Disusun Oleh :
Tsalitsah Wirdatul Baidlo
196410077
Fakultas Ekonomi
Prodi Manajemen
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
Jalan Yos Sudarso Pabean Dringu Telp. (0335) 422715
Tahun 2019
A. Perkembangan Akuntansi di Indonesia.
Sejarah akuntansi dan akuntan, memperlihatkan perubahan yang terus menerus secara
konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem pencatatan bagi jasa-jasa
perbankan tertentu dan bagi rencana pengumpulan pajak. Kemudian muncul
pembukuan double entry untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan.
Saat ini akuntansi beroperasi dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan
internasional. Akuntansi menyediakan informasi bagi pasar modal besar, baik
domestik maupun internasional.
Menurut Choi dan Muller (1998; 1) ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang
akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh dan
berevolusi dari ”theorizing” menjadi “Conceptualizing”, yaitu (1) faktor lingkungan,
(2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi
akuntansi.
Pada era globalisasi ini, standar akuntansi di Indonesia yang berlaku mengacu
pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun
pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi
yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian
(harmonisasi). Di era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau
diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional. Namun
proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain nasionalisme dan budaya tiap-
tiap negara, perbedaan system pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan
kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat
mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah
prinsip akuntansi.
Namun akhir-akhir ini ada kecenderungan menolak akuntansi konvensional
disebabkan karena akuntansi konvensional dianggap tidak mampu memberikan
informasi kepada para pemakainya sehingga ada resistensi.
Di samping itu, semua profesi dihadapkan pada perubahan ekonomi sosial
yang sangat cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya profesi memiliki standar
akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya perubahan struktur industry dari
basis manufaktur ke basis information technology (IT) yang tentu memerlukan
standar-standar baru seperti dalam penilaian, pengukuran, dan pelaporan “intellectual
capital” emotional capital, spiritual capital, social capital.
Pesatnya teknologi informasi ini merupakan akses bagi banyak investor untuk
memasuki pasar modal di seluruh dunia, Kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi apabila
perusahaan-perusahaan masih memakai prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-
beda. Amerika memakai FASB dan US GAAP, Indonesia memakai PSAK-nya IAI,
uni eropa memakai IAS dan IASB. Hal tersebut melatarbelakangi perlunya adopsi
IFRS saat ini.
b) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada
IFRS.
c) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
Saat ini standar akuntansi keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi
secara penuh dengan IFRS yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting
Standards Board). Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan standar
akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi
internasional (IFRS) tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://sebuahringkasankecil.blogspot.com/2012/08/perkembangan-akuntansi-
di-indonesia.html
2. http://mulairuangcatatan.blogspot.com/2013/02/perkembangan-akuntansi-di-
era.html
3. http://riyaninita.blogspot.com/2014/09/perkembangan-akuntansi-di-
era.html?m=1