Anda di halaman 1dari 5

Nama: Mutriyana Syarifudin

Nim: K1A118033

Penatalaksanaan RA
NonFarmakologis:
1. Pendidikan kesehatan, penting dalam membantu pasien untuk memahami penyakitnya dan
bagaimana cara mengatasi konsekuensinya.
2. Fioterapi dan terapi fisik. Hal ini dimulai untuk membantu meningkatkan dan
mempertahankan berbagai gerakan , meningkatkan kekuatan itot, serta mengurangi rasa
sakit.
3. Terapi okupasi. Dimulai untuk membantu pasien untuk menggunakan sendi dan tendon
efisien tanpa menekan struktur ini dan membantu mengurangi ketegangan pada sendi dengan
splintas dirancang khusus, serta menghadapi kehidupan sehari-hari dengan adaptasi kepada
pasien dengan lingkungan dan penggunaan alat bantu yang berbeda.
4. Tindakan ortopedi yang meliputi tindakan bedah rekonstruksi.
Farmakologis
1. DMARD’s merupakan ukuran paling penting dalm pengobatan sukses AR. Terapi ini dapat
mencegah atau memeperlambat perkembangan kerusakan dan hilangnya fungsi sendi. Terapi
DMARD’s yang sukses dapat menghilangkan kebutuhan untuk obat anti inflamasi atau
analgesik lainnya. Agen xenobiotik DMARDs meliputi: garam emas (misalnya aurotiomalat,
auranofin, lainnya) D-penisilamin, klorokuin, dan hidroksklorokuin, sulfasalazin (SSZ),
metotrelsat (MTX), azatioprin, dan siklosporin A.
2. Glukokortikoid adalah obat anti inflamasi manjur dan biasanya digunakan pada pasien dengan
AR untuk menjembatani waktu sampai DMARDs efektif
3. NSAID mengganggu sintesa prostaglandin melalui penghambatan enzim suklooksigenase
(COX) sehingga mengurangi pembengkkan dan rasa sakit.
4. Analgesik, seperti asetaminofen/parasetamol,tramadol,kodein,opiat, dan berbagai obat
analgesik lainnya juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit.

Penatalaksanaan OA
Pengelolaan OA berdasarkan atas distribusinya ( sendi mana yang terkena) dan berat ringannya
Sandy yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari tiga hal:

 Terapi non farmakologis:


1. Edukasi atau penerangan
Maksud dari edukasi adalah agar pasien mengetahui sedikit seluk-beluk tentang
penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya tidak bertambah parah serta
persendiannya tetap dapat dipakai
2. Terapi fisik dan rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan
untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk
melindungi sendi yang sakit.
3. Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh karena itu,
berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan
penurunan berat badan apabila berat badan berlebih.
 Terapi farmakologis
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang
timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-
manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi.
Obat Antiinflamasi Nonsteroid, Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan
Asetaminofen Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut,
penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada
penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi
daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam
penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas
dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan
inhibitor COX-2.
Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang
termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin
sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya.

 Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari – hari

Penatalaksanaan Gout Athritis


Farmakologi:
1. Nonsteroid Anti -Inflamatory drugs (NSAIDS)
Beberapa NSAID yang diindikasikan untuk mengatasi gout arthritis akut dengan kejadian
efek samping yang jarang terjadi yaitu : naproxen dan natrium diklofenak.
2. Colchicine
Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang gout akut colchicine hanya
digunakan selama saat kritis untuk mencegah serangan gout.
3. Korstikosteroid
Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan mengontrol
serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang dikontraindikasikan terhadap
golonga NNSAD. Jika goutnya monoartikular, pemberian intra-artikular yang paling efektif.
4. Probenecid
Digunakan terutama pada kondisi insufisiensi ginjal (GFR<50 mL/min).
5. Allopurinol
Sebagai penghambat xantin oksidase, alupurinol segera menurunkan plasma aurat dan
konsentrasi asam urat di saluran urin, serta memfasilitasi mobilisasi benjolan. Obat ini sangat
bermanfaat bagi pasien dengan gagal ginjal atau batu urat yang tidak dapat diberi urocisuric.
Biasanya obat ini diberikan sekali sehari sebab metabolit aktif alupurinol waktu paruhnya
panjang. Dosis awalnya 100 mg diberikan selama satu minggu kemudian dinaikkan jika
asam urat masih tinggi kadar asam urat serum akan dicapai dengan dosis harian 200 sampai
300 mg.Seringkali kombinasi allopurinol dengan urikosurik akan sangat membantu.
Allopurinol tidak dianjurkan untuk pengobatan hiperurisemia asimtomatik dan gout yang
aktif.
6. Uricosuric
Obat ini memblok reabsorpsi tubulus di mana urat disaring sehingga mengurangi jumlah urat
metabolik, mencegah pembentukan benjolan baru, dan memperkecil ukuran benjolan yang
telah ada. Uricosuric seperti probenesid dan sulfinpirazon dapat diberikan sebagai pengganti
allopurino, namun probenesid tidak diindikasikan untuk gout yang akut. Pembentukan kristal
urat dalam urin bisa terjadi dengan uricosuric dan penting untuk memastikan jumlah urine
cukup yaitu 2000 ml atau lebih untuk mencegah pengendapan kristal urat di saluran urine

 Non farmakologi
Pendidikan
Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, riwayat
alamiah penyakit dan penatalaksanaan AR kepada pasien merupakan hal yang
amat penting untuk dilakukan. Dengan penerangan yang baik mengenai penyakitnya, pasien AR
diharapkan dapat melakukan kontrol atas perubahan
emosional, motivasi, dan kognitif yang terganggu akibat penyakitnya.
Peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakitnya telah terbukti akan
meningkatkan motivasinya untuk melakukan latihan yang dianjurkan, sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami.

 Pembedahan
Apabila intervensi dan diagnosis artritis gout dilakukan pada fase awal intervensi ortopedi
jarang dilaksanakan. Pembedahan dengan bedak perbaikan dilakukan pada kondisi artritis
gout kronis.

Sumber
Noor, Zairin. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2. Penerbit Salemba Medika: Jakarta.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.2014. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing

Penatalaksanaan OA
Pengelolaan OA berdasarkan atas distribusinya ( sendi mana yang terkena) dan berat ringannya
Sandy yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari tiga hal:

 Terapi non farmakologis:


4. Edukasi atau penerangan
Maksud dari edukasi adalah agar pasien mengetahui sedikit seluk-beluk tentang
penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya tidak bertambah parah serta
persendiannya tetap dapat dipakai
5. Terapi fisik dan rehabilitasi
Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan
untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk
melindungi sendi yang sakit.
6. Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh karena itu,
berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan
penurunan berat badan apabila berat badan berlebih.
 Terapi farmakologis
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang
timbul, mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-
manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi.
Obat Antiinflamasi Nonsteroid, Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan
Asetaminofen Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut,
penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada
penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi
daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam
penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas
dari obat AINS adalah dengan cara mengombinasikannnya dengan menggunakan
inhibitor COX-2.
Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang
termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin
sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya.

 Terapi pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari – hari

Penatalaksanaan Gout Athritis


Farmakologi:
7. Nonsteroid Anti -Inflamatory drugs (NSAIDS)
Beberapa NSAID yang diindikasikan untuk mengatasi gout arthritis akut dengan kejadian
efek samping yang jarang terjadi yaitu : naproxen dan natrium diklofenak.
8. Colchicine
Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang gout akut colchicine hanya
digunakan selama saat kritis untuk mencegah serangan gout.
9. Korstikosteroid
Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan mengontrol
serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang dikontraindikasikan terhadap
golonga NNSAD. Jika goutnya monoartikular, pemberian intra-artikular yang paling efektif.
10. Probenecid
Digunakan terutama pada kondisi insufisiensi ginjal (GFR<50 mL/min).
11. Allopurinol
Sebagai penghambat xantin oksidase, alupurinol segera menurunkan plasma aurat dan
konsentrasi asam urat di saluran urin, serta memfasilitasi mobilisasi benjolan. Obat ini sangat
bermanfaat bagi pasien dengan gagal ginjal atau batu urat yang tidak dapat diberi urocisuric.
Biasanya obat ini diberikan sekali sehari sebab metabolit aktif alupurinol waktu paruhnya
panjang. Dosis awalnya 100 mg diberikan selama satu minggu kemudian dinaikkan jika
asam urat masih tinggi kadar asam urat serum akan dicapai dengan dosis harian 200 sampai
300 mg.Seringkali kombinasi allopurinol dengan urikosurik akan sangat membantu.
Allopurinol tidak dianjurkan untuk pengobatan hiperurisemia asimtomatik dan gout yang
aktif.
12. Uricosuric
Obat ini memblok reabsorpsi tubulus di mana urat disaring sehingga mengurangi jumlah urat
metabolik, mencegah pembentukan benjolan baru, dan memperkecil ukuran benjolan yang
telah ada. Uricosuric seperti probenesid dan sulfinpirazon dapat diberikan sebagai pengganti
allopurino, namun probenesid tidak diindikasikan untuk gout yang akut. Pembentukan kristal
urat dalam urin bisa terjadi dengan uricosuric dan penting untuk memastikan jumlah urine
cukup yaitu 2000 ml atau lebih untuk mencegah pengendapan kristal urat di saluran urine

 Non farmakologi
Pendidikan
Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, riwayat
alamiah penyakit dan penatalaksanaan AR kepada pasien merupakan hal yang
amat penting untuk dilakukan. Dengan penerangan yang baik mengenai penyakitnya, pasien AR
diharapkan dapat melakukan kontrol atas perubahan
emosional, motivasi, dan kognitif yang terganggu akibat penyakitnya.
Peningkatan pengetahuan pasien tentang penyakitnya telah terbukti akan
meningkatkan motivasinya untuk melakukan latihan yang dianjurkan, sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami.

 Pembedahan
Apabila intervensi dan diagnosis artritis gout dilakukan pada fase awal intervensi ortopedi
jarang dilaksanakan. Pembedahan dengan bedak perbaikan dilakukan pada kondisi artritis
gout kronis.

Sumber
Noor, Zairin. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal Edisi 2. Penerbit Salemba Medika: Jakarta.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.2014. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai