Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu negara agraris dimana mayoritas
penduduknya menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan. Menurut
Sastraatmadja (1985), konsekuensi bagi negara yang tergolong agraris, sektor
pertanian merupakan bidang kehidupan yang paling vital. Begitupun dengan
Indonesia, sebagai negara agraris yang sedang membangun, maka wajar bila
sektor pertanian selalu diposisikan pada prioritas utama.
Sektor pertanian terbagi menjadi lima subsektor, yaitu subsector tanaman
pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsector peternakan, subsektor
kehutanan dan subsektor perikanan. Salah satu subsektor pertanian yang berperan
pada peningkatan sektor pertanian yaitusubsektor tanaman pangan dan
hortikultura. Hortikultura merupakan bagian dari subsektor tanaman pangan
karena tanaman hortikultura juga berfungsisebagai penghasil bahan pangan.
Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran,
buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Fungsi tanaman hortikultura
selain sebagai penghasil bahan pangan tetapi juga memiliki fungsi yang lain.
Secara sederhana fungsi lain tersebut dapat dibagi menjadi 4, yaitu sebagai fungsi
penyedia pangan, fungsi ekonomi, fungsi kesehatan dan fungsi sosial budaya
(Bahar, 2008). Salah satu produk tanaman hortikultura yang dikembangkan di
Indonesia yang memenuhi keempat fungsidi atas dan diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan petani, yaitu tanaman tomat yang menghasilkan
sayuran buah tomat.
Cahaya matahari merupakan sumber energy uatama bagi seluruh makhluk
hidup.Misalnya pada tumbuhan berklorofil seperti tanaman tomat ini. Cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, kekurangan cahaya saat

1
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi,
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat. Cahaya juga bersifat sebagai
penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan. Hal ini terjadi karena dapat
memicu difusi hormone auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya matahari.
Karena cahaya matahari atau sinar matahari sangat penting dan
memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
maka penulis memilih judul “Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Tomat”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sengaja memilih judul
“Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat”
dengan rumusan masalah :
1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat?
2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tomat?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memberikan informasi tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
tanaman
2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman tomat yang mendapatkan
intensitas cahaya yang berbeda
3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian lanjutan dengan
pembahasan pokok pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tomat

2
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti maupun para
pembaca, untuk memberikan informasi dalam pemberian intensitas cahaya pada
tanaman tomat agar mendapatkan pencahayaan yang baik sehingga menjadikan
tanaman tersebut tumbuh dengan maksimal.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori
a. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan bioligis yang terjadi pada
seluruh makhluk hidup berupa pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan
massa yang bersifat irreversible. Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif dalam satuan ukuran panjang dan berat.Sifat irreversible berarti
perubahan yang sudah terjadi tidak dapat kembali lagi. Contohnya dalah
pohon yang sudah tumbuh besar dan tinggi tidak akan kembai lagi menjadi
kecambah yang kecil. (Irnaningtyas, 2015, halaman 6)
Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menuju ke struktur
dan fungsi tertentu atau bisa dikatakan proses menuju kedewasaan.
Perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif/ukuran, tetapi dapat
dinyatakan secara kualitatif. (Saeful Karim.2008.halaman 5)
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan organisme berbeda-beda
dan sangat ditentukan oleh faktor-faktor pendukng, baik dari dalam tubuh
(nternal) maupun dari luar tubuh (eksternal). Pertumbuhan dan
perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor internal misalnya gen dan
hormone. Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat
diturunkan pada keturunannya. Selain itu, gen juga berfungsi untuk
mengontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnya sintesis
protein.Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh
tumbuhan, dikendalikan oleh gen secara langsung. Dengan kata lain gen
dapat mengatur pola pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan. Sementara
hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat
pada satu bagian tumbuhan, sedangkan respon pertumbuhan terhadap
hormon terjaadi di bagian tumbuha lainnya, misalnya akar, batang atau
daun. Hormone pada tumbuhn (fitohormon) yang telah dikenal anatara lain
auksin, sitokinin, giberelin, asan traumalin (hormon luka), dan kalin.
(Pratiwi D.A dkk, 2007, halaman 10-12)

4
Faktor eksternal dari lingkungan luar tubuh juga sangat
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Faktor tersebut antara lain nutrisi, air, derajat keasaman (PH), kadar garam,
oksigen, cahaya, suhu, kelembapan, gravitasi sentuhan, organism parasit,
atau herbifora.
Salah satu dari faktor-faktor eksternal tersebut adalah
cahaya.Tumbuhan membutuhkan cahaya selain berpengaruh langsung
terhadap proses fotosintesis. Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak
selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat
pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin yang
merupakan hormon pertumbuhan.Pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dapat diamati dengan membandingkan satu jenis tumbuhan
yang tumbuh di daerah terang (cukup cahaya) dan dengan tumbuhan sejenis
yang tumbuh di tempat yang kurang cahaya atau tempat gelap. Tumbuhan-
tumbuhan tersebut akan memiliki laju pertumbuhan dan bentuk tubuh yang
berbeda. Pada tumbuhan yang berada di tempat gelap akan lebih cepat
tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang. Hal ini disebut
dengan etiolasi. Tumbuhan akan tumbuh membelok kearah cahaya matahari
karena hormone pertumbuhan (auksin) sebagian akan rusak jika terkena
cahaya matahari. Pertumbuhan bagian batang yang terkena cahaya matahari
akan lambat dan tidak seimbang dengan pertumbuhan yang cepat pada
bagian batang yang tidak terkena cahaya matahari, sehingga batang tersebut
tumbuh membelok.
Cahaya diperlukan dalam proses fotosintesis sehingga cahaya
berpengaruh terhadap tersedianya makanan. Tumbuhan yang tumbuh di
tempat gelap tidak dapat berfotosintesis dan mengakibatkan terganggunya
pembentukan klorofil sehingga daun terlihat berwarna pucat.Begitu pula
jika tumbuhan terkena cahay matahari dengan intensitas yang tinggi,
klorofil akan rusak dan daunnya akan menguning.
Tumbuhan juga mempunyai respon terhadap lamanya penyinaran
yang disebut dengan fotoperiodisme.Respon dapat berupa masa dormasi,
kemampuan berbunga, pertumbuhan dan perkembangan akar, serta kegiatan

5
reproduksi tumbuhan.Hal tersebut berkaitan dengan aktivitas hormon
fitokrom dalam tumbuhan.Fitokrom adalah protein dengan kromatofora
yang mirip fikosianin. Fitikrom mempunyai dua struktur yang reversible
yaitu yang dapat mengabsorbsi cahaya merah (660 nm) disingkat Pr dan
yang dapat mengabsorbsi cahaya merah jauh, far red (730 nm) disingkat Pfr.
Berdasarkan pengaruh perubahan panjang penyinaran terhadap kemampuan
menghasilkan bunga, tumbuhan dibedakan menjadi : Tumbuhan berhari
pendek (short day plant), tumbuhan berhari panjang (long day plant), dan
tumbuhan berhari netral (neutral day plant). (Pratiwi D.A dkk, 2007,
halaman 11)
b. Tanaman Tomat
Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh
setinggi 1 sampai 3 meter. Tanaman ini dapat hidup baik dataran tinggi
maupun dataran rendah, tergantung pada jenis varietas tanamannya. Akan
tetapi kualitas tanah, banyaknya sinar matahari dan curah hujan ikut
mempengaruhi pertumbuhan tomat. Berikut ini morfologi tanaman tomat :
 Morfologi Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus
kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi
dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh
dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous.
 Morfologi Batang
Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat,
berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan
diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat
berwarna hijau, pada ruas – ruas batang mengalami penebalan, dan pada
ruas bagian bawah tumbuh akar – akar pendek. Selain itu, batang tanaman
tomat dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan
bercabang banyak yang menyebar secara merata.
 Morfologi Daun
Daun tanaman tomat berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan
mambentuk celah – celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun

6
berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 – 7.
Ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai
sekitar 3 – 6 cm. diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2
daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh
berselang seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.
 Morfologi Bunga
Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan
berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan
berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain
pada bunga tomat adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga
tomat. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6
buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat merupakan bunga sempurna,
karena benang sari atau tepung sari dan kepala benang sari atau kepala putik
terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari
dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning
cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.
 Morfologi Buah
Buah tomat memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Ada buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur
(oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat juga sangat bervariasi, yang
berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar
memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarna
hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah.
Buah tomat yang masih muda memiliki rasa getir dan aromanya
tidak enak, sebab masih mengandung zat lycopersicin yang berbentuk
lender. Aroma yang tidak sedap tersebut akan hilang dengan sendirinya
pada saat buah memasuki fase pematangan hingga matang. Rasanya juga
akan berubah menjadi manis agak masam yang menjadi ciri khas kelezatan
buah tomat.
Dalam proses pematangan buah terjadi perubahan warna dari hijau
muda sedikit demi sedikit berubah menjadi kuning. Pada saat matang
optimal, warna buah berubah menjadi cerah.

7
Buah tomat banyak mengandung biji lunak berwarna putih kekuning
– kuningan yang tersusun secara berkelompok dan dibatasi oleh daging
buah. Biji tomat saling melekat karena adanya lender pada ruang – ruang
tempat biji tersusun.
Daging buah tomat lunak agak keras, berwarna merah apabila sudah
matang dan mengandung banyak air. Buah tomat juga memiliki kulit yang
sangat tipis dan dapat dikelupas bila sudah matang. Namun, buah tomat
tidak harus dikelupas kulitnya terlebih dahulu apabila hendaki dimakan.
Klasifikasi tanaman tomat :
Kindom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Sprematophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum Lycoperscium L

2. Kajian Penelitian yang Relevan


Menurut Hanna Siti Nurhasanah dalam penelitian yang berjudul
“Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat”, hasilnya adalah
tanaman tomat yang diletakkan di tempat yang gelap ternyata lebih cepat
tumbuh, nakan tetapi kondisi tanamannya berwarna pucat dan terlihat kurus.
Sebaliknya, tanaman tomat yang diletakkan di tempat yang cukup cahaya
tumbuh lebih lambat.Akan tetapi kondisinya lebih baik dan berwarna cerah.
Meskipus hormone auksin terurai apabila terkena cahaya matahari yang
selanjutnya akan menghambat pertumbuhan tanaman, tetai sinar matahari
berperan penting dalam proses fotosintesis untuk mencukupi nutrisi tanaman.

3. Kerangka Berpikir

8
Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir

9 biji tomat direndam Polybag A -Mengetahui


di dalam air selama 15 ditempatkan ditempat perbedaan morfologi
menit. Lalu masukkan gelap . Polybag B (tinggi) tanaman
ke 3 polybag masing – ditaruh ditempat tidak tomat
masing beri 3 bji. cahaya langsung. -Membuktikan dan
Media yang dipakai Polybag C ditaruh mengetahui
adalah tanah. ditempat terkena pengaruh cahaya
cahaya langsung. terhadap tanaman

Evaluasi Awal Kondisi Efek Evaluasi Akhir

4. Hipotesis
Dari penelitian ini, hipotesisnya adalah ada pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman tomat. Pertumbuhan cepat bila ditaruh di tempat gelap
namun struktur batang dan daun kualitas rendah. Pertumbuhan batang membelok
bila ditaruh tak terkena cahaya langsung. Tanaman akan tumbuh agak lambat bila
ditanam terkena sinar matahari langsung.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Variabel dan Devinisi Operasional Variable


a. Variabel Bebas : Cahaya
DOV : Polybag A : tanpa cahaya
Polybag B : cahaya tidak langsung
Polybag C : cahaya langsung
b. Variabel Terikat : Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat
DOV : Pertumbuhan :Mengukur tinggi batang dari ujung hingga
permukaan media tanam.
Perkembangan: Mengkur jumlah daun yang muncul dalam setiap
tanaman.
c. Variabel Terkontrol : Media taman, jenis air, kadar air, jumlah biji per
polybag
DOV : Media tanam : Tanah dan pupuk organic dengan perbandingan 1:2
Jenis air : Menggunakan air sumur saat menyiram tanaman
Kadar air : disiram dengan 30 cc air tiap pagi dan sore
Jumlah biji : 3 biji per polybag

2. Rencana Penelitian
Polybag A : Ditanam 3 buah biji tomat dengan media tanam berupa tanah yang
dicampur pupuk organik kemudian diletakkan di ruangan yang
gelap / tanpa cahaya
Polybag B : Ditanam 3 buah biji tomat dengan media tanam berupa tanah yang
dicampur pupuk organik kemudian diletakkan di ruangan yang
mendapat cahaya matahari secara tak langsung
Polybag C : Ditanam 3 buah biji tomat dengan media tanam berupa tanah yang
dicampur pupuk organic kemudian diletakkan di ruangan yang
mendapat cahaya matahari secara langsung

10
3. Populasi dan Sampel
Populasi : Tanaman tomat
Sampel : 3 polybag x 3 biji tomat = 9 biji tomat

4. Alat dan Bahan


1. Biji tomat 9 buah 6. Sekop kecil
2. Polybag 3 buah 7. Alat tulis
3. Tanah 8. Kamera Hp
4. Pupuk organik 9. Penggaris
5. Air 10. Kardus

5. Cara Kerja
Tahap persiapan :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Keringkan biji tomat yang buahnya matang
3. Rendam biji tomat tersebut dalam air selama 12 jam
4. Campurkan pupuk organic dengan tanah, dengan perbandingan 1:2
5. Stelah biji tomat direndam, lakukan penyeleksian dengan cara memasukkan
biji tomat dalam air, lalu ambil biji tomat yang tenggelam untuk ditanam
Tahap penanaman :
1. Masukkan tanah yang telah dicampur pupuk kedalam setiap polybag A, B,
dan C
2. Letakkan biji tomat ke dalam polybag yang telah diisi campuran tanah
dengan pupuk. Setiap polybag diisi oleh 3 biji tomat
3. Letakkan polybag A di luar ruangan kemudian ditutup dengan kardus agar
tidak mendapat cahaya. Kardus harus sudah dilubangisupaya tetap
mendapat cahaya.
Letakkan polybag B di dalam ruangan yang tersinari cahaya matahari
secara tidak langsung.
Letakkan polybag C di luar ruangan yang tersinari cahaya matahari secara
langsung.
4. Amati perubahan tinggi pada setiap polybag

11
5. Lakukan pengamatan selama 30 hari dan ambil gambar setiap polybag
dalam selang waktu 6 hari
6. Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel
7. Tabel 1.1 untuk pertumbuhan dan 1.2 untuk perkembangan
8. Analisis hasil pengamatan yang telah dilakukan
9. Buatlah kesimpulan

6. Teknik Analisis Data


1. Merata-rata panjang batang tiap biji, setiap 6 hari sekali
2. Merata-rata panjang batang tiap pot, setiap 6 hari sekali
3. Merata-rata jumlah daun yang muncul tiap biji, setiap 6 hari sekali
4. Merata-rata jumlah daun yang muncul tiap pot, setiap 6 hari sekali
5. Mendeskripsikan analisis data

7. Jadwal Penelitian
1. Pembuatan proposal : 26 – 30 Juli 2016
2. Persiapan penelitian : 15 Agustus – 16 Agustus 2016
3. Pelaksanaan penelitian : 17 Agustus –14 September 2016
4. Menganalisis hasil penelitian : 25 September 2016
5. Pelaporan : 12 November 2016

12
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

1. Data
Tabel 1.1 Pertumbuhan
Polybag A Polybag B Polybag C
Hari
B1 B2 B3 R B1 B2 B3 R B1 B2 B3 R
6 0,5 1 1 0,83 1 0,5 0,5 0,6 0,5 0,5 1 0,6
12 9 6,5 6 7,2 3,5 3,2 2 2,9 4 3 2 3
18 9,5 8,5 7 8,3 6 5,5 5 5,5 5,8 4,2 2,7 4,2
24 10 9,2 7,4 8,86 6,8 6,4 6 6,4 7 5 3 5
30 10,7 10,5 8,4 9,86 7,2 7 6,7 6,9 8,2 6,4 0 4,9

Tabel 1.2 Perkembangan


Polybag A Polybag B Polybag C
Hari
B1 B2 B3 R B1 B2 B3 R B1 B2 B3 R
6 1 0 0 0,3 0 0 0 0 2 0 0 0,6
12 2 1 1 1 1 2 0 2 4 2 3 4
18 3 1 1 1 2 2 2 2 9 2 3 4,6
24 5 2 2 1 2 2 2 2 9 2 3 4,6
30 6 2 2 2,3 3 2 2 2 9 2 4 5

1. Pembahasan
Pada pertumbuhan, terlihat bahwa tanaman tomat pada polybag A
rata-rata mengalami pertumbuhan paling cepat dibandingkan polybag B
dan C. Hal ini dikarenakan polybag A ditutup oleh kardus sehingga tidak
mendapat cahaya matahari. Berbeda dengan polybag B dan polybag C
yang terkena cahaya matahari secara langsung dan tidak langsung.

Sedangkan pada perkembangan, terlihat bahwa tanaman tomat


pada polybag C rata-rata mengalami perkembangan paling baik dibanding
polybag A dan B. Hal ini dikarenakan polybag C mendapatkan cahaya
matahari secara langsung. Berbeda dengan polybag A dan polybag B yang

13
hanya mendapat intensitas cahaya matahari rendah bahkan tidak
mendapatkan cahaya sama sekali.

Jika dikaitkan dengan teori yang sudah diulas pada bagian landasan
teori, cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena
umumnya cahaya menghambat pertumbuhan meninggi. Hal ini
dikarenakan cahaya dapat menguraikan hormon auksin yang merupakan
hormon pertumbuhan. Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan
dapat diamati dengan membandingkan tanaman tomat pada polybag A,
polybag B, dan polybag C yang tumbuh di tempat yang kurang cahaya
atau tempat gelapdan tumbuh di tempat terang (cukup cahaya). Tanaman
tomat tersebut memiliki laju pertumbuhan dan bentuk tubuh yang
berbeda. Pada tumbuhan yang berada di tempat gelap akan lebih cepat
tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang. Hal ini disebut
dengan etiolasi. Tumbuhan akan tumbuh membelok kearah cahaya
matahari karena hormon pertumbuhan (auksin) sebagian akan rusak jika
terkena cahaya matahari. Pertumbuhan bagian batang yang terkena cahaya
matahari akan lambat dan tidak seimbang dengan pertumbuhan yang cepat
pada bagian batang yang tidak terkena cahaya matahari, sehingga batang
tumbuh membelok.
Cahaya juga diperlukan dalam proses fotosintesis sehingga cahaya
berpengaruh terhadap tersedianya makanan dan mempengaruhi
perkembangan tanaman. Tanaman tomat yang tumbuh di tempat gelap
tidak dapat berfotosintesis dan mengakibatkan terganggunya pembentukan
klorofil sehingga daun terlihat berwarna pucat, batangnya kecil dan
rapuhseperti yang terjadi pada tanaman tomat pada polybag A. Tanaman
tomat pada polybag A lama kelamaan layu dan mati karena tidak dapat
berfotosintesis dan tidak mendapatkan asupan energi yang cukup untuk
melakukan perkembangan. Sebaliknya, tanaman tomat pada polybag C
berkembang dengan baik meskipun pertumbuhan meningginya sangat
lamban. Daunnya berwarna hijau segar, batangnya kuat dan tidak rapuh,
serta tumbuh dengan baik.

14
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pengamatan terhadap penelitian tanaman tomat, dapat disimpulkan
bahwa intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tomat. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tomat yang baik adalah apabila mendapatkan cahaya matahari secara langsung
tetapi tidak terus menerus. Dalam artian, hanya durasi beberapa jam saja
tanaman tomat mendapatkan cahaya matahari secara langsung agar
pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan, bagi masyarakat yang
ingin membudidayakan tomat dari biji, sebaiknya memperhatikan terlebih
dahulu hal-hal berikut : mengolah lahan dan memberi pupuk yang cukup
memperhatikan intensitas cahaya yang baik, yaitu cahaya matahari langsung.
Tetapi intensitas cahaya tidak boleh terlalu tinggi karena akan berpengaruh
terhadap daun
melakukan penyiraman secara teratur memperhatikan jarak antar tanaman
merawat dengan telaten. Dengan memperhatikan hal tersebut, diharapkan
pertumbuhan tanaman tomat bisa maksimal dengan waktu yang singkat, serta
mendapatkan hasil panen yang memuaskan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :
Irnaningtyas.2015. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta :Penerbit Erlangga
Karim, Saiful.2008.Biologi.Jakarta : Penerbit Erlangga
Pratiwi D.A dkk. 2006. Buku Penuntun Biologi SMA. Jakarta : Penerbit Erlangga
Pratiwi D.A dkk. 2007. Buku Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

Sumber internet :
Makalah Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat.
http://hannasiti.blogspot.co.id/2012/11/hypertext-markup-language.html?m=1
Morfologi tanaman tomat
http://gubukktani.blogspot.co.id/2014/10/morfologi-tanaman-tomat.html
Tomat
https://id.wikipedia.org/wiki/Tomat

16

Anda mungkin juga menyukai