J. KD 3.10 & KD 3.11 Tentang Sistem Koordinasi Dan Zat Psikotropika 1. Sistem Koordinasi
J. KD 3.10 & KD 3.11 Tentang Sistem Koordinasi Dan Zat Psikotropika 1. Sistem Koordinasi
1. Sistem Koordinasi
a. Sistem Saraf
Secara umum sistem saraf berperan dalam (1) orientasi terhadap lingkungan
luar, yaitu menerima rangsang, menterjemahkan, dan mengadakan respon, (2)
regulasi yaitu mengatur lingkungan internal tubuh dan kesesuaian kerja seluruh
sistem organ, dan (3) sebagai tempat penyimpan informasi. Dengan kata lain,
sistem saraf merupakan suatu sistem dari bentuk reaksi tubuh dalam beradaptasi
dengan lingkungan dan pengaturan kegiatan seluruh organ tubuh. Sistem saraf
terdiri atas tiga unsur dasar, yaitu: (1) sel saraf (neuron), (2) sel intertisial, yang
meliputi neuroglia, sel neurilema dan sel satelit, dan (3) jaringan pengikat.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
(perifer). Sistem saraf pusat terdiri atas otak (ensefalon) dan sum-sum tulang
belakang (medula spinalis). Berdasarkan lokasi atau topografinya, sistem saraf
perifer dibagi menjadi saraf kranial (yang timbul dari otak) dan saraf spinal (yang
timbul dari sum-sum tulang belakang). Berdasarkan kerjanya sistem saraf perifer
dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik
bersifat volunter ( bekerja di bawah kesadaran), terdiri dari neuron-neuron sensoris
yang menyampaikan impuls dari kulit dan reseptor-reseptor perasa khusus dalam
kepala, dinding tubuh dananggota badan ke sistem saraf pusat, dan neuron-neuron
motoris yang menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke otot ragka.
Sedangkan saraf otonom bersifat involunter (bekerja di luar kesadaran), terdir dari
neuron-neuron jensoris yang menyampaikan impuls dari organ-organ visera
(pencernaan) ke sistem saraf pusat, dan saraf-saraf motoris yang menyampaikan
impuls dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar.
Sistem saraf pusat tubuh kita terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
Dua bagian tubuh inilah yang menjadi sentral pusat koordinasi tubuh kita. Pada
manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh suatu tulang. Tulang
yang melindungi otak adalah tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ penting ini juga dilindungi
oleh suatu lapisan pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat yang disebut
meninges. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, meliputi lapisan dalam disebut
piameter; lapisan tengah disebut arachnoid; dan lapisan dalam disebut
durameter.
a) Otak
F. SISTEM HORMON
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar
eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya. Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada
rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar
yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya.
Sebagai contoh, hormon insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula
darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi
saraf simpatik, dan lain-lain.
c. Indra Pendengar
Suara musik dan penyanyi yang merdu, suara pesawat yang bising, hingga
suara jangkrik yang menghiasi malam dapat kita dengarkan karena ada organ
tertentu pada tubuh yang berperan. Organ yang berperan yakni telinga. Gelombang
suara yang merambat melalui udara dan masuk ke telinga membuat suara tersebut
terdengar. Di dalam telinga, gelombang suara akan diubah menjadi getaran yang
selanjutnya diterima oleh fonoreseptor. Berikut akan disampaikan struktur, fungsi
dan mekanisme penghantaran impuls pada telinga. Secara struktural, telinga
manusia terbagi menjadi tiga bagian, meliputi telinga bagian luar, telinga bagian
tengah, dan telinga bagian dalam. Lihat Gambar 9.36. Telinga bagian luar terdiri
atas daun telinga, liang telinga, dan gendang telinga (membran timpani).
Gambar: Telinga dan bagian-bagiannya (kiri) dan struktur telinga bagian dalam
(kanan)
Koklea terbagi menjadi dua ruangan, yakni bagian atas terdapat saluran
vestibulum dan bagian bawah terdapat saluran koklea. Diantara kedua saluran ini
dipisahkan oleh saluran berukuran kecil yang dinamakan saluran timpani. Saluran
vestibulum berhubungan dengan jendela oval, sementara saluran timpani terkait
dengan jendela bundar yang menghubungkan telinga tengah. Di dalam saluran
vestibulum dan saluran timpani terisi oleh cairan yang dinamakan perilimfa, dan
saluran koklea terisi dengan cairan endolimfa. Selain berisi cairan, selaput dasar
saluran koklea (membran basiler) terdapat organ Corti yang mengandung sel-sel
rambut. Adanya organ Corti menjadikan getaran dapat direspons oleh saraf auditori
dan selanjutnya dikirim menuju sistem saraf pusat (otak) dalam bentuk impuls
saraf.
Selain sebagai organ pendengaran telinga juga berfungsi sebagai organ
keseimbangan. Bagian tertentu dalam telinga turut menjaga mekanisme
keseimbangan dalam tubuh tersebut. Bagian telinga yang berfungsi sebagai
kesetimbangan terletak di atas koklea yakni tiga saluran setengah lingkaran
(saluran semisirkuler) dan serambi (vestibulum). Seperti yang telah dijelaskan
sedikit di depan, kedua bagian ini berisi cairan limfa. Pada bagian dasar saluran
semisirkuler terdapat bagian membesar yang disebut ampula. Di dalam ampula
tersusun banyak sel rambut kecil bersilia. Sel rambut berfungsi sebagai reseptor dan
dinamakan krista. Krista terbenam dalam suatu zat seperti gelatin yang disebut
kupula. Apabila kepala kita melakukan gerakan menggeleng, cairan perilimfa akan
bergoyang dan menstimulasi sel-sel rambut untuk mengirimkan impuls saraf ke
otak. Bagian inilah yang berperan dalam
kesetimbangan gerakan.
Sementara itu, vestibulum berperan saat terjadi kesetimbangan gravitasi.
Vestibulum tersusun atas dua bagian berbentuk kantung dan berlapis sel-sel rambut
dan silia. Dua bagian ini meliputi sakula dan utrikula, yang di dalamnya berisi
cairan endolimfa. Pada bagian dinding sakula dan utrikula terdapat bagian yang
tersusun dari zat kapur. Bagian yang dimaksud disebut otolit. Adanya perubahan
gravitasi saat kepala menunduk atau menggeleng (tubuh bergerak), dapat
menyebabkan otolit bergerak. Perubahan posisi otolit tersebut mengakibatkan silia
melengkung, sehingga menstimulasi impuls saraf untuk dikirim menuju
otak. Informasi dari otak menjadikan posisi kepala dapat di ketahui. Untuk lebih
jelas perhatikan gambar berikut.