KLAIM BPJS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN
SADIKIN
TAHUN 2019
Oleh :
Rizaldi Muhammad R
Oleh :
Rizaldi Muhammad R
Hasil
Hasil penelitian dari aspek input tenaga rekam medis sudah mencukupi tapi masih
belum optimal, metode tentang alur dan SOP sudah ada, untuk kebijakan sudah ada
peraturannya namun pelaksanaannya belum sepenuhnya berjalan dengan baik, sarana
dan prasarana untuk penunjang pelaksanaan rekam medis masih belum mencukupi.
Aspek proses pada pendaftaran pasien khususnya untuk pencatatan identitas pasien
sudah dicatat selengkap mungkin oleh petugas admission, pada pengisian rekam
medis masih ada lembaran rekam medis yang tidak diisi oleh perawat dan dokter,
pada penataan rekam medis sudah dilaksanakan assembling, coding, dan indeksing
namun masih ada ditemukan berkas rekam medis yang yang pengembaliaannya tidak
sesuai dengan SPM yang ada, untuk analisis isi rekam medis belum ada dilaksanakan
di ruangan rekam medis.
Kesimpulan
Pelaksanaan rekam medis pasien rawat inap belum berjalan sesuai dengan SPM, baik
dari segi input, proses, dan output. Diharapkan rumah sakit dapat melaksanakan
rekam medis pasien rawat inap sesuai dengan SOP serta peraturan yang ada, untuk
tenaga rekam medis perlu di optimalkan lagi agar pelaksanaan rekam medis dapat
berjalan dengan baik kedepannya.
Puji Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir. Sholawat
serta salam semoga tercurah kepada sang tauladan sejati Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan ilmu untuk kesuksesan baik di dunia maupun akhirat Dalam penyusunan Tugas
Akhir ini penulis tentunya menghadapi berbagai kendala dan hambatan namun dengan
bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas ini dalam waktu yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan
dari pihak - pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini dan penulis sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada guru mata pelajaran Tugas Akhir yang telah
membimbing penulis dengan penuh kesabaran.Terlepas dari itu semua ,penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusun kalimat maupun segi
lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis berharap agar dari
para pembaca untuk memberikan saran dan kritik, sehingga penulis dapat memperbaiki Tugas
Akhir mengenai perancangan dan pembuatan Tugas Akhir ini .
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan:
1. SD Negeri Leuwihgajah 2 cimahi Lulus Tahun 2013
2. MTS Nurul Falah Lulus Tahun 2016
3. Smk TI Pembangunan Cimahi Lulus Tahun 2019
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN.............................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii
BAB 1 : PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................4
4.2 Pembahan..........................................................................................................44
4.2.1 Gambaran ketepatan server level 1 di rsup hasan sadikin bandung..............44
4.2.3 ketepatan data serverity level 1 berdasarkan smf......................................45
BAB 6 : PENUTUP............................................................................................ 51
6.1 Kesimpulan....................................................................................................... 51
6.2 Saran................................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Kasus ringan, sedang, dan berat bukan menunjukan kondisi klinis
pasien maupun diagnosa dan tindakan namun menggambarkan tingkat.
3
keparahan (severity level) yang dipengaruhi oleh diagnosa sekunder
(komplikasi dan komorbiditi). Jika tidak tepat dalam pencatatan kodifikasi,
diagnosa sekunder tidak tercatat dan tindakan yang dilakukan tapi tidak
tertulis oleh dokter akan berpengaruh terhadap severity level dan kualitas
pembayaran klaim. (PERMENKES RI No. 76 Tahun 2016)
Klaim merupakan suatu kegiatan untuk menerima tarif dan asuransi,
salah satunya BPJS, atas diagnosa dan tindakan yang telah dilakukan oleh
rumah sakit terhadap pasien. Kualitas pembayaran klaim sangat dipengaruhi
oleh tingkat keparahan (severity level) dimana severity level yang idealnya
terda pat pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebesar 70% untuk
severity level II dan III dan sebesar 30% untuk severity level I dikarenakan
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan Rumah Sakit Umum Pusat
rujukan Jawa Barat dan salah satu Rumah Sakit rujukan Nasional.
Menurut Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat-Cimahi hasil studi yang
dilakukan di instalasi JKN Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat-Cimahi
pada bulan Desember 2017 jumlah kunjungan pasien JKN rawat inap
sebanyak 1454 pasien. Berkas rekam medis pasien rawat inap yang batal
klaim sebanyak 56 berkas. Jumlah berkas klaim rekam medis rawat inap
yang diajukan 1398 berkas. Berkas rekam medis rawat inap yang layak
klaim sebanyak 1366 berkas atau 97,7%. Berkas klaim rekam medis rawat
inap yang dikoreksi (pending) dari pihak BPJS untuk bulan Desember
berjumlah 32 berkas atau 2,3%, dari jumlah tersebut terdapat 11 berkas
klaim rekam medis rawat inap yang belum lengkap sehingga belum bisa
diklaimkan ke pihak BPJS.
Program BPJS menggunakan sistem pembayaran dengan tarif paket
yaitu Casemix INA CBG’s. Case Based Group’s (CBG’s) yaitu cara
pembayaran keseluruhan biaya perawatan pasien berdasarkan diagnosis atau
kasus yang relatif sama. Dengan sistem inilah proses pengklaiman BPJS
berlangsung, dengan bersumber dari berkas rekam medis pasien maka
petugas akan mengentrikan identitas, diagnosis dan lain-lain sehingga akan
6
terlaporkan kepada BPJS pusat lalu setelah disetujui maka pihak BPJS
Kesehatan akan mencairkan dana tersebut kepada rumah sakit
Berdasarkan hasil Studi Pendahuluan yang penulis laksanakan selama
2 minggu pada tanggal 18 Januari 2018 hingga 31 Januari 2018 di Instalasi
Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penulis
menemukan beberapa permasalahan diantaranya :
1. Berdasarkan data sekunder yang diambil dari RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung di Instalasi Rekam Medis ditemukan bahwa rata-rata
kelengkapan severity level tahun 2017 adalah :
7
1. Hasil penelitian awal dapat diketahui bahwa ketidaksesuaian
pengelompokan severity level disebabkan karena :
A. Rumusan Masalah
A. Batasan Masalah
8
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui evaluasi severity level 1 terhadap kualitas
pembayaran klaim BPJS Rawat Inap JKN non-PBI di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran ketepatan severity level 1 di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
A. Manfaat Penelitian
9
3. Bagi Penulis
A. Sistematika Penulisan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Evaluasi
B. Konsep INA-CBG
12
Sistem INA-CBG terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait
satu sama lain. Komponen yang berhubungan langsung dengan output
pelayanan adalah clinical pathway, koding dan teknologi informasi,
sedangkan secara terpisah terdapat kompoinen costing yang secara tidak
langsung mempengaruhi proses penyusunan tarif INA-CBG untuk setiap
kelompok kasus.
2. Struktur Kode INA CBG
26
c. Digit ke-3 (numerik) : menggambarkan spesifikasi kelompok
kasus.
Tabel 2.1
Casemix Main Groups (CMG)
CMG
NO Case-Mix Main Groups (CMG)
Codes
14 Deleiveries Groups O
Dilanjutkan
Lanjutan Tabel 2.1 Casemix Main Groups (CMG)
CMG
NO Casemix Main Groups (CMG)
Codes
23 Sub-Acute Groups SF
24 Special Procedures YY
25 Special Drugs DD
26 Special Investigations I II
27 Special Prosthesis RR
28 Chronic Groups CD
29 Error CMGs X
0 Error
d. Severity Level
29
3) “II – Sedang” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan
2 (dengan mild komplikasi dan komorbiditi)
Tabel 2.3
Contoh Kode INA-CBG
Tipe
Kode INA-CBGs Deskripsi Kode INA-CBGs
Layanan
30
Pengelompokan tarif INA-CBG dilakukan berdasarkan
penyesuaian setelah melihat besaran Hospital Base Rute (HBR) yang
didapatkan dari perhitungan total biaya dari sejumlah rumah sakit.
Apabila dalam satu kelompok terdapat lebih dari satu rumah sakit,
maka digunakan Mean Base Rate.
3) RS Khusus Jiwa
4) RS Khusus Paru
5) RS Khusus Kusta
6) RS Khusus Ortopedi
7) RS Khusus Mata
32
Daftar kode diagnosis untuk pelayanan yang sesuai dengan
kekhususan rumah sakit, sebagaimana terlampir.
Selain RS Khusus tersebut diatas, berlaku kelompok tarif INA-CBG
sesuai dengan kelas rumah sakit yang ditetapkan untuk pelayanan
sesuai kekhususan dan diluar kekhususan.
1. Pembayaran Tambahan (Top Up)
a. Special Procedure
b. Special Drugs
c. Special Investigation
d. Special Prosthesis
e. Subacute cases
f. Chromic cases
Sepcial CMG atau special group pada tarif INA-CBG saat ini dibuat
untuk mengurangi resiko keuangan rumah sakit. Top up pada special CMG
diberikan untuk beberapa obat, alat, prosedur, pemeriksaan penunjang
serta beberapa kasus penyakit subakut dan kronis. Besaran nilai pada taif
special CMG tidak dimaksudkan untuk mengganti biaya yang keluar dari
alat, bahan atau kegiatan yang diberikan kepada pasien, namun
merupakan tambahan terhadap tarif dasarnya.
a. Special CMG untuk Special Drugs, Prosthesis, Procedures dan
Investigations
33
Special CMG subakut dan kronis diperuntukkan untuk kasus-
kasus Psikiatri serta Kusta dengan ketentuan lama hari rawat (LOS) di
FKRTL sebagai berikut :
1. Regionalisasi
Tabel 2.4
Daftar regionalisasi tarif INA-CBG
34
REGIONALISASI
I II III IV V
Sumatera Kalimantan
DKI Jakarta Riau NTT
Utara Tengah
Sumatera Kalimantan
Jawa Barat Jambi
Selatan Timur
Kalimantan
Jawa Tengah Lampung Bengkulu
Utara
DI Kepulauan
Bali Maluku
Yogyakarta Riau
1. Pengertian Kualitas
35
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat.
2. Pengertian Pembayaran
Tabel 2.6
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembayaran Retrospektif
1. Pengertian Klaim
37
fasilitas kesehatan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) menyebutkan bawha klaim adalah permintaan
pembayaran biaya pelayanan kesehatan oleh fasilitas kesehatan
kepada BPJS Kesehatan.
1. Pengertian JKN
38
penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan adalah Pekerja
Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah
dan anggota keluarganya, serta bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
2. Pengertian BPJS
a. Bagi Pasien
1) Identitas pasien;
5) Diagnosis;
6) Rencana penatalaksanaan;
1) Identitas pasien;
42
A. Konsep Rawat Inap
43
1) Pasien batal operasi atas alasan medis dan harus
dilakukan rawat inap atas kondisi tersebut maka ditagihkan
sebagai rawat inap dengan diagnosis yang menyebabkan batal
operasi.
44
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan;
a. Pasal 4
b. Pasal 5
A. Kerangka Berfikir
- Jumlah
- Ketepatan
- Kesesuaian
46
A. Definisi Operasional
Tabel 2.7
Definisi Operasional
Cara Alat
No Variabel Definisi Indikator Hasil
Ukur Ukur
1 Evaluasi Mengevaluas Telaah Studi Jumlah dan Diketahuiny
severity level i kembali Rekam dokum ketepatan a jumlah
I berkas rekam Medis entasi dan
medis pasien severit ketepatan
dengan kasus y level I severity
severity level level I
I pasien JKN
non-PBI
rawat inap
Jumlah Mengetahui Telaah Studi Jumlah Mengetahui
jumlah dan rekap dokum severity Jumlah
tren severity severit entasi level I, severity
level setiap y level trend level I
bulannya dari severity
pihak level I
rumah
sakit
Ketepatan Mengetahui Telaah - Studi Kesesuaian Mengetahui
ketepatan ketepat dokum antara ketepatan
pasien an entasi diagnosis severity
dengan kasus severit utama dan level I
severity level y level - form sekunder
I checklis dengan
47
t severity
level
2 Kualitas Disebut -Telaah - Studi Kesesuaian Mengetahui
pembayaran sesuai jika tarif dokum kesesuaian
klaim pasien INA- entasi pembayara
dengan kasus CBGs n klaim
severity level RSHS - form dengan
I dan dibayar checklis kasus
dengan - t severity
severity level Simulas level
I dan disebut i INA-
tidak sesuai CBGs
jika pasien
seharusnya
severity level
II ataupun III
tetapi
dibayar
dengan
severity level
I
Sumber : Penulis (2018)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
48
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2017:2). Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivism. Metode ini sebagai
metode ilmiah/scienfic karena telah memenuhi kaidah-kaidah yaitu konkrit/empiris,
obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode discovery, karena
dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan anlisis
menggunakan statistik. (Sugiyono, 2017:7)
49
Peneliti melakukan observasi langsung, melihat ketidaklengkapan
pengisian diagnosis dan tindakan pada berkas rekam medis pasien rawat
inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Wawancara
3. Studi Kepustakaan
1. Populasi
32
Populasi pada penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat
inap dari 14 SMF pada periode 1 Januari 2017 sampai 31 Desember 2017
dengan jumlah populasi 13.748 berkas rekam medis.
2. Sampel
33
Gambar 3.1 Tabel Sampel Sugiyono (2002)
Dari gambar tabel diatas, diketahui untuk meneliti sebanyak 245
berkas rekam medis rawat inap JKN Non-PBI, maka untuk penentuan
sampel menggunakan cara :
a c
b x
Definisi rumus :
34
Diketahui :
a = 15.000
b = 13.748
c = 266
x=?
Penyelesaian :
15.000 = 266
13.748 = X
15.000 x = 3.656.968
x = 3.656.968
15.000
x = 244
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Tulis
35
Alat tulis digunakan sebagai alat bantu mencatat, menulis dan
mengumpulkan data pada berkas rekam medis pasien rawat inap dengan
kasus severity level 1 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Pedoman Wawancara
3. Kamera
4. Alat Perekam
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
36
C. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir
Tahun 2018
No. Kegiatan
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust
1. Studi Pendahuluan
dan Pendidikan
2. Penyusunan
Proposal
3. Bimbingan
4. Seminar Proposal
5. Penyusunan Tugas
Akhir
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR
PELAKSANAAN
REKAM MEDIS PASIEN 2. Kualitas
PEMBAYARAN KLAIM BPJS pembayaran klaim A. Meningkatkan
RAWAT INAP DI RUMAH BPJS kualitas data entri
SAKIT UMUM PUSAT
dr. HASAN B. Penambahan
pegawai verikator
a. Membuat laporan
penunjang
b. catatan penting dari hasil-
3. Laporan hasil perikasaan
penunjang berdasarkan permintaan
dokter.
38
A. Hasil Penelitian
39
ini akan dijelaskan mengenai sejarah RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung :
40
Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, dimana nama tersebut diambil
sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur rumah sakit
yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih
mwnjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran (UNPAD).
51
Kegiatan utama Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai
Rumah Sakit rujukan adalah sebagai berikut :
53
Sejarah direktur yang pernah menjabat di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung adalah sebagai berikut:
54
a. Visi, Misi dan Tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1) Visi
2) Misi
3) Tujuan
1) Tugas
55
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan
dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian serta
upaya lainnya sesuai dengan kebutuhan.
2) Fungsi
56
1. Profil Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
b. Visi dan Misi Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
1) Visi
2) Misi
57
2) Fungsi Instalasi Rekam Medis RSUP Dr, Hasan Sadikin
Bandung
58
Mempunyai tugas menyelenggarakan pendaftaran pasien
rawat jalan, pengelolaan berkas rekam medis, penyimpanan dan
peminjaman berkas rekam medis serta pelaporan pasien rawat
jalan.
59
Mempunyai tugas menyelenggarakan pendaftaran pasien
rawat inpa, pengolahan berkas rekam medis, penyimpanan dan
peminjaman berkas rekam medis, memberikan pelayanan
pembuatan surat keterangan medis untuk keperluan asuransi, surat
keterangan dokter lainnya serta pelaporan pelayanan pasien rawat
inap khusus paviliun Parahyangan.
60
1. Gambaran ketepatan severity level I di RSUP Dr, Hasan
Sadikin Bandung
61
ataupun sebesar 22,71% dan yang paling rendah yaitu KSM Kulit dan
Kelamin sebanyak 24 berkas rekam medis ataupun sebesar 0,17%.
Tabel 4.2
Ketepatan Severity Level I tahun 2017
Persentase
Kelompok Staf Jumlah Tidak
No. Tepat
Medis Sampel Tepat Tidak
Tepat
tepat
62
dan tingkat ketepatan terendah terdapat pada KSM Bedah Syaraf dan
Kedokteran Jiwa sebanyak 0 berkas rekam medis ataupun sebesar 0%.
63
b. Ketidaklengkapan pengisian diagnosis sekunder yang dapat
menaikkan severity level.
c. Masih ditemukannya kodifikasi yang tidak lengkap dan tidak tepat.
A. Pembahasan
64
3500
3000 3122
2500 2415 2354
2000
1500 1627
1000 1189
750 736 617
500 434 202
0 174 104 24
Tabel 4.4
Ketepatan data severity level I berdasarkan SMF
Diagnosa Sekunder Tidak Tercatat Jumlah Persentase
65
Laboratorium Abnormal 108 44,08%
Malnutrisi 31 12,65%
108
120
100
80
60 31
40
20
0 9
al i
m
no
r ri s tat
Ab nut ca
a l r
m M te
ri u ak
ra
to
r tid
bo nd
e
La ku
Se
is
l in
sK
si
gno
a
Di
66
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa ketidaklengkapan
pengisian diagnosis sekunder dalam kasus laboratorium abnormal
sebanyak 108 berkas rekam medis ataupun sebesar 44,08%, dan kasus
malnutrisi sebanyak 31 berkas rekam medis ataupun sebesar 12,65% dan
diagnosis klinis sekunder lainnya sebanyak 9 berkas rekam medis ataupun
sebesar 3,67%.
Dari 245 berkas rekam medis yang diteliti, sebanyak 148 berkas
rekam medis ataupun sebesar 60,41% yang masih tidak lengkap dalam
pengisian diagnosis, dengan terisinya lengkap diagnosis sekunder dengan
kasus laboratorium abnormal, malnutrisi dan diagnosis klinis lainnya
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam severity level II ataupun severity
level III.
Berikut grafik jumlah berkas 245 dengan kasus severity level I setelah
dievaluasi kembali:
67
117
120
100
80 74
60
54
40
20
0
Severity Level I
Severity Level II
Severity Level III
Dapat dilihat perbandingan tarif real cost dari rumah sakit dengan tarif
INA-CBG yang sudah dievaluasi melalui simulasi INA-CBG. Berikut
dibawah ini tabel kualitas pembayaran klaim BPJS dan tarif Rumah Sakit;
Tabel 4.5
Kualitas Pembayaran Klaim BPJS
68
Kriteria Tarif
N Keteranga
INA- Selisih
O n
CBG Tarif INA-CBG Tarif RS
INA-
CBG RS Rp. Rp. Rp.
Selisih
1. (Sebelum 2.152.051.300,0 2.386.433.825,0 -234.382.525,0
Negatif
Groupin 0 0 0
g Ulang)
INA-
Rp. Rp. Rp.
CBG Selisih
2. 3.048.656.800,0 2.386.433.825,0 896.605.500,0
Penelitia Positif
0 0 0
n
69
a. Sistem rujukan berjenjang ataupun referral khususnya pasien-pasien
JKN belum berjalan optimal untuk penanganan kasus-kasus, baik di
PPK I, PPK II dan PPK III.
70
1. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembayaran klaim BPJS terkait severity level I di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
71
Mengingat severity level sangat penting terhadap kualitas pembayaran
klaim, maka coder harus memberikan laporan terkait sebaran severity
level kepada direktur medik dan direktur utama melalui bidang medik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan
bahwa evaluasi severity level I terhadap kualitas pembayaran klaim BPJS rawat inap di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai berikut :
1. Gambaran pasien dengan kasus severity level I di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung sebanyak 13.748 pasien. Dari 245 sampel berkas rekam medis
rawat inap JKN Non-PBI yang sudah tepat dalam pengelompokan severity
level I sebanyak 117 berkas rekam medis ataupun sebesar 47,76% dan
yang tidak tepat dalam pengelompokan severity level sebanyak 128 berkas
rekam medis ataupun sebesar 52,24%.
72
khususnya pasien-pasien JKN belum berjalan optimal untuk penanganan
kasus-kasus, baik di PPK I, PPK II dan PPK III, ketidaklengkapan
pengisian diagnosis sekunder yang dapat menaikkan severity level dan
masih diemukannya kodifikasi yang tidak lengkap.
4. Upaya yang telah dilakukan agar pengelompokan severity level tepat dan
kualitas pembayaran klaim optimal adalah sosialisasi tentang kelengkapan
73
penulisan diagnosis sekunder dan bukti penunjangnya melalui road show (sosialisasi) ke
setiap departemen bersama panitia rekam medis dan satgas klaim dan melakukan
koordinasi dengan DPJP terkait.
A. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan DPJP terkait tentang pengisian diagnosis sekunder yang
tidak lengkap dalam pengisiannya khususnya kasus severity level I.
3. Sebaiknya dialokasikan petugas rekam medis sebagai penanggung jawab koding klaim
disetiap ruangan untuk meningkatkan kualitas pembayaran klaim.
74
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta2008.
75
9. RS Hasan Sadikin Bandung. RS Hasan Sadikin Bandung 2019.
76