Ensefa Kel3
Ensefa Kel3
Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas berkat Rahmat
dan Karunia-Nya saya telah menyelesaikan tugas mata kuliah KGD1dengan
membahas “Ensefalopati Hepatik”. Yang mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan Dari Dosen Kami Tisa Gusmiah sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi,untuk itu saran dan pendapat dari berbagai pihak
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini akan kami terima dengan senang
hati.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ensefalopati hepatik (EH) merupakan sindrom neuropsikiatri yang dapat
terjadi pada penyakit hati akut dan kronik berat dengan beragam manifestasi,
mulai dari ringan hingga berat, mencakup perubahan perilaku, gangguan
intelektual, serta penurunan kesadaran tanpa adanya kelainan pada otak yang
mendasarinya. Di Indonesia, prevalensi Ensefalopati Hepatik minimal (grade 0)
tidak diketahui dengan pasti karena sulitnya penegakan diagnosis, namun
diperkirakan terjadi pada 30%-84% pasien sirosis hepatis. 3 Data dari Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo mendapatkan prevalensi Ensefalopati Hepatik
minimal sebesar 63,2% pada tahun 2009.
Data pada tahun 1999 mencatat prevalensi Ensefalopati Hepatik stadium 2-4
sebesar 14,9%. Angka kesintasan 1 tahun dan 3 tahun berkisar 42% dan 23%
pada pasien yang tidak menjalani transplantasi hati. Ensefalopati Hepatik H
terbagi menjadi tiga tipe terkait dengan kelainan hati yang mendasarinya; tipe A
berhubungan dengan gagal hati akut dan ditemukan pada hepatitis fulminan, tipe
B berhubungan dengan jalur pintas portal dan sistemik tanpa adanya kelainan
intrinsik jaringan hati, dan tipe C yang berhubungan dengan sirosis dan hipertensi
portal, sekaligus paling sering ditemukan pada pasien dengan gangguan fungsi
hati.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ensefalopati Hepatik
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep Ensefalopati Hepatik
serta asuhan keperawatannya.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mengetahui dan memahami Definisi ensefalopati hepatik
b) Mahasiswa mengetahui dan memahami Etiologi ensefalopati hepatik
c) Mahasiswa mengetahui dan memahami Manisfestasi Klinis ensefalopati
hepatik
d) Mahasiswa mengetahui dan memahami Patofisiologi ensefalopati hepatic
e) Mahasiswa mengetahui dan memahami Pathway ensefalopati hepatik
f) Mahasiswa mengetahui dan memahami Faktor Presipitasi dan Faktor yang
memperburuk ensefalopati hepatik
g) Mahasiswa mengetahui dan memahami Penatalaksanaan ensefalopati
hepatik
h) Mahasiswa mengetahui dan memahami Pemeriksaan Diagnostic
ensefalopati hepatik
i) Mahasiswa mengetahui dan memahami Pertimbangan Perawatan Dirumah
ensefalopati hepatic
j) Mahasiswa mengetahui dan memahami Asuhan Keperawatan ensefalopati
hepatik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Ensefalopati hepatik merupakan sindrom neuroopsikiatri pada penderita
penyakit hati berat.
Ensefalopati hepatik adalah suatu kompleks gangguan susunan saraf pusat
yang dijumpai pada individu yang mengidap gagal hati, kelainan ini ditandai oleh
gangguan memori dan perubahan kepribadian.
Ensefalopati hepatik merupakan salah satu komplikasi penyakit hati yang
menakutkan, terjadi pada kegagalan hati yang berat dan disebabkan oleh
akumulasi ammonia serta metabolit toksik lainnya dalam darah.
B. Etiologi
Bahan – bahan yang di serap ke dalam aliran darah dari usus, akan melewati hati,
dimana racum – racunya di uang pada enselopati hepatic, yang terjadi adalah
1. Racun racun ini tidak di buang karena fungsi hati terganggu
2. Telah terbentuk hbungan antara system portal dan sirkulasi umum segabai
akibat dari penyakit hati, sehingga racun tidak melewati hati.
3. By pass untuk memperbaiki hipertenti portal(shunt system portal) juga akan
menyebabkan beberapa racun tidak melewati hati. Akibatnya adalah
sampainya racun di otak dan mempengaruhi fungsi otak.
Pada penderita penyakit hati menahun, enselopati biasanya di picu oleh :
1. Infeksi akut
2. Pemakaian alcohol
3. Terlalu banyak makan protein, yang dapat meningkatkan kadar hasil
pemecahan protein dalam darah
4. Perdarahan dalam saluran pencernaan, misalnya pada varises esophageal, juga
bisa menyebabkan menumpuknya hasil pemecahan protein , yang secara
langsung bisa mengenai otak.
5. Obat – obat tertentu , terutama obat tidur, obat peredanyeri dan
diuretic(azotemia,hypovolemia)
6. Obstipasi meningkatkan produksi, absorbs ammonia dan toksin nitrogen
lainnya.
- Factor endogen (primer) yaitu fungsi hati yang jelek, misalnya pada
sirosis hepatic dengan child c
- Factor eksogen :
a. Diet protein tinggi yang berlebihan
b. Pendarahan saluran cerna yang massif
c. Sindrom dehidrasi hipokalemik, misalnya akibat parasintesis yang
terlalu cepat dan pemakaian diuretika
d. Pengaruh obat – obatan (penenang, anastesi, atau narkotika)
e. Di duga banyak factor yang berperan , di antaranya adalah
peningkatan kadar amoniak darah dan adanya “neurotransmitter”
palsuf
C. Manifestasi Klinik
Gejala dan tanda klinis ensefalopati hepatic dapat timbul sangat cepat dan
berkembang menjadi koma bila terjadi gagal hati pada penderita hepatitis
fulminant. Pada penderita sirosis perkembangannya berlangsung lambat dan bila
ditemukan pada stadium dini masih bersifat reversible. Perkembangan
ensefalopatik hepatic menjadi koma biasanya dibagi dalam 4 stadium, diantaranya
ialah:
StadiumI: tidak begitu dan mungkin tidak diketahui.tanda yang berbahaya ialah
sedikit perubahan kepribadian dan tingkah laku, termasuk penampilan yang tidak
terawatt baik, pandangan mata kosong, bicara tidak jelas, tertawa sembarangan,
pelupa dan tidak mampu mempusatkan pikiran. Penderita mungkin cukup rasional,
hanya terkadang tidak kooperatif atau sedikit kurang ajar. Pemantauan yang
seksama menunjukkan bahwa mereka lebih latergi atau tidur lebih lama dari
biasanya, atau irama tidurnya terbalik. Perawat berada dalam posisi strategis untuk
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dan dapat meminta bantuan
keluarga pasien untuk mncari perubahan kepribadian ringan tersebut karena
perawat memiliki hubungan yang erat dengan perilaku seperti ini.
StadiumIV: penderita masuk dalam keadaan koma yang tidak dapat dibangunkan,
8sehingga timbul refleks hiperaktif dan tanda babinsky. Pada saat ini bau apek yng
manis (fetor hepatikum) dapat tercium pada nafas penderita, atau bahkan waktu
masuk kedalam kamarnya.
D. Patofisiologi
Serangkaian kelainan pada system saraf pusat, terjadi ketika hati tidak lagi
mampu melaksanakan detoksifikasi darah. Disfungsi hati dan pembuluh darah
kolateral yang memintaskan darah disekitar hati kesirkulasi sistemik
memungkinkan zat-zat beracun yang terserap dari traktus GI mengallir dengan
bebas kedalam otak.
G. Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksanaan ensefalopati hepatic mencakup:
H. Pemeriksaan Diagnostik
Hematologi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Primer
a. Airway :Pada pasien dengan ensefalopati hepatic didapati bahwa telah
terjadi penurunan kesadaran (koma) yang dikhawatirkan sewaktu-
waktu tanpa disadari pangkal lidah terbalik kebelakang
menutupi/menyumbatan jalan nafas.
Tindakan yang dilakukan:
1) Kaji adanya henti nafas dan suara nafas dengan mendekatkan
telinga kiri/kanan kebagian hidung pasien (apakah terdengar
gurgling,snoring) sedangkan tertuju/melihat kearah dada pasien
untuk mengetahui pengembanagan paru-paru (simetris/tidak)
2) Menggunakan OPA pada pasien yang tidak sadar/koma
(oroparingeal Airway)
3) Bebaskan jalan nafas bisa menggunakan tekhnik anatara lain
(Head Tilt/Chin lift, atau Jaw Thrus).
4) Jika terdapat penumpukan secret lakukan suction. Klien yang
kurang responsive atau koma memerlukan pembuangan secret oral.
Evaluasi:
C. Intervensi
Diagnosa keperawatan : intoleransi aktivitas b.d kelemahan otot
1) tujuan
Klien dapat beraktifitas sesuai denganbatas toleransi
2) kriteria hasil
a. Pasien menunjukan prilaku yang lebih rileks
b. Pasien menunjukan peningkatan dalam beraktifitas
3) intervensi
a. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas cth: apakah teanan darah
stabil. Perhatian aktifitas dan perawatan diri
R : stabilitas fisiologi penting untuk menunjukkan tingkat aktifitas
individu
b. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas cth: posisi duduk di
tempat tidur
R : kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan tiba tiba pada
kerja jantung
c. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan ( makan, minum, mandi,
berpakaian dan eleminasi)
R : tehnik penghematan energy menurunkan penggunaan energy
4) evaluasi
a. pasien menunjukan perilaku yang lebih rileks
b. pasien menunjuukan peningkatan dalam beraktifitas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ensefalopati hepatik (EH) merupakan sindrom neuropsikiatri yang dapat
terjadi pada penyakit hati akut dan kronik berat dengan beragam manifestasi,
mulai dari ringan hingga berat, mencakup perubahan perilaku, gangguan
intelektual, serta penurunan kesadaran tanpa adanya kelainan pada otak yang
mendasarinya.
StadiumI: tidak begitu dan mungkin tidak diketahui.tanda yang berbahaya ialah
sedikit perubahan kepribadian dan tingkah laku,
B. Saran
Kami mengharapkan semua pembaca agar dapat memahami apa yang
telah tertulis dimakalah ini, agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi pembaca. Dan disisi lain pula kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga kami dapat menjadi lebih baik lagi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA