa.
Hemiselulosa memiliki bobot molekul yang lebih rendah dibandingkan
selulosa dan bersifat tidak tahan terhadap perlakuan panas. Tidak seperti
selulosa, polisakarida hemiselulosa bersifat amorf dan strukturnya kurang
bercabang, sehingga potensi kelarutannya sangat berbeda. Hemiselulosa
tersebut dapat dipisahkan dari selulosa dengan alkali karena ikatannya lemah
sehingga mudah dihidrolisis (Placket,2011). Struktur molekul hemiselulosa
dan penyusunnya dapat dilihat pada Gambar 2.4
2.2.3 Lignin
7
metoksil, gugus hidroksil denol dan beberapa gugus aldehid pada rantai
sampingnya. Gugus fungsi yang sangat mempengaruhi reaktifitas lignin
adalah gugus hidroksil fenolik dan gugus). Struktur molekul lignin dan
penyusunnya dapat dilihat pada Gambar 2.4. Dalam pengolahan pulp lignin
sangat berpengaruh terhadap warna pulp karena oksidasi sruktur aromatik
lignin akan menghasilkan warna coklat yang seringkali tidak diiginkan.
Lignin tidak terhidrolisis dengan asam, tetapi larut dalam alkali panas
(Bismark dkk, 2005)
2.3 Nanoselulosa
8
isolasi dari pulp kayu yang kemudian mengalami proses Pre-treatment
(enzimatik, kimia, atau mekanik) dan proses homogenisasi, NCC di isolasi
dari pulp kayu yang kemudian mengalami proses grinding, hidrolisis asam
dan separasi, sedangkan BNC di isolasi dari gula atau alcohol dengan
menggunakan bantuan mikroba, contohnya Gluconacetobacter (Bouchard,
2012). Ukuran diameter MFC dan NCF biasanya berkisar antara 5-60 nm
dengan panjang beberapa micrometer, ukuran diameter NCC biasanya
berkisar 5-70 nm dengan panjang 100-250nm, sedangkan ukuran diameter
BNC biasanya berkisar 20-100 nm (Klemn 2011).
9
glass (Tg). Contoh fase amorf yaitu karet dan polietena yang ada pada
kehidupan sehari-hari, Kristalin merupakan polimer yang mempunyai susunan
rantai yang teratur dan memiliki titik leleh. Contohnya pati, selulosa, dan
lain-lain (Stevano, 2013). Pembuatan nanoselulosa oleh hidrolisa asam terjadi
pada temperatur yang cukup tinggi dan berada pada media asam dalam waktu
yang cukup lama. Akibat dari keadaan menyebabkan terjadinya reaksi yaitu
selulosa terhidrolisa menjadi selulosa dengan berat molekul yang rendah.
Keaktifan asam pekat untuk menghidrolisis selulosa berbeda-beda. Untuk
keaktifan yang sangat tinggi dimiliki oleh asam oksalat. asam nitrat, asam
sulfat dan asam klorin adalah asam yang aktif, sedangkan asam-asam organik
merupakan asam asam yang tidak aktif. Asam sulfat yang pekat (75%) akan
menyebabkan selulosa berbentuk gelatin, asam nitrat pekat akan
menyebabkan selulosa membentuk ester sedangkan asam fosfat pada
temperatur rendah akan menyebabkan sedikit berpengaruh pada selulosa
(Solechudin dan Wibisono, 2002).
10
2.3.2 Kegunaan Nanoselulosa
a. Biomedical
b. Material Biokompatibel
11
Nanoselulosa ditambahkan kedalam larutan 1-(2-hidroksietil)-3-metil
imidazolinium klorida ([HeMIM]Cl) yang mengandung matrik selulosa yang
kemudian membentuk lembaran komposit. Lembaran komposit ini
mengalami peningkatan sifat mekanik (kekuatantarik), stabilitas termal dan
ramah lingkungan (Ma et al, 2011). Nanoselulosa dicampur dengan kitosa
untuk menghasilkan nanokomposit, penambahan nanoselulosa mengakibatkan
naiknya nilai kekuatan tarik (tensile strength) sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai pengepakan makanan (Khan et all, 2012).
e. Polimer Komposit
12
gelombang. Namun para ahli kimia lebih banyak menggunakan satuan bilangan
gelombang yaitu cm -1. Nilai 2,5-16 μ sama dengan 4000-625 cm-1(Samsiah, 2009).
Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus
fungsi spesifik.
Prinsip kerja FTIR adalah interaksi antara energi dan materi. Infrared yang
melewati celah ke sampel, dimana celah tersebut berfungsi mengontrol jumlah energi
ysng disampaikan kepada sampel. Kemudian beberapa infrared diserap oleh sampel
dan yang lainnya di transmisikan melalui permukaan sampel sehingga sinar infrared
lolos ke detektor dan sinyal yang terukur kemudian dikirim ke komputer dan direkam
dalam bentuk puncak-puncak (Dwi, 2013).
Analisis gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita
absorbsi yang terbentuk pada spektrum infra merah menggunakan spektrum senyawa
pembanding yang sudah diketahui.
Skema alat spektroskopi inframerah yaitu sebagai berikut:
Beberapa contoh serapan yang khas dari gugus fungsi lignin,selulosa dan hemi
selulosa disajikan pada Gambar 2.7
13
Gambar 2.7 Serapan
khas dari gugus fungsi
lignin,selulosa
dan hemiselulosa
(Jiby dkk, 2015)
14
SEM (Scanning Electron Microscope) adalah salah satu jenis
mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron untuk
menggambarkan bentuk permukaan dari material yang dianalisis. Fungsi
SEM adalah dengan memindai terfokus balok halus elektron ke sampel.
Elektron berinteraksi dengan sampel komposisi molekul. Energi dari elektron
menuju ke sampel secara langsung dalam proporsi jenis interaksi elektron
yang dihasilkan dari sampel. Serangkaian energi elektron terukur dapat
dihasilkan yang dianalisis oleh sebuah mikroprosesor yang canggih yang
menciptakan gambar tiga dimensi atau spektrum elemen yang unik yang ada
dalam sampel dianalisis.
Prinsip kerja dari SEM adalah sebagai berikut:
15