Pemeriksaan analisis urin rutin dilakukan untuk mendeteksi dan memantau kelainan
intrinsik dari ginjal dan saluran kencing, atau perubahannya sekunder akibat penyakit lain.
Hematuria dapat merupakan petunjuk adanya infark ginjal yang terjadi sekunder akibat
emboli dari jantung bagian kiri atau suatu endokarditis bakterialis. Hematuri juga dapat
terjadi sekunder akibat necrotizing arteritis pada hipertensimalikna, penyakit kolagen atau
obat antikoagulansia. Proteinuria ringan atau sedang sering ditemukan pada penderita gagal
ginjal kongestif, dan akan bertambah pada gagal jantung yang berat dan disertai dengan
penurunan glumerulo filtration rate dan aliran darah ke ginjal yang nyata.
Urobilinogen dalam urine juga akan meningkatkan penderita gagal jantung. Adanya
silinder eritrosit dalam sedimen urine menunjukkan adanya glomerulonefritis akut, lubus
eritematus, atau endokarditis bakterial. Leukosit mungkin ditemukan pada penderita dengan
gagal jantung kongestif ringan.
2) Laboratorium Spesifik.
Pemeriksaan laboratorium yang spesifik ini hanya dilakukan pada penyakit jantung dan
pembuluh darah tertentu sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosis.
a. Enzim Jantung.
Pemeriksaan laboratorium khusus tertentu seperti kadar enzim jantung dalam darah
diperlukan untuk menegakkan diagnosa infark miokard akut. Otot miokard yang megalami
kerusakan akan melepaskan beberapa enzim spesifik sehingga kadarnya dalam serum
meningkat. Peningkatan kadar enzim ini juga akan ditemukan pada penderita setelah operasi
jantung, kardiofersi elektrikal, trauma jantung atau perikarditis.
b. Kreatin fosfokinase.
Pada infark miokard akut konsentrasi CK dalam serum akan meningkat dalam waktu
enam sampai delapan jam setelah onset infark, mencapai puncaknya setelah 24 jam dan turun
kembali ke normal dalam waktu 3-4 hari. Pemeriksaan ini tidak terlalu spesifik untuk
kerusakan otot miokard karena enzim ini juga terdapat dalam paru – paru, otot skelet, otak,
uterus, saluran pencernaan dan kelenjar tiroid, sehingga kerusakan pada organ – organ
tersebut akan meningkatkan kadar CK dalam darah.
c. CK – MB.
CK – MB adalah jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan yang terutama otot,
miokardium, dan otak. CK – MB ini mampu memberikan informasi yang tepat tetapi kadang
– kadang menimbulkan hasil positif palsu pada cedera otot lainnya. Hal ini dapat di jumpai,
misalnya pada pelari marathon atau pasien dengan distrofi otot yang menghasilkan CK – MB
di otot rangka, atau pasien dengan gagal ginjal yang mengalami gangguan mengeluarkan CK
– MB dan mioglobin dari sirkulasi.
CKMB ini merupakan isoenzim dari CK atau CPK, memiliki tingkat spesifitas yang
lebih tinggi dari CPK. CKMB akan meningkat selama 3 – 6 jam setelah terjadi serangan
jantung, mencapai puncak dalam 12 – 24 jam, dan kembali normal dalam 48 – 72 jam. Selain
itu karena serangan jantung, CKMB juga meningkat pada miokarditis, gagal jantung, dan
trauma pada otot jantung.
Yang terpenting adalah mengetahui kapan kedua enzim ini akan meningkat, kapan
puncaknya, dan kapan akan kembali normal, sehingga pemeriksaan yang dilakukan memiliki
nilai diagnostik dan tidak sia – sia dilakukan. Contohnya, akan percuma jika dilakukan
pemeriksaan CKMB pada hari ke empat setelah serangan jantung.
d. Troponin.
Troponin adalah protein spesifik yang ditemukan dalam otot jantung dan otot rangka.
Bersama dengan trompomiosin, tromponin, mengatur kontraksi otot. Kontraksi otot terjadi
karena pergerakan molekul miosin disepanjang filamen aktin intrasek. Troponin terdiri dari 3
polipeptida yaitu :
1. Troponin C (TnC) dengan berat molekul 18.000 dalton, berfungsi mengikat dan mendeteksi
ion kalsium yang mengatur kontraksi.
2. Troponin T (TnT) dengan berat molekul 24.000 dalton, suatu komponen inhibitorik yang
berfungsi mengikat aktin.
3. Troponin I (TnI) dengan berat molekul 37.000 dalton yang berfungsi mengikat tropomiosin.
Dari tiga polipeptida tersebut, hanya bentuk troponin I (cTnI) dan troponin T (cTnT) yang
ditemukan didalam sel – sel miokardium, tidak pada jenis otot lain.
Uji troponin digunakan untuk membantu mendiagnosis serangan jantung, untuk
mendeteksi dan mengevaluasi cedera miokardium, dan untuk membedakan nyeri dada karena
serangan jantung atau mungkin penyebab lainnya. Troponin adalah tes yang lebih spesifik
untuk serangan jantung daripada tes lainnya (yang mungkin menjadi positif pada cedera otot
rangka ) dan tetap tinggi untuk jangka waktu beberapa hari setelah serangan jantung.
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah :
1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru).
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malign, granuloma, infeksi (pneumoniae),
vascular infarct, varix. Kecepatan pertumbuhan, klasifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa
membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat multiple.
2. Kavitas.
Yaitu struktur lubang berdinding didalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli
paru, infeksi staphllococcus, aureus, tuberculosis, bakteri anaerob dan jamur dan wegener’s
granulomatosis.
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat
terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseasse dan lymphangioleiomyomatosis.
Langkah – langkah Pembuatan Foto Thorax :
a. Persiapan Alat dan Bahan.
1) Meja pemeriksaan.
2) Film, kaset.
3) Marker dan asesoris lain.
4) Pesawat rontgen.
b. Indikasi Pemeriksaan.
Indikasi dilakukannya foto torak antara lain :
1) Infeksi traktus respiratorius bawah, misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia.
2) Batuk kronis.
3) Batuk berdarah.
4) Trauma dada.
5) Tumor.
6) Nyeri dada.
7) Metastase neoplasma.
8) Penyakit paru akibat kerja.
9) Aspirasi benda asing.
c. Persiapan Pemeriksaan.
1) Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan.
2) Memilih tekhnik radiografi yang tepat.
3) Memberikan instruksi kepada pasien.
d. Posisi Pemeriksaan.
1) Posisi PA (Postero Anterior).
Pada posisi ini film diletakkan didepan dada, siku ditarik kedepan supaya skapula tidak
menutupi parenkim paru.
2) Posisi AP (Antero Posterior).
Dilakukan pada anak – anak atau pada pasien yang tidak kooperatif. Film diletakkan
dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat lebih
besar dari posisi PA.
C. Elektrokardiogram (EKG).
Adalah pemeriksaan penunjang jantung tertua, sejak permulaan abad 20. Pemeriksaan
EKG ini sangat penting dan tak tergantikan dengan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang lebih
baru.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
Sistem Konduksi Listrik Jantung.
Jantung dapat melakukan fungsinya sebagai pompa atau melakukan kontraksi dengan
baik, hal ini disebabkan jantung memiliki 3 hal, yaitu:
1. Penghasil listrik sendiri yang otomatis (pacemaker).
Jantung penghasil listrik otomatis ini terdiri atas 3 komponen, yakni nodus SA, nodus AV,
dan serabut Purkinje.
2. Konduksi listrik
Konduksi atau perambatan listrik yang terjadi di jantung secara sistematis dimulai dari
nodus SA, nodus AV, His, cabang berkas kiri dan kanan, serta berakhir di serabut Purkinje.
3. Miokardium (otot-otot jantung).
Otot-otot jantung akan mengalami kontraksi bila terjadi perubahan muatan listrik di dalam
sel miokard yang dinamakan depolarisasi, sedangkan peristiwa kembalinya muatan listrik di
dalam sel-sel miokard menjadi keadaan seperti semula dinamakan repolarisasi. Selanjutnya,
akan menghasilkan relaksasi kembali dinding miokradium.
a. Nodus sinoatrial (Nodus SA).
Nodus SA terletak di atrium kanan di dekat muara vena kava superior. Pada keadaan
normal, nodus ini mampu menghasilkan impuls listrik sebesar 60-100 kali per menit. Sesuai
sifatnya sebagai sel pacemaker, nodus SA mampu menghasilkan impuls dengan sendirinya.
b. Nodus atrioventrikuler (Nodus AV).
Nodus AV terletak di dalam dinding septum atrium atau sekat antara atrium kanan dan
kiri, tepatnya di atas katup trikuspidalis di dekat muara sinus koronarius, dan dalam keadaan
normal mampu menghasilkan impuls 40-60 kali per menit.
c. Berkas his.
Berkas his memiliki fungsi sebagai pengantar impuls listrik dari nodus AV. Berkas his
terbagi menjadi cabang berkas kiri (left bundle branches, LBB) dan berkas kanan (right
bundle branches, RBB). LBB terbagi menjadi:
1) Fasikulus posterior menghantarkan impuls listrik ke ventrikel kiri bagian inferior dan
posterior.
2) Fasikulus anterior menghantarkan impuls ke ventrikel kiri bagian anterior dan superior. RBB
menghantarkan impuls listrik dari berkas his ke ventrikel kanan.
d. Serabut bachman.
Serabut bachman merupakan jalur yang menghubungkan impuls listrik dari atrium kanan
dengan atrium kiri.
e. Serabut Purkinje.
Serabut purkinje terletak di dalam endokardium dan merupakan akhir dari perjalanan
impuls listrik untuk disampaikan ke endokardium agar terjadi depolarisasi di kedua ventrikel.
Serabut purkinje secara normal mampu menghasilkan impuls 20-40 kali per menit.
Tujuan dari pemeriksaan EKG yaitu untuk menilai kerja jantung, apakah normal atau
tidak normal. Beberapa hal yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG adalah :
1. Laju (kecepatan) denyut jantung.
2. Ritme denyut jantung.
3. Kekuatan dan sinyal listrik saat melewati masing – masing bagian jantung.
Kegunaan pemeriksaan EKG yaitu :
1. Memeriksa aktivitas elektrik jantung.
2. Menemukan penyebab nyeri dada, yang dapat disebabkan serangan jantung, inflamasi
kantung sekitar jantung (perikarditis), atau angina.
3. Menemukan penyebab gejala penyakit gejala penyakit jantung, seperti sesak napas, pusing,
pingsan, atau detak jantung lebih cepat atau tidak beraturan (palpitasi).
4. Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung terlalu tebal.
5. Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang dicangkok dalam jantung, misalnya pacemaker,
bekerja dengan baik untuk mengendalikan denyut jantung.
6. Memeriksa kesehatan jantung pada penderita penyakit atau kondisi tertentu, seperti
hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes.
Indikasi Pemeriksaan EKG :
1. Pasien dengan kelainan irama jantung.
2. Pasien dengan kelainan miokard seperti infark.
3. Pasien dengan pengaruh obat – obat jantung terutama digitalis.
4. Pasien dengan pembesaran jantung.
5. Pasien Perikarditis.
6. Pasien dengan kelainan penyakit inflamasi pada jantung.
7. Pasien diruang ICU
8. Pasien dengan gangguan elektrolit.
Persiapan pemeriksaan EKG :
1. Mesin EKG.
2. Kabel untuk sumber listrik.
3. Kabel untuk bumi (ground).
4. Kabel elektroda ekstremitas dan dada.
5. Jelly.
6. Kertas tissue.
7. Kapas Alkohol.
8. Kertas EKG.
9. Spidol.
Persiapan pemeriksaan EKG pada pasien :
1. Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG.
2. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
3. Cara menempatkan elektrode sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien disekitar
pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
4. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan.
5. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
6. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai kebahu
kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
7. Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
1) Merah (RA/R) lengan kanan.
2) Kuning (LA/L) lengan kiri.
3) Hijau (LF/F) tungkai kiri.
4) Hitam (RF/N) tungkai kanan (sebagai ground).
5) Hubungkan kabel dengan elektroda :
a. Kabel merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan kanan.
b. Kabel kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan kiri.
c. Kabel hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kiri.
d. Kabel hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kanan.
8. Bersihkan pula permukaan kulit di dada klien yang akan dipasang elektroda prekordial
dengan kapas alkohol dan beri jelly pada setiap elektroda, pasangkan pada tempat yang telah
dibersihkan.
9. Hubungkan kabel dengan elektroda :
1) C1 : untuk Lead V1 dengan kabel merah di ruang interkostal IV garis sternal kanan.
2) C2 : untuk Lead V2 dengan kabel kuning di Ruang interkostal IV garis sternal kiri.
3) C3 : untuk Lead V3 dengan kabel hijau di Pertengahan antara V2 dan V4.
4) C4 : untuk Lead V4 dengan kabel coklat di Ruang interkostal V garis midklavikula kiri.
5) C5 : untuk Lead V5 dengan kabel hitam di Sejajar V4 garis aksila depan.
6) C6 : untuk Lead V6 dengan kabel ungu di Sejajar V4 garis mid-aksila kiri. Pada C2 dan C4
merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II.
10. Cara merekam EKG.
1) Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2) Periksa kembali standarisasi EKG.
3) Kalibrasi 1 mv (10mm).
4) Kecepatan 25 mm/detik. Setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol run atau
start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali berturut-turut dan
diperiksa apakah 10 mm.
5) Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut
yaitu sandapan (lead) I,II,III,aVR,aVL,VI,V2,V3,V4,V5,V6. Setelah pencatatan, tutup
kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG.
6) Rapikan pasien dan alat-alat.
7) Catat dipinggir kiri atas kertas EKG :
a) Nama Pasien.
b) Umur.
c) Tanggal atau Jam.
d) Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah.
8) Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.
9) Hal – hal penting yang harus diperhatikan :
a) Status kesehatan klien, pantau setiap saat.
b) Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar.
c) Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan tidak mengobrol, karena akan
mempengaruhi hasil EKG.
10) Hal – hal penting yang harus dicatat :
a) Nama Pasien.
b) Status Klien (usia,jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tekanan darah).
c) Tanggal atau jam.
d) Dokter yang merawat.
e) Yang membuat perekaman pada kiri bawah.
f) Rekam medik pasien.
g) Frekuensi jantung permenit.
h) Irama jantung.
i) Gelombang P.
j) Interval P.
k) Kompleks QRS.
l) Kelainan EKG yang ditemukan.
D. Pemeriksaan Ekokardiografi.
Yaitu salah satu tekhnik pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara
dengan frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran struktur dan fungsi jantung
dilayar monitor.
Pemeriksaan fisik ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga secara tekhnis relatif lebih
mudah dilakukan terhadap bayi, anak – anak, dan orang dewasa. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi gerakan otot – otot jantung baik yang normal maupun yang abnorma seperti pada
keadaan akibat serangan jantung. Pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan.
Echocardiografi akan dapat mengidentifikasikan berbagai kelainan struktur jantung termasuk
kelainan katup dan beberapa kebocoran (defek) di sekat – sekat jantung. Keluar masuk
pembuluh darah baik yang normal maupun abnormal dapat tervisualisasi dengan baik.
Walaupun demikian pada kelainan bawaan yang kompleks sekali dan sulit, tidak jarang
masih diperlukan pemeriksaan katerisasi jantung sebelum dilakukan tindakan. Dokter akan
merekomendasikan pemeriksaan echocardio jika ditemukan gejala dan penyakit jantung.
Pada orang dewasa umumnya bila ada gejala sakit dada, sesak nafas dan tanda – tanda gagal
jantung. Bayi dan anak – anak yang dicurigai menderita jantung bawaan yaitu seperti PDA,
VSD, ASD, TOF, dan lain – lain.
Echocardiography dapat memberikan informasi tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Pembesaran jantung(kardiomegali) yang dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi, kebocoran
katup jantung atau gagal jantung.
2. Keadaan otot-otot jantung yang lemah atau jantung tidak dapat memompa darah dengan
sempurna. Kelemahan otot jantung dapat terjadi akibat tidak memperoleh aliran darah dengan
baik karena penyakit jantung koroner.
3. Kelainan struktur jantung seperti yang terdapat pada penyakit jantung bawaan seperti pada
kebocoran sekat-sekat jantung.(VSD,ASD) kelainan katup dan pembuluh darah besar serta
berbagai kelainan yang telah ditemukan sejak janin dalam kandungan.
4. Evaluasi atau pemantauan selama dilakukan tindakan operasi jantung atau selama prosedur
intevensi.
5. Adanya tumor di dalam jantung atau gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke.
6. Ditemukan bising jantung (murmur) baik pada anak maupun orang dewasa.
7. Pada demam rematik dan penjakit jantung rematik.
Cara Pemeriksaan Echocardiografi yaitu :
a) Pasien berbaring dengan tenang ditempat tidur, dan pada bayi sebaiknya dalam pangkuan
ibunya.
b) Menggunakan Jelly yang diletakkan diujung ‘probe’ dengan gelombang suara frekwensi
tinggi untuk memperoleh visualisasi gambaran struktur jantung termasuk katup jantung.
Pemeriksaan ini tidak menggunakan sinar-X.
c) Sambil dilakukan pemeriksaan pasien dapat melihat atau menyaksikan di layar monitor dan
pemeriksa dapat memberi penjelasan singkat.
Secara umum ada 4 jenis Ecocardiography yang sering dilakukan yakni :
a) Transthoracal Echocardiography (TTE).
Merupakan salah satu jenis Echocardiography yang paling sering dilakukan. Tidak
terasa sakit. alat transduser diletakan dibeberapa tempat tertentu diatass dinding dada dengan
mengirimkan gelombang suara yang dikonversi oleh komputer menjadi gambar yang terlihat
digambar monitor.
b) Transsesophageal Echocardiography (TEE).
Digunakan untuk melihat secara teliti struktur yang lebih dalam seperti aorta dan
septum atrium atau katup-katup jantung pada saat operasi atau pada saat dilakukan tindakan
intervensi penutupan ASD atau VSD. Transduser dimasukan dan didorong melalui mulut
kemudian sampai ke oesophagus. Oleh karena berada pada posisi yang cukup dekat
kejantung maka gambaran yang terlihat akan lebih jelas dan akurat dibandingkan dengan
hasil TTE.
c) Fedal Echocargraphy (janin).
Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai janin dengan resiko atau
dicurigai menderita penyakit jantung bawaan.Biasanya dapat dilakukan mulai kehamilan 18 –
22 minggu.
d) Stress Echocargraphy.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan exercise atau makan obat untuk meningkatkan
fungsi dan denyut jantung. Beberapa kelainan atau penyakit jantung koroner lebih mudah
didiagnosis dengan teknik ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Pemeriksaan diagnostik pada sistem kardiovaskuler ini dibagi menjadi beberapa
pemeriksaan yaitu pemeriksaan test laboratorium, pemeriksaan radiografi, pemeriksaan EKG,
pemeriksaan echocardiografi.
Pemeriksaan test laboratorium sendiri dibagi menjadi 2 yaitu pemeriksaan
laboratorium rutin dan pemeriksaan spesifik.
Pemeriksaan radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan
menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat didalam rongga dada.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.
Pemeriksaan Ekokardiografi yaitu salah satu tekhnik pemeriksaan diagnostik yang
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran
struktur dan fungsi jantung dilayar monitor.
B. SARAN.
Berdasarkan hasil penyusunan makalah ini, maka dapat dibuat saran sebagai berikut :
Penulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku dengan tahun dan penerbit
terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam pembuatan makalah ini dan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan terutama dengan pembuatan asuhan keperawatan dalam
praktek maupun teori.
Bagi perawat supaya dapat meningkatkan mutu pelayanan, lebih ramah lagi terhadap
pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ruhyanudin,Faqih.2006.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskule.Malang : UMM Pres