Panas Bumi
Disusun oleh :
Kelompok 6
Difa (08031381924073)
M. Afif Hadiansyah (08031381924054)
Siska Mondani (08031281924044)
1
BAB I
PENDAHULUAN
B Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari sumber energi panas bumi?
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi energi panas bumi?
c. Apa pembangkit listrik tenaga energi panas bumi
d. Apakah konsep energi panas bumi?
e. Apa sumber energi panas bumi?
f. Apa saja manfaat sumber energi panas bumi?
g. Apa dampak energi panas bumi terhadap lingkungan?
2
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah sumber energi panas bumi ini adalah untuk menyelesaikan tugas
pengantar energi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas
bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara,
sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi
listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW. Kapasitas
di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar di Amerika
Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia. India sudah mengumumkan
rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di
Chhattisgarh.
Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi panasnya
jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi karbondioksida pembangkit
listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik,
kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.
Indonesia dikaruniai sumber panas Bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di
Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak mempunyai
potensi panas Bumi.
Untuk membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di
daerah yang memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan
dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin
uap yang tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi, dapat
langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.
Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim.
Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya membutuhkan
area seluas antara 0,4 - 3 hektar. Sedangkan pembangkit listrik tenaga uap lainnya membutuhkan
area sekitar 7,7 hektar. Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan
eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas
bumi.
4
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang terlempar dari
matahari, karena itu bumi masih memiliki inti yang panas sekali dan meleleh. Bumi juga
mengandung banyak bahan radioaktif seperti uranium -23x, uranium 2s51 dan thorium –r3r.
Sebagaimana halnya dalam inti sebuah reaktor nuklir, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini
membangkitkan jumlah panas yang tinggi yang berusaha untuk keluar dan mencapai permukaan
bumi. Semua energi panas bumi ini sering tampak dipermukaan bumi dalam bentuk semburan air
panas, uap panas, dan sumber air belerang.
Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut: air panas yang
berasal dari sumur akan disalurkan ke separator, oleh separator air dengan uap dipisah, kemudian
uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu:
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistem double flash adalah 15-20% lebih produktif dengan
sumur yang sama dibanding dengan simple flash. Uap yang keluar dari sumur sering
mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak
begitu murni, zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, H2S, dan NH4. pengotor ini akan
mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
5
- m = Massa zat (kg)
- c = Kalor jenis zat (joule/kg ˚c)
- Δt = Perubahan suhu (˚c)
6
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa litosfer sebenarnya bukan merupakan permukaan
yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng tipis dan kaku
Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan batuan setebal 64 – 145 km yang
mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahan-lahan dan
menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak memisah sementara di beberapa tempat
lainnya lempeng-lempeng saling mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah
lempeng lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan panas akibat
gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai temperatur tinggi
(proses magmatisasi).
Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer di bawah permukaan
bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber panas tersebut hingga ke pemukaan. Hal
ini menyebabkan tejadinya perubahan temperatur dari bawah hingga ke permukaan, dengan
gradien temperatur rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng (di daerah
penujaman) harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga rata-rata tersebut. Hal ini
menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih besar dari gradien tempetatur
rata-rata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di suatu tempat di Lanzarote (Canary
Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan
dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm.
Pada dasarnya sistim panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu
sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan
panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi
terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara
konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu
mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak
dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air
menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas
bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air
atau arus konveksi.
Terjadinya sumber energi panasbumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan oleh
Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu
lempeng Pasifik, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara
7
ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi
terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara lempeng India-Australia
di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman
(subduksi) di kedalaman 160 – 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman
sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses
magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa
atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada
kedalaman yang lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair
dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api
yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan
terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan
menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam
batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.
8
berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada
fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap
akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang
kemudian dialirkan ke turbin.
Untuk kandungan panas atau cadangan yang relatif kecil, namun mempunyai suhu yang
cukup tinggi untuk dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik, bisa digunakan untuk pembangkit
listrik berskala kecil dengan kapasitas terpasang antara 1-5 MW. Di beberapa tempat pembangkit
dibangun dengan kapasitas kecil, seperti di Fang Thailand yang berkapasitas 300 kW.
Hotel Internasional Kirishima di Jepang termasuk unik dalam memanfaatkan tenaga panas
bumi, selain untuk pemandian uap, hotel ini juga memiliki pembangkit tenaga panas bumi skala
kecil (100kW) yang dibangun pada tahun 1983 dan masih digunakan sampai sekarang. Hotel ini
juga menggunakan uap dari sumur panas bumi untuk pemanas dan penyejuk ruangan.
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi terletak di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara dan
Maluku berpeluang untuk pengembangan listrik pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi
skala kecil (<10 MW) dimanfaatkan untuk listrik pedesaan disamping untuk keperluan
pertanian/perkebunan dan industri kecil.
Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan energi listrik pada tahun
1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004 sebesar 27.284 MW.
Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa manfaat lainnya dibandingkan
sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan
tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
9
E. Dampak Energi Bumi Terhadap Lingkungan
Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal keramahannya terhadap
lingkungan dibanding energi yang lain. Energi panas-bumi dapat menghasilkan:
1. Tenaga listrik langsung di lokasi,
2. Dengan biaya relatif rendah,
3. Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya.
4. Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air
disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah.
5. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan
merusak atmosfer.
6. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak
memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas
buangan berbahaya akibat pembakaran.
Ungkapan bahwa panas bumi tidak mencemari lingkungan disebabkan sebagian besar
problem yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi, dan pencemaran ini lebih bersifar
lokal. Meskipun demikian gas-gas yang terkandung, antara lain gas hidrogen sulfida (H2S),
perlu mendapat perhatian.
Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya lebih menonjol untuk
pembangkitan tenaga listrik, sebenarnya energi panas-bumi juga dapat memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan, seperti: polusi suhu, penurunan permukaan tanah, dan tumpang
tindih lahan.
Berikut tabel dampak baik dan buruk dari energi panas bumi dan pembangkit listriknya
Dampak Baik Dampak Buruk
Tenaga listrik langsung di lokasi, Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa
Dengan biaya relatif rendah, campuran beberapa gas, diantaranya karbon
Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S),
menciptakan limbah yang berbahaya. metana (CH4), dan amonia (NH3).
Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah Pencemar-pencemar ini jika lepas ikut
di daerah tersebut karena sisa buangan air memiliki andil pada pemanasan global, hujan
disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang asam, dan bau yang tidak sedap serta beracun.
jauh dari lapisan aliran air tanah. Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada
Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air saat ini mengeluarkan rata-rata 40 kg CO2 per
sehingga tidak mengotori udara dan merusak megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil
atmosfer. dari emisi pembangkit berbahan bakar fosil
Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun konvensional.
10
tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak Pembangkit yang berada pada lokasi dengan
memerlukan bahan bakar, tidak seperti tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia
pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki yang mudah menguap, biasanya dilengkapi
gas buangan berbahaya akibat pembakaran. dengan sistem kontrol emisi untuk mengurangi
gas buangannya.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi secara
teoritis dapat menyuntikkan kembali gas-gas
ini ke dalam bumi sebagai bentuk penangkapan
dan penyimpanan karbon.
Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber
panas bumi mungkin juga mengandung
sejumlah kecil bahan kimia beracun, seperti
merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-
garam kimia. Bahan-bahan kimia ini keluar
dari larutan saat air mendingin dan dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan jika
dilepaskan. Praktek modern menyuntikkan
kembali fluida panas bumi ke dalam bumi
untuk merangsang produksi, memiliki manfaat
sampingan mengurangi bahaya lingkungan ini.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembahasan energi panas-bumi dalam penyediaan energi diatas menghasilkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Energi panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti kebutuhan sumber energI
berbahan bakar fosil untuk pembangkitan tenaga listrik.
2. Potensi energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk
pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan kemungkinan penjualan energi listrik ke
negara tetangga terdekat.
3. Dampak terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan tidak ada. Hal ini
dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh sistim pemanfaatan energi panas-bumi yang
dipergunakan.
12
SOAL TENTANG ENERGI PANAS BUMI
2. Yang tidak termasuk dalam manfaat dari energi panas bumi adalah…..
a. hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
b. mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan
tempat penyimpanan energi (energy storage)
c. tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
d. biaya awal yang dibutuhkan sangat tinggi
3. Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas yang berasal dari
kedalaman bumi yang berada di bawah daratan antara……
a. 32-40 km
b. 33-40 km
c. 34-45 km
d. 35-40 km
4. Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas yang berasal dari
kedalaman bumi yang berada di bawah lautan antara…..
a. 10- 12 km
b. 10-13 km
13
c. 10-14 km
d. 10-15 km
14