Anda di halaman 1dari 17

Makalah Hiperkes Gizi Kerja

( Penilaian Status Gizi Terhadap Pekerja)


Instruktur : Woro Ispandiyah

Disusun oleh
Nama : Sri Rahayu Adiningsih
Nim : 14.15.3976
Kelas : D/KM/1
Kelompok:D9

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Tuhan semesta alam atas berkah, rahmat,
hidayah-Nya yang telah memberikan kelancaran dalam penyelasaian makalah ini. Tidak lupa pula
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah melangsungkan
penyusunan Makalah ini dengan segenap tenaga dan pikiran yang maksimal serta seluruh pihak yang
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung agar makalah ini menjadi lebih baik.

Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada Dosen pembimbing yang telah
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar dan mengkaji potensi diri terkait hal yang
mengenai GIZI KERJA tepatnya masalah PENILAIAN STATUS GIZI TERHADAP PEKERJA yang ada di
tempat kerja atau perusahaan.

Makalah yang diberi judul “Makalah HIPERKES” ini diharapkan dapat meningkatkan
keaktifitasan mahasiswa untuk mempelajari dan mengkaji segala bentuk masalah yang ada di
lingkungan sekitar (Masyarakat) sehingga secara tidak langsung mampu memberikan dampak yang
positif bagi perkembangan pikiran dan pengambilan tindakan yang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari.

Penyusunan makalah ini tentunya tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja
oleh karenanya diharapakan adanya saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ke arah yang
lebih baik lagi. Terima kasih untuk kerjasamanya.

Yogyakarta, 26 Oktober 2015

Sri rahayu adiningsih

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap warga
negara. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang memiliki fisik
tangguh, mental kuat, dan pastinya mempunyai kesehatan prima. Bukti empiris menunjukkan bahwa
faktor tersebut sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Berbicara masalah gizi, kita tidak
terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau nutrisi yang

masuk kedalam tubuh, dengan kata lain yaitu asupan pangan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
orang tersebut akan membuat status gizi seseorang menjadi baik.

Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat nutrien yang

dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsinya dengan sangat baik.

Zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan dan
pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya. Oleh karena itu diharapkan seseorang mengkonsumsi
makanan yang bergizi

sesuai kebutuhan tubuh untuk mencegah terjadinya masalah gizi buruk.

Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi pangan dan penyakit
infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosial
,ekonomi, budaya dan politik (Unicef, 1990). Apabila gizi kurang dan gizi buruk terus

dialami oleh seseorang maka dapat menjadi faktor penghambat pendapatan, pembangunan
nasional, dan pastinya akan menimbulkan dampak yang sangat tidak diharapkan yaitu kemiskinan.

Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik bagi
kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Hal ini dikarenakan
tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari 35% bahkan mencapai 50% setiap harinya di tempat
kerja. Oleh karena itu tenaga kerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukannya.

Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan
membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti : pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun,
kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang
bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban, apatis dan lain sebagainya.

Keadaan tersebut mengakibatkan tidak bisa diharapkannya pencapaian efisiensi dan


produktivitas kerja yang optimal. Dan untuk itu, usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan mengatasi masalah gizi tenaga kerja, yaitu dengan jalan
memperbaiki keadaan kesehatan dan meningkatkan keadaan gizinya melalui pelaksanaan gizi kerja
di perusahaan.

Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kesehatan adalah


keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Pada batasan ini, kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik (badan), mental
(jiwa), sosial dan ekonomi. Kesehatan fisik antara lain dipengaruhi oleh hygienitas, medis, diet (pola
makan) dan olah raga.

Kesehatan mental mencakup tiga komponen yaitu pikiran,emosional dan spiritual.


Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik.
Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivias seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang
menghasilkan sesuatu yang dapat menyongkong hidup dan keluarganya secara finansial (Ari Yuni
Astuti, 2008).

Pencapaian kesehatan di tempat kerja sangat di pengaruhi dengan bagaimana pelaksanaan


pemenuhan gizi tenaga kerja. Apakah sesuai atau belum sesuai. Setiap pekerja memerlukan zat gizi
sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Pekerjaan dengan jenis pekerjaan berat perlu
mengkonsumsi kalori yang lebih banyak di bandingkan dengan pekerjaan sedang dan pekerjaan
ringan, hal ini pada dasarnya untuk mencapai keseimbangan antara asupan gizi dengan beban kerja.
Pemenuhan gizi yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas
dan kapasitas kerja.

Setiap pekerja memerlukan zat gizi dengan jumlah kalori yang sesuai

dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan, aktifitas dapat dilakukan dengan

optimal apabila kebutuhan kalori dan gizi untuk tubuh telah terpenuhi dengan

baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perusahaan

memenuhi kebutuhan kalori tenaga kerjanya, apakah sudah sesuai atau belum

dengan jumlah kalori yang diperlukan setiap pekerja.

Kerangka pemikiran menunjukan bahwa pemenuhan kalori yang tidak

memenuhi dan yang telah memenuhi kebutuhan sangat mempengaruhi bagaimana

status gizi seseorang. Status gizi yang baik dapat menciptakan daya tahan tubuh

yang optimal, yang pastinya dapat meningkatkan efisiensi dan peningkatan


produktifitas kerja, sedangkan status gizi kurang dari kebutuhan dapat

menurunkan daya tahan tubuh akibatnya efisiensi dan produktifitas kerja

menurun. Yang diharapkan oleh perusahaan adalah status gizi yang baik karena

akan sangat berpengaruh pada efisiensi dan meningkatkan produktifitas.

Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian

dilaksanakan dengan metode deskriptif, populasi dalam penelitian adalah tenaga

kerja di bagian admin (kantor) Betara gas Plant, Petrochina International Jabung,

Ltd sebanyak 17 orang tenaga kerja dengan jenis pekerjaan ringan.

Hasil penelitian, yaitu 64,7% responden masuk dalam kategori normal

dan 35,3% responden mengalami kegemukan baik tingkat berat maupun ringan.

Hal ini di sebabkan karena perbedaan dalam pengambilan jumlah dan jenis

makanan. Untuk kebutuhan kalori, didapatkan hasil 54% responden mengalami

kelebihan kalori dan 46% responden mengalami kekurangan kalori. Untuk

penilaian kandungan makanan, hanya 1 orang yang mengalami kelebihan lemak,

untuk karbohidrat dan protein tidak menunjukkan bahwa ke dua zat tersebut

melebihi standar kebutuhan, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa kegemukan

yang terjadi disebabkan kurangnya pembakaran kalori dalam tubuh dibandingkan

dengan jumlah asupan kalori. Upaya yang harus di lakukan perusahaan adalah

memperbanyak aktifitas, seperti olah raga bersama, senam dan pertadingan antar

departemen.

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat ,namun penanggulangan
tidak dapat dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.penyebab
timbulnya masalah gizi adalah multifaktor,oleh karena itu pendekatan penanggulangan nya harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Masalah gizi ,meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan pemecahannya
tidak berupa peningkatan produksidan pengadaan pangan.pada kasus tertentu seperti dalam
keadaan krisis.peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap
anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mtunya.dalam kontek ini
masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan,pemerataan
,dan masalah kesempatan kerja.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas
kerja. Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Status gizi masyarakat
merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai
yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi
guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses
tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat
pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan
yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik
sehari-hari yang cukup tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).

Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara tetap, sesuai dengan standar
kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak
mendapatkan pangan dan gizi dalam jumlah yang cukup. Mereka menderita lapar pangan dan gizi,
mereka menderita gizi kurang. (Sri Handajani, 1996). Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran
apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan
dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan
dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Ari Agung, 2002).

B.Rumusan masalah

Dari latar belakang dapat diambil rumusan masalah yaitu:

1.jelaskan apa itu gizi kerja?

2.ada berapa jenis penilaian status gizi terhadap pekerja?

3.jelaskan penilaian status gizi secara langsung?

4.jelaskan penilaian status gizi secara tidak langsung ?

5.jelaskan tentang gizi dan permasalahannya?

6.jelaskan hubungan gizi dengan produktifitas kerja?

C.Tujuan

1. Mengetahui status gizi para pekerja

2. Mengetahui pentingnya gizi dalam bekerja.


3. Memahami pengertian gizi kerja secara jelas.

4. mengetahui penilaian status gizi bagi para pekerja.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan (kondisi tubuh) sebagai hasil penyerapan zat-zat gizi
yang esensial dan ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang
diperoleh dari pangan yang dampak fisiknya dapat diukur.
Terdapat tiga konsep pengertian status gizi (Satriono, 1999).
1. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara gizi disatu pihak dan pengeluaran organisme
di lain pihak.
2. Proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup,
pertumbuhan, fungsi organ tubuh dan produksi energi.
3. Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh “nutriture” yang terlihat pada variabel
tertentu. Oleh karena itu dalam mengacu tentang keadaan gizi seseorang perlu disebutkan.
4. Perlu dipahami bahwa antara status gizi dan indikator status gizi terdapat suatu perbedaan, yaitu
bahwa indikator memberikan refleksi tidak hanya status gizi tersebut tetapi juga pengaruh non gizi,
oleh karenanya indikator walaupun sensitif tetapi tidak selalu spesifik
Status gizi merupakan salah satu unsur dalam menentukan kondisi fisik atau kualitas fisik seseorang
atau kelompok masyarakat tertentu. Pada dasarnya bekerja adalah aktivitas fisik yang selalu
memerlukan enegi yang bersumber dari asupan gizi. Makin banyak aktivitas fisik makin banyak pula
kebutuhan energi. Individu dengan status gizi baik menyimpan cadangan energi lebih baik dan
relative lebih lama bertahan dalam bekerja disbanding individu dengan status gizi kurang.

Dengan demikian, dapat dirumuskan asumsi bahwa semakin baik status gizi seseorang,
semakin bertahan di dalam mencegah timbulnya kelelehan kerja.

Penilaian Status Gizi


Penentuan status gizi meliputi :
1. Gejala klinik
2. Pemeriksaan antropometrik
3. Pemeriksaan biokimia.

Penentuan status gizi berdasarkan gejala klinik merupakan pemeriksaan yang mudah dan
murah. Sehingga timbul asumsi bahwa cara ini cepat dan mudah dipelajari oleh pemula dan hasilnya
mudah diintrepretasi. Tapi cara ini mempunyai keterbatasan seperti hanya dapat dipakai pada
kasus-kasus berat sementara pada kasus-kasus yang belum bergejala sulit dilakukan.

Pemeriksaan antropometrik merupakan pengukuran variasi dimensi fisik dan komposisi


tubuh pada tingkat umum dan derajat nutrisi yang berbeda. Cara-cara dan pengukuran
antropometrik sangat banyak sehingga cara yang dipilih akan tergantung pada tujuan dan maksud
suatu survey atau penelitian.
Pengukuran antropometrik dilakukan dengan mangukur bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, jumlah gizi, lingkar lengan atas, dan tebal lipatan
kulit yang dihubungkan dengan umur dan jenis kelamin.

Pengukuran status gizi secara antropometrik dapat menggunakan indeks massa tubuh (IMT).
Indeks massa tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka dengan
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan
hidup lebih panjang.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting, karena
selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

BAB 3

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan
produktivitas yang setinggi-tingginya.

Kebutuhan kalori ditentukan oleh: metabolisme basal, pengaruh makanan atau kegiatan
tubuh (kira-kira 10% dari metabolisme) dan kerja otot. Dari ketiga kebutuhan itu yang mempunyai
peranan penting adalah kerja otot, dan besarnya kebutuhan kalori sangat tergantung dari aktivitas
/ kegiatan tubuh.
Kebutuhan akan kalori dan zat-zat gizi bagi pekerja laki-laki dengan jenis pekerjaan ringan
2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori, sedangkan untuk pekerja wanita dengan
jenis pekerjaan ringan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori. Kebutuhan akan
kalori pekerja laki-laki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih
tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.
Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan putih telur / protein 4
kalori. Karbohidrat, lemak dan putih telur (protein) merupakan bahan bakar (sumber tenaga),
vitamin dan mineral sebagai pengatur sertaairsebagaipelarut.

Tidak cukup dengan menu sehat saja. Selain sehat menu juga harus seimbang yaitu memenuhi
syarat lain: kualitas baik (sesuai 4 sehat 5 sempurna), kuantitas cukup, proporsi zat gizi yang
mengandung energi harus seimbang, selain itu tidak bertentangan dengan adat istiadat dan
kepercayaan serta memenuhi selera makan tenaga kerja.

Yang dimaksud dengan proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang adalah agar
zat–zat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh dengan sempurna, dan komposisinya adalah:
12%-15% proporsi protein (hewani dan nabati sama banyaknya), lemak 20%-25% dan karbohidrat
60%-70%.

Banyak rumus untuk menghitungnya pemenuhan kebutuhan energi setiap harinya, namun
secara sederhana dapat dihitung misalkan pekerja masuk dalam kategori dengan beban kerja
sedang maka kebutuhan energinya adalah 2.600 untuk laki-laki dan 2.400 untuk wanita, dengan
susunan / komposisi gizi sebagai berikut,:

Tabel A. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Laki-laki

Tabel B. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Wanita

Dari tabel diatas maka diatur asupan makanan sesuai kebutuhan baik itu sarapan pagi, makan
siang dan makan malam termasuk makanan tambahan selain tersebut tadi, asal jumlah/banyaknya
tidak melebihi.

Berikut ini ukuran rumah tangga yang biasa dipakai sebagai persamaan untuk menghitung /
memperkirakan jumlah makanan yang akan dimakan.
Contoh:
Seorang pekerja laki-laki dengan kategori jenis pekerjaan sedang, pagi hari sebelum berangkat kerja
sarapan pagi, berupa Sepiring Nasi goreng + satu butir telur ceplok dan segelas teh manis, maka kalori
yang didapat adalah

 Sepiring nasi goring = 140 gram x 4 (karbohidrat) = 560 kalori


 Satu butir telur = 40 gram x 4 (protein) = 160 kalori
 2 sendok makan minyak gr = 20 gram x 9 (lemak) = 180 kalori
 2 sendok makan gula (teh) = 16 gram x 4 (karbohidrat) = 64 kalori
Jadi tubuh telah dibekali dengan makan pagi sebanyak = 964 kalori
Sehingga kebutuhan untuk makan siang dan malam tersisa 1.636 kalori (lihat Tabel A , Sedang 2.600
kalori – 964 kalori = 1.636 kalori )

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak seperti lemak dan
minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber protein (hewani dan
nabati) dan karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni

Berikut nilai energi berbagai bahan makanan (kkal/100 gram):

Bagi pekerja yang bekerja shift malam, karena aktifitas tubuh/ kerja otot meningkat dapat
dikategorikan sebagai kerja berat dan membutuhkan 3.000 kalori, sehingga membutuhkan tambahan
kalori sebanyak 400 kalori ( lihat contoh diatas ). Untuk itu perlu diberikan makanan extra senilai
tersebut tadi.

Kekurangan atau kelebihan energi sama-sama tidak baik untuk keselamatan dan kesehatan
kerja. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang
dibutuhkan / dikeluarkan oleh tubuh akan mengakibatkan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya (ideal), sedang bila konsumsi energi melebihi dari energi yang dibutuhkan/ dikeluarkan
tubuh, maka akan terjadi kegemukan yang akan menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh dan
merupakan resiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit
jantung koroner, dan dapat memperpendek harapan hidup.

B.PENILAIAN STATUS GIZI


Penilaian status gizi terbagi menjadi 2 yaitu penilaian gizi secara langsung,dan penilaian
status gizi secara tidak langsung

1.penilaian gizi secara langsung

Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antropometri,klinis,biokimia,dan


biofisika.masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum.

ANTROPOMETRI

1.pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.ditinjau dari sudut pandang
gizi,maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi pekerja.

2.penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein


dan energi.ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak,otot dan jumlah air dalam tubuh.

KLINIS

1.pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat oenting untuk menilai status gizi para pekerja
.metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubugkan dengan
ketidakcukupan zat gizi.hal ini dapat dilihat pada jaringan efitel seperti kulit,mata,rambut,dan organ-
organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

2.penggunaan

Penggunaan metode ini ummnya untuk survei klinis secara cepat ..survei ini di rancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekuranga salah satu lebih zat gizi,disamping
itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitutanda dan gejala atau riwayat penyakit pada pekerja.

BIOKIMIA

1.pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang di uji secar
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh,jaringan tubuh yang digunakan
yaitu;darah,urine,tinja,dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

2.penggunaan

Metode ini digunakan untuk suatu pringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan mal
nutrisi yang lebih parah lagi.banyak gijala klinis yang kurang spesipik ,maka penggunaan kimia faali
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

BIOFISIK

1.pengertian

Penentuai status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

2.penggunaan

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik.cara
yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG TERHADAPA PEKERJA

Penilaian status gizi secara tidak langsug dapat di bagi 3 yaitu:

SURVEI KONSUMSI MAKANAN

1.Pengertian

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuaan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

2.penggunaan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi


berbagai zat gizi pada masyarakat,keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan
dan kekuranga zat gizi.

STATISTIK VITAL

1.pengertian
Pengukuran status gizi dengan statik vital adalah dengan menganalisis data beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umu, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubangan dengan gizi

2.penggunaan

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran


status gizi masyarakat

FAKTOR EKOLOGI

1.pengertian

Bengoa menungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil intraksi
beberapa faktor fisik,biologis dan lingkungan budaya.jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,irigasi dan lain-lain.

2.penggunaan

Pengukuran faktor ekologi dipandang sngat penting untuk mengetahui penyebab penyebab
malnutrisi di suatu lingkungan pekerja sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi secara
ringkas,penilaian suatu gizi.

Gizi dan permasalahannya

Berbicara masalah gizi, kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau
nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-
baiknya. Dengan perkataan lain zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perbaikan
jaringan dan pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya. Sebenarnya, dalam pembahasan gizi
salah yang dapat menimbulkan masalah kesehatan tidaklah semata-mata hanya keadaan kurang gizi,
namun kelebihan gizipun dapat menimbulkan gangguan pada manusia.

Secara umum, permasalahan gizi dan pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor demografi seperti pertambahan jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk yang
tinggi, besarnya proporsi penduduk usia muda, penyebaran penduduk yang tidak merata, perubahan
susunan penduduk, faktor sosial ekonomi dimana terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat,
meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang secara baik langsung berpengaruh pada pendapatan
keluarga. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada masalah gizi dan pangan adalah
perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa banyak perubahan pada
pola hidup masyarakat termasuk pada pola makan. Salah satu dampak dari arus moderenisasi
terhadap pola makan adalah meningkatnya konsumsi lemak. Tidak heran kalau kita lihat bahwa
penyakit jantung koroner cenderung meningkat akhir-akhir ini.

Gizi dan produktivitas kerja.

Produktifitas kerja pada hakekatnya ditentukan oleh banyak faktor, faktor manusia dan faktor
di luar diri manusia. Faktor manusia dapat dibagi dalam faktor fisik dan faktor non fisik, sedangkan
faktor di luar diri manusia dapat berupa tekno-struktur yang dipakai dalam bekerja, sistem
manajemen perusahaan, dan lain-lain. Upaya perbaikan kesejahteraan tenaga kerja secara
menyeluruh secara jelas dicakup dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, 1988 pada Kebijaksanaan di
bidang perlindungan tenaga kerja yang ditujukan pada perbaikan upah, syarat kerja, kondisi kerja,
hubungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam kesehatan kerja tercakup tiga aspek penting yaitu mengenai kapasitas kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja dimana tujuannya adalah agar masyarakat dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya. Gizi dalam hati ini merupakan salah satu faktor penentu kapasitas kerja.
Masukan gizi yang cukup kualitas dan kuantitasnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
pembangunan fisik maupun mental. Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata bahwa gizi
mempunyai kaitan dengan produktifitas kerja. Hal ini terbukti dari hasil-hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa secara umum kurang gizi akan menurunkan daya kerja serta produktifitas kerja.
Dalam melakukan pekerjaannya, perlu disadari bahwa masyarakat pekerja yang sehat akan bekerja
dengan giat, tekun, produktif dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi
selama bekerja. Dapat dibayangkan apabila pekerja mengalami kurang gizi, hal ini paling tidak akan
mengurangi konsentrasi bekerja ataupun ketelitiannya dalam melakukan kerja, kondisi ini tentunya
sangat membahayakan keselamatannya apalagi kalau pekerja tersebut bekerja dengan
menggunakan alat-alat yang dalam penggunaannya sangat membutuhkan konsentrasi dan perhatian
yang tinggi karena kalau tidak berhati-hati dapat menimbulkan kecelakaan.

Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan
bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas
kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi
yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah
makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh
(Rachmad Soegih dkk, 1987). Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat
ditentukan oleh aktifitas yang dilakukannya sehari-hari.

Makin berat aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama
energi. Dalam hasil penelitiannya Jill dkk. (1987) didapatkan bahwa pekerja pabrik yang mendapat
makanan siang dari kantin pabrik terlihat status gizinya lebih baik dibanding dengan yang makan
siangnya diserahkan pada masing-masing pekerja.
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan guna peningkatan kreatifitas
dan produktifitas kerja. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan gizi pekerja. Upaya
perbaikan gizi pekerja berarti meningkatkan kualitas fisik dalam artian peningkatan daya tahan
tubuh, peningkatan kesanggupan kerja juga peningkatan kualitas non fisik seperti kecerdasan,
aspirasi yang tinggi dan peningkatan ketrampilan yang selanjutnya dapat meningkatkan
tingkat pendapatan pekerja. Makin baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya.
Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang memadai
akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Jadi dalam hal ini pemenuhan gizi dalam
tubuh pekerja sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaannya.

Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua yaitu secara langsung,dan tidak
langsung.penilaian secara tidak langsung meliputi:antropometri,biokimia,klinis,dan biofisik.penilaian
secara tidak langsung meliputi:survei konsumsi makanan statis vital,dan faktor ekologi.penilaian
status gizi tersebut mempunyai unggulan dan kelemahan.

Saran

Sebaiknya kita mengetahui bagaimana penilaian status gizi,selain itu kita sebagai mahasiswa
kesehatan masyarakat harus peduli dengan masyarakat dengan memberi informasi kepada
masyarakat maupun para pekerja agar tidak terjadi hal-hal atau masalah-masalah yang tidak
diinginkan akibat kekurangan gizi atau malnutrisi,dan untuk para pekrja disarankan sebelum
melakukan pekerjaan harus menjaga kesehatan tubuhnya engan memperhatikan makanan –
makanan yang bergizi agar tidak terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit- penaykit yang di
timbulkan akibat gizi kerja.

DAFTAR PUSTAKA
. http.//www.depkes.go.id/ diakses tanggal 6 April 2014. Hardinsyah. 2012.

Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat

.http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/747 diakses tanggal 4 april 2014. Sudibjo, Priyo. 2011.

http://okleqs.wordpress.com/2009/06/18/gizi-kerja/

Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1979

Dewa,bachyar,ibnu.2002.penilaian status gizi.jakarta:penerbit buku kedokteran EGC..

Ari Agung, I Gusti Ayu. Pengaruh Perbaikan Gizi Terhadap Produktivitas Kerja. Patria
Untag.Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai