Anda di halaman 1dari 28

PENDAHULUAN

1. Pengertian

Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi sekresi


(Wong, 2001 : 883).

Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair, sering dengan atau
tanppa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada
apitelium (Tusker, 1998 : 816).

Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja


(Behiman, 1999 : 1273).

Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
adapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997 : 143).

Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001 : 123).

Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan
tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari
pada anak sehingga mengacu kehilangan cairan dan elektrolit.

2. Klasifikasi

Diare dibagi menjadi 2 yaitu :

 Diare akut

Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba- tiba dengan frekuensi


dan kualitas defekasi.

 Diare kronis

Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.

3. Etiologi

a. Faktor Infeksi :
 Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare akut anak

 Infeksi Bakteri yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella, campylobacter,


yersenia, aeromonas, dan sebagainya.

 Infeksi virus yaitu Enterovirus (virus echo, coxsackie, Poliomyelitis)


Adenovines, Rotavirus, Astrovirus.

 Infeksi Parasit yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta kebiasaan


mengelola makanan.

 Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat pencernaan,
seperti : OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya sering terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi :

 Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi Laktosa, Maltosa, dan


Sukrosa) pada bayi dan anak, yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.

 Malabsorbsi lemak

 Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan


dan pola makanan yang salah

d. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas.

3. Patogenesis
a. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada
dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam
rongga usus, yang selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul
diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare.
4. Patofisiologi
Patofisiologi Gastroenteritis akut (Diare) adalah masuknya Virus
(Rotavirus, Adenovirus enteritis), bakteri atau toksin (Salmonella. E. colli),
dan parasit (Biardia, Lambia). Beberapa mikroorganisme pathogen ini
menyebabkan infeksi pada selsel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin
Penyebab dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal oral dari satu
klien ke klien lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen
dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar
penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,
isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan motilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu
sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi
(intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:
a) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hypokalemia
dan sebagainya).
b) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
c) Hipoglikemia,
d) Gangguan sirkulasi darah.
5. Gejala dan tanda-tanda diare
Gejala umum diare adalah:
 Feses lembek dan cair
 Sakit perut
 Kram perut
 Mual dan muntah
 Sakit kepala
 Kehilangan nafsu makan
 Haus terus menerus
 Demam
 Dehidrasi
 Darah pada feses
 Feses yang dihasilkan banyak
 Terus menerus ke toilet
a. Diare pada bayi dan anak-anak kecil

Jika bayi terus buang-buang air, ini merupakan suatu hal yang serius dan
harus segera ditangani. Diare pada bayi dapat menyebabkan kondisi dehidrasi
serius dan membahayakan nyawa pada waktu yang singkat.
kita perlu menghubungi dokter jika anak mengalami:
 Produksi urin menurun
 Mulut kering
 Lesu
 Sakit kepala
 Kulitnya kering
 Mengantuk
Segera ke dokter atau rumah sakit jika gejala berikut terjadi pada anak :
 Gejala dehidrasi seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang
buang air kecil, mudah marah, atau mengantuk
 Demam tinggi
 Feses anak mengandung darah dan nanah
 Feses anak berwarna hitam.
b. Diare pada orang dewasa
Berikut adalah beberapa gejala diare pada orang dewasa yang jika terjadi
harus segera diperiksakan ke dokter atau rumah sakit.
 Feses berwarna gelap yang menandakan adanya darah pada feses
 Mual dan muntah
 Kurang tidur
 Penurunan berat badan.
Tujuan Terapi
Mencegah gangguan keseimbangan air, elektrolit, dan asam basa. Memberikan
terapi simtomatik, menghilangkan penyebab diare dan mengatasi gangguan
karena diare.

Tata Laksana Terapi


TERAPI FARMAKOLOGI
Berbagai obat yang digunakan dalam terapi diare dimasukan dalam kategori
berikut: antimotilitas, adsorben, antisekretori, antibiotik, enzim dan mikroflora
usus. Obat yang digunakan ini tidak menyembuhkan, namun bersifat paliatif
(meringankan)

1. Opiat dan derivatnya. Opiat dan derivatnya meringankan gejala diare dengan
cara menunda transit isi intraluminal atau dengan meningkatkan kapasitas
usus, sehingga memperpanjang waktu kontak dan penyerapan. Enkefalin, uatu
zat opiat endogen, yang mengatur gerakan fluida didalam mukosa dengan
merangsang proses penyerapan. Dampak buruk penggunaan opiat adalah
adanya resiko ketergantungan dan kemungkinan memperburuk diare akibat
infeksi. Opiat umumnya bekerja melalui mekanisme sentral dan perifer kecuali
pada loperamid. Loperamid merupakan antisekretori yang bekerja pada sistem
perifer dengan menghambat pengikatan protein kalsium pada kalmodulin dan
mengendalikan sekresi klorida. Loperamid tersedia dalam sediaan kapsul 2 mg
atau larutan 1 mg/5 ml. Dosis lazim dewasa adalah 4 mg peroral pada awal
pemakaian diikuti 2 mg setiap setelah devekasi hingga 16 mg perhari.
Dephenoksilat adalah agen opiat lain yang digunakan dalam penanganan diare.
Tersedia dalam sediaan tablet 2,5 mg atau larutan 2,5 mg/5 ml. Dosis pada
orang dewasa 3 sampai 4 kali sehari 2,5-4 mg, dengan maksimum dosis 20 mg
perhari. Selain itu defoksin, suatu turunan defenoksilat juga sering digunakan
sebagai kombinasi dengan atropin. Dosis pemakaian pada dewasa adalah 2 mg
pada awal pemakaian selanjutnya 1 mg setiap setelah devekasi, dosis
maksimum 8 mg perhari.
2. Adsorben. Adsorben digunakan untuk mengatasi munculnya gejala diare.
Dalam kerjanya, absorben bekerja secara tidak spesisfik dengan menyerap air,
nutrisi, racun, maupun obat.

3. Pemberian suplemen zinc (Zn). Studi menunjukkan bawwa suplemen Zn (10-


20mg/hari sampai diare terhenti)secara signifikan mengurangi keberbahayaan
dan lama diare pada anak umur kurang dari 5 tahun.studi lain menunjukkan
bahwa tambahan suplemen Zn jangka pendek 10-20mg/hari selama 10-14hari
mengurangi insiden diare 2-3bulan berikutnya. Berdasarkan studi ini, sekarang
direkomendasikan pemberian suplemen Zn,10-20mg/hari selama 10-14hari
kepada semua anak yang diare.

4. Produk Lain. Sediaan laktobacilus dapat menggantikan mikroflora usus,


sehingga membantu mengembalikan fungsi normal usus dan mencegah
pertumbuhan mikroorganisme patogen. Namun, diet produk yang
mengandung 200-400 mg laktosa atau dekstrin sama efektifnya dengan
memproduksi rekolonisasi flora normal. Selain itu antikolinergik seperti
atropin juga dapat membantu memperpanjang transit usus.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Diet merupakan prioritas utama dalam penanganan diare. Menghentikan
konsumsi makanan padat dan susu perlu dilakukan. Rehidrasi dan maintenance air
dan elektrolit merupakan terapi utama yang harus dilakukan hingga episode diare
berakhir. Jika pasien kehilangan banyak cairan, rehidrasi harus ditujukan untuk
menggantikan air dan elektrolit untuk komposisi tubuh normal. Sedangkan pada
pasien yang tidak mengalami deplesi volume, pemberian cairan bertujuan untuk
pemeliharaan cairan dan elektrolit.

Pemberian cairan parenteral perlu dilakukan untuk memasok air dan


elektrolit jika pasien mengalami muntah dan dehidrasi berat, selain untuk
mencegah terjadinya hipernatremia.
Dosisnya ; 1 sachet ORS dilarutkan dalam 1 liter air matang. Bayi dan anak –
anak dengan dehidrasi ; 10 ml/kg berat badan setiap jam sampai gejala –
gejalanya lenyap (dalam waktu 6 – 3), sebaiknya dalam botol susu atau diberikan
sendok demi sendok. Untuk pemeliharaan ; 10 ml/kg BB setelah setiap kali buang
air. Dewasa 1,5 – 2 liter diminum sepanjang hari. Atau dapat dilihat pada tabel
dibawah ini;

Gejala/ derajat Diare tanpa Diare dehidrasi/ringan Diare dehidrasi


dehidrasi dehidrasi sedang berat
Bila terdapat dua Bila terdapat dua tanda Bila terdapat dua
tanda atau lebih atau lebih tanda atau lebih
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai/ tidak
sadar
Mata Tidak cekung Cekung Cekung
Keinginan untuk Normal, tidak ada Ingin minum terus ada Malas minum
minum rasa haus rasa haus
Trugor Kembali segera Kembali lambat Kembali sangat
lamat
Tabel pemberian oralit

Umur < 1 tahun 1-4 tahun 5-12 tahun Dewasa

Tidak ada dehidrasi


100ml 200ml 300ml 400 ml
Setiap BAB beri oralit untuk
(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)
mencegah dehidrsi

300 ml 600 ml 1,2 liter 2,4 liter

Dengan dehidrasi (1,5 gelas) (3 gelas) (6 gelas) (12 gelas)

3 jam petama 100 ml 200 ml 300 ml 400 ml

(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)

 Hindari makanan dan minuman yang tidak bersih


 Cuci tangan pakai sabun dan air bersih sebelum makan dan sesudah
buang air besar
 Rebus air minum terlebih dahulu
 Gunakan air bersih untuk memasak
 Buang air besar di jamban
Evaluasi produk
1. Turunan opiat
Lorperamide
-Nama Dagang : imodium, Colidium, Diadium, Diasec, Lodia, Renamid,
Lopamid.

- Indikasi : Diare akut non spesifik & diare kronik

-Kontraindikasi :Obat diare ini tidak boleh diberikan untuk :

 Hipersensitivitas/alergi terhadap obat ini


 Kasus-kasus dimana sembelit harus dihindari.
 Kolitis akut yang dapat menyebabkan megakolon
toksik.
 Kehamilan dan laktasi.
 Bayi dan anak < 12 tahun.

-Bentuk sediaan :tablet 2 mg

-Dosis dan aturan pakai :Dosis awal 4 mg secara oral sekali diikuti dengan 2 mg
secara oral setiap setelah BAB, tidak lebih dari 16 mg
dalam 24 jam. Dosis rumatan rata-rata yaitu 4-8 mg.
Perbaikan klinis biasanya terjadi dalam 10 hari. jika tidak
ada perbaikan klinis pada dosis maksimal 16 mg selama
10 hari, gejala cenderung tidak dapat dikontrol dengan
pemberian lebih lanjut.

-Efek samping :Efek samping loperamide (Imodium) yang cukup umum


terjadi adalah:

 Pusing
 Mengantuk, rasa lelah
 Sembelit
 Nyeriperut ringan
 Ruam kulit atau gatal ringan

Berhenti menggunakan loperamide dan hubungi


dokter jika Anda mengalami efek samping serius
berikut ini:

 Nyeri perut atau kembung


 Diare terus menerus atau memburuk
 Diare air atau berdarah
 Reaksi kulit berat – demam, sakit tenggorokan,
bengkak pada wajah atau lidah, rasa terbakar pada
mata, nyeri kulit, diikuti ruam merah atau ungu yang
menyebar (khususnya pada wajah atau tubuh bagian
atas) dan menyebabkan lepuhan dan mengelupas

- Peringatan :Sebelum menggunakan loperamide,

 Beri tahukan dokter dan apoteker jika Anda alergi


loperamide atau obat lain
 Beri tahukan dokter dan apoteker Anda obat resep dan non
resep yang Anda gunakan
 Berit ahukan dokter jika Anda demam
 Beri tahu dokter jika Anda hamil, berencana hamil, atau
sedang menyusui. Jika Anda akan hamil dan sedang
konsumsi loperamide, hubungi dokter Anda
 Anda harus tahu bahwa obat ini dapat membuat Anda
mengantuk. Jangan menyetir mobil atau menjalankan
kendaraan bermesin hingga efek obat sudah habis
 Ingat bahwa alkohol dapat menambah rasa kantuk yang
disebabkan obat ini

-Interaksi :iteraksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau


meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak
semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam
dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda
gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk
herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis
obat apapun tanpa persetujuan dokter.

 Eliglustat
 Lomitapide
 Nilotinib
 Saquinavir
 Simeprevir
 Tocophersolan
 Gemfibrozil
 Itraconazol
2. Adsorben

A. Attapulgit

-Nama dagang : Biodiar, Enterogit, Kaotate, New Diatabs, Teradi

-Indikasi : terapi simptomatik untuk diare non spesifik (penyebab diare belum
pasti) dengan mengabsorbsi toksin dan virus penyebab diare

-Kontraindikasi : Biodiar, Enterogit: hipersensitif terhadap attapulgit, demam tinggi,


stenosis (penyempitan) pada saluran cerna ; Kaotate, New Diatabs:
hipersensitif terhadap attapulgit atau salah satu komponen kaotate,
pasien yang menderita konstipasi, obstruksi usus.

-Bentuk sediaan : Biodiar: tablet 630 mg, Enterogit: tablet 750 mg, Kaotate: suspensi 60
ml, New Diatabs: tablet 600 mg, Teradi: tablet 600 mg

-Dosis dan aturan pakai : Biodiar: dewasa 2 tablet setelah BAB pertama kali, 2 tablet tiap
kali setelah buang air besar berikutnya. anak 6-12 th ½ dosis
dewasa. Maksimal 6 tablet/hari. Enterogit: 2 tablet 3 kali sehari,
maksimal 12 tablet/hari. Hentikan bila tidak ada perbaikan setelah
48 jam. Kaotate: dewasa dan anak>12 th 2 sendok makan setiap
setelah BAB, anak 6-12 tahun 1 sendok makan setiap setelah BAB. New
Diatabs, Teradi: dewasa dan anak>12th 2 tablet setelah BAB,
maksimal 12 tablet/hari, anak 6-12 th 1 tablet setelah BAB,
maksimal 6 tablet/hari

-Efek samping : Teradi: Konstipasi

-Peringatan : Biodiar, Enterogit :jangan digunakan lebih dari 2 hari atau bila disertai
demam tinggi. Tidak untuk anak < 6 th, insufisiensi ginjal berat.
Kaotate, New Diatabs: Tidak untuk anak 3-6 th, demam tinggi, jangan
digunakan lebih dari 2 hari. Teradi: pasien insufisiensi ginjal berat
B.Kombinasi kaolin dan pektin

-Nama dagang : Guanistrep Kaopectate, Neo Diaform, Neo Enterostop, Neo Kaocitin,
Neo Kaominal

–Indikasi : simptomatik diare non spesifik

-Kontraindikasi : Kaopectate, Neo Diaform: Obstruksi intestinal, hipersensitif terhadap


kaolin dan pektin. Neo Enterostop: Konstipasi. Neo kaocitin, Neo
Kaominal : obstruksi usus, konstipasi, hipersensitif

-Bentuk sediaan : Kaopectate: suspensi 120 ml, Neo Diaform, Neo Enterostop: tablet.
Neo Kaocitin, Neo Kaominal: suspensi 60 ml

-Dosis dan aturan pakai : Kaopectate: dewasa 4-8 sendok makan, anak>12th 4 sendok
makan, 6-12th: 2-4 sendok
makan, 3-6 th: 1 sendok makan.
Neo Diaform: dewasa dan anak>12 th: 2,5 tablet tiap diare,
maksimal 15 tablet/hari; anak
6-12 th: 1,5 tablet tiap diare
maksimal 7,5 tablet/hari. Neo enterostop: dewasa dan
anak>12 th 2 tablet tiap BAB
maksimal 12 tablet/hari, 6-12
th: 1 tablet tiap BAB, maksimal 6 tablet/hari. Neo Kaocitin:
dewasa dan anak>12 th 2
sendok teh tiap BAB maksimal
12 sendok teh/hari, 6-12 th: 1 sendok teh tiap BAB,
maksimal 6 sendok teh/hari.
Neo Kaominal: dewasa
dan anak >12 th 2 sendok makan/hari atau 6 sendok teh (30
ml)/hari maksimal 12 sendok makan/hari atau 36 sendok
teh/hari, 6-12 th:1 sendok makan/hari atau 18 sendok
teh/hari.

-Efek samping : Neo Enterostop: bila dalam dosis tinggi dapat menimbulkan fekalit
(konkresi intestinal yang terbentuk di sekitar feses)

-Peringatan : Kaopectate: jangan digunakan lebih dari 2 hari, pasien demam, anak<
3th. Neo Diaform: jangan digunakan lebih dari 2 hari, pasien demam,
anak < 6th. Neo Enterostop: sebaiknya jangan digunakan pada anak <
6 th. Neo Kaocitin: pasien demam, anak<6 th. Neo Kaominal: anak
3-6 th, demam tinggi, jangan digunakan lebih dari 2 hari
3. Zinc

-Nama Dagang :Diazink; Daryazinc; Orezinc; Augentonic*; Ximex; Fesinal;


Emka Eye Drops; Zinc Prima; Lefrina; Zinc Prima A*; Lotte
Eye Lotion; Zincopto; Oculosan; Zinkid; Zirea; L-Zinc; RZ-20;
Zincpro; Interzinc; Zidiar; Zincpro; Zndiar;

-indikasi :Sebagai pelengkap cairan rehidrasi oral (CRO) utk mengganti


cairan tubuh dan mencegah dehidrasi pd anak, & digunakan
bersama dg cairan rehidrasi oral.

-kontraindikasi :zinc Sulphate sebaiknya tidak diberikan kepada:

 Injeksi langsung tanpa dilusi ke vena perifer

- Bentuk sediaan :Tablet Dispersible 10 mg

 Tablet Dispersible 20 mg
 Kaplet 20 mg
 Sirup 10 mg/5mL
 Sirup 20 mg/5 mL
 Drop 10 mg/mL
 Tetes mata 0,9 mg/mL
 Tetes mata 2,5 mg/mL
 Tetes mata 5 mg/mL.

-Dosis dan Aturan pakai :Dosis untuk pemberian oral (kapsul, tablet dispersible,
sirup, dan drop)

 Suplemen diet
o Dosis dewasa: 50 mg sekali sehari.
 Aditif nutrisi parenteral, kebutuhan pemeliharaan

o Dosis dewasa keadaan metabolik akut: 4,5 hingga


6 mg/hari
o Dosis dewasa metabolik stabil: 2,5 hingga 5
mg/hari
o Dosis bayi < 3 bulan : 250 mcg/kg/hari
o Dosis bayi ≥ 3 bulan : 50 mcg/kg/hari
o Dosis anak: 50 mcg/kg/hari, dosis maksimal 5
mg/hari.
 Penggantian untuk kehilangan cairan usus kecil (stabil
secara metabolik)

o Dosis dewasa: Tambahan 12,2 mg seng / L cairan


yang hilang, atau tambahan 17,1 mg seng per kg
tinja atau output ileostomy.
 Defisiensi zinc:

o Dosis dewasa: 2 sampai 3 kali kebutuhan harian


seng seng untuk defisiensi ringan dan 4 hingga 5
kali kebutuhan harian untuk defisiensi sedang
sampai berat selama 6 bulan.
 Diare pada anak

o Dosis anak < 6 bulan: 10 mg satu kali sehari


selama 10 hari
o Dosis anak ≥ 6 bulan: 20 mg satu kali sehari
selama 10 hari.

- Efek samping : Meskipun sangat jarang terjadi beberapa orang dapat


mengalami efek samping obat yang sangat buruk bahkan
terkadang mematikan ketika mengonsumsi obat tertentu.
Hubungi dokter Anda atau segera minta pertolongan
medis jika anda mengalami salah satu gejala atau
tanda berikut yang terkait dengan efek samping Zinc
Sulphate yang buruk:

 Tanda reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, kulit


kemerahan, bengkak, dengan atau tanpa demam,
mengi, sulit bernapas atau berbicara. Pembengkakan
pada mulut, wajah, lidah, atau tenggorokan.

Semua obat dapat menimbulkan efek samping.


Tapi, pada sebagian orang efek samping obat
tersebut tidak muncul atau hanya menimbulkan
efek samping yang minor (kecil). Hubungi dokter
Anda untuk mendapatkan pertolongan medis jika
Anda merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi
obat.
Gejala dan tanda di atas bukan merupakan seluruh
efek samping yang dapat terjadi bila anda
mengonsumsi Zinc Sulphate. Jika Anda memiliki
pertanyaan terhadap efek samping tersebut silakan
hubungi dokter Anda. Dokter dapat memberikan
penjelasan mengenai efek samping obat Zinc
Sulphate.

- peringatan : Sampaikan kepada dokter sebelum Anda


mengonsumsi
obat ini bahwa:

 Anda alergi terhadap Zinc Sulphate


 Jika Anda memiliki alergi terhadap obat,
makanan, atau zat lainnya. Sampaikan
gejala apa yang muncul saat anda
mengalami alergi.
 Sampaikan kepada dokter Anda bila Anda
sedang hamil atau merencanakan
kehamilan
4. Oralit

Nama Dagang :Oralit®, Parolit®, Naturalyte®, dan


Pedialyte®

Indikasi :Oralit adalah obat yang digunakan untuk


mengatasi kondisi kekurangan eletrolit dan
mineral di dalam tubuh akibat dehidrasi yang
terjadi akibat diare, muntah kronis, hingga
aktivitas fisik yang berlebihan. Dalam oralit
terdapat kandungan Glucose anhydrous, NaCl,
Na bicarbonate, CaCl2.

Kontraindikasi : Anuria, adalah kondisi di mana ginjal tidak


mampu memproduksi urin secara normal.
Malabsorbsi Glukosa, adalah kondisi
ketika feses yang keluar mengandung
banyak glukosa.

Dehidrasi Akut, adalah kondisi ketika


dehidrasi bahkan sudah tidak bisa ditangani
dengan rehidrasi oral dan memerlukan
penanganan rehidrasi parerental.

Bentuk sediaan :Oralit yang tersedia dalam bentuk kemasan


biasanya memiliki dosis 200 ml dan harus
dilarutkan dalam air dengan volume yang sama,
yakni 200 m

Dosis dan Aturan pakai :1. Dosis Oralit untuk Orang Dewasa
Dosis oralit untuk Orang dewasa yang
mengalami dehidrasi:
-50 ml larutan oralit per kg berat badan setiap 4-6
jam (dehidrasi ringan)

-100 ml larutan oralit per kg berat badan setiap 4-6


jam (dehidrasi sedang)

Dosis oralit untuk orang dewasa guna menjaga


keseimbangan cairan:

 100-20 ml larutan oralit per kg berat badan per hari


(dehidrasi ringan)
 15 ml larutan oralit per kg berat badan setiap jam
(dehidrasi akut)

2. Dosis Oralit untuk Anak-Anak

Dosis oralit untuk anak-anak yang disarankan


adalah:

 Usia di bawah 2 tahun: 15 ml per kg berat badan 1


kali sehari
 Usia 2-10 tahun 50 ml per kg berat badan 4-6 jam
pertama. Setelah itu 100 ml per kg berat badan
18-24 jam berikutnya

Efek samping :Mual, Perut kembung, Peningkatan kadar


kalsium

Interaksi obat :Penggunaan oralit bersamaan dengan jenis


obat-obatan lainnya berpotensi
menurunkan efektifitas oralit dalam
mengobati dehidrasi, pun menimbulkan efek
samping yang lebih serius. Oleh sebab itu,
berdiskusilah terlebih dahulu dengan dokter
untuk mengetahui jenis obat apa saja yang
tidak boleh digunakan secara bersamaan
dengan oralit.

Peringatan :Pada penderita diare, pantau kondisi tekanan


darah karena dikhawatirkan dehidrasi sudah sangat
parah. Jika demikian, pengobatan tidak bisa
dilakukan dengan minum oralit.

 Untuk penderita malabsorbsi glukosa, pemberian


oralit tidak disarankan. Alih-alih oralit, penderita
akan diberikan semcam cairan yang dimasukkan
melalui intravena.
 Oralit dilarang untuk dikonsumsi oleh penderita
gagal ginjal, penyakit jantung, dan hiperkalemia.
5. Sediaan Lactobactilus

Nama Dagang :Lacto-B, L-Bio, Probiokid

Indikasi :Indikasi lacto b adalah diare dan intoleransi


laktosa. Konsumen atau pasien baru bisa diberikan lacto b
apabila telah terbukti terindikasi menderita diare dan
gejala intoleransi laktosa. Apabila belum terindikasi
memiliki gejala diare, intoleransi laktosa, dan masalah
pencernaan seperti sembelit maka lacto b belum bisa
diberikan.

Bentuk sediaan :Bubuk dalam sachet

Dosis dan aturan pakai :Dosis lacto B berbeda tergantung usia. Pada anak
usia di bawah 1 tahun cukup diberikan 2 sachet
per hari, sedangkan untuk anak 1 sampai 12 tahun
sudah bisa diberikan 3 sachet dalam sehari. Dosis
lacto b untuk orang dewasa sama dengan dosis
lacto b untuk anak usia 1-12 tahun, yaitu 3 sachet
per hari.

Efek samping :lacto b seperti sakit kepala, perut terasa kram,


rasa mual dan muntah. Apabila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping yang sudah
tidak wajar seperti alergi, sebaiknya segeralah
berkonsultasi dengan dokter Anda.

Interaksi Obat :Efektivitas Lactobacillus acidophilus akan


berkurang, jika digunakan dengan antibiotik.

Karena lacto B mengandung bakteri flora normal,


maka bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan
yang menurunkan kekebalan tubuh seperti
(azathioprine, prednison, kortikosteroid) dapat
meningkatkan resiko sakit.
NASKAH DIALOG SWAMEDIKASI

DIARE

Narasi :

Seorang ibu dating ke apotek mencari obat untuk anaknya yang mengalami diare
secara tiba tiba disertai demam dan muntah. Anaknya mengalami diare 4-5 kali dan 3
kali muntah. Sejak tadi malam hingga pagi ini.

Riwayat pasien

Nama : Jenyta

Umur : 5 thn

Berat badan : 18kg

Alergi obat : tidak ada

Pengobatan saat ini : Paracetamol syr dan teh hangat pekat

Ibu mengatakan jenyta mengeluh haus dan bibir nya kering, tidak ada darah dan lendir
pada fesesnya, dan teman – teman mainnya pun akhir2 ini mengalami gejala yang
sama.
*Di Apotek*

Pasien : Permisi

Apoteker : Iya, ada yang bisa saya bantu?

Pasien : Saya mencari obat sakit perut. Apakah ada?

Apoteker : Kalau boleh tahu siapa yang mau pakai?

Pasien : Anak saya Mba, dari tadi malam sampai pagi ini dia demam dan selalu
bolak-balik kamar mandi, dan juga sudah 3 kali muntah-muntah,

bibirnya juga kering, dan anak saya selalu mengeluh haus.

Apoteker : apa feses nya berlendir dan berdarah?

Pasien : heumm… tidak!

Apoteker : Apakah sudah pernah minum obat sebelumnya

Pasien : Sudah Mba, Paracetamol Sirup karna dia demam, tapi sakit perutnya
masih belum hilang.

Apoteker : Oh begita ya bu. Sebelumnya perkenalkan saya apoteker yang bekerja

disini, nama saya Retno Sulityowati. Jadi begini bu, berdasarkan gejala
yang Anak ibu derita, Anak Ibu ini terkena diare. Sebelumnya, saya

ingin tanyakan kepada ibu, sebelum mengalami gejala diare ini apa yang

dilakukan Anak ibu?

Pasien : dari yang saya lihat setelah bermain bersama teman – teman

mainnya anak saya mengalami diare, dan teman-temannya pun akhir2


ini mengalami gejala yang sama.

Apoteker : Oh seperti itu. Jadi begini bu, sebelumnya saya meminta waktunya

beberapa menit untuk menjelaskan penyakit yang Anak ibu derita.

Pasien : Oh iya boleh Mba, yang penting anak saya sembuh..


Apoteker : Dari gejala yang ditimbulkan anak ibu menderita diare yang disebabkan
pengaruh lingkungan yang kurang baik.

Pasien : Jadi obat yang harus anak saya gunakan untuk mengatasi diare ini
apa ?

Apoteker : saya sarankan untuk anak ibu mengkonsumsi oralit sebagai


pertolonganpertama karena dikhawatirkan anak ibu mengalamidehidrasi
yang diakibatkan intensitas BAB yang berlebihan. Cara penggunaannya
itu dengan cara memasukkan satu bungkus oralit ke dalam 200 ml
(segelas) air matang, kemudian aduk sampai semua tercampur rata lalu
diminum perlahan sedikit demi sedikit. Oralit ini dapat dikonsumsi
untuk 3 jam pertama sebanyak 12 gelas dan untuk penggunaan
selanjutnya setiap kali mencret konsumsi sebanyak 2 gelas. Lebih
bagus lagi jika di tunjang dengan Zinc 20mg berguna untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan sistem imun
serta dapat secara aktif membantumencegah keterulangan diare. 1
tab/hari diberikan selama 10 hariberturut-turut meskipun diare sudah
berhenti.

Pasien : kalo untuk menghentikan BAB nya apa mba?

Apoteker : bisa menggunakan Obat GUANISTREP SYR SUSPENSI 60 ML


dapat menyerap beberapa racun & bakteri penyebab diare. Bisa
mengurangi Buang Air Besar serta memperbaiki bentuk Feses yang
encer. Obat dapat diminum setelah buang air besar, Untuk Anak 3-6
tahun : 1-2 sendok takar (5-10 ml). Maksimal 15 ml dalam 24 jam.
Dapat diminum sebelum makan atau sesudah makan.

Pasien : oh begitu, kalo untuk menghentikan mualnya obat yang pas apa?

Apoteker : untuk sementara bisa menggunakan Lacto B untuk mengatasi diare dan
mual atau masalah pencernaan lainnya, untuk Anak usia 1-12 tahun 3
kali sehari 1 sachet. Lacto B dapat dikonsumsi langsung dengan
dilarutkan dalam air putih, atau diberikan bersama makanan anak
Hindari mencampurnya dengan minuman bersoda. Segera diminum
setelah obat dibuka dan dicampurkan. Bisa disimpan pada suhu ruangan,
hindari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di
kamar mandi dan jangan dibekukan.

Pasien : jadi begitu yah!

Apoteker : iya ibu, jika gejala yang Anak ibu alami tidak kunjung membaik, saya
sarankan agar ibu segera membawa anak ibu ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi, dan sebaiknya Anak
ibu banyak mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta banyak
mengkonsumsi air putih. Serta senantiasa menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat salah satunya mencuci tangan sebelum makan.
Mungkin itu saja bu, Apakah ibu sudah mengerti atas apa yang sudah
saya jelaskan ke ibu.

Pasien : Iya saya sudah mengerti

Apoteker : ini obatnya bu, obatnya harganya Rp.67.000.-

Pasien : Ohiya, ini uangnya Bu.

Apoteker : Terima kasih, Semoga lekas sembuh ya bu.


KIE( Komunikasi Informasi Obat)

1. Oralit

Indikasi : mengatasi kondisi kekurangan eletrolit dan mineral di dalam


tubuh akibat dehidrasi yang terjadi akibat diare, muntah kronis,
hingga aktivitas fisik yang berlebihan

Aturan pakai satu bungkus oralit ke dalam 200 ml (segelas) air matang . Oralit
ini dapat dikonsumsi untuk 3 jam pertama sebanyak 12 gelas
dan untuk penggunaan selanjutnya setiap kali mencret konsumsi
sebanyak 2 gelas.

Penyimpana simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan dari
jangkauan anak-anak

Interaksi obat Penggunaan oralit bersamaan dengan jenis obat-obatan lainnya


berpotensi menurunkan efektifitas oralit dalam mengobati
dehidras

2. Zinc

Indikasi Sebagai pelengkap cairan rehidrasi oral (CRO) utk mengganti cairan
tubuh dan mencegah dehidrasi pd anak, & digunakan bersama dg
cairan rehidrasi oral.

Aturan pakai 20mg berguna untuk mempercepat proses penyembuhan


dameningkatkan sistem imun serta dapat secara aktif
membantumencegah keterulangan diare. 1 tab/hari diberikan
selama 10 hariberturut-turut meskipun diare sudah berhenti.
Penyimpanan Simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan dari
jangkauan anak-anak

3. Guanistrep

Indikasi simptomatik diare non spesifik

Aturan pakai Obat dapat diminum setelah buang air besar, Untuk Anak 3-6
tahun : 1-2 sendok takar (5-10 ml). Maksimal 15 ml dalam 24
jam. Dapat diminum sebelum makan atau sesudah makan.

Penyimpanan Simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan
darijangkauan anak-anak

4. Lacto B

Indikasi diare dan intoleransi laktosa. Konsumen atau pasien baru bisa diberikan
lacto b apabila telah terbukti terindikasi menderita diare dan gejala
intoleransi laktosa. Apabila belum terindikasi memiliki gejala diare,
intoleransi laktosa, dan masalah pencernaan seperti sembelit maka
lacto b belum bisa diberikan.

Aturan pakai Anak usia 1-12 tahun 3 kali sehari 1 sachet. Lacto B dapat
dikonsumsi langsung dengan dilarutkan dalam air putih, atau
diberikan bersama makanan anak Hindari mencampurnya
dengan minuman bersoda. Segera diminum setelah obat dibuka
dan dicampurkan. Bisa disimpan pada suhu ruangan, hindari
cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di
kamar mandi dan jangan dibekukan.

Penyimpanan Simpan dalam suhu kamar jauhkan dari sinar matahari dan
darijangkauan anak-anak

Anda mungkin juga menyukai