Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidi-
kan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk member-
dayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manu-
sia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tan-
tangan zaman yang selalu berubah. Peran guru sangat fundamental
dan strategis dalam mewujudkan generasi emas bangsa. Pemerintah
memberlakukan kurikulum baru tahun ajaran 2013/2014, untuk
disebut Kurikulum 2013. Berdasarkan Kurikulum 2013 kegiatan
pembelajaran diharapkan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific
approach) serta berbasis kontekstual. Pendekatan ilmiah (scientific
approach), dapat diperkuat dengan menerapkan model pembelajaran
inquiry (Permendikbud, 2016).
Arah pengembangan kurikulum 2013 adalah (1) karakteristik
penguatan, (2) menggunakan pendekatan saintifik melalui menga-
mati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasi,
(3) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran, (4) menuntun siswa untuk mencari tahu,
bukan diberi tahu, (5) menekankan kemampuan berbahasa sebagai
alat komunikasi, berfikir logis, sistematis, dan kreatif, (6) mengukur
tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi, (7) menekan-

1
2

kan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam


(bukan sekedar hafalan), (8) mengukur proses kerja siswa, bukan
hanya hasil kerja siswa, dan (9) menggunakan portofolio pembela-
jaran siswa. Kurikulum 2013 syarat akan pengimplementasian
paradigma pembelajaran positivistik di mana (1) siswa adalah subyek
dalam belajar, (2) siswa diminta untuk selalu bernalar dalam belajar
dengan tuntutan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) pada
level 4, 5, dan 6, yakni dari analysis, evaluation, dan creating, dan
(3) pembelajaran yang dikembangkan guru adalah pembelajaran
yang bermakna (Sutadji, 2012).
Sejalan dengan hal tersebut, kemampuan siswa dalam
bernalar merupakan salah satu hakikat dasar dalam mengembangkan
pengetahuan di sekolah, namun tidak sedikit siswa yang mengalami
kesulitan dalam hal tersebut. Siswa cenderung menghafal sehingga
jika diberikan suatu masalah yang berbeda, mereka kesulitan dalam
menyelesaikannya. Kesulitan ini apabila tidak ditangani akan
mengakibatkan lemahnya hasil belajar siswa dan mempengaruhi
tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Hasil observasi di MAN Mojosari pada hari Rabu, 26 April
2017 didapatkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksa-
naan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam pembelajaran yang
belum direvisi oleh Permendikbud nomer 24 tahun 2016. Hal ini
ditunjukkan dengan KD 3.8 “Menerapkan prinsip klasifikasi untuk
menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan
morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya
3

dalam kelangsungan kehidupan di bumi” dan KD 4.8 “Menyajikan


data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek
kehidupan dalam bentuk laporan tertulis”. Terdapat indikator yang
hanya menuntut siswa untuk memahami belum menuntut siswa
untuk berpikir tingkat tinggi sebagai berikut menjelaskan ciri-ciri
tumbuhan berdasarkan gambar, serta peranannya bagi kehidupan.
Sementara itu, di lingkungan sekolah terdapat beberapa tumbuhan
paku seperti Equisetum, Asplenium nidus, Drymoglossum
piloselloides L, dan Adiantum yang dapat diamati oleh siswa secara
langsung, sehingga siswa dapat mendiskripsikan dan mengidenti-
fikasi tumbuhan paku berdasarkan observasi.
Selain itu pada metode pembelajaran Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) hanya mencantumkan kooperatif belum melihat-
kan salah satu macam metode kooperatif yang digunakan, sehingga
sintaks pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak ada. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah mencakup tahap 5M yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan
mengkomunikasikan, namun berdasarkan observasi pada hari Senin,
1 Mei 2017 pembelajaran yang dilaksanakan belum nampak adanya
tahap 5M yang sesuai. Misalnya pada metode pembelajaran yang
digunakan dalam RPP tersebut menggunakan metode ceramah
sehingga tahap 5M tersebut tidak terlaksana dengan baik karena
metode ceramah belum menuntut siswa untuk berfikir tingkat tinggi
sehingga siswa hanya mendengarkan dan sulit untuk memahami
materi pembelajaran.
4

Hasil wawancara pada hari Jum’at, 26 Mei 2017 dengan Ibu


Pramu Prihatini, S.Pd, M.M. selaku guru Biologi di MAN Mojosari
didapatkan bahwa siswa kurang antusias terhadap pembelajaran
Biologi. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa siswa melamun dan
berbicara dengan teman sebangku saat pembelajaran berlangsung.
Guru sudah melakukan usaha untuk mengatasi masalah tersebut
dengan cara menegur siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran di
kelas. Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa MAN Mojosari
yang sudah menempuh materi Plantae didapatkan bahwa siswa
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran karena bahan ajar
yang digunakan berupa buku paket dan kesulitan siswa dalam
mempelajari materi Plantae adalah memahami Pteridophyta.
Masalah ini menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa dalam
pembelajaran Biologi kurang memuaskan meskipun sebagian besar
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 78.
Berdasarkan hasil ulangan harian kelas X MIPA 1 tahun ajaran
2016/2017 pada materi Plantae didapatkan sebanyak 21 dari 38
siswa yang mendapatkan nilai di atas 78. Artinya 55,2% siswa yang
dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat
dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif. Proses pembelajaran ini dapat dipersiapkan dalam suatu
perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang berbasis inkuiri terbimbing dengan bahan
ajar berupa Handout dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Model
5

inkuiri memiliki karakteristik yaitu menekankan aktivitas siswa


untuk mencari dan menemukan sumber masalah, mencari dan
menemukan jawaban sendiri, dan mengembangkan kemampuan
intelektual mereka. Menurut Suparno (2007), guru mengarahkan dan
memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan
pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri.
Menurut hasil penelitian oleh Sari (2015), pengembangan
perangkat pembelajaran Inquiry Learning merupakan inovasi strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan jawaban
dari sebuah permasalahan secara mandiri sehingga siswa aktif belajar
dan berfikir kritis. Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan
agar menghasilkan bahan ajar yang dapat membantu guru dalam
dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga dapat mening-
katkan hasil belajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran.
Penelitian tentang inkuiri terbimbing juga pernah dilakukan oleh
Ratnasari (2014), yang menyatakan bahwa modul berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif dan afektif siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diperlukan
upaya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengembangkan peragkat
pembelajaran. Maka dari itu, dilakukan suatu penelitian dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Terbimbing Materi Pteridophyta untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X MAN Mojosari”.
6

B. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan latar belakang masalah maka tujuan dalam
penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan perangkat
pembelajaran berupa RPP, Handout , LKS, dan instrumen penilaian
berbasis inkuiri terbimbing pada materi Pteridophyta untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MAN Mojosari.

C. Spesifikasi Perangkat Pembelajaran yang Diharapkan


Spesifikasi produk yang diharapkan dari penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran sebagai berikut.
1. RPP
Komponen RPP terdiri atas identitas sekolah, identitas mata
pelajaran, kelas atau semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan
pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompe-
tensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembela-
jaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan instrumen
penilaian. Langkah-langkah pembelajaran Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis Inkuiri Terbimbing meliputi mengeksp-
lorasi suatu kejadian, memfokuskan pada sebuah pertanyaan, meren-
canakan investigasi, melakukan investigasi, menganalisis data dan
membuktikan, membangun pengetahuan baru, dan mengkomunika-
sikan pengetahuan baru.
7

2. Bahan Ajar
1. Handout
Handout berisi materi pokok Pteridophyta disertai gambar
untuk setiap kelas dan ciri morfologinya.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS disusun dengan langkah-langkah inkuiri terbimbing
yang meliputi mengeksplorasi suatu kejadian, memfokuskan
pada sebuah pertanyaan, merencanakan investigasi,
melakukan investigasi, menganalisis data dan membuktikan,
membangun pengetahuan baru, dan mengkomunikasikan
pengetahuan baru.

D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan


Manfaat yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan
perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa
a. Dapat membantu dalam memahami mata pelajaran Biologi
khususnya materi Pteridophyta.
b. Dapat mengetahui kearifan lokal sehingga sangat membantu
siswa untuk mengetahui berbagai macam tumbuhan paku.
2. Bagi guru
Produk pengembangan berupa perangkat pembelajaran ini
dapat digunakan untuk membantu mengemas dan menyajikan
permasalahan serta mempermudah guru untuk menyampaikan materi
Biologi khususnya tumbuhan paku.
8

3. Bagi peneliti
a. Peneliti memperoleh pengalaman dan pelajaran dalam
melakukan penelitian.
b. Meningkatkan keterampilan peneliti dengan mengembangkan
perangkat pembelajaran ini.

E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan


Asumsi dan Keterbatasan pengembangan perangkat
pembelajaran sebagai berikut.
1. Siswa dianggap memiliki tanggung jawab dan jujur dalam
mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS, pretest dan post test
materi Pteridophyta.
2. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah RPP, LKS,
Handout dan intrumen penilaian berbasis inkuiri terbimbing.
3. Materi Pteridophyta yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan sesuai dengan Kompetensi Dasar 3.8 dan 4.8
yang terdapat dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
4. Pengembangan perangkat pembelajaran ini di implementasikan
dalam proses pembelajaran siswa kelas X MAN Mojosari.

F. Definisi Operasional
1. Perangkat pembelajaran adalah serangkaian alat atau
perlengkapan untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini berupa RPP dengan
alokasi waktu 3 x 45 menit, Handout, LKS, dan instrumen
9

penilaian pada materi Pteridophyta kelas X di MAN Mojosari


yang penyusunannya terdapat tahap-tahap pembelajaran model
inkuiri terbimbing.
2. Perangkat pembelajaran yang valid adalah perangkat
pembelajaran yang memenuhi kriteria kevalidan melalui uji
validasi isi. Perangkat pembelajaran yang praktis merupakan
perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran melalui uji coba terbatas. Perangkat pembelajaran
yang efektif merupakan perangkat pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa melalui uji coba pretes dan post
test.
3. Inkuiri ter\bimbing adalah langkah pembelajaran yang menuntun
proses menemukan sendiri pengetahuan yang harus dimiliki
siswa dalam kegiatan belajarnya melalui petunjuk seperlunya
dari seorang guru. Secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran inkuiri mempunyai langkah yaitu
mengeksplorasi suatu kejadian, memfokuskan pada sebuah
pertanyaan, merencanakan investigasi, melakukan investigasi,
menganalisis data dan membuktikan, membangun pengetahuan
baru, dan mengkomunikasikan pengetahuan baru.
4. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah melewati suatu proses
pembelajaran. Pada pengembangan perangkat pembelajaran ini,
mengukur ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Pada ranah
10

kognitif yang dapat diukur dari perbandingan hasil tes awal dan
tes akhir siswa pada materi Pteridophyta.
5. Pteridophyta adalah divisi dari kingdom Plantae tumbuhan paku
sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan
dengan adanya akar, batang, daun, serta bereproduksi seksual
dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh karena memiliki pembuluh angkut.

Anda mungkin juga menyukai