Anda di halaman 1dari 2

JOURNAL REVIEW

Acupuncture for the sequelae of Bell’s palsy: a randomized controlled trial

Latar Belakang

Bell’s palsy merupakan penyakit saraf yang menyebabkan paralisis satu sisi dari wajah yang
biasanya dapat sembuh dalam waktu 6 bulan. Namun, sejumlah 3% dari pasien Bell’s Palsy
dapat mengalami sequale yang ditandai dengan paresis, kontraktur otot wajah, spasme wajah,
maupun synkinesis yang terjadi setelah 6 bulan terjadinya Bell’s Palsy. Hal tersebut dapat
menyebabkan kesulitan makan, minum, berbicara, serta memengaruhi kualitas hidup dan
kemampuan sosial penderita. Berbagai pengobatan dalam Bell’s Palsy belum ada yang efektif
untuk mengatasi tahap sequela. Namun, akupuntur merupakan terapi yang aman untuk
berbagai penyakit salah satunya Bell’s Palsy. Dalam penelitian ini, dilakukan randomized
study dari akupuntur pada pasien dengan sequeale Bell’s Palsy.

Metode

Subjek Penelitian : Pasien Bell’s Palsy pada Kyung Hee University Hospital of Korean
Medicine

Teknik Pengumpulan Data : randomized parallel waiting list controlled trial

Alat Pengumpulan Data : observasi

Analisis Data : two sample t-test

Hasil dan Pembahasan

Hasil : Setelah 8 minggu, skor FDI, physical, Sunnybrook Facial Nerve Grading, dan stiffness
index pada grup akupuntur lebih baik nilainya dibandingkan grup waiting list. Nilai ini
terlihat lebih baik setelah 5 minggu terapi akupuntur. Namun, tidak ada perbedaanyang
bermakna pada House-Brackmann grade. Pada grup akupuntur, enam pasien dengan
disfungsi wajah terlihat Kwon, H. et al. (2015) ‘Acupuncture for the sequelae of Bell ’ s
palsy : a randomized controlled trial’, Trials. Trials, pp. 10–12. doi: 10.1186/s13063-015-
0777-z.
membatik setelah 8 minggu.

Pembahasan : dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa akupuntur memiliki efek yang
menguntukan bagi penderita sequeale Bell’s Palsy dengan mengurangi kerusakan
kemampuan sosial serta fisik penderita. Serta akupuntur juga dapat memperbaiki fungsi saraf
pada wajah dan kekakuan pada wajah penderita Bell’s Palsy. Hal ini dapat disebabkan oleh
efek psikosomatik akupuntur pada saraf dengan mengandalkan Qi.

Kesimpulan
Akupuntur memiliki efek yang menguntukan dan aman bagi penderita sequeale Bell’s Palsy,
serta menunjukkan kemungkinan bahwa akupuntur merupakan terapi efektif bagi pendertia
sequeale Bell’s Palsy (Kwon et al., 2015).

Setelah 8 minggu, skor FDI, physical, Sunnybrook Facial Nerve Grading, dan stiffness index
pada grup akupuntur lebih baik nilainya dibandingkan grup waiting list. Nilai ini terlihat
lebih baik setelah 5 minggu terapi akupuntur. Namun, tidak ada perbedaanyang bermakna
pada House-Brackmann grade. Pada grup akupuntur, enam pasien dengan disfungsi wajah
terlihat membatik setelah 8 minggu. dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa akupuntur
memiliki efek yang menguntukan bagi penderita sequeale Bell’s Palsy dengan mengurangi
kerusakan kemampuan sosial serta fisik penderita. Serta akupuntur juga dapat memperbaiki
fungsi saraf pada wajah dan kekakuan pada wajah penderita Bell’s Palsy. Hal ini dapat
disebabkan oleh efek psikosomatik akupuntur pada saraf dengan mengandalkan Qi.

(Kwon et al., 2015)

Kwon, H. et al. (2015) ‘Acupuncture for the sequelae of Bell ’ s palsy : a randomized
controlled trial’, Trials. Trials, pp. 10–12. doi: 10.1186/s13063-015-0777-z.

Anda mungkin juga menyukai