Republik Indonesia
2015
SMK / MAK
Kelas XI Semester 3
Penulis :
Editor Materi :
Editor Bahasa :
Ilustrasi Sampul :
Desain & Ilustrasi Buku :
Hak Cipta @2015, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
(TM-SDG)
JUDUL BUKU TEKS BAHAN AJAR
1.1. Deskripsi
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetens siswa dari sisi
pengetahuan, ketrampilan serta sikap secara utuh. Tuntutan proses pencapaiannya
melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai satu
kesatuan yang saling mendukung dalam mencapai kompetensi tersebut. Buku teks
bahan ajar ini berjudul “Teknik Pemesinan Frais 1” berisi empat bagian utama yaitu:
pendahuluan, pembelajaran, evaluasi, dan penutup yang materinya membahas
sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk SMK Program Keahlian Teknik Mesin
pada Paket Keahlian Teknik Pemesinan yang pada kelas XI semester 3. Materi
dalam buku teks bahan ajar ini meliputi: Identifikasi mesin frais, Alat potong pada
mesin frais, Parameter pemotongan, dan Teknik pemesinan bubut
Buku Teks Bahan Ajar ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
oleh siswa untuk mencapai sejumlah kompetensi yang diharapkan dalam dituangkan
dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.sesuai deng pendekatan scientific
approach yang dipergunakan dalam kurikulum 2013, siswa diminta untuk
memberanikan dalam mecari dan menggali kompetensi yang ada dala kehidupan
dan sumber yang terbentang disekitar kita, dan dalam pembelajarannya peran Guru
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dalam
mempelajari buku ini. Guna diusahakan untuk memperkaya dengan mengkreasi mata
pembelajaran dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan yang bersumber
relevan yang bersumber dari alam sekitar kita.
Penyusunan Buku Teks Bahan Ajar ini dibawah kordinasi Direktorat
Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, yang akan dipergunakan
dalam tahap awal penerepan kurikulum 2013. Buku Teks Bahan Ajar ini merupakan
dokumen sumber belajar yang senantiasa dapat diperbaiki, diperbaharui dan
dimutahirkan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Maka dari itu, kritik
dan saran serta masukan dari berbagai pihak diharapkan dapat meningkatkan dan
menyempurnakan kualitas isi maupun mutu buku ini.
Persyaratan
Prasyarat untuk dapat mempelajari materi ini, siswa sebelumnya harus
mengausai materi diantaranya:
1. Keselamatann Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
2. Teknik gambar mesin
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
(KELAS XI)
Pilhan Jawaban
No. Daftar Pertanyaan
Sudah Belum
2.1. Deskripsi
Buku teks bahan ajar ini berjudul “Teknik Pemesinan Frais 1” berisi empat
bagian utama yaitu: pendahuluan, pembelajaran, evaluasi, dan penutup yang
materinya membahas sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk SMK Program
Keahlian Teknik Mesin pada Paket Keahlian Teknik Pemesinan yang pada kelas XI
semester 3. Materi dalam buku teks bahan ajar ini meliputi: Mesin frais standar; Alat
potong pada mesin frais; Parameter pemotongan; dan Teknik pemesinan frais.
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas, bertanyalah/
berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang sedang membimbing
anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut melalui: benda
konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
Mengasosiasi:
Selanjutnya katagorikan/ kelompokkan masing-masing bagian dan perlengkapan
mesin bubut standar. Apabila anda sudah melakukan pengelompokan, selanjutnya
jelaskan bagaimana cara menggunakannya.
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda terkait mesin frais standar, dan
selanjutnya buat laporannya.
1. Kolom/badan mesin
Badan mesin ini adalah berdiri tegak dan kokoh karena ia dipakai sebagai
patokan dan merupakan dudukan dan rumah dari roda gigi. Selain dari itu juga akan jadi
dudukan dari sumbu utama, bahkan untuk jadi dudukan motor dan puli-pulinya itulah
ditempatkan.
Bagian depan yang dikerjakan secara masinal, adalah bebentuk ekor burung
tegak yaitu untuk gerak turun naiknya knee yang membawa sadel dan meja. Pada
2. Lengan/Arm
Seperti dikatakan di atas bahwa lengan itu letaknya di bagian paling atas dari
badan mesin dan bawahnya mempunyai bentuk ekor burung yang pas kepada alur ekor
burung pada badan mesin, lengan ini dapat dikunci dan dilepas untuk kebutuhan
tertentu. Pada lengan ini dapat dipasang dukungan arbor (suport arbor) yang
mempunyai alur ekor burung pas kepada lengan tadi dan ia dapat dikunci pada posisi
tertentu, sehingga cocok untuk kebutuhan pekerjaan tertentu.
Pada beberapa jenis mesin, pendukung arbor ini jumlahnya ada yang satu ada
yang dua buah untuk lebih kokohnya dukungan terhadap arbor.
5. Lutut/Knee
Lutut ini adalah mempunyai dua alur ekor burung yang saling tegak lurus, yaitu
satu alur dipaskan kepada kolom dan satunya lagi dipaskan kepada sadel itu tadi.
Lutut ini berbentuk rongga, dan dalam rongga itulah dipasang roda-roda gigi
untuk gerakan otomatis, mundur maju, naik turun dan kiri kanan. Gerakan dari lutut ini
hanya dua arah yaitu turun dan naik saja, lutut ini juga dapat dikuncikan kepada kolom,
agar kukuh pada waktu pengefraisan.
Knee/lutut
Gambar 2.12. Knee/lutut
1. Arbor
Arbor digunakan sebagai dudukan alat potong/pisau (mantel, side and face, slitting
saw dll) yang dipasang pada spindel utama pada posisi mendatar (horisontal).
Gambar 2.14
3. Collet Chuck
Collet chuck digunakan sebagai pengikat alat potong/pisau (End mill, Slot drill dll),
yang dipasang pada spindel utama atau tegak. Jadi posisinya dapat dipasang dalam
posisi mendatar (horisontal) atau tegak vertikal. Gambar 2.16.
4. Ragum/Catok (Ve )
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar
posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi
3 jenis yaitu :
(1) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana.
Ragum ini dapat dipasang sejajar atau membuat sudut 90° terhadap spindle.
7. Kepala lepas
Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang ikerjakan dengan dividing
head. Sehingga waktu disayat enda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.
2.2.3. Rangkuman
Mesin frais adalah salah satu mesin perkakas dapat digunakan untuk
mengerjakan/suatu bentuk benda kerja dengan mempergunakan pisau frais
sebagai alat potongya. Dan secara garis besar mesin frais terdiri dari, mesin
frais vertical, mesin frais mendatar dan mesin frais universal.
Arah gerakan meja mesin frais dapat dilakukan kearah memanjang,
melintang dan naik/turun. Dengan berbagai kemungkinan gerakan tadi, mesin
frais dapat digunakan untuk, membentuk bidang-bidang diantaranya:1) Bidang-
bidang rata datar, 2) bidang-bidang rata miring menyudut, 3) bidang-bidang siku,
4) bidang-bidang sejajar, 5) alur lurus atau melingkar, dan 6) segi-segi beraturan
atau tidak beraturan. Selain itu dengan bantuan meja putar atau kepala pembagi
mesin frais dapat juga digunakan untuk membuat diantaranya: 1) Roda gigi
lurus, 2) Roda gigi helik, 3) Roda gigi paying, 4) Roda gigi cacing, 5)
Nok/eksentrik, dan 6) Ulir scolor (ulir pada bidang datar)
Ukuran suatu mesin frais ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
1) Panjang langkah meja mesin frais arah memanjang, 2) jarak spindel sampai
2.2.4. Latihan
1. Secara garis besar mesin frais ada tiga. Sebutkan!.
2. Jelaskan fungsi mesin frais minimal enam buah.
3. Sebutkan bagian-bagian utama mesin frais minimal enam buah.
4. Sebutkan perlengkapan mesin frais minimal enam buah
5. Ukuran mesin frais ditentukan oleh beberapa factor, sebutkan!.
Jenis pisau frais mantel, ada beberapa type yang fungsinya berbeda-beda,
diantaranya dapat dilihat pada table 2.1 berikut:
(a) (b)
Gambar 2.27. Pisau frais sudut (Single angle cutter dan double angle cutter)
(a) (b)
Gambar 2.38 Pisau frais sisi dan muka
2.3.3. Rangkuman
Banyak macam-macam nama bentuk pisau frais yang diperuntukan
sesuai dengan profil atau bentuk yang akan di frais. Maka dari itu pada saat
memilih pisau frais harus cermat baik nama maupun bentuknya, sehingga hasil
pengefraisan dapat maksimal.
Macam-macam pisau frais diantaranya: 1) Pisau frais mantel (Plane
milling cutter), 2) Pisau frais sudut (Angle milling cutter), 3) Pisau frais ekor burung
(Dove tail milling cutter,) 4) Pisau sisi dan muka (Side and face cutter), 5) Pisau
frais alur melingkar (Woodruff keyseat cutter), 6)Pisau Frais sisi gigi silang
(Staggered tooth side and face cutter), 7) Pisau frais radius (bentuk) (Form cutter)
8) Pisau frais alur T (T Slot cutter), 9) Pisau Frais Jari (Endmill cutter), 10) pisau
frais roda gigi (Gear cutter), 11) Pisau frais muka (Face mill cutter), 12) Pisau frais
sisi dan muka (Shell endmil cutter), 13) Pisau frais bentuk (Form Cutter)14)Pisau
frais gergaji (Slitting saw).
2.3.4. Latihan
1. Sebutkan macam-macam pisau frais minimal enam buah.
2. Jelaskan kgunaan pisau frais jari, mantel, dan shell endmill.
3. Pisau frais sisi gigi silang, sangat cocok untuk membuat alur. Jelaskan pada
posisi mana pisau tersebut didunakan, dan jelaskan kenapa?.
2 Besi tuang 14 – 21
3 Baja >70 10 – 14
4 Baja 50-70 14 – 21
5 Baja 34-50 20 – 30
8 Plastik 40 - 60
Rpm
1000 Cs
n Rpm
.d
Keterangan :
n = Putaran Spindle (rpm )
Cc = Kecepatan potong ( m/menit )
D = Diameter cutter ( mm )
π = Konstanta ( 3,14 )
Contoh:
Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong alat potong 80 mm
dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.
Tabel 2.5. Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit
Contoh:
Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran.
Berapa kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
Jawab:
F = 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.
Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.
Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari
waktu pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:
jarak tempuh meja kerja mm
Waktu pemesinan (tm) .
rata rata pemakanan mm/menit
L
tm
S'
Teknik Pemesinan Frais 1 45 | P a g e
L = ℓ+ℓa+ℓu
S = s.t.n
Dimana :
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit
Contoh :
1) Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata
sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.
Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.
Jawab :
S’ = s .t .n
= 0,2 . 4 . 400
= 320 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 30 + 30 = 310 mm
L mm 310
tm 0,96 menit
s' mm / menit 320
Dimana:
ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = ℓ + 0,3 d (la)
d = mata bor/lubang (mm)
n = putaran mata bor (Rpm)
s = pemakanan (mm/put)
Contoh: Diketahui,
ℓ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm) ?
Jawab :
2.4.3. Rangkuman
a. Menghitung putaran mesin Frais
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:
L
tm
S'
S ' s.t.n
L = ℓ + ℓa + ℓu
Dimana :
t = jumlah mata sayat alat potong
S = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit
Dimana:
ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = ℓ + 0,3 d (la)
d = mata bor (mm)
n = putaran mata bor (rpm)
s = pemakanan (mm/put)
2.4.4. Latihan
1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran
mesin frais (n)
2. Diketahui: Baja lunak 60, akan difrais dengan Cs = 25 m/menit. Hitung:
Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin
disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.
Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas, bertanyalah/
berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang sedang
membimbing anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut melalui:
benda konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
Mengasosiasi:
Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya jelaskan
bagaimana cara menerapkan pada proses pengefraisan.
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter
pemotongan pada mesin frais, dan selanjutnya buat laporannya
3. Pemotongan Netral
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila
lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter
cutter.
(a) (b)
e). Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar 2.50a)
posisi pengikatan yang benar dan (Gambar 2.50b) posisi pengikatan yang salah
apabila yang digunakan pisau mantel helik kiri.
(a) (b)
f). Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh
dari pisau dan ikat dengan kuat (Gambar 2.51).
(a) (b)
Gambar 2.52. Pengecekan kesejajaran ragum
i). Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal parallel pad di
bawahnya(Gambar 2.53a).Untuk mendapatkan pemasangan benda kerja agar
dapat duduk pada parallel dengan baik sebelum ragum dikencangkan dengan
kuat pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak (Gambar
2.53b).
(a) (b)
Gambar 2.53. Pemasangan benda kerja pada ragum
k). Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau melihat table
kecepatan potong mesin frais.
l). Selanjutnya lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila
pisau yang digunakan arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 2.55).
Pemakanannya dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.
m). Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak pada handel mesin pemutaran
roda handel arahnya tidak boleh berlawanan arah dari setting awal karena akan
menimbulkan kesalahan setting yang akan mengakibatkan hasil tidak
presisi.(Gambar 2.56) menunjukkan pengunaan nonius ketelitian pada handel mesin
frais.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperbesar lubang dengan pisau frais
hampir sama dengan proses mereamer, yaitu sebagai berikut :
1. Pasang benda kerja pada ragum dan benda kerja dijepit ditengah mulut ragum.
2. Pasang senter bor laksanakan penyetelan
3. Laksanakan pembuatan lubang awal dengan senter bor.
4. Setelah dibuat lubang awal, langkah selanjutnya adalah ganti alat dengan mata bor
(Ukuran disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki). Kemudian laksanakan
pengeboran.
3) Laksanakan pembuatan lubang awal dengan senter bor. Ingat kecepatan putaran
mesin serta feeding sudah ditentukan sebelumnya.
4) Setelah dibuat lubang awal, langkah selanjutnya adalah ganti alat dengan mata bor
(Ukuran disesuaikan dengan besar lubang yang dikehendaki). Kemudian laksanakan
pengeboran.
Perhatian :
- Putaran mesin dirubah sesuai dengan diameter mata bor.
- Jika proses dilakukan secara otomatis, tentukan feeding terlebih dahulu.
- Sewaktu mata bor akan tembus, kurangi feeding hingga setengahnya.
5) Setelah pengeboran selesai ganti mata bor dengan reamer (Ukuran disesuaikan
dengan besar lubang yang dikehendaki ) serta rubah putaran mesin menjadi 1
3 dari
putaran pengeboran tadi dan selanjutnya laksanakan pereameran hingga selesai.
1. Sistem Pembagian
Kepala pembagi merupakan satu dari alat bantu yang penting dalam proses
frais. Alat ini digunakan untuk membagi lingkaran atau keliling benda kerja menjadi
bagian yang sama, seperti pada pembuatan roda gigi, segi empat, segienam,
segidelapan dan lainnya.
Alat ini dapat pula digunakan untuk memutar benda kerja dengan
perbandingan relatif terhadap meja seperti pada pembuatan helik dan pereameran.
Kepala pembagi terdiri dari roda gigi cacing dengan jumlah gigi 40 yang di
pasang pada spindel kepala pembagi. Hal ini berarti bahwa perbandingan putaran
kepala pembagi dan benda kerja berbanding 40.
Gambar 2.74. Kepala pembagi dengan penggerak roda cacing dan ulir cacing
Keterangan :
1. mur dan baut pengunci
2. pen penyetel
3. roda gigi cacing yang berlubang
4. engkol pemutar
5. pengunci poros pembagi
6. celah pada bodi (untuk menjepit poros)
N = putaran engkol
Z = jumlah pembagian yang diperlukan
40 = angka perbandingan transmisi
Gambar 2.75. Kepala pembagi dengan roda gigi cacing yang dilengkapi
dengan piring pembagi
Pada poros pembagi a dipasang roda cacing (roda ulir) b. Pada roda
cacing ini bekerja sebuah cacing (ulir) c, yang dapat diputar dengan bantuan
engkol f. Pena penusuk dari engkol itu dapat disetel ke dalam. Dengan
demikian berbagai lingkaran lubang dari piringan pembagi d dapat dipakai
Piringan pembagi yang dapat ditukar-tukar dan diputar terhadap poros cacing
dapat dipasangkan pada rangka kepala pembagi dengan bantuan e. Untuk
mempermudah supaya setiap kali tidak perlu melakukan perhitungan berapa
bagian dan harus berhenti di mana, maka dipasang sebuah gunting dengan
kaki-kaki h yang dapat disetel. Bagian depan dari poros pembagi dilengkapi
dengan ulir sekerup untuk pemasangan piring pembagi bila diperlukan.
Sehubungan dengan kemungkinan adanya kelonggaran antara cacing
dan roda cacing engkol harus selalu diputar ke arah yang sama sehingga
engkol tidak diperbolehkan diputar kembali saat pembagian. Bila engkol diputar
terlalu jauh maka ia harus diputarkan kembali sebesar lebih kurang ½ putaran
sebelum dapat dilakukan lagi menurut arah yang benar.
Keterangan:
a = besarnya sudut putaran engkol
Z = jumlah pembagian
c).Piring Pembagi
Piring pembagi mempunyai lubang-lubang yang dilengkapi dengan gunting
pembatas.lubang-lubang. Pada piring pembagi tersebut terdapat lingkaran-lingkaran
yang mempunyai jumlah lubang tertentu
2. Pembagian Langsung
Yang dimaksud dengan pembagian langsung adalah, cara mengerjakan
benda kerja dibagi menjadi berbidang-bidang dengan cara pembagian langsung, yang
dilakukan dengan memutar spindel kepala pembagi yang mengacu pada alur-
alur/lubang-lubang pelat pembagi.
Kepala pembagi langsung, pada umumnya dilengkapi beberapa pelat/piring
pembagi yang beralur V atau berlubang-lubang yang dapat diganti dan dipasang
langsung pada spindel.Dibawah diperlihatkan kepala pembagi langsung dengan alur
V (Gambar 4.38).
Pelat/piring pembagi dengan alur V pada umumnya memilki jumlah alur yang
genap, diantaranya ada yang beralur 24 dan 60.
Contoh:
Sebuah benda kerja bulat akan dibuat menjadi 8 (delapan) bidang segi beraturan,
dengan kepala pembagi langsung yang pelat pembaginya mempunyai alur 24. Hitung
agar supaya mendapatkan pembagian yang sama.
Jawab:
Jadi untuk mengerjakan setiap bidang, maka spindel kepala pembagi (benda
kerja) diputar sebanyak 3 alur, dan pengunci indeks dimasukkan pada alur keempat
bila dihitung dari tempat semula.Atau sebaiknya, pengunci indeks ditempatkan pada
angka yang sesuai dengan pembagian yang dikehendaki.
3. Pembagian Sederhana
Melakukan pembagian dengan kepala pembagi langsung, jumlah pembagian
dan sudut putarnya sangat terbatas. Untuk jumlah pembagian dan sudut putar
banyak, digunakan kepala pembagi universal (Gambar 2.83).
Apabila diketahui perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan ulir cacing
(rationya) = 40 : 1 atau i = 40 : 1, berarti 40 putaran ulir cacing atau putaran engkol
pembagi, membuat satu putaran roda gigi cacing atau benda kerja. Untuk T
pembagian yang sama dari benda kerja, setiap satu bagian memerlukan:
Dimana:
nc = putaran indeks
i= angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
Perlu diingat bahwa, apabila pembagian yang dikehendaki lebih dari 40, ulir
cacing diputar kurang dari satu putaran, dan bila pembagian kurang dari 40, ulir
cacing diputar lebih dari satu putaran.
Jawab:
Jadi, engkol kepala pembagi diputar dua putaran penuh, ditambah 8 lubang pen
indeks pada piring pembagi yang jumlahnya 16, untuk setiap bagian alur benda kerja.
4. Pembagian sudut
Pembagian sudut ialah pembagian benda kerja yang ditentukan oleh sudut
dari pusat lingkaran sampai sudut yang dikehendaki.
Untuk kepala pembagi dengan ί = 40 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan
360
memutar benda kerja 1/40 putaran, atau : Nc 9
40
Bila kepala pembagi dengan ί = 60 : 1, maka setiap putaran ulir cacing akan memutar
benda kerja 1/60 putaran, atau :
360
Nc 6
60
sudut yang diminta x ratio
Jadi Nc
1 putaran benda kerja dalam derajat
α .i
Nc ί = angka pemindahan
360
sudut yang diminta
Contoh :
76 | P a g e Teknik Pemesinan Frais 1
1) Untuk membuat sudut 36˚ dengan ί = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi diputar :
α . i 36 x 40
Nc 4 putaran
360 360
18.
a. Untuk membuat sudut 61˚ 201 dengan ί = 40 : 1, maka engkol kepala pembagi
diputar :
α . i 61 201
Nc
360 90
(61 x 60 ) 201 3680 1
1
5401 5401
184
6 22 27 putaran
27
Jadi engkol kepala pembagi diputar 6 putaran penuh ditambah 22 lubang
(bagian) pada lingkaran lubang 27.
5. Pembagian differensial
Cara pembagian differensial ini dilakukan bila pembagian dengan cara yang
sudah dibicarakan diatas tidak dapat dilakukan, sehingga ditempuh dengan cara
pembagian differensial. Pada cara ini, pelat index tidak dimatikan pada waktu
memutar engkol kepala pembagi. Jadi pelat index bergerak berputar melalui roda gigi
payung atau roda gigi helix ke pelat index. Tetapi hal ini tidak dapat dilaksanakan
pada pengefraisan kepala pembagi posisi vertikal dan pengefraisan helic.
Putaran piring pembagi ditentukan oleh hasil perhitungan (T1-T). Bila T1>T
atau T1-T adalah positif (+), maka putaran piring pembagi akan berputar searah
dengan putaran engkol kepala pembagi (ke kanan).
Bila T1<T atau T1-T adalah negatif (-), maka putaran piring pembagi akan
berlawanan arah dengan engkol kepala pembagi (ke kiri).
Catatan :
Alasan piring pembagi harus ikut berputar :
Bila engkol kepala pembagi diputar makin jauh, maka pembagian yang dibuat akan
makin sedikit sebaliknya bila engkol kepala pembagi diputar makin dekat, maka
pembagian yang dibuat makin banyak. Jadi dengan ikut berputarnya piring pembagi,
maka akan menambah atau mengurangi sudut putar engkol kepala pembagi, yang
berarti juga akan menambah atau mengurangi pembagian.
Contoh :
a. Akan dibuat roda gigi dengan jumlah gigi (T) = 49
Kepala pembagi : ί = 40 : 1
ίk = 40 : 1
Penyelesaian :
Karena roda gigi yang akan dibuat (T) = 49, maka diambil T1 = 48 maka :
i 40 5 15
Nc 1
T 48 6 18
Jadi Nc = 15 lubang (bagian) pada piring pembagi lobang 18
1
48 ( x 48) 48 1 49 gigi.
48
Tinggi kepala
Tinggi kaki
Rumus ukuran roda gigi sistim diameteral pitch (DP) ukuran dalam inchi.
Z
a. Besar Diameteral Picth : DP
Dt
b. Banyak gigi : Z = Dt x DP
Z
c. Diameter tusuk : Dt
DP
Z 2
d. Diameter luar : Dl
DP
Z 2,5
e. Diameter dalam : Dd
DP
2,25
f. Tinggi gigi : H
DP
1
g. Tinggi kepala : ha
DP
1,25
h. Tinggi kaki : hd
DP
Untuk gigi 12-13 14-16 17-20 21-25 26-34 35-54 55-134 134-rack
4. Perawatan Cutter
Perawatan ini dimaksudkan adalah cara untuk memperpanjang umur cutter:
Cara-cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Memasang cutter pada arbor dengan cara yang benar, cukup kuat dan
menggunakan pasak.
b. Pengaturan putaran dan pemakanan (feeding) sesuai dengan ketentuan, dan
untuk hal ini dapat digunakan tabel berikut :
Cutting speed … m/menit
Material
Carbon steel cutter H.S.S cutter
Cast Iron 18 – 20 25 – 40
Mild steel 10 – 12 20 – 30
Bronze 40 – 50 30 – 80
c. Pendinginan yang cukup, cocok dengan bahan. Untuk besi tuang tidak
menggunakan cairan pendingin.
d. Pembersihan cutter yang sempurna
e. Penyimpanan cutter dengan baik, diberi minyak pelumas dan sisi potong jangan
sampai bertabrakan / bersentuhan.
7. Beberapa cara menyetel agar cutter benar-benar tepat diatas garis senter.
a. Menggunakan siku-siku dan inside caliper.
Catatan :
Matikan mesin (putaran cutter), bila akan menarik kembali benda kerja (meja).
Hal ini dilaksanakan agar cutter tidak merusak permukaan gigi yang baru saja
dipotong.
Pemotongan gigi untuk mendapatkan kedalaman/ tinggi gigi dapat dilakukan 2 –
3 kali pemotongan (tergantung kedalaman gigi).
Dimana:
nc = putaran indeks
i = angka pemindahan (ratio)
T = pembagian benda kerja
Dalam melakukan pemotongan pada mesin frais, gunakan alat potong
sesuai dengan bentuk yang ingin dicapai.Sedangkan untuk mencapai efisiensi
dan hasil yang maksima, diperlukan langkah-langkah sistematis yang perlu
dipertimbangkan sebelum mengoperasikan mesin frais.
Roda gigi berfungsi sebagai alat penghubung putaran, pembalik arah
putaran dan juga sebagai alat untuk memperkecil atau memperbesar putaran.
Pengefraisan roda gigi dilakukan dengan :
Sistim Modul
Sistim Diameteral Pitch
Modul adalah perbandingan antara diameter tusuk dengan jumlah gigi ; atau
Dt
M mm
Z
2.5.4. Latihan
1. Teori
Jelaskan pengertian dari pemotongan searah, berlawanan arah dan
netral.
Sebuah benda kerja akan dibuat alur berjumlah 16 bagian yang sama,
Hitung nc , apabila i = 40 : 1
3.2. Peralatan
1). Mesin frais dan perlengkapanya 5). Kikir halus 10”
2). Senter bor BS 3 6). Contersing
3). Shell endmill 40 mm 7). Mistar sorong
4). Bor diamter 9,5 mm 8). Remer 10
3.3. Bahan
Baja lunak MS 22x22x85 mm
Catatan:
Diperbolehkan menggunakan langkah kerja yang lain, dengan catatan sesuai prosedur.
4.2. Implikasi
Apabila siswa mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar “Teknik
Pemesinan Frais 1” nilainya kurang 80%, siswa harus mendalami kembali materi
bahan ajar ini.
Indikator hasil pembelajaran siswa adalah dapat mengembangkan belajar secara
optimal. Selanjutnya siswa mampu melakukan pekerjaan dengan mesin frais sesuai dengan
standar operasi prosedur.
LAMPIRAN 1.
Kecepatan Pemakanan
Diameter Mata Bor (mm)
(mm/putaran)
0,02÷ 0,05 <3
0,05 ÷ 0,1 3÷6
0,1 ÷ 0,2 6 ÷ 12
0,2 ÷ 0,4 12 ÷ 25