4 2018
ABSTRAK
Pemberian obat merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan oleh perawat dengan
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara
pemberian, benar dokumentasi dan benar informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pemberian obat oleh perawat berdasarkan prinsip 7 benar di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional
study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Mei sampai 21 Mei 2018. Teknik pengambilan sampel yaitu
simple random sampling dengan jumlah sampel 67 responden. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi
pemberian obat oleh perawat menggunakan format cheklist yang terdiri dari tujuh item. Metode analisis
data menggunakan uji statistik univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pemberian obat
oleh perawat berdasarkan benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian dan
benar dokumentasi berada pada kategori baik (100%) serta gambaran pemberian obat oleh perawat
berdasarkan benar informasi didapatkan hasil berada pada kategori baik (92,5%) sehingga dapat
disimpulkan bahwa gambaran pemberian obat oleh perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh berada pada katagori baik (92,5%). Direkomendasikan kepada perawat
untuk dapat meningkatkan penerapan prinsip tujuh benar khususnya pada prinsip benar informasi sehingga
pasien akan lebih mengerti tentang intervensi yang diberikan serta lebih puas dengan pelayanan rumah
sakit.
ABSTRACT
Drug administration is one of common procedures which done by nurse in hospital. The procedure is
should done by using the “7 rights” principle such as the right patient, the right medication, the right
dosage, the right time, the right route, the right documentation, and the right information. The aim of this
study is to know illustration of drug administration by nurse based on the “7 rights” principle in Meuraxa
Public Hospital, Banda Aceh. The type of study is descriptive quantitative with cross sectional study
design. The study was conducted in 14th May until 21st May 2018. Sample of this study is 67 respondents
by means of sampling technique simple random sampling. The study was conducted by observating drug
administration which was done by nurses through checklist format sheet consist of seven items. Data is
analized by using univariate statistically test. The result shows that drug administration which is done by
nurse based on the “7 rights” principle was in good category (100 %) and the drug administration based on
the right of information was in good category (92,5 %). It is concluded that drug administration by nurse in
hospitalization room of Meuraxa Public Hospital Banda Aceh is in good category (92,5%). It is
recommended for nurse to improve the “7 rights” principle practice, especially in the right information
principle which can lead patient to understanding the purpose of intervention and increasing patient
satisfication to the hospital services.
49
JIM FKEP Volume III No. 4 2018
50
JIM FKEP Volume III No. 4 2018
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Tabel 4 . Distribusi Frekuensi Gambaran
Pemberian Obat Berdasarkan Benar Obat
dilakukan terhadap 67 responden, didapatkan
Oleh Perawat di Ruang Rawat Inap
hasil sebagai berikut: RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.
Tabel 1. Data demografi perawat di ruang No Kategori F %
rawat inap RSUD Meuraxa kota Banda Aceh 1 Baik 67 100
No Data Demografi F % 2 Kurang baik 0 0
1. Usia (Depkes, 2009) Total 67 100
Remaja Akhir (17-25) 3 4,5
Dewasa Awal (26-35) 60 89,6
Dewasa Akhir (36-45)
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Gambaran
4 6,0 Pemberian Obat Berdasarkan Benar Dosis
2 Jenis kelamin : Oleh Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Laki- laki 21 31,3 Meuraxa Kota Banda Aceh
Perempuan 46 68.7 No Kategori F %
3 Pendidikan : 1 Baik 67 100
D-III kep 38 56,7 2 Kurang baik 0 0
D-IV kep 1 1,5
Ners Total 67 100
28 41,8
4. Lama bekerja (tahun) :
<5 25 39,7 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gambaran
5-10 8 12,7 Pemberian Obat Berdasarkan Benar Waktu
>10 27 42,9 Oleh Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Meuraxa Kota Banda Aceh
5. Status kepegawaian
a. PNS 8 11,9 N Kategori F %
b. Non PNS 59 88,1 o
1 Baik 67 100
2 Kurang baik 0 0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Gambaran Total 67 100
Pemberian Obat Oleh Perawat di Ruang
Rawat Inap RSUD Meuraxa Kota Banda Tabel 7. Distribusi Frekuensi Gambaran
Aceh Pemberian Obat Berdasarkan Benar Cara
NO Kategori F % Pemberian Oleh Perawat di Ruang Rawat
1 Baik 62 92,5 Inap RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.
2 Kurang baik 5 7,5 N Kategori F %
Total 67 100 o
1 Baik 67 100
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran 2 Kurang baik 0 0
Pemberian Obat Berdasarkan Benar Pasien Total 67 100
Oleh Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Meuraxa Kota Banda Aceh. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Gambaran
No Kategori F % Pemberian Obat Berdasarkan Benar
1 Baik 67 100 Dokumentasi Oleh Perawat di Ruang Rawat
2 Kurang baik 0 0 Inap RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.
Total 67 100 No Kategori F %
1 Baik 67 100
2 Kurang baik 0 0
Total 67 100
51
JIM FKEP Volume III No. 4 2018
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diberikan dikonsumsi, bagaimana cara
didapatkan sebelum diberikan obat kepada mengkonsumsinya, apa fungsi obat, dan efek
pasien perawat memeriksa kembali dosisnya yang ditimbulkan dari obat tersebut. Peran ini
dengan melakukan konfirmasi ulang antara kadang sering dilupakan perawat sehingga
dosis dengan resep yang dianjurkan dokter. beberapa pasien sering kebingungan untuk
Menurut penelitian yang dilakukan oleh mengkonsumsi obat tersebut. Misalkan obat
Armiat, Ernawati & Riwayati (2008) dimana diminum tiga kali sehari sedangkan arti dari
tepat dosis memiliki presentasi yang cukup konsumsi obat menunjukkan berapa jarak
tinggi yaitu 81,4% seperti perawat waktu/jam obat tersebut harus masuk
memeriksa label obat dan dosisnya (88,6%) kedalam tubuh pasien, sehingga tidak jarang
mencampurkan atau mengoplos obat sesuai terjadi ketidakberhasilan pengobatan
petunjuk label atau kemasan obat (90%). (Hidayat, 2011).
Penelitian ini juga diperkuat oleh Stephani, Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Dewanto & Widijato (2015) dimana hasil Kuntarti (2005), bahwa tingkat penerapan
penelitiannya semua perawat malakukan terbaik kedua adalah tepat waktu tindakan
untuk meyakinkan bahwa obat diberikan
identifikasi benar dosis pada saat sebelum
pada waktu yang tepat, perawat sebaiknya
obat diberikan yaitu dengan memeriksa memberikan obat dalam waktu 30 menit
kembali sejumlah obat yang tertera pada sebelum dan sesudah waktu yang terjadwal
label dan memeriksa kesesuain dosisnya jika interval pemberian obat lebih dari 2 jam
dicatatan pemberian obat. Namun penelitian perawat juga mempertimbangkan efek yang
yang dilakukan oleh Kane-Gill, Jacobi, dan terjadi setelah pemberian obat dengan waktu
Rothschild (2010) menunjukan bahwa dari 5 pemberian, yang tingkat penerapannya tinggi
sebesar 37,0% (30 orang) sedang 63,0% (51
kejadian kekeliruan pemberian obat paling
orang).
sering berupa salah dosis Pada saat Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti
pemberian obat benar dosis sangat terlihat perawat memberikan dosis pada
memerlukan ketelitian tinggi dalam waktu yang tepat dan mengkonfirmasi ketika
pelaksanaannya. Dalam penerapan pemberian dosis terakhir diberikan, terlaksanya hal
obat khususnya benar dosis diperlukan tersebut akan memberikan hasil yang
ketelitian oleh perawat sehingga hasil yang maksimal terhadap keberhasilan terapi
pengobatan pasien. Pemberian obat pada
didapat sesuai dengan yang diharapkan. waktu yang tepat juga memiliki peran
Obat yang diberikan bergantung pada waktu terhadap kesembuhan pasien sehingga obat
paruh, waktu paruh adalah waktu yang yang diberikan sesuai dengan efek terapetik
dibutuhkan oleh setengah dari jumlah awal yang diharapkan.
obat/ zat lain untuk dieliminasi dari tubuh, Sebelum pemberian obat perawat harus
obat dengan waktu paruh yang pendek lebih memastikan bahwa dokter yang meminta
sering diberikan dibandingkan dengan obat obat atau petugas layanan kesehatan sudah
waktu paruh yang panjang hal tersebut untuk menuliskan cara pemberian obat. Jika cara
mempertahankan efek teraupetik obat dalam pemberian obat tidak tidak dituliskan dengan
plasma (Kamienski, 2015). jelas, hubungi penulis resep dan klarifikasi
Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia permintaan untuk mencantumkan cara
yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur pemberian. Selain itu, baca label obat untuk
dan disiplin, kepatuhan staf perawat adalah memastikan bahwa cara pemberian tercantum
perilaku staf sebagai seorang yang pada kemasan obat ( Potter & Perry, 2005).
profesional terhadap suatu anjuran, prosedur Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh
atau peraturan yang harus dilakukan dan peneliti, perawat memeriksa atau membaca
ditaati. Kepatuhan staf dalam pelaksanaan 6 ulang kesesuaian jenis obat dengan rute
benar diartikan sebagai ketaatan untuk pemberian obat yang tertera pada resep
melaksanakan sesuai prosedur tetap (protap) sesuai anjuran dokter sebelum pemberian
yang telah disediakan (Virawan, 2012). obat.
Selain itu, peran perawat sebagai edukator Pengobatan tersebut dikatakan berhasil
memiliki pengaruh yang kuat terhadap
apabila obat yang diterima pasien terdapat
pemahaman pasien terkait kapan obat yang
kesesuaian antara jenis obat dan rute
54
JIM FKEP Volume III No. 4 2018
55
JIM FKEP Volume III No. 4 2018
56
JIM FKEP Volume III No. 4 2018
57