Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
2
[ ] ETIKA BISNIS
1. Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara
tidak wajar dan tidak legalmenyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan
untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya
Menurut para ahli Black’s Law Dictionary korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain
secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk
dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain.
Menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 korupsi yaitu “Setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonoman negara…”
Menurut Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 korupsi yaitu “Setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara”
Hubungan korupsi dengan etika bisnis dapat dipahami dalam kehidupan pemerintahan sebagai
suatu keadaan, di mana jika etika dipegang teguh sebagai landasan tingkah laku dalam
pemerintahan, maka penyimpangan seperti korupsi tidak akan terjadi
Korupsi dan etika bisnis merupakan satu kesatuan. Jika kita sudah memahami betul apa saja
yang harus diperhatikan dalam berbisnis, maka tindakan korupsi tidak mungkin dilakukan.tindakan
korupsi jelas – jelas melanggar etika bisnis, karena kegiatan tersebut sangatlah merugikan banyak
pihak. Intinya kita harusmengerti dulu apa saja etika dalam berbisnis, baru kita memulai bisnis.
Agar bisnis kita tidak melanggar peraturan.
Misalnya kode etik pada PNS yang merupakan norma-norma sebagai pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan PNS yang diharapkan dan dipertangung jawabkan dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya kepada bangsa, negara dan masyarakat dan tugas-tugas kedinasan, organisasinya
serta pergaulan hidup sehari-hari sesama PNS dan individu-individu di dalam masyarakat.
3
[ ] ETIKA BISNIS
Di Indonesia sering terjadi kasus korupsi. Penyebab terjadinya korupsi di karenakan beberapa faktor
diantaranya :
Dari faktor di atas dapat disimpulkan bahwa hidup selalu merasa kurang dan selalu tidak puas
dengansemua harta atau materi yang mereka punya. Oleh karena itu seseorang melakukan berbagai
cara agar kebutuhan hidupnya terpenuhi, seperti halnya korupsi. Dan ketika seseorang sudah
melakukan korupsi berbagaai dampak akan terjadi seperti :
4
[ ] ETIKA BISNIS
1. Kejujuran
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang juujur adalah salah satu
sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan di percaya
dalam kehidupan sosialnya (Sugono:2008)
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan penegakan inegeritas dari seseorang.
Tanpa adanya kejujuran musdtahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.Perilaku
mencontek, plagiarisme dan titip absen merupakan manifestasi ketidak jujuran yang pada akhirnya
memunculkan perilaku korupsi.
2. Kepedulian
5
[ ] ETIKA BISNIS
Nilai kepedulian mahasiswa harus mulai ditimbulkan sejak berada di kampus. Oleh karena itu,
upaya untuk mengembangkan sikap peduli dikalangan mahasiswa sebagai subjek didik sangat penting.
Hal tersebut dapat diwujudkan dengan:
3. Kemandirian
Kemandirian merupakan bentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Dengan karakter Kemandirian tersebut mahasiswa di tuntut untuk mengerjakan semua tanggung
jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi, 2004)
Muhammad Nuh berpendapat bahwa yang bisa membedakan siswa dan mahasiswa adalah
kedewasaan. Mahasiswa harus memegang 2 hal substansial, yakni tanggung jawab dan kemandirian.
Seseorang yang dewasa biasanya memiliki sikap 3R (Reliable, Responsible, dan Reasonable). Reliable
artinya dapat diandalkan, responsible yaitu orang yang selalu bertanggung jawab apa yang diperbuat
serta siap menanggung resiko apapun yang dihadapi, dan reasonable artinya apapun yang dilakukannya
harus dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas.
4. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (Sugono,2008). Disiplin adalah kunci
keberhasilan semua orang, ketekunan, dan konsisten untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kapatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplan tidak akan terjerumus ke dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara mudah.
Nilai kedisiplinan pada mahasiswa dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk mengatur dan
mengelolah waktu untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus.
Kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan sesuatunya tepat
waktu, dan fokus pada perkuliahan.
5. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya atau kalau terjadi apa-apa
boleh dituntut , dipersalahkan dan diperkarakan (Sugono,2008)
6
[ ] ETIKA BISNIS
Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan meiliki kecenderungan menyelesaikan
tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Seseorang yang dapat
menunaikan tanggung jawabnya sekecil apapun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan dari
orang lain.
Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk: Menyiapkan
masa depan dengan baik, memiliki sikap yang baik
6. Kerja keras
Bekerja keras dapat didasari dengan adanya kemauan. Kemauan menimbulkan asosiasi dengan
keteladanan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, dan pantang mundur
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.
Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : dalam
melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar dan
mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguh-sungguh.
7. Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhan yang semestinya tanpa berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup yang sederhana,
seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai kemampuannya. Selain itu seseorang
yang bergaya hidup sederhana juga akan memperioritaskan kebutuhan diatas keinginannya dan tidak
tergoda untuk hidup dengan gemilang kemewahan. Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yang
menjadi modal kehidupannya.
Mahasiswa dapat menerapkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari, baik dikampus
maupun diluar kampus, misalnya : dengan hidup sesuai kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan
8. Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran,
berani mengaku kesalahan, berani bertanggungjawab, dan berani menolak kebatilan. Ia tidak akan
menoleransi adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendiri dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dengan kehidupan dikampus. Antara lain
dapat diwujudkan dalam bentuk:
9. Keadilan
7
[ ] ETIKA BISNIS
Adil adalah sama berat, tidak berat sebalah, tidak memihak. Keadialn adalah penilaian dengan
memberikan kepada siapapun sesuai apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan
tidak melanggar hukum. Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang dia
upayakan. Jika ia seorang pemimpin, ia akan memberiakan kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya, ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de facto)
maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level
lembaga.
2. TRANSPARANSI
Tranparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (Prasojo, 2007) Dalam
prosesnya, terdapat lima proses dalam transparansi, yaitu penggaran, penyusunan kegiatan,
pembahsan, pengawasan, dan evaluasi.
3. KEWAJARAN
1) Komprehensif
Mempertimbangkan semua aspek, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran, dan tidak
melampaui batas (off budget). Hal ini dimaksudkan agar anggaran dapat dimanfaatkan
sewajarnya.
2) Fleksibilitas
Tersedianya kebijakan tertentu untuk mencapai efesiensi dan efektivitas (prinsip tak tersangka,
perubahan, pergerakan, dan disentrilisasi manajemen)
3) Terprediksi
Ketetapan dalam perencanaan berdasarkan asas value for money dengan tujuan untuk
menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Adanya anggaran yang terprediksi
merupakan cerminan dari prinsip kewajaran dalam proses pembangunan.
4) Kejujuran
Merupakan bagian utama dari prinsip kewajaran. Kejujuran adalah tidak adanya bias perkiraan
penerimaan atau pengeluaran yang disengaja yang berasal dari pertimbangan teknis maupun
politis.
5) Informatif
8
[ ] ETIKA BISNIS
Informatif merupakan ciri dari kejujuran. Sistem informasi pelaporan yang teratur dan
informatif adalah dasar penilain kinerja, kejujuran, dan proses pengambilan keputusan.
Pemerintah yang informatif merupakan pemerintah yang telah bersikap
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang
dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan
undang-undang anti korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi,
undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan
anggaran negara oleh para pejabat negara.
Berikut beberapa macam cara upaya pemerintah dalam melanjutkan tingkat jumlah pemberantasan korupsi di
Indonesia:
1. Upaya Pencegahan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi adalah melalui
tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki benteng diri yang kuat
guna terhindar dari perbuatan yang mencerminkan tindakan korupsi di dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Upaya pencegahan tindakan korupsi dilakukan oleh permerintah berdasarkan nilai-nilai dasar Pancasila agar
dalam tindakan pencegahannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dari Pancasila itu sendiri. Adapun tindakan
pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melakukan upaya pemberantasan korupsi di wilayah
negara Indonesia diantaranya:
9
[ ] ETIKA BISNIS
Jika pemerintah telah berupaya sedemikian rupa melakukan tindakan pencegahan korupsi dalam
penemerimaan aparatur negara tapi masyarakat masih memberikan peluang terjadinya korupsi, usaha
pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menjadi sia-sia. Selain itu, jika perilaku masyarakat
yang memberikan peluang terjadinya tindakan korupsi dalam penerimaan pegawai diteruskan, maka tidak
dapat dipungkiri praktik tindakan korupsi akan berlangsung hingga dapat menimbulkan konflik diantara
masyarakat maupun oknum pemerintah.
2. Upaya Penindakan
Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Dalam
pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga independen pemberantasan
korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan yang dilakukan oleh KPK semenjak KPK
berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang dapat disebut sebagai hasil yang memaksimalkan. Upaya
penindakan yang dilakukan oleh KPK terhadap tindak pidana korupsi merupakan upaya yang tidak main-main
dan tidak pandang bulu.
Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga independen ini tanpa
terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan lembaga peradilan dalam menegakkan
keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses
peradilan dilakukan sesuai dengan mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan
undang-undang yang berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui KPK terhadap pelaku tindak
pidana korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya dan secara tidak langsung
memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk melakukan tindak pidana korupsi baik itu di
dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan sehari-hari.
10
[ ] ETIKA BISNIS
3. Upaya Edukasi
Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi adalah upaya yang
dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jenis yaitu
pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses edukasi, masyarakat diberikan pendidikan anti
korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya korupsi bagi negara-negara khususnya negara
Indonesia.
Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam pemberantasan korupsi
juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya
maupun bagi masyarakat umum terhadap cara pemberantasan korupsi dari dalam diri masing-masing. Upaya
edukasi yang dilakukan oleh pemerintah juga termasuk sebagai upaya membangun karakter bangsa di era
globalisasi untuk memberantas pertumbuhan budaya korupsi yang dapat merugikan kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
Negara mengeluarkan 3 produk hukum tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yaitu: UU No
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No 28 Tahun 1999
tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Kesimpulan dari ketiga UU yang menyangkut pemberantasan tindak pidana korupsi ini
merupakan lex specialis generalis. Materi substansi yang terkandung didalamnya antara lain :
11
[ ] ETIKA BISNIS
1. Memperkaya diri/orang lain secara melawan hokum (Pasal 2 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999). Jadi, pelaku
tindak pidana korupsi tersebut adalah setiap orang baik yang berstatus PNS atau No-PNS serta korporasi
yang dapat berbentuk badan hokum atau perkumpulan.
2. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi
3. Dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.
4. Adanya oenyakahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana (Pasal 3 UU N0.31 Tahun 1999).
5. Menyuap PNS atau Penyelenggara Negara (Pasal 5 UU No.20 Tahun 2001).
6. Perbuatan curang (Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2001).
7. Penggelapan dalam jabatan (Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2001)
12