Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran.
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
Ada banyak jenis tumbuhan disekitar kita yang mengalami pertumbuhan dan
juga perkembangan tiap harinya, seperti manusia selalu mengalami pertumbuhan
maupun perkembangan, begitu juga dengan tumbuhan, pertumbuhan tersebut tidak bisa
diulangi seperti semula melainkan ia akan tetap tumbuh sampai akhir hayatnya.
Pertumbuhan tersebut tidak langsung tumbuh begitu saja, tetapi ia memerlukan waktu
untuk tumbuh.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat diartikan sebagai
proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah) yang sifatnya
tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula).
a. Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fisiologi Belanda pada
tahun 1928. Hormon auksin dihasilkan oleh tanaman pada daerah meristem, seperti
pucuk dan ujung akar. Auksin dapat pula dijumpai pada tunas, daun muda,
bunga,ataupun buah. Aktivitas hormon auksin akan terhambat jika adanya cahaya.
b. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh seseorangan ahli
penyakit tanaman dari Jepang yang bernama E. Kurosawa. Hormon ini diisolasi dari
jamur Gibberella fujikuroi yang merupakan parasit pada tanaman padi.
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik akar,
batang, daun, bunga, maupun buah. Peranan hormon giberelin bagi tanaman, antara
lain:
6). Merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long day plant)
7). Merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk sari
c. Sitokinin
Hormon sitokinin ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Folke Skoog pada
tahun 1954. Ada beberapa macam sitokinin yang telah diketahui, di antaranya
kinetin, zeatin (pada jagung), dan benzil amino purin (BAP). Sitokinin ditemukan
hampir pada semua jaringan meristem. Peranan sitokinin, antara lain:
1). Bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman
Senyawa ini ditemukan pada tahun 1963 oleh P.F. Wareing dan F.T. Addicott.
Asam absisat dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta diedarkan oleh
jaringan pengangkut. Biji dan buah juga mengandung ABA dalam jumlah yang
tinggi, tetapi tidak diketahui apakah ABA disintesis atau diedarkan ke biji dan buah.
Asam absisat disebut juga 'hormon stress' karena memiliki sifat menghambat
pertumbuhan. Fungsi ABA, antara lain:
e. Etilen
2. Faktor Eksternal
a. Nutrisi
1). Defisiensi nitrogen menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dan berwarna hijau
muda. Permukaan daun bagian bawah berwarna kuning atau cokelat muda dan
batang pendek serta kurus.
2). Defisiensi potasium (kalium) menyebabkan tumbuhan memiliki tunas yang kecil
dan ujung-ujung daun mudanya mati. Daun yang lebih tua memperlihatkan gejala
klorosis dengan ujung pinggirnya mengering, berwarna kecokelatan, serta banyak
bercak cokelat.
3). Defisiensi fosfor menyebabkan tumbuhan tumbuh jelek dengan daun berwarna
hijau kebiruan. Bagian bawah daun kadang berwarna seperti karat dengan bercak
ungu atau cokelat.
4). Defisiensi magnesium akan menunjukkan gejala klorosis. Hal itu terjadi karena
magnesium diperlukan untuk pembentukan klorofil.
5). Defisiensi besi menyebabkan daun muda mengalami klorosis parah, tetapi tulang
daun utamanya tetap hijau seperti biasa. Kadang-kadang muncul bercak cokelat.
Sebagian atau keseluruhan daun mungkin mati
6). Defisiensi seng menyebabkan terjadinya gejala klorosis antar pertulangan daun
yang akhirnya menyebabkan nekrosis (jaringannya berwarna gelap) dan
menghasilkan pigmentasi ungu. Jumlah daun sedikit dan bentuknya mengecil, ruas
batang pendek, tunas berbentuk roset, produksi buah rendah, dan daun gugur dengan
cepat.
b. Cahaya
Cahaya untuk tumbuhan berfotosintesis. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis tidak
akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi bagi tumbuhan untuk
melangsungkan pertumbuhannya.
Cahaya juga berhubungan dengan kerja hormon auksin. Pada kondisi tidak ada
cahaya, kerja auksin menjadi sangat optimal sehingga memacu pembelahan dan
pemanjangan sel. Akibatnya, tumbuhan tumbuh sangat cepat, tetapi berdaun pucat
(kuning) karena tidak dapat memebentuk klorofil (mengalami klorosis).
c. Suhu
d. Kelembapan
e. Aerasi
Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan aerasinya baik.
Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi
akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel-sel akar dan juga berguna untuk
membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi tidak baik, respirasi akar
akan terganggu sehingga mengganggu pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
Alat :
• Penggaris
Bahan :
• Gelas plastik
• Kapas
• Air
• Kacang hijau
Pertama-tama siapkan media pakai gelas plastik lalu masukkan kapas kedalam gelas
plastik yang sudah dibasahi dengan air (tidak terlalu basah dan kering) lalu ratakan
kapas tersebut hampir menyerupai tanah. Kemudian, masukkan kacang hijau kedalam
gelas plastik yang telah di beri kapas. Setelah itu tunggu kacang hijaunya tumbuh.
1 2 3 4 5 6 7
2 B
1 2 3 4 5 6 7
0.5 2 3.9 9
Grafik
2.5 Analisa data
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Dokumentasi kegiatan