Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT STROK

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan manusia selalu tidak bisa terhindarkan dari yang namanya
penyakit. Dari penyakit yang ringan hingga yang paling berbahaya. Untuk
mengetahui seseorang terkena penyakit atau tidaknyapun dibutuhkan suatu
diagnosa dari seorang ahli. Salah satu penyakit berbahaya yang banyak di
Indonesia adalah stroke.
Perkembangan teknologi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru.
Hampir semua bidang terpengaruh oleh perkembangan ini, salah satunya adalah
bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan
komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi kemampuan
kerja manusia. Sistem pakar (expert system) merupakan program berbasis
pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk
masalah-masalah dalam suatu dominan yang spesifik. Sistem pakar merupakan
program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam
menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Stroke merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah
keotak atau pecahnya pembuluh darah sehingga otak kekurangan nutrisi dan
oksigen. Stroke juga merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan
tingkat kematian maupun cacat tubuh yang tertinggi. Keadaan ini dapat dicegah
dengan mengurangi dan mengenali risiko yang dapat terjadi sedini mungkin.
Tujuan sistem pakar mendiagnosa penyakit stroke dengan metode forward
chaining adalah merancang dan membangun sistem pakar untuk mendiagnosa
penyakit stroke sehingga operator beserta perawat dapat melakukan diagnosa
dengan tepat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah yang akan diangkat pada skripsi , yaitu :

1. Bagaimana proses mengenali gejala dini penyakit stroke?


2. Bagaimana mengenali gejala penyakit stroke yang dapat diaplikasikan
dengan metode forward chaining?

C. Tujuan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu atau memudahkan
pihak medis dalam proses diagnosa penyakit dan kemudahan masyarakat memperoleh
informasi mengenai penyakit stroke.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi yang membacanya.
2. Manfaat Aplikatif.
Dapat memudahkan tenaga medis dalam melakukan diagnosa maupun
solusi penanganan secara dini kalau tenaga ahli tidak sedang ditempat.
Membenrikan kemudakan pada masayarakat tentang pendeteksian
penyakit stroke, solusi penyakit stroke dan diharapan masyarakat dapat
menerapkan pola hidup sehat guna meminimalisir terkenan penyakit
stroke.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneltian ini menggunakan metode forward
chaining dan certainty factory. Metode Forward Chaining adalah metode pencarian
atau teknik pelacakan ke depan yang dimulai dengan informasi yang ada dan
penggabungan rule untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan. Definisi
menurut David McAllister, certainty factor adalah suatu metode untuk membuktikan
apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk metric yang biasanya
digunakan dalam sistem pakar.

F. Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah metode


waterfall. Alasan menggunakan metode ini adalah karena metode waterfall
melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan dalam membangun suatu
sistem. Proses metode waterfall yaitu pada pengerjaan dari suatu sistem dilakukan
secara berurutan. Sistem yang dihasilkan akan berkualitas baik, dikarenakan
pelaksanaannya secara bertahap sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
Tahapan dari metode waterfall adalah:

1 .Analisis Kebutuhan.
Tahap analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisa kebutuhan user,
analisa perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem serta kebutuhan lain dalam pembuatan basis data.
Analisis kebutuhan perangkat keras pada sistem ini yaitu laptop dengan
spesifikasi sebagai berikut Asus A455l, processor intel core i3, RAM DDR2
4 GB. Analisis kebutuhan perangkat lunak yang membantu pembuatan sistem
ini yaitu Sistem Operasi Windows 10, XAMPP, Bahasa Pemrograman PHP,
Google Croom, dan MySQL Server 32 Bit.

2. Desain Sistem.
Tahap selanjutnya yaitu mendesain sistem. Tahap ini dibuat sebelum tahap
pengkodean. Tujuan dari tahap ini adalah memberikan gambaran tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini memenuhi
semua kebutuhan pengguna sesuai dengan hasil yang dianalisa seperti
rancangan tampilan pengembangan sistem ujian online di sekolah, dan
membantu mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan. Dokumentasi
yang dihasilkan dari tahap desain sistem ini antara lain perancangan Use Case
Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD),
dan perancangan interface.

3. Coding (Penulisan Kode Program).


Aktivitas pada tahap ini dilakukan pengkodean sistem. Penulisan kode
program merupakan tahap penerjemahan desain sistem yang telah dibuat ke
dalam bentuk perintah-perintah yang dimengerti komputer dengan
mempergunakan bahasa pemrograman. Tahapan ini merupakan tahapan
secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Sistem ini bahasa
pemrograman yang dipakai adalah PHP dan database MySQL.

4. Testing (Pengujian Program).


Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa softtware yang dibuat telah
sesuai dengan desainnya dan semua fungsi dapat dipergunakan dengan baik
tanpa ada kesalahan.
5. Operation and Maintenance (Pemeliharaan Program).
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam metode waterfall. Sistem dapat
di implementasikan. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang
tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi dan
pengembangan unit sistem, serta pemeliharaan program. Pemeliharaan sistem
dapat dilakukan oleh seorang administrator untuk meningkatkan kualitas
sistem agar jauh lebik baik.

G. Tempat Dan Waktu Penelitian

Anda mungkin juga menyukai