1. Distosia Bahu
Setelah kepala lahir dan diikuti dengan putaran paksi luar sehingga sumbu fronto-
oksipital kepala sejajar dengan sumbu horizontal dan bahu sejajar dengan sumbu vertikal
ibu dan bahu depan di bawah arkus pubis. Dorongan pada saat ibu mengedan akan
menyebabkan bahu dengan melewati tepi bawah simpisis pubis. Bila bahu gagal melewati
simfisis pubis dan tetap pada posisi anteroposterior maka akan terjadi distosia bahu.
Distosia bahu adalah kegawat daruratan obstetric dan dapat menyebabkan trauma
dan bahaya pada ibu dan bayi. Penanganan distosia bahu dilakukan dengan Manuver Mc
Roberts dan tehnik mashanti yaitu dengan meminta ibu untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin kearah dadanya dan minta asisten atau suami untuk membantunya
kemudian lakukan penekanan pada suprapubic dengan ujung genggaman tangan pada
bagian belakang bahu depan untuk membebaskannya.
Jika Manuver Mc Roberts dan tehnik mashanti gagal dilakukan, maka dapat
dilakukan dengan tehnik Schwarts dan Dixon). Pada tahap satu Schwarts dan Dixon,
lengan belakang dilahirkan sehingga rentang bahu-bahu menjadi bahu ketiak sehingga
terjadi pengurangan 20 % dan bahu depan dapat dilahirkan dengan mendorong kepala
curam kebawah. Tetapi jika bahu depan belum berhasil dilahirkan maka lengan dan bahu
belakang diputar ke depan simfisis, sehingga bahu yang tadinya berada di depan dapat
dilahirkan.
2. Asfiksia
Asfiksia adalah keadaaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami
asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali
pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan. Persiapan resusitasi bayi
baru lahir meliputi : Persiapan keluarga, persiapan tempat resusitasi, persiapan alat
resusitasi, persiapan diri, asisten dan persiapan tim bila ada.
Lakukan penilaian pada bayi baru lahir sebelum melakukan tindakan resusitasi
yang meliputi : menilai bayi menangis atau bernafas/ tidak megap-megap dan menilai
tonus otot bayi/ bayi bergerak aktif. Kemudian memutuskan apakah bayi tersebut perlu
dilakukan resusitasi dan tindakan yang perlu dilakukan.
Nilai AFGAR Skor bayi :
a. > 7 sampai dengan 10 : Vigerous baby
b. 4-6 : Asfiksia sedang
c. 0-3 : Asfiksia berat
Setelah menilai AFGAR skor lakukan langkah awal resusitasi yang meliputi :
J : Jaga kehangatan
A : Atur posisi
I : Isap lendir
K : Keringkan
A : Atur posisi kembali.
Bila langkah awal resusitasi telah dilakukan tapi bayi megap-megap dan HR < 100
x/menit maka dilakukan tindakan ventilasi tekanan positif. Langkah-langkah Ventilasi
Tekanan Positif (VTP) meliputi :
− Pasang sungkup dengan tekanan 21 % lakukan sebanyak 30 kali dengan lama 30
detik
− Cek saturasi pada bayi, bila SpO2 < 88 x/menit, dan HR <100 % sambungkan
sungkup dengan selang oksigen agar tekanan menjadi 40 %, dan berikan oksigen
sebanyak 5-6 lpm. Lakukan sebanyak 30 kali selama 30 detik
− Cek saturasi pada bayi, bila SpO2 < 88 x/menit, dan HR <100 % sambungkan
sungkup dengan selang oksigen dan sambungkan sungkup dengan balon udara
yang kosong agar tekanan menjadi 100 %, dengan tetap memberikan o2 sebanyak
5-6 lpm.
− Bila VTP berhasil dilakukan tangis bayi kuat dan gerak aktif maka lakukan
perawatan bayi normal
− Namun jika VTP tidak berhasil, SpO2 <88 % dan HR <100 x/mnt lakukan
persiapan rujukan dengan memperhatikan STABLE. Sebelum melakukan rujukan
lakukan pemasangan o2 berikan 2 lpm dengan kanula nasal, menghubungi RS
PONEK, dan perhatikan BAKSOKUDAPONI.
b. Atonia Uteri
Langkah-langkah penanganan atonia uteri ialah melakukan penanganan kala tiga
secara aktif yaitu :
− Menyuntikkan oksitosin dalam 1 menit setelah plasenta lahir
− Peregangan tali pusat terkendali
− Mengeluarkan plasenta
− Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila terasa ada tahanan, penegangan plasenta dan selaput secara
perlahan dan sabar untuk mencegah robeknya selaput ketuban.
− Massase uterus
− Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pasca persalinan.
Evaluasi rutin
Uterus
kontraksi ? Jika pada penanganan kala tiga secara aktif tidak berhasil, maka lakukan
tidak
RUJUK dengan
BAKSOKUDAPONI