1. Pengertian
Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan atau
tanppa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada
apitelium (Tusker, 1998 : 816).
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
adapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143).
Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001 : 123).
Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan
tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari
pada anak sehingga mengacu kehilangan cairan dan elektrolit.
2. Klasifikasi
Diare akut
Diare kronis
3. Etiologi
a. Faktor Infeksi :
Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare akut anak
Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti : OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya sering terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi :
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Patogenesis
a. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada
dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus, yang selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul
diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare.
4. Patofisiologi
Patofisiologi Gastroenteritis akut (Diare) adalah masuknya Virus
(Rotavirus, Adenovirus enteritis), bakteri atau toksin (Salmonella. E. colli),
dan parasit (Biardia, Lambia). Beberapa mikroorganisme pathogen ini
menyebabkan infeksi pada selsel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin
Penyebab dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal oral dari satu
klien ke klien lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen
dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar
penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,
isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan motilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu
sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi
(intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:
a) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hypokalemia
dan sebagainya).
b) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
c) Hipoglikemia,
d) Gangguan sirkulasi darah.
5. Gejala dan tanda-tanda diare
Gejala umum diare adalah:
Feses lembek dan cair
Sakit perut
Kram perut
Mual dan muntah
Sakit kepala
Kehilangan nafsu makan
Haus terus menerus
Demam
Dehidrasi
Darah pada feses
Feses yang dihasilkan banyak
Terus menerus ke toilet
a. Diare pada bayi dan anak-anak kecil
Jika bayi terus buang-buang air, ini merupakan suatu hal yang serius dan
harus segera ditangani. Diare pada bayi dapat menyebabkan kondisi dehidrasi
serius dan membahayakan nyawa pada waktu yang singkat.
kita perlu menghubungi dokter jika anak mengalami:
Produksi urin menurun
Mulut kering
Lesu
Sakit kepala
Kulitnya kering
Mengantuk
Segera ke dokter atau rumah sakit jika gejala berikut terjadi pada anak :
Gejala dehidrasi seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang
buang air kecil, mudah marah, atau mengantuk
Demam tinggi
Feses anak mengandung darah dan nanah
Feses anak berwarna hitam.
b. Diare pada orang dewasa
Berikut adalah beberapa gejala diare pada orang dewasa yang jika terjadi
harus segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit.
Feses berwarna gelap yang menandakan adanya darah pada feses
Mual dan muntah
Kurang tidur
Penurunan berat badan.
Tujuan Terapi
Mencegah gangguan keseimbangan air, elektrolit, dan asam basa. Memberikan
terapi simtomatik, menghilangkan penyebab diare dan mengatasi gangguan
karena diare.
1. Opiat dan derivatnya. Opiat dan derivatnya meringankan gejala diare dengan
cara menunda transit isi intraluminal atau dengan meningkatkan kapasitas
usus, sehingga memperpanjang waktu kontak dan penyerapan. Enkefalin, uatu
zat opiat endogen, yang mengatur gerakan fluida didalam mukosa dengan
merangsang proses penyerapan. Dampak buruk penggunaan opiat adalah
adanya resiko ketergantungan dan kemungkinan memperburuk diare akibat
infeksi. Opiat umumnya bekerja melalui mekanisme sentral dan perifer kecuali
pada loperamid. Loperamid merupakan antisekretori yang bekerja pada sistem
perifer dengan menghambat pengikatan protein kalsium pada kalmodulin dan
mengendalikan sekresi klorida. Loperamid tersedia dalam sediaan kapsul 2 mg
atau larutan 1 mg/5 ml. Dosis lazim dewasa adalah 4 mg peroral pada awal
pemakaian diikuti 2 mg setiap setelah devekasi hingga 16 mg perhari.
Dephenoksilat adalah agen opiat lain yang digunakan dalam penanganan diare.
Tersedia dalam sediaan tablet 2,5 mg atau larutan 2,5 mg/5 ml. Dosis pada
orang dewasa 3 sampai 4 kali sehari 2,5-4 mg, dengan maksimum dosis 20 mg
perhari. Selain itu defoksin, suatu turunan defenoksilat juga sering digunakan
sebagai kombinasi dengan atropin. Dosis pemakaian pada dewasa adalah 2 mg
pada awal pemakaian selanjutnya 1 mg setiap setelah devekasi, dosis
maksimum 8 mg perhari.
2. Adsorben. Adsorben digunakan untuk mengatasi munculnya gejala diare.
Dalam kerjanya, absorben bekerja secara tidak spesisfik dengan menyerap air,
nutrisi, racun, maupun obat.
-Dosis dan aturan pakai :Dosis awal 4 mg secara oral sekali diikuti dengan 2 mg
secara oral setiap setelah BAB, tidak lebih dari 16 mg
dalam 24 jam. Dosis rumatan rata-rata yaitu 4-8 mg.
Perbaikan klinis biasanya terjadi dalam 10 hari. jika tidak
ada perbaikan klinis pada dosis maksimal 16 mg selama
10 hari, gejala cenderung tidak dapat dikontrol dengan
pemberian lebih lanjut.
Pusing
Mengantuk, rasa lelah
Sembelit
Nyeriperut ringan
Ruam kulit atau gatal ringan
Eliglustat
Lomitapide
Nilotinib
Saquinavir
Simeprevir
Tocophersolan
Gemfibrozil
Itraconazol
2. Adsorben
A. Attapulgit
-Indikasi : terapi simptomatik untuk diare non spesifik (penyebab diare belum
pasti) dengan mengabsorbsi toksin dan virus penyebab diare
-Bentuk sediaan : Biodiar: tablet 630 mg, Enterogit: tablet 750 mg, Kaotate: suspensi 60
ml, New Diatabs: tablet 600 mg, Teradi: tablet 600 mg
-Dosis dan aturan pakai : Biodiar: dewasa 2 tablet setelah BAB pertama kali, 2 tablet tiap
kali setelah buang air besar berikutnya. anak 6-12 th ½ dosis
dewasa. Maksimal 6 tablet/hari. Enterogit: 2 tablet 3 kali sehari,
maksimal 12 tablet/hari. Hentikan bila tidak ada perbaikan setelah
48 jam. Kaotate: dewasa dan anak>12 th 2 sendok makan setiap
setelah BAB, anak 6-12 tahun 1 sendok makan setiap setelah BAB. New
Diatabs, Teradi: dewasa dan anak>12th 2 tablet setelah BAB,
maksimal 12 tablet/hari, anak 6-12 th 1 tablet setelah BAB,
maksimal 6 tablet/hari
-Peringatan : Biodiar, Enterogit :jangan digunakan lebih dari 2 hari atau bila disertai
demam tinggi. Tidak untuk anak < 6 th, insufisiensi ginjal berat.
Kaotate, New Diatabs: Tidak untuk anak 3-6 th, demam tinggi, jangan
digunakan lebih dari 2 hari. Teradi: pasien insufisiensi ginjal berat
B.Kombinasi kaolin dan pektin
-Nama dagang : Guanistrep Kaopectate, Neo Diaform, Neo Enterostop, Neo Kaocitin,
Neo Kaominal
-Bentuk sediaan : Kaopectate: suspensi 120 ml, Neo Diaform, Neo Enterostop: tablet.
Neo Kaocitin, Neo Kaominal: suspensi 60 ml
-Dosis dan aturan pakai : Kaopectate: dewasa 4-8 sendok makan, anak>12th 4 sendok
makan, 6-12th: 2-4 sendok
makan, 3-6 th: 1 sendok makan.
Neo Diaform: dewasa dan anak>12 th: 2,5 tablet tiap diare,
maksimal 15 tablet/hari; anak
6-12 th: 1,5 tablet tiap diare
maksimal 7,5 tablet/hari. Neo enterostop: dewasa dan
anak>12 th 2 tablet tiap BAB
maksimal 12 tablet/hari, 6-12
th: 1 tablet tiap BAB, maksimal 6 tablet/hari. Neo Kaocitin:
dewasa dan anak>12 th 2
sendok teh tiap BAB maksimal
12 sendok teh/hari, 6-12 th: 1 sendok teh tiap BAB,
maksimal 6 sendok teh/hari.
Neo Kaominal: dewasa
dan anak >12 th 2 sendok makan/hari atau 6 sendok teh (30
ml)/hari maksimal 12 sendok makan/hari atau 36 sendok
teh/hari, 6-12 th:1 sendok makan/hari atau 18 sendok
teh/hari.
-Efek samping : Neo Enterostop: bila dalam dosis tinggi dapat menimbulkan fekalit
(konkresi intestinal yang terbentuk di sekitar feses)
-Peringatan : Kaopectate: jangan digunakan lebih dari 2 hari, pasien demam, anak<
3th. Neo Diaform: jangan digunakan lebih dari 2 hari, pasien demam,
anak < 6th. Neo Enterostop: sebaiknya jangan digunakan pada anak <
6 th. Neo Kaocitin: pasien demam, anak<6 th. Neo Kaominal: anak
3-6 th, demam tinggi, jangan digunakan lebih dari 2 hari
3. Zinc
Tablet Dispersible 20 mg
Kaplet 20 mg
Sirup 10 mg/5mL
Sirup 20 mg/5 mL
Drop 10 mg/mL
Tetes mata 0,9 mg/mL
Tetes mata 2,5 mg/mL
Tetes mata 5 mg/mL.
-Dosis dan Aturan pakai :Dosis untuk pemberian oral (kapsul, tablet dispersible,
sirup, dan drop)
Suplemen diet
o Dosis dewasa: 50 mg sekali sehari.
Aditif nutrisi parenteral, kebutuhan pemeliharaan
Dosis dan Aturan pakai :1. Dosis Oralit untuk Orang Dewasa
Dosis oralit untuk Orang dewasa yang
mengalami dehidrasi:
-50 ml larutan oralit per kg berat badan setiap 4-6
jam (dehidrasi ringan)
Dosis dan aturan pakai :Dosis lacto B berbeda tergantung usia. Pada anak
usia di bawah 1 tahun cukup diberikan 2 sachet
per hari, sedangkan untuk anak 1 sampai 12 tahun
sudah bisa diberikan 3 sachet dalam sehari. Dosis
lacto b untuk orang dewasa sama dengan dosis
lacto b untuk anak usia 1-12 tahun, yaitu 3 sachet
per hari.
DIARE
Narasi :
Seorang ibu dating ke apotek mencari obat untuk anaknya yang mengalami diare
secara tiba tiba disertai demam dan muntah. Anaknya mengalami diare 4-5 kali dan 3
kali muntah. Sejak tadi malam hingga pagi ini.
Riwayat pasien
Nama : Jenyta
Umur : 5 thn
Ibu mengatakan jenyta mengeluh haus dan bibir nya kering, tidak ada darah dan lendir
pada fesesnya, dan teman – teman mainnya pun akhir2 ini mengalami gejala yang
sama.
*Di Apotek*
Pasien : Permisi
Pasien : Anak saya Mba, dari tadi malam sampai pagi ini dia demam dan selalu
bolak-balik kamar mandi, dan juga sudah 3 kali muntah-muntah,
Pasien : Sudah Mba, Paracetamol Sirup karna dia demam, tapi sakit perutnya
masih belum hilang.
disini, nama saya Retno Sulityowati. Jadi begini bu, berdasarkan gejala
yang Anak ibu derita, Anak Ibu ini terkena diare. Sebelumnya, saya
ingin tanyakan kepada ibu, sebelum mengalami gejala diare ini apa yang
Pasien : dari yang saya lihat setelah bermain bersama teman – teman
Apoteker : Oh seperti itu. Jadi begini bu, sebelumnya saya meminta waktunya
Pasien : Jadi obat yang harus anak saya gunakan untuk mengatasi diare ini
apa ?
Pasien : oh begitu, kalo untuk menghentikan mualnya obat yang pas apa?
Apoteker : untuk sementara bisa menggunakan Lacto B untuk mengatasi diare dan
mual atau masalah pencernaan lainnya, untuk Anak usia 1-12 tahun 3
kali sehari 1 sachet. Lacto B dapat dikonsumsi langsung dengan
dilarutkan dalam air putih, atau diberikan bersama makanan anak
Hindari mencampurnya dengan minuman bersoda. Segera diminum
setelah obat dibuka dan dicampurkan. Bisa disimpan pada suhu ruangan,
hindari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di
kamar mandi dan jangan dibekukan.
Apoteker : iya ibu, jika gejala yang Anak ibu alami tidak kunjung membaik, saya
sarankan agar ibu segera membawa anak ibu ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi, dan sebaiknya Anak
ibu banyak mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta banyak
mengkonsumsi air putih. Serta senantiasa menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat salah satunya mencuci tangan sebelum makan.
Mungkin itu saja bu, Apakah ibu sudah mengerti atas apa yang sudah
saya jelaskan ke ibu.
1. Oralit
Aturan pakai satu bungkus oralit ke dalam 200 ml (segelas) air matang . Oralit
ini dapat dikonsumsi untuk 3 jam pertama sebanyak 12 gelas
dan untuk penggunaan selanjutnya setiap kali mencret konsumsi
sebanyak 2 gelas.
Penyimpana simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan dari
jangkauan anak-anak
2. Zinc
Indikasi Sebagai pelengkap cairan rehidrasi oral (CRO) utk mengganti cairan
tubuh dan mencegah dehidrasi pd anak, & digunakan bersama dg
cairan rehidrasi oral.
3. Guanistrep
Aturan pakai Obat dapat diminum setelah buang air besar, Untuk Anak 3-6
tahun : 1-2 sendok takar (5-10 ml). Maksimal 15 ml dalam 24
jam. Dapat diminum sebelum makan atau sesudah makan.
Penyimpanan Simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan
darijangkauan anak-anak
4. Lacto B
Indikasi diare dan intoleransi laktosa. Konsumen atau pasien baru bisa diberikan
lacto b apabila telah terbukti terindikasi menderita diare dan gejala
intoleransi laktosa. Apabila belum terindikasi memiliki gejala diare,
intoleransi laktosa, dan masalah pencernaan seperti sembelit maka
lacto b belum bisa diberikan.
Aturan pakai Anak usia 1-12 tahun 3 kali sehari 1 sachet. Lacto B dapat
dikonsumsi langsung dengan dilarutkan dalam air putih, atau
diberikan bersama makanan anak Hindari mencampurnya
dengan minuman bersoda. Segera diminum setelah obat dibuka
dan dicampurkan. Bisa disimpan pada suhu ruangan, hindari
cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di
kamar mandi dan jangan dibekukan.
Penyimpanan Simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan
darijangkauan anak-anak